carisinyal web banner retina

10 Kelebihan dan Kekurangan HP Huawei yang Perlu Diketahui

Ditulis oleh Hilman Mulya Nugraha

Huawei adalah vendor ponsel yang gaungnya sedang meningkat. Betapa tidak, produk HP Huawei, terutama yang kelas atas mampu mencuri perhatian banyak orang karena memiliki fitur menarik dan kualitas kamera yang mumpuni. Tidak berlebihan jika HP Huawei merupakan salah satu HP yang tergolong baik untuk dilirik.

Namun, tentu saja tidak semua kelebihan ada pada HP Huawei. Ada beberapa tipe HP Huawei yang malah kurang menarik dan kurang layak dilirik. Karena itu, mari cari tahu berbagai 10 poin yang terdiri dari 5 kelebihan dan 5 kekurangan HP Huawei.

Kelebihan HP Huawei

Apa saja kelebihan yang ditawarkan oleh HP Huawei? Simak poin-poin keunggulannya berikut ini.

1. Unggul di Kualitas Kamera

huawei mate 40 pro desain

Daya tarik HP Huawei pada umumnya terletak di sektor kamera. Huawei memang tidak main-main soal kamera. Terbukti dengan beberapa tipe HP Huawei yang selalu masuk peringkat atas DxOMark. Tiap tahunnya, malah HP kelas atas mereka selalu jadi langganan sebagai predikat HP dengan kamera terbaik

Bukan hanya DxOMark, beberapa kalangan juga memang menyebutkan kalau hasil tangkapan kamera HP Huawei kelas atas, yakni Huawei P series dan Huawei Mate series, memang menawarkan kualitas yang baik. Hal ini bisa terjadi karena Huawei bekerjasama dengan LEICA, perusahaan lensa kamera yang cukup terkemuka. 

Sayangnya, kerjasama ini sudah berakhir. Berdasarkan laporan Gizmochina, kerjasama Huawei dan LEICA bakal berakhir setelah Huawei P50 rilis. Tentunya menarik untuk melihat bagaimana kualitas kamera Huawei kedepan setelah ditinggal LEICA.

Namun, mengingat Huawei sudah menjalin kerja sama dengan LEICA pada waktu yang cukup lama, semestinya mereka sudah dapat belajar melakukan tuning kamera sendiri dengan kualitas yang sama bagusnya.

2. Memiliki Chipset Sendiri

kirin 990 5g huawei mate xs

Huawei adalah salah satu vendor ponsel yang memiliki pengembangan chipset tersendiri. Berbeda dengan vendor lain yang ketergantungan pada chipset Mediatek maupun Qualcomm Snapdragon. Chipset yang dikembangkan Huawei dinamakan HiSilicon Kirin. Karena itu, tidak aneh jika banyak HP Huawei yang memakai chipset Kirin.

Memang ada beberapa tipe HP Huawei yang memakai Snapdragon maupun Mediatek tetapi jumlahnya tidak banyak. Di berbagai ponsel andalannya, Huawei selalu mengandalkan chipset besutan mereka. Karena memiliki chipset tersendiri, tentu optimalisasi sistem dan pengembangannya lebih mudah.

Salah satu contoh terbaik dari chipset Kirin adalah fitur GPU Tubo. Fitur ini memungkinkan gim yang sudah didukung GPU Turbo mendapat optimalisasi yang baik sehingga pengalaman gim jadi lebih menyenangkan. Chipset Kirin juga yang turut serta membuat kualitas kamera HP Huawei menghasilkan gambar yang baik. Tentu berkat DSP yang ada di chipset Kirin.

Chipset Kirin tidak hanya digunakan oleh Huawei. Chipset ini juga dipakai oleh Honor. Honor sendiri bukan merek ponsel luar. Merek ini adalah anak perusahaan Huawei, yang berarti kedua perusahaan masih memiliki hubungan dekat. Namun, akhir 2020, Honor dijual Huawei ke Shenzhen Zhixin New Information Technology Co.

Sayang, kemandirian Huawei dengan chipset bikinan sendiri ini terganjal oleh blacklist Amerika Serikat. Mereka tidak diperbolehkan mempergunakan teknologi apa pun dari Amerika, termasuk komponen semi konduktor untuk menciptakan chipset. Alhasil pengembangan Kirin mandek pasca Kirin 9000 dirilis (2020).

3. Memiliki R&D yang Baik

R&D Huawei Nanjing
*

Huawei adalah salah satu vendor ponsel yang memiliki tim penelitian dan pengembangan (R&D = Research and Development) yang baik. Malah Huawei tidak pernah tanggung soal R&D ini. Huawei pernah mengeluarkan dana kisaran Rp175 triliun khusus untuk R&D. Hal ini membuat Huawei jadi perusahaan nomor 6 terbaik dalam urusan R&D.

Dengan adanya R&D yang memiliki pendanaan yang baik, tentu tidak aneh jika kemudian Huawei sering melahirkan produk ponsel berkualitas. Berkat R&D yang kuat juga, Huawei mulai diperhitungkan sebagai salah satu vendor ponsel terbesar di dunia.

4. Teknologi SuperCharge

Huawei Super Charge
*

Salah satu kesuksesan dari R&D Huawei adalah hadirnya teknologi pengisian yang super cepat. Huawei menyebutnya sebagai teknologi SuperCharge. Teknologi ini memungkinkan ponsel dapa mengisi lebih cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan teknologi VOOC Flash Charge.

Salah satu HP yang memiliki teknologi SuperCharge adalah Huawei Mate 20 seri. Huawei Mate 20 yang terdiri dari Huawei Mate 20 RS, Huawei Mate 20 Pro, dan Huawei Mate 20 X memiliki teknologi SuperCharge 2.0. Teknologi ini memungkinkan ponsel dapat terisi sampai 70% hanya dalam waktu 30 menit saja. Sesuatu yang luar biasa bukan?

Sayangnya, teknologi SuperCharge ini tampaknya masih diimplementasikan di HP Huawei kelas atas. HP Huawei kelas menengah dan bawah tidak memiliki fitur ini. Mari berharap suatu hari nanti, SuperCharge dapat diimplementasikan di HP Huawei kelas menengah.

5. Memiliki Layanan Purna Jual yang Baik

Huawei Customer care
*

Huawei termasuk salah satu vendor yang memiliki layanan purna jual yang baik. Bahkan, Huawei menghadirkan layanan purna jual dengan sistem perbaikan 2 jam beres dengan jaminan maksimal perbaikan selama 3 hari. Tentu hal ini tergolong baik dan layak diapresiasi. Selain itu, pusat service Huawei juga tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Kekurangan HP Huawei

Setelah mengetahui kelebihan dari HP Huawei, selanjutnya mari cari tahu kekurangan dari HP Huawei. Apa saja kekurangan dari HP Huawei? Simak ulasannya berikut ini.

1. Tidak Lagi Menarik dan Mendominasi 

logo Huawei

Huawei memiliki branding yang tergolong kuat di pasar global. Vendor yang satu ini sangat terkenal di Asia dan Eropa. Mereka pernah jadi urutan 2, di bawah Samsung untuk urusan pangsa pasar ponsel global pada 2019. 

Sayangnya, badai pelarangan produk Huawei datang. Akibat politik perang dagang Amerika dan Tiongkok, Huawei kena imbas untuk dilarang berjualan di Amerika. Mereka dianggap pihak Amerika punya teknologi untuk memata-matai. 

Imbas terbesarnya, Huawei tidak bisa lagi mendapatkan lisensi layanan Google Mobile Service. Beberapa mitra Amerika pun dilarang bekerja sama dengan Huawei. Akibatnya, ponsel Huawei tidak bisa lagi memiliki layanan Google seperti PlayStore, Gmail, Gmaps, dan lainnya. 

Ketiadaan layanan Google ini tergolong berpengaruh besar pada penjualan produk Huawei. Di Indonesia, Huawei sudah jarang merilis produk, terlebih ponsel kelas harga terjangkau. Efek pelarangan dari Amerika, pandemi Covid-19, dan kelangkaan chipset menjadi pukulan telak bagi Huawei. 

Masa depan smartphone Huawei pun semakin tanda tanya. Mereka makin jarang mengeluarkan ponsel baru. Meski begitu, portofolio produk mereka tetap berkaitan dengan IoT. Seperti laptop, TWS, tablet, router, dan jam tangan pintar.

Apalagi, ponsel-ponsel flagship Huawei (termasuk Huawei Mate 50 Pro) tidak dibekali dengan konektivitas jaringan 5G. Jika isu perang dagang ini terus berlanjut, lama-lama Huawei tidak dapat bersaing dengan vendor lain di kala 5G sudah merebak di industri.

2. HarmonyOS yang Masih Belum Matang 

HarmonyOS

Posisi terjepit membuat Huawei mau tidak mau melakukan inovasi. Huawei pun ingin menciptakan layanan sistem operasi mereka sendiri agar tidak bergantung melulu pada Google. Mereka menamakan sistem operasi tersebut sebagai HarmonyOS. 

HarmonyOS sebenarnya masih berbasis Android karena akarnya masih dari Android Open Source Project. Namun, HarmonyOS banyak menawarkan hal-hal menarik dan tentu saja menghadirkan layanan pengganti Google Mobile Service. Sayangnya, HarmonyOS masih belum matang.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah aplikasi di Huawei AppGalery yang belum lengkap, serta beberapa aplikasi yang tidak berjalan optimal karena memerlukan Google Mobile Services. Kondisi ini sangat dirasakan oleh orang Indonesia yang mayoritas memiliki ketergantungan dengan layanan Google. 

Pilihan alternatif untuk pengguna Huawei merasakan layanan GMS adalah melalui GSpace. Merupakan fitur non-resmi dari pihak penyedia luar, GSpace menyediakan GMS secara built-in sehingga dapat gunakan aplikasi Google dengan lancar.

Hanya saja, provider GSpace bukan dari sumber yang terpercaya sehingga ada risiko data Anda diambil oleh mereka. Selain itu GSpace juga menyediakan banyak iklan yang intrusif, dan hanya dapat hilang setelah Anda membayar. Pada akhirnya, GSpace tetap tidak dapat berikan pengalaman GMS sebagaimana aslinya.

3. HP Huawei Middle-End dan Low-End Cenderung Biasa

huawei y3

Huawei begitu agresif dan masif dalam mempromosikan ponsel kelas atas (high-end) mereka. Karena itu, tidak aneh jika banyak fitur menarik di HP kelas atas Huawei seperti prosesor yang kencang, teknologi terkini, dan lainnya. Sayangnya, Huawei seperti menomor-duakan HP kelas menengah (middle-end) dan kelas murah (low-end).

Tengok saja, hampir tidak ada fitur menarik di HP Huawei kelas menengah. Huawei Nova seri yang ada di kelas menengah cenderung biasa saja. Apalagi Huawei kelas murah seperti Huawei Y seri yang cenderung lebih biasa dan kalah saing dari vendor lain di kelas harga yang sama.

4. Branding yang Kurang Kuat di Indonesia

Untuk urusan global, nama Huawei boleh disandingkan dengan kuatnya merek Samsung dan Apple. Sayangnya hal tersebut tidak berlaku di Indonesia. Meskipun sudah diakui sebagai vendor yang memiliki produk HP berkualitas, nama Huawei masih kurang menggaung.

Ada beberapa sebab yang membuat nama Huawei kurang begitu dikenal atau bisa dibilang branding mereka kuat. Salah satu penyebabnya karena Huawei berasal dari Tiongkok. Zaman dulu, ketika di Tiongkok belum banyak produsen ponsel, orang lebih percaya merek ponsel buatan Jepang, Korea Selatan, Eropa, atau pun Amerika.

HP besutan Tiongkok cenderung dianggap jelek. Akan tetapi, situasi tersebut berbeda dengan sekarang. Sekarang, justru vendor ponsel Tiongkok sudah lebih baik malah terbilang menguasai pasar ponsel. Hanya sayangnya, citra Huawei sebagai perusahaan asal Tiongkok membuat sebagian orang Indonesia tidak memandang Huawei sebagai vendor kelas atas.

Salah satu penyebab lain adalah Huawei identik dengan HP murah. Apalagi ketika dulu ada HP Esia Hidayah yang merupakan HP Huawei C5100 yang hadir di pasaran. Mau tidak mau, orang Indonesia mengaitkan Huawei sebagai brand murah.

Faktor lainnya juga karena Huawei tidak berusaha menguatkan branding mereka di Indonesia. Mereka cenderung stagnan sehingga boleh dibilang nama Huawei masih kurang menggaung dan kurang menarik bagi sebagian besar orang Indonesia.

5. Cepat Mengalami Penurunan Harga

Harga Huawei Nova 7

Karena branding yang kurang kuat, wajar jika HP Huawei cenderung mengalami penurunan harga yang cukup signifikan. HP baru mereka biasanya cepat turun dalam beberapa bulan saja. Hal ini dikarenakan karena Huawei memang belum kuat secara marketing maupun branding, seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya.

Ketika branding belum kuat, tentu seharusnya Huawei harus menyesuaikan harga. Beda dengan Samsung atau Xiaomi yang Harga HP barunya masih stabil selama belum ada HP keluaran terbaru dari mereka sendiri.

Demikianlah penjelasan soal kelebihan dan kekurangan HP Huawei yang mungkin belum kamu ketahui. Semoga penjelasan ini bisa jadi referensi untuk kamu yang berencana membeli HP Huawei dalam waktu dekat.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram