carisinyal web banner retina

Yuk Mengenal Lebih Jauh Seputar Chromebook dan Chrome OS!

Ditulis oleh Hilman Mulya Nugraha

Sistem operasi di perangkat desktop dan laptop yang paling populer adalah Windows dan MacOS. Kedua sistem operasi ini banyak dikenal orang. Keduanya juga banyak digunakan berbagai kalangan. 

Ada juga sistem operasi lain lainnya. Sistem operasi tersebut adalah sistem operasi terbuka, yang disebut sebagai Linux. Linux ini jadi basis banyak sistem operasi terbuka yang bisa dikembangkan siapapun. 

Karena bersifat terbuka, sistem operasi ini punya banyak varian atau jenis. Ada Ubuntu, Debian, dan lainnya. Bahkan, sistem operasi Android yang dikembangkan Google menguasai pasar mobile berbasis Linux. 

Berjaya di mobile, ternyata tidak membuat Google puas. Google pun mencoba masuk ke pasar desktop dengan menciptakan sebuat sistem yang disebut Chrome OS. Apa itu Chrome OS? Apa bedanya dengan browser Chrome? Di artikel inilah, kami bakal bahas soal sistem operasi yang sedang naik daun ini. 

Tentang Chrome OSĀ 

ASUS Chromebook C214

Chrome OS merupakan sistem operasi yang berbasisGentoo Linux. Sistem operas in tidak hadir kemarin sore. Namun, sudah hadir cukup lama, tepatnya, pada 7 Juli 2009. Saat itu, Google memperkenalkan Chrome OS sebagai sistem operasi yang fokus pada penggunaan aplikasi dan data yang disimpan secara cloud atau penyimpanan awan. 

Karena itu, sistem operasi ini mengandalkan browser  Chrome sebagai perangkat kerja utama. Tidak ada aplikasi-aplikasi bejibun lainnya layaknya penggunaan sistem operasi Windows. Semua kerja fokus pada browser Chrome. 

Saat itu, Chrome OS belum begitu populer. Hal ini dipengaruhi karena jaringan internet saat itu belum sekencang ketika dunia sudah memasuki jaringan 4G dan masuk ke 5G. Saat itu, kebanyakan orang masih terbiasa menyimpan data di storage seperti HDD, bukan di Cloud seperti Google Drive, OneDrive, dan yang lainnya. 

Chrome OS seperti open source Linux pada umumnya. Bisa digunkan secara gratis dan bisa diinstal di perangkat komputer apapun. Bahkan, komputerr Windows kamu juga sebenarnya bisa dipasangkan Chrome OS. 

Chrome OS yang dipasang secara manual oleh pengguna tidak akan terasa optimal. Untuk itu, Google menghadirkan perangkat yang disebut Chromebook, sebuah laptop dengan Chrome OS. Produk ini dirilis beberapa tahun setelah Chrome OS lahir. 

Awal Kehadiran ChromebookĀ 

dell-latitude-5300 chromebook

Saat Chromebook pertama kali digunakan,, Chromebook belum begitu populer. Terlebih karena belum banyak orang yang mau menyimpan data di awan. Hal ini mengacu karena .Chromebook saat itu lebih optimal digunakan jika terhubung ke internet.

Faktor lainnya, Chromebook punya storage berkapasitas kecil seperti 32 GB atau 64 GB saja. Padahal pada masa itu, laptop Windows sudah banyak yang memakai storage 250 GB atau 500 GB. 

Faktor lainnya yang membuat Chromebook kurang begitu populer adalah tampilannya yang hanya menghadirkan Google Chrome, sebuah browser yang sebenarnya bisa diakses juga di laptop Windows. 

Karena faktor-faktor tersebut, orang jadi memandang sebelah mata pada Chromebook. Banyak yang lebih memilih laptop yang bisa dipasang sistem operasi Windows. Atau kalau tidak, memilih MacBook, laptop khas Apple dengan sistem operasi MacOS. Jikapun ingin memilih OS berbasis Linux, orang akan memilih distro lain.Ā 

Meningkatnya Penggunaan ChromebookĀ 

ASUS Chromebook Flip C434Ā 

Beberapa tahun kemudian, situasi berubah, di berbagai wilayah dan negara, internet semakin kencang. Orang-orang pun mulai banyak yang memakai layanan cloud. Chromebook pun naik daun. 

Menurut Tom Vander Ark pada tulisannya yang tayang di Gettingsmart.com, tahun 2014 merupakannya tahun berjaya Chromebook. Berdasarkan laporan IDC yang mengambil data tahun 2014, penjualan Chromebook mencapai 715 ribu. Jumlah tersebut mengalahkan penjualan Apple iPads yang mencatatkan 702 ribu penjualan.Ā 

Tom Vander Ark menyebut ada 4 alasan kenapa Chromebook bisa begitu populer di 2014. Yang pertama adalah karena murah. Saat itu Chromebook bisa dibeli dengan harga $199 atau kisaran Rp2 jutaan. 

Alasan kedua adalah sistem manajemen yang mudah. Dengan konsol pengelolaan Chrome, admin dapat dengan mudah mengontrol pengguna, perangkat, dan aplikasi di Chromebook.

Alasan ketiga adalah hadirnya Google Apps for Education, email berbasis cloud gratis, penyimpanan, dokumen dan presentasi kolaboratif, semuanya dalam sistem berbasis cloud. Alasan keempat karena Chromebook memiliki fungsi instan dan daya tahan baterai yang baik dibandingkan laptop standar. 

