5 Kelebihan dan Kekurangan Apple MacBook Air M3
Hadirkan performa "menyala", produk MacBook memang selalu diincar orang-orang yang suka beraktivitas berat. Di tahun 2024, Apple kembali meluncurkan seri laptop terbarunya untuk lini MacBook Air, menggunakan chipset Apple M3.
Perangkat tersebut merupakan lanjutan dari MacBook Air M2 yang meluncur pada tahun 2022, hadirkan sejumlah peningkatan seperti standar jaringan Wi-Fi yang lebih baik, performa yang meningkat, serta dukungan layar eksternal yang lebih banyak.
Keunggulan MacBook Air series terletak pada performanya yang tetap kencang meski tidak memiliki kipas internal. Walau kencang, perangkat ini nyaris tidak menimbulkan kebisingan sama sekali. Desainnya pun keren dan elegan serta ringan dan mudah dibawa ke mana-mana.
Layarnya pun mendukung kecerahan dan ketajaman yang tinggi. Siapa pun yang pakai MacBook Air M3 tentu akan merasakan pengalaman menonton yang impresif sekalipun perangkat belum memakai panel OLED. Untuk informasi secara sekilas bisa dilihat pada tabel di bawah.
Untuk bisa mendapatkan MacBook Air M3, calon pembeli memang harus menyediakan dana yang cukup banyak. Namun mengingat performa dan kualitas layar tinggi yang ditawarkan, banyak yang menganggap MacBook Air series adalah investasi yang sepadan. Ingin selami produk ini lebih lanjut? Simak pada kelebihan dan kekurangan MacBook Air M3 berikut ini.
Spesifikasi Apple MacBook Air M3
Kelebihan Apple MacBook Air M3
MacBook Air M3 adalah salah satu laptop yang hadirkan pengalaman terbaik di dunia. Baik untuk pengeditan grafis dan video, 3D modelling, pemrograman, maupun hiburan, MacBook Air M3 memungkinkan Anda untuk terus beraktivitas tanpa jeda kapan pun dan di mana pun. Ketahui berbagai kelebihannya berikut ini.
1. Performa Apple M3 yang Dahsyat, Salah Satu yang Terbaik di Dunia
Beda dengan MacBook Pro 2024 yang tersedia dalam varian M3, M3 Pro, dan M3 Max, MacBook Air keluaran 2024 hanya disuguhkan dengan opsi Apple M3 reguler.
Apple M3 merupakan lanjutan seri Apple silicon yang rilis pada akhir tahun 2023. Performanya didukung oleh CPU 8 inti yang berisikan empat unit performa dan empat inti hemat daya (efisiensi).
Apple mengatakan, cip M3 adalah yang pertama menggunakan proses manufaktur 3 nanometer sehingga dapat membuat jumlah transistor yang lebih banyak dari cip M1 dan M2.
Apple M3 hadir dengan 25 miliar transistor yang 5 miliar lebih banyak ketimbang cip M2. Menurut Apple, inti performa dari M3 alami peningkatan 30 persen lebih cepat dari M1. Sementara, inti efisiensi juga hadirkan performa 50 persen dari inti efisiensi pada M1.
Apple M3 vs. M1 dan M2
Jika dibandingkan dengan cip M2, inti performa dan efisiensi dari cip M3 masing-masing alami peningkatan 15 persen dan 30 persen lebih cepat.
Cip M3 dapat memberikan performa multi-thread yang sama dengan M1, namun dengan pengeluaran daya yang separuhnya. Pada pengeluaran daya tertingginya, performa M3 lebih cepat dari M1 sebanyak 35 persen.
Perihal GPU, cip Apple M3 memiliki fitur baru bernama Dynamic Caching. Apple M3 juga hadirkan fitur ray tracing dan mesh shading yang terakselerasi perangkat keras. Fitur ini pertama kali ada di M3, dibandingkan dengan dua pendahulu sebelumnya.
Apple M3 juga sudah menyediakan Neural Engine berkualitas yang bisa menjalankan perintah-perintah kecerdasan buatan (AI) secara on-device. Jauh sebelum AI mulai ramai digandrungi, Apple sendiri sudah lebih dulu melakoni tren AI sejak kemunculan M1 di tahun 2020.
Disebutkan Apple, M3 hadir dengan Neural Engine yang 60 persen lebih cepat ketimbang yang ada di M1. Neural Engine tersebut terdiri dari 16 inti dengan maksimal memori yang ditingkatkan hingga 128 GB, mampu menjalankan lebih dari 18 triliun pengoperasian setiap detiknya (TOPs).
Hasil Benchmark MacBook Air M3
Melansir dari Tom's Guide, MacBook Air M3 mendapatkan skor Geekbench 6 yang lebih tinggi dari mayoritas pesaingnya. Diketahui, varian 13 inci meraih 3.082 poin (single-core) dan 12.087 poin (multi-core). Sementara itu, varian 15 inci mendapatkan skor 3.102 poin (single core) dan 12.052 poin (multi-core).
Cukup menarik, performa M3 ini tidak meningkat terlalu jauh dibandingkan MacBook Air M2. Pada skor benchmark, MacBook Air M2 13 inci meraih skor 1.932 poin (single core) dan 8.919 poin (multi-core), dan MacBook Air M2 15 inci mendapatkan skor 2.613 poin (single-core) serta 9.993 poin (multi-core).
Kendati begitu, baik MacBook Air M2 maupun MacBook Air M3 mampu mengalahkan kompetitornya yang setara dari kubu Windows, misalnya Acer Swift Go 14 (2023) dan DELL XPS 14 OLED (2024).
Acer Swift Go 14 (2023) mendapatkan skor 2.358 poin (single-core) dan 12.434 poin (multi-core), sementara DELL XPS 14 OLED (2024) meraih skor 2.398 poin (single-core) dan 12.939 poin (multi-core).
Performa Gaming pada MacBook Air M3
Perlu diperhatikan, seberapa pun kencangnya cip Apple M3, nyatanya laptop Apple tidak pernah dimaksudkan untuk bermain game berat. Namun, berkat hadirnya fitur Dynamic Caching pada GPU M3, performa gaming-nya berjalan 60 persen lebih cepat dibandingkan cip Apple M1.
Menilik hasil pengujian Digital Trends, MacBook Air M3 masih mampu menjalankan Baldur's Gate 3 (game AAA keluaran 2023) dengan cukup lancar. Setidaknya, permainan berhasil meraih rata-rata frame rate di 40 FPS pada pengaturan grafis Low di resolusi 1.710 x 1.068 piksel.
Adapun untuk permainan Resident Evil 4, Death Stranding, bisa berjalan pada 40 FPS di resolusi Full HD berdasarkan video yang diunggah Andrew Tsai di YouTube.
Kinerja Rendering Video
MacBook Air M3 hadir dengan kemampuan rendering yang lebih gesit pada aplikasi Final Cut Pro, berkat fitur Dynamic Caching yang memungkinkan alokasi memori yang lebih besar.
Berdasarkan pengujian Max Tech di kanal YouTube, hanya dibutuhkan waktu 1 jam 43 menit untuk MacBook Air M3 me-render video ProRes RAW berdurasi 5 menit. Sementara untuk MacBook Air M2, aktivitas ini makan waktu 2 menit. Artinya ada peningkatan 16,5 persen.
Tapi kalau menurut saya, rasanya peningkatan ini belum cukup drastis untuk menjustifikasikan melakukan upgrade dari MacBook Air M2 ke M3. Terlebih jika Anda lebih sering melakukan kegiatan ringan sehari-hari, Anda tetap akan merasakan performa yang kurang lebih sama antara keduanya.
2. Suara Mesin Sunyi tanpa Korbankan Performa
Perbedaan yang cukup mencolok antara MacBook Air M3 dan MacBook Pro M3 adalah keberadaan kipas di dalamnya. Ya, MacBook Pro M3 menggunakan kipas sehingga performanya akan sedikit lebih tahan lama dibandingkan MacBook Air M3.
Tapi, justru yang bikin Air lebih atraktif adalah desain fanless yang membuatnya sungguh sunyi saat melakukan pekerjaan terberat sekalipun. Satu-satunya bunyi yang akan dikeluarkan MacBook Air M3 adalah suara yang dihasilkan lagu atau video yang sedang diputar.
Desain fanless bukanlah satu-satunya fitur yang dipertahankan pada MacBook Air M3. Sejumlah kelebihan lain pada MacBook Air M2 juga kembali hadir, seperti webcam 1080p, dua port USB-C Thunderbolt 4, serta material bodi aluminum hasil daur ulang.
MacBook Air M3 adalah laptop fanless yang cocok untuk Anda yang ingin menghindari suara bising tanpa korbankan performa, sekaligus ingin merasakan portabilitas yang maksimal. Sebab, MacBook Air M3 hanya memiliki ketebalan 1,13 cm dengan bobot 1,24 kg.
Secara tampilannya, MacBook Air M3 masih memiliki opsi warna yang sama dengan M2. Yang berbeda adalah varian warna Midnight yang kini mengusung konsep anti noda sidik jari yang sama seperti varian Space Black pada MacBook Pro.
Menilik dari laman Jarrods Tech, rata-rata tingkat kebisingan yang dihasilkan laptop Windows setara adalah 30-40 dB saat kondisi diam (idle).
Sementara itu, MacBook Air M3 hanya memiliki tingkat kebisingan 13 dB untuk daya bunyi dan 4 dB untuk tekanan bunyi. Ini artinya, MacBook Air M3 memiliki tingkat kebisingan yang 2x lipat lebih rendah dibanding mayoritas pesaingnya.
3. Layar Cerah dengan Warna Melimpah, Speaker Hasilkan Suara Jernih
Bukan rahasia lagi kalau layar pada semua produk Apple memiliki kualitas di atas rata-rata. Walau tidak menggunakan panel OLED, layar MacBook Air M3 tetap mampu berikan kecerahan super tinggi dengan warna-warna yang "menyala".
MacBook Air M3 hadir dengan dua varian layar yakni 13,6 inci dan 15,3 inci. Untuk varian 13,6 inci, resolusinya adalah 2.560 x 1.664 piksel sedangkan versi 15,3 inci memiliki resolusi 2.880 x 1.864 piksel.
Kedua varian tersebut menggunakan panel Liquid Retina Display yang bisa menampilkan hingga 1 miliar warna. Apple menyebutkan, resolusi layar MacBook Air M3 juga 2x lipat lebih tajam dibandingkan laptop Windows yang setara.
Layar perangkat mendukung gamut warna P3 sehingga memiliki akurasi warna yang begitu bagus. Teknologi True Tone juga ada, gunanya sebagai sensor untuk menyesuaikan warna dan intensitas layar dengan warna lingkungan sekitar.
Seperti semua MacBook keluaran sebelumnya, panel layar menggunakan teknologi lampu latar LED dan IPS. Apple mengklaim kalau kecerahannya bisa mencapai 500 nit. Untuk sebuah laptop, ini tergolong tinggi.
Dilansir dari CNN.com, layar Liquid Retina pada MacBook Air M3 mampu tampilkan video dengan kualitas luar biasa. Ini sangat terasa saat menonton film berjudul "Nope" (2022) pada resolusi 4K.
Sang penulis artikel di CNN tersebut mengutarakan, adegan jatuh karakter Angel Torres yang diperankan Brandon Perea terlihat keren. Medan pasir di sekitarnya terlihat begitu tajam, dan warna biru pada terpal yang menyelimutinya terlihat akurat.
Saat diujikan, MacBook Air M3 13 inci dan 15 inci masing-masing mampu raih kecerahan 476,4 nit dan 482,4 nit, dilansir dari Tom's Guide. Angkanya lebih rendah dari klaim Apple yang 500 nit, tapi masih oke.
Menariknya, kecerahan layar DELL XPS 14 OLED (2024) yang merupakan laptop Windows setara hanya meraih 380 nit saja. Jadi walau layar MacBook Air M3 cuman IPS, masih bisa lebih cerah dari layar OLED.
Adapun gamut warna sRGB pada versi 13 inci dan 15 inci MacBook Air M3 adalah 109,8 persen dan 109,4 persen, serta memiliki akurasi warna delta E sebanyak 0,21 dan 0,3.
Bagaimana dengan suara speaker-nya? Well, MacBook Air M3 tentunya kalah saing dibanding MacBook Pro M3 yang speaker-nya mengelilingi keyboard.
Pada MacBook Air M3, speaker terletak di bawah engsel bodi. Varian 13 inci hadir dengan empat buah speaker sedangkan 15 inci hadir dengan enam buah speaker.
Kedua varian ini mendukung Dolby Atmos dan Spatial Audio dengan hasil suara yang cukup jernih. Kendati begitu, tetap disarankan menggunakan earphone untuk pengalaman audio yang lebih menyenangkan.
4. Ketahanan Baterai Menakjubkan
MacBook Air M3 13 inci punya kapasitas baterai 52,6 Whr, sementara varian 15 inci hadir dengan kapasitas 66,5 Whr. Walau kapasitasnya berbeda, kedua versi ini sama-sama "dijanjikan" dapat bertahan hingga 18 jam pada pemutaran film aplikasi Apple TV, atau 15 jam pada pemakaian browsing secara nirkabel.
Kapasitas baterai tersebut tidak beda dengan MacBook Air M2. Tapi, hasil benchmark di laman Tom's Guide menyatakan adanya peningkatan ketahanan baterai dari seri pendahulunya.
Pada pengujian web surfing, MacBook Air M3 bisa tahan hingga 15 jam 13 menit (13 inci) dan 15 jam 3 menit (15 inci). Di sisi lain, MacBook Air M2 cuman bertahan hingga 14 jam 6 menit (13 inci) dan 14 jam 48 menit (15 inci). Bukan peningkatan yang drastis sih memang, tapi nyatanya memang ada peningkatan.
Dibandingkan dengan dua laptop Windows pesaingnya, MacBook Air M3 menang telak. Acer Swift Go 14 (2023) diketahui hanya mencapai durasi 9 jam 50 menit, dan DELL XPS 14 OLED (2024) hanya mencapai 6 jam 26 menit pada pengujian yang sama.
Untuk pengujian streaming video, CNET.com mengatakan MacBook Air M3 bisa tahan hingga 18 jam 17 menit (13 inci) dan 16 jam (15 inci). Kurang lebih sudah cukup sesuai seperti yang dijanjikan Apple.
Di sisi lain, kalau Anda memakai perangkat ini untuk aktivitas editing video yang berat, MacBook Air M3 hanya bertahan hingga 4-5 jam, menurut laman di Forbes.com.
Walau baterainya tahan lama, MacBook Air M3 tetap bukanlah yang terbaik. Mengapa? Sebab masih ada MacBook Pro 14 inci (M3) yang bisa tahan hingga 17 jam 25 menit.
Ada dua cara untuk mengisi daya MacBook Air M3, yakni via MagSafe dan USB-C pada daya maksimal 70 watt. Kalau Anda memilih varian 13 inci yang paling dasar, charger yang tersedia hanya dukung hingga 30 watt.
Namun untuk varian tengah dari 13 inci dan semua varian 15 inci, Anda bisa memilih antara charger 35 watt dengan dua port USB-C, atau charger 70 watt.
Apple mengklaim bahwa MacBook Air M3 (begitu pun dengan versi M2) dapat meraih kondisi baterai 50 persen setelah di-charge selama 30 menit.
5. Ada Wi-Fi 6E dan Bisa Dukung 2 Monitor Eksternal Sekaligus
Perlu diakui kalau peningkatan pada MacBook Air M3 tidak begitu banyak dibandingkan dengan M2. Maka dari itu, perlu diapresiasi jika ada fitur yang bertambah pada MacBook Air M3.
Setidaknya ada dua fitur baru pada Air M3 yang bisa menambah fungsionalitas, yakni yang semula hanya pakai Wi-Fi 6 (pada M2) kini menjadi Wi-Fi 6E. Lalu, tidak lagi hanya dukung satu monitor eksternal, kini MacBook Air M3 bisa terhubung ke dua monitor eksternal sekaligus.
Buat Anda yang memiliki router dengan pita jaringan Wi-Fi 6E, akan merasakan peningkatan kecepatan saat mengunduh dan mengunggah file. Ini juga akan meningkatkan pengalaman cloud gaming dan streaming video 8K agar lebih cepat dan tidak buffering.
Berdasarkan pengujian Notebookcheck.net, kecepatan internet yang bisa diraih MacBook Air M3 itu dua kali lipat lebih kencang dibanding Air M2.
Beralih ke dukungan monitor. Kendati kini bisa terhubung ke dua monitor eksternal, sayangnya MacBook mesti dalam keadaan tertutup. Kalau laptopnya dibuka saat terhubung ke dua monitor, si monitor eksternal keduanya akan langsung terputus dan mati.
Untuk bisa terhubung ke dua monitor eksternal, Anda mesti hubungkan keyboard dan mouse eksternal ke MacBook Air M3, lalu hubungkan perangkat ke monitor eksternal dengan resolusi hingga 6k di 60 Hz (atau 4K di 144 Hz) menggunakan port USB-C.
Sebelum dihubungkan ke monitor kedua, MacBook Air M3 mesti ditutup dulu. Lalu, Anda bisa hubungkan perangkat dengan monitor eksternal kedua dengan resolusi hingga 5K di 60 Hz (atau 4K di 100 Hz).
Kalau dilihat dari sisi negatifnya, ini sama saja ujung-ujungnya hanya dapat memakai dua monitor dalam sekali pakai. Tidak berbeda dengan jumlah monitor yang didukung bersamaan pada MacBook Air M2. Tidak bisa jadi satu layar internal + dua monitor eksternal.
Namun dari sisi positifnya, penambahan fitur ini akan memungkinkan pengguna untuk "mengganti" layar internal menjadi layar eksternal dengan ukuran dan resolusi lebih besar.
Kekurangan Apple MacBook Air M3
Kendati begitu banyaknya kelebihan yang ditawarkan, MacBook Air M3 memang tidak dapat memuaskan semua orang. Simak beberapa hal yang membuat laptop Apple ini terasa "kurang".
1. Minim Upgrade dari Versi Sebelumnya
Tidak bisa dipungkiri kalau MacBook Air M3 punya performa dan kualitas layar yang menawan, melebihi mayoritas laptop lain yang ada di pasaran. Tapi untuk Anda yang sudah memiliki MacBook Air M2, rasanya tidak ada alasan upgrade ke M3 karena peningkatannya yang cukup minim.
Setidaknya hanya ada empat peningkatan utama yang dihadirkan versi M3, yakni Wi-Fi 6E yang lebih cepat, dukungan terhadap dua monitor eksternal, performa M3 yang ditingkatkan, serta daya tahan baterai yang lebih baik.
Untuk Anda yang mengharapkan upgrade lebih drastis, tidak akan merasakan sesuatu yang benar-benar baru saat hijrah ke M3. Terlebih lagi, cip Apple M2 sudah tergolong overkill untuk mayoritas skenario penggunaan berat sehari-hari.
Memutuskan pindah ke M3 dari M2 menandakan kalau Anda tidak puas dengan performa M2. Ini tentu jadi hal yang cukup sulit dipercaya mengingat performa M2 pun sudah mengalahkan mayoritas laptop pesaingnya.
Apabila Anda pengguna MacBook Air M1 atau laptop bertenagakan Intel, saya baru bisa menyarankan upgrade ke MacBook Air M3 ini.
Sebab, M3 punya performa yang 60 persen lebih tinggi ketimbang M1, serta 13x lipat lebih kencang ketimbang MacBook Air yang pakai Intel. Jadi, Anda tentu akan merasakan lonjakan performa yang drastis saat editing video dan membuat aset grafis model 3D.
2. Layar Tidak Touchscreen, Bentuk Laptop yang "Mainstream"
Hal yang saya paling sayangkan dari MacBook adalah form factor-nya yang "itu-itu saja". Padahal kalau kita menilik laptop Windows, kita sudah bisa merasakan laptop dengan konsep detachable keyboard, atau engsel yang bisa ditekuk hingga 360 derajat. Nah, sensasi ini tidak dapat dirasakan pada MacBook Air.
Padahal ada banyak skenario penggunaan yang dapat merasakan manfaat dari laptop fleksibel. Misalnya, Anda seorang ilustrator atau pelukis yang suka ambil inspirasi dari alam. Cara terbaik adalah dengan mengubah laptop menjadi "tablet" dan mulai menorehkan "kuas" (stylus) ke layar.
Jangankan bisa memenuhi skenario tersebut, layar MacBook Air M3 bahkan tidak mendukung touchscreen. Satu-satunya cara agar bisa menggambar dengan fleksibel adalah membeli produk Apple lainnya, yakni iPad.
3. Overpriced, Harga "Tumpang Tindih" dengan MacBook Pro M3
Tentu tidak mengherankan kalau produk Apple bakal bikin peminatnya mengorek kantong dalam-dalam. MacBook Air M3 bisa mencapai harga Rp29.499.000 untuk varian ukuran 15,3 inci, RAM 16 GB, dan SSD 512 GB. Ini adalah salah satu variannya yang paling mahal.
Tapi uniknya, rupanya harga tersebut masih lebih mahal dibandingkan MacBook Pro M3 yang harga termurahnya adalah Rp27.999.000 dengan RAM 16 GB, SSD 512 GB, dan ukuran 14 inci.
Mari asumsikan Anda membutuhkan RAM 16 GB dengan SSD 512 GB dengan ukuran layar besar, maka Anda perlu pertimbangkan untuk memilih MacBook Air M3 atau MacBook Pro M3.
Walau layarnya lebih kecil sedikit, MacBook Pro M3 hadir dengan kualitas layar lebih baik lantaran hadirkan resolusi 3.024 x 1.964 piksel, lebih tinggi dari resolusi layar Air di 2.560 x 1.664 piksel.
Selain itu, layar Pro menggunakan panel Liquid Retina XDR Display, hadirkan rentang dinamis lebih luas dibandingkan Liquid Retina Display biasa pada Air. Melansir dari CNN.com, layar Pro menampilkan warna hitam lebih pekat serta warna-warna yang lebih "menyala". Selain itu, speaker Pro juga lebih "nendang" dan jernih dibandingkan Air.
MacBook Pro M3 juga memiliki jumlah port yang lebih banyak, menyertakan tambahan slot SD Card dan juga port HDMI. Beda halnya dengan MacBook Air M3 yang hanya sediakan headphone jack, dua port USB-C Thunderbolt 3, dan port pengisian MagSafe.
Pada intinya, MacBook Pro M3 bisa menawarkan fitur lebih banyak dengan harga yang lebih murah dibandingkan MacBook Air M3. Ini berpotensi membuat calon pembeli bingung mau pilih yang mana.
4. Kurang Cocok untuk Gamer
Ini sebenarnya lebih condong pada kekurangan MacBook dibandingkan laptop Windows ketimbang kekurangan MacBook Air M3 secara individu. Perlu diketahui, meski GPU pada cip M3 mengalami peningkatan signifikan, permainan yang tidak teroptimasi untuk Apple silicon tetap saja alami performa buruk.
Dilansir dari Tom's Guide, Shadow of the Tomb Raider hanya raih 25 FPS sementara Total War: Warhammer III hanya meraih 15 FPS. Adapun Sid Meier's Civilization VI mendapatkan 34 FPS. Ketiga game ini tidak teroptimasi untuk Windows.
Alangkah baiknya memilih laptop yang penggunaannya lebih versatile seperti Windows jika itu adalah hal yang Anda inginkan. Jika tidak sedang melakukan pengeditan foto/video, Anda masih bisa melakukan gaming di satu perangkat yang sama, alih-alih pakai MacBook Air untuk kerja dan menggunakan laptop/PC lain atau konsol untuk melakukan gaming.
5. Belum Ada ProMotion 120 Hz, Jumlah Port Terbatas
Salah satu yang mungkin akan bikin siapa pun lebih condong memilih MacBook Pro M3 ketimbang Air M3 adalah tidak adanya fitur ProMotion 120 Hz.
ProMotion 120 Hz akan membuat layar tampilkan pergerakan dengan dua kali lipat lebih mulus dibandingkan 60 Hz biasa. Kalau Anda sering melakukan browsing, ini tentu jadi fitur yang sayang sekali untuk dilewatkan.
Mengingat layar MacBook Air M3 hanya mendukung 60 Hz konvensional, ini akan membuat pergerakannya terasa kurang mulus. Terlebih jika Anda sudah terbiasa menggunakan laju penyegaran 120 Hz pada layar laptop atau smartphone.
Selain itu, perangkat ini juga memiliki jumlah port yang terbatas. Port USB-C cuman ada dua, dan tidak terdapat port USB-A sama sekali. Padahal, aksesoris dengan USB-A masih cukup banyak digemari.
Simpulan
Apple MacBook Air M3 (2024) kini resmi hadir di Indonesia dengan harga termurahnya di angka Rp19 juta (256 GB, CPU 8 inti, GPU 8 inti). Sementara, harga tertingginya bisa mencapai Rp29,5 juta (512 GB, CPU 10 inti, GPU 16 inti).
Posisi MacBook Air M3 menurut saya agak sedikit rumit. Di satu sisi, tidak dipungkiri kalau ia merupakan sebuah powerhouse yang sangat kencang, mengalahkan laptop-laptop terbaik berbasiskan Intel ataupun AMD.
Tapi di sisi lain, dipakai gaming pun agak sulit karena ketersediaan game di MacOS yang sangat terbatas. Itu pun performa game-nya terlampau inferior untuk seukuran cip M3 yang dahsyat.
Saya pribadi akan lebih condong menyarankan Anda untuk memilih MacBook Pro M3 lantaran fitur-fiturnya yang lebih melimpah. Dan pada konfigurasi tertentu, bahkan bisa lebih murah dari MacBook Air M3.
Tapi untuk Anda yang membutuhkan laptop tipis dan ringan dengan kinerja powerful serta tidak bising saat mengerjakan aktivitas berat, MacBook Air M3 adalah salah satu yang terbaik di pasaran. Apalagi jika Anda "hijrah" dari laptop Windows, peningkatan kinerja saat edit video akan terasa drastis. Tertarik beli?