Kepopuleran Chromebook semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data dari IDC menunjukan jika pada kuartal pertama 2020, pengguna Chrome OS ada di 5,3 persen. Sementara pengguna macOS di 5,8 persen dan Windows sebesar 87,5 persen.Ā 

marketshare ChromebookSumber: geekwire.com

Sementara pada kuartal kedua 2020, pengguna Windows menurun menjadi 81,7 persen, macOS naik jadi 7,6 persen. Dan yang mengejutkan, pengguna Chrome OS naik 2 kali lipat jadi 10 persen 

Kenaikan tersebut imbas dari meningkatnya penggunaan Chromebook, teutama di kalangan pendidikan. 

Negara seperti Jepang, Selandia Baru, Amerika, Finlandia, Norwergia, dan Australia sudah banyak yang pake Chromebook sebagai sarana buat pembelajaran. Apalagi di tengah pandemi, kebutuhan akan perangkat untuk menunjang belajar jarak jauh tuh ningkat tajam. 

Chrome OS dan Dukungan Aplikasi AndroidĀ 

Kenaikan penggunaan Chromebook juga dipengaruhi oleh semakin optimalnya penggunaan Chrome OS. Contohnya tuh semakin banyak layanan atau aplikasi di Chrome WebStore serta dukungan penggunaan layanan Google kayak Google Doc yang bisa dipake offline, 

Selain itu, Chrome OS juga sudah mendukung aplikasi Android berkat hadirnya Google PlayStore

Sebagian besar aplikasi yang dapat diunduh dan dijalankan di ponsel Android bisa digunain  di Chrome OS.Sayangnya, tidak semua aplikasi ini dioptimalkan untuk sistem operasi ini. Meskipun begitu, Chromebook punya kemampuan buat ngejalanin aplikasi Linux, jadinya dapat menjalankan plikasi sekelas desktop.

Sementara untuk akses berbagai layanan web, Chrome browser bisa sangat diandalkan. Buka Youtube, buka Google Doc, Google Meet dan lainnya. 

Hal yang perlu kamu ketahui,  Chrome OS yang dipasang di perangkat lain fsn yang dipasang di Chromebook tuh performanya berbeda. 

Google fokus membuat Chromebook agar optimal dalam menjalankan Chrome OS Terlebih karena Chrome OS itu dibuat untuk mengahdirkan  sistem operasi yang unggul dari sisi kecepatan sama keamanan. 

Contoh yang paling kentara tuh booting masuk Chrome OS nya jauh lebih cepat dibanding pake Windows. Kami sendiri sudah mencoba perangkat Chromebook dari ASUS, yaitu ASUS Chromebook C214. 

Baca Juga: Review ASUS Chromebook C214, Laptop Edukasi 2-in-1, Ringan dan Tahan Banting

Booting di Chromebook  hanya butuh beberapa detik saja, sudah seperti Windows yang dipasangkan SSD di sistemnya . Padahal unit Chromebook yang kami tes memakai storage tipe eMMC yang lebih lambat dari SSD. 

Chromebook dengan Chrome OS-nya punya kemampuan yang cepat meski punya  spesifikasi yang rendah. Misalnya, di ASUS Chromebook C214 yang punya RAM 4 GB dan dukungan Intel Celeron, tidak ada kendala dalam menjalankan banyak tab di browser Chrome. Sesuatu yang bakal sulit terjadi di laptop Windows dengan spesifikasi yang sama. 

Baca Juga: 7 Perbedaan Chromebook dengan Laptop Windows

Chrome OS juga punya sistem keamanan yang bagus berkat dukungan  software update otomatis, perlindungan maksimal terhadap virus, pencegahan kerusakan sistem, hingga sistem proteksi keamanan data.

Karena alasan-alasan itu juga kayaknya, kenapa Chromebook banyak digunakan di dunia pendidikan. Biaya yang lebih rendah namun punya kinerja yang cepat dan aman jadi alasan tersendiri kenapa berbagai negara maju pun memakai Chromebook untuk pendidikan. Terlebih karena adanya juga layanan Google for Education. 

Chromebook di IndonesiaĀ 

axioo chromebook

Ketika Chromebook dengan Chrome OS sudah populer di berbagai negara, perangkat ini justru masih kurang populer di Indonesia. Namun, pada sekitar Juli dan Agustus 2021 lalu, Chromebook mulai ramai dibicarakan. 

Keramaian Chromebook ini dipicu rencana dari Kemendikbud Ristek Indonesia yang menganggarkan dana kisaran triliunan rupiah untuk sarana komputasi sekolah yang terdiri dari Chromebook , aksesoris pendukung jaringan, pelatihan dan lainnya. 

Rencananya, proyek ini melibatkan beberapa produsen lokal kayak Advan, Axioo, Evercoss, SPC, Tata Sarana Mandiri (TSMID), dan Zyrex. Hal ini memicu banyak pro dan kontra. Keributan ini berpengaruh positif karena Chromebook semakin dikenal di Indonesia. 

Efek lainnya, para produsen laptop yang berjualan di Indonesia, turut serta meramaikan produk Chromebook di pasaran. Hal-hal ini yang menurut kami akan membuat Chromebook dengan Chrome OS ini bakal semakin banyak dikenal kedepannya, terkhusus di Indonesia.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram