carisinyal-web-banner-retina 35

Kenali 8 Kelebihan dan Kekurangan Huawei Mate X6

Ditulis oleh Ahmad Tsalis

Sebuah kelaziman jika ada hal yang dikompromikan dari sebuah smartphone foldable. Entah itu baterainya, kameranya, atau bodinya. Maklum, rancang bangun HP foldable memang lebih rumit ketimbang HP candybar yang mainstream.

Namun, Huawei Mate X6 sepertinya lain daripada yang lain. Soal durabilitas, ia mantap karena pakai frame aluminium standar dirgantara. Bodinya pun tahan air karena kantongi sertifikasi IPX8.

Perihal kemampuan kamera, Mate X6 setara dengan flagship lainnya. Hasil foto dan rekaman videonya sangat pantas diunggah ke media sosial sebagai konten. Ciri khas HP foldable yang andal dalam hal multi-tasking tak luput olehnya.

Masih ada banyak lagi kelebihan yang dimiliki Huawei Mate X6. Saya pun telah merangkumnya di sini beserta dengan catatan-catatan lain dari si ponsel. Simak artikel ini sampai akhir untuk mengetahuinya.

*Tabel ini bisa digeser ke samping
Kelebihan
Kekurangan
Bodi tipis, tapi durabilitasnya bukan main.
Jaringan seluler masih 4G saja.
Kecerahan layar bisa sampai 2500 nit, suara speaker-nya bagus.
Update software belum jelas.
Performa lancar, walau tak pakai SoC paling ngebut.
Belum ada GMS dan fitur AI untuk produktivitas.
Kemampuan multi-tasking yang memudahkan pengguna.
Tangkapan kameranya sedap, rekaman videonya anti gempa bumi.
Daya tahan baterai cukup bagus, ngecasnya ngebut.
Ada infrared blaster, NFC, dan dukungan USB display out.
Paket penjualannya bikin hepi.

Spesifikasi Huawei Mate X6

Huawei Mate X6
Layar Foldable LTPO OLED 7.93 inci
Chipset Kirin 9020
RAM 12 GB
Memori Internal 512 GB
Kamera 50 MP (wide) 40 MP (ultrawide) 40 MP (periscope telephoto)
Baterai Si/C 5110 mAh
Kelebihan & Kekurangan Baca di sini
Cek Harga Saat Ini Shopee Lazada Blibli

Kelebihan Huawei Mate X6

Perang dagang Tiongkok-AS tidak membuat Huawei gentar. Mereka tetap mampu berinovasi hingga menghasilkan Huawei Mate X6 yang menarik. Apa saja faktor yang membuat HP ini menarik? Berikut penjelasannya.

1. Bodi Tipis, tapi Durabilitasnya Bukan Main

Huawei Mate X6

Huawei tak mau ketinggalan soal duel tipis-tipisan bodi. Mate X6 pun dirancang dengan bodi yang tebalnya cuma 4,6 mm saat layar internalnya terbuka. Memang bukan yang paling tipis karena ada OPPO Find N5 (4,21 mm) dan Honor Magic V3 (4,35 mm) yang lebih pipih.

Namun, sensasi memegang Mate X6 pasti akan sangat beda, terutama jika sehari-hari Anda pakai ponsel reguler (candy bar). Ketipisannya pun mungkin membuat Anda tak akan berpikir bahwa bobot HP ini mencapai 239 gram.

Nah, walaupun bodinya tipis, Mate X6 sama sekali tidak terkesan ringkih. Hal itu sebagaimana yang diungkapkan Rad Slavov dari Phone Arena. Ia mengatakan bahwa engsel ponsel ini solid.

Memang perlu sedikit tambahan tenaga untuk membuka dan menutup layar internalnya. Akan tetapi, layar terbuka dan tertutup sempurna dengan lembut dan presisi.

Di balik kesan tersebut, Huawei ternyata telah merombak material yang dipakai Mate X6. Mereka menyebut bahwa HP ini menggunakan rangka tengah dan engsel berbahan aluminium kelas dirgantara. Bahan tersebut diklaim 37 persen lebih kuat dibanding material yang digunakan Mate X3.

Pelat dudukan layar internal HP ini juga 65 persen lebih kuat dalam menghadapi tekanan. Bahannya adalah serat karbon. Kalau di bagian layar eksternal (layar kover), ada kaca proteksi Kunlun Glass generasi kedua yang dibilang lebih tahan jatuh 25 kali dari kaca biasa.

Satu lagi, Mate X6 lolos sertifikasi IPX8. Huawei menyebut HP ini bisa tahan air tawar hingga kedalaman 2 meter selama 30 menit. Sertifikasi ini membuat pengguna tak perlu waswas saat ponselnya tidak sengaja tercebur ke dalam bak mandi atau kolam.

Di Indonesia, Mate X6 tersedia dalam dua pilihan warna: Hitam dan Merah (Nebula Red). Keduanya menggunakan back cover berbahan kulit vegan yang terasa premium. Dua-duanya pun memiliki sentuhan akhir matte, sehingga mampu menangkal noda minyak dan sidik jari.

2. Kecerahan Layar Bisa Sampai 2500 nit, Suara Speaker-nya Bagus

Huawei Mate X6

Huawei Mate X6 punya layar internal 7,93 inci. Layar utama (internal) tersebut memakai panel OLED dan mengusung resolusi 2440 × 2240 piksel. Sudah ada teknologi LTPO sehingga refresh rate-nya bisa naik turun 1-120 Hz.

Ada juga teknologi peredupan PWM 1.440 Hz untuk perlindungan mata, serta dukungan HDR Vivid yang membuat rentang dinamis tampilannya tinggi. Kalau layar internal ini ditutup, akan terlihat layar kover (eksternal) sebesar 6,45 inci.

Kemampuan dan teknologi yang diusung sama persis dengan layar internal. Yang membedakan hanya tingkat kecerahannya. Huawei mengeklaim, layar kover Mate X6 punya kecerahan hingga 2500 nit, sedangkan layar internalnya 1800 nit.

Angka kecerahan itu adalah klaim ketika layarnya sedang memutar konten HDR dan sifatnya lokal--hanya titik-titik tertentu. Bagaimana kalau kecerahan layar saat di bawah terik matahari? Beberapa pengulas mendapatkan hasil di kisaran 1100 nit baik di layar utama ataupun layar kover.

Misalnya, GSM Arena, yang memperoleh kecerahan 1173 nit di layar utama, serta 1143 nit di layar kover. Angka kecerahan tersebut termasuk tinggi. Konten pun tetap terlihat jelas di situasi outdoor.

Sayang, meski layarnya cerah dan sudah bisa tampilkan konten HDR, Mate X6 belum kantongi sertifikasi Widevine L1. Streaming film Netflix pun mentok di resolusi 480p. Kalau mau kualitas HD, Anda mesti download filmnya dulu untuk ditonton offline.

Terkait crease (lipatan layar di layar utama) memang masih terlihat. Beberapa pengulas menyebut penampakannya makin jelas ketika ponsel dipakai di luar ruangan.

Masalah crease sudah jadi hal yang lazim buat HP foldable mana pun. Akan tetapi, menurut Tech Advisor, lipatan di layar utama Mate X6 lebih dangkal ketimbang beberapa HP foldable Samsung.

Layar yang bagus bakal jadi mubazir kalau speaker-nya tidak bagus. Pasalnya, perlu kombinasi keduanya untuk hadirkan pengalaman syahdu ketika nonton film. Beruntung Mate X6 dibekali speaker stereo (dua buah) yang ternyata suaranya bagus.

Kelantangannya cukup baik, ada di angka -27,3 LUFS menurut pengujian GSM Arena. Suaranya memiliki detail yang kaya dan terasa hidup. Seluruh elemen tersaji dengan baik, tidak asal lantang.

3. Performa Lancar, walau Tak Pakai SoC Paling Ngebut

Huawei Mate X6

Huawei menyebut Kirin 9020 sebagai SoC dari Mate X6. Selain nama, hanya ada keterangan bahwa SoC tersebut memiliki CPU delapan core. Huawei enggan mengungkap detail SoC buatannya itu.

Bagaimanapun, salut buat Huawei yang tetap berjuang membikin SoC sendiri di tengah imbas perang dagang AS-Tiongkok. Sejumlah pihak meyakini bahwa Kirin 9020 mengusung CPU dengan mikroarsitektur rancangan Huawei. Nama mikroarsitektur tersebut adalah Taishan.

Satu inti Taishan Utama (2,5 GHz) bergabung dengan tiga inti Taishan Menengah (2,15 GHz) dan empat inti Cortex A510 (1,53 GHz). Unit pengolah grafis (GPU) yang dipakai bernama Maleeon 920. Semua komponen di SoC ini, termasuk CPU dan GPU, dirakit dengan proses manufaktur 7 nm.

Kirin 9020 didampingi oleh RAM 12 GB LPDDR5X dan penyimpanan internal 512 GB UFS 4.0. Jika dilihat dari clockspeed dan proses manufakturnya, Kirin 9020 jelas tak selevel dengan SoC flagship rilisan 2024 atau 2025.

Hasil pengujian benchmark sintetisnya pun mencerminkan hal itu. Kanal YouTube TechTablets memperlihatkan skor AnTuTu v10 Mate X6 di angka 1.283.658. Skornya sebenarnya cukup tinggi, tapi hanya setengah dari Snapdragon 8 Elite.

Kemampuan CPU pun bukan yang paling jos. Menurut GSM Arena, raihan skornya di Geekbench 6 adalah 1.601 secara single-core, dan 5.118 secara multi-core. Tertingal cukup jauh dari Honor Magic V3 yang memakai Snapdragon 8 Gen 3 (single-core: 2.200, multi-core 6.461).

Akan tetapi, apalah artinya angka benchmark jika kenyataannya lain. Berbekal optimasi hardware dan software yang baik, Mate X6 konsisten menampilkan performa yang gegas. Buka-tutup aplikasi terasa cepat, animasinya smooth. Begitu seperti yang diungkapkan Tech Advisor.

Kemampuan menjalankan game-nya pun keren. Mate X6 mampu menjalankan Genshin Impact dan Zenless Zone Zero pada setelan grafik tertinggi. Dua gim berat tersebut berjalan lancar, dengan sesekali mengalami penurunan frame rate yang wajar.

Bodi ponsel tak panas usai jalankan dua game berat tersebut. Intinya, performa Mate X6 tergolong bagus, meski tak pakai SoC nomor satu. Hanya saja, ia masih memiliki catatan di sejumlah skenario.

TechTablets memperlihatkan bahwa ada penurunan performa ketika HP ini membuka tiga aplikasi sekaligus. Masing-masing aplikasi yang dibuka adalah Play Store via GBox, YouTube via GBox, dan game Genshin Impact yang dibuka secara floating window.

Membuka dua aplikasi via GBox tentu sudah berat, apalagi ditambah dengan Genshin Impact yang dibuka secara floating window. Kirin 9020 tampaknya belum mampu menangani skenario penggunaan seperti ini.

4. Kemampuan Multi-tasking yang Memudahkan Pengguna

Huawei Mate X6

Huawei Mate X6 versi Indonesia mengusung EMUI 15, beda dari Tiongkok yang menggunakan Harmony OS 4.3. Banyak pengulas yang bilang bahwa EMUI 15 mengambil basis Android, yang kemudian dikustomisasi secara masif.

Satu hal yang menonjol dari EMUI 15 di HP ini adalah kemampuan multi-tasking-nya. Membuka lebih dari satu aplikasi dengan tampilan split screen dan floating window itu sudah biasa. Yang tidak biasa di Mate X6 adalah kemudahan aksesnya.

Berdasarkan yang diceritakan Phone Arena, saat sudah membuka satu aplikasi, pengguna dapat mengusap layar dari bawah ke arah pojok kanan atas. Aksi tersebut berfungsi untuk mengubah tampilan aplikasi ke mode floating window yang ukurannya bisa diatur.

Kalau pengguna mengusap layar ke arah pojok kiri atas, hasilnya akan beda. Aksi tersebut akan mengaktifkan mode split screen saat dua aplikasi tampil berdampingan.

Selanjutnya pengguna tinggal memilih aplikasi kedua yang hendak dibuka. Ukuran tampilan masing-masing aplikasi pun bisa diatur, begitu pula dengan posisinya. Sangat mudah, bukan?

Kemudahan lain juga terlihat dari manajemen aplikasi yang terbuka secara floating window. Anda dapat menekan tombol minimize di pojok kanan atas jendela aplikasi. Maka aplikasi yang terbuka secara floating window itu akan tersimpan di sebuah panel.

Lokasi panel ada di tepi kanan layar. Untuk memunculkannya ke permukaan, Anda tinggal pencet panelnya, lalu pilih aplikasinya. Selama disimpan di panel tersebut, aplikasi tetap berjalan.

Kemudahan selanjutnya adalah fitur yang Huawei sebut dengan istilah Multi-task Magic. Fitur ini memungkinkan pengguna dapat membuka tiga aplikasi secara bersamaan dengan tampilan penuh.

Untuk berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya, Anda tinggal pencet tombol kecil yang ada di samping kiri dan kanan tampilan aplikasi. Menariknya, dua aplikasi yang tidak tampil di depan tetap berjalan. Pemutar video pun tak menghentikan kerjanya ketika tampilan berpindah ke aplikasi yang lain.

5. Tangkapan Kameranya Sedap, Rekaman Videonya Anti Gempa Bumi

Huawei Mate X6

Mate X6 punya enam kamera, empat kamera belakang, dua kamera depan. Tiga kamera belakang meliputi kamera utama 50 MP (f/1.4), kamera ultrawide 40 MP (f/2.2), kamera tele 48 MP (f/3.0), plus kamera bonus bernama kamera ultra chroma.

Menurut GSM Arena, kamera ultra chroma tersebut sama dengan sensor spektrum warna. Kamera bonus ini tentu bukan untuk menjepret foto atau merekam video. Kata Huawei, fungsinya buat mendapatkan informasi guna meningkatkan akurasi dan detail warna.

Kecuali kamera bonus, semua kamera belakang Mate X6 punya autofokus. OIS juga ada buat kamera utama dan kamera telenya. Untuk kamera tele, perbesaran optik yang bisa diraihnya adalah 4 kali. Kamera ini bisa difungsikan sebagai kamera makro setelah mendapatkan pembaruan software.

Lanjut ke sisi depan, ada satu kamera selfie yang dipasang di layar kover. Resolusinya 8 MP dengan bukaan f/2.4. Kamera selfie yang satunya ditaruh di layar internal dan lokasinya di pojok kanan atas.

Kamera tersebut ideal dipakai kalau pengguna sedang video call ketika ponsel dalam mode flex. Mode ini aktif saat layarnya ditekuk 90 derajat, mirip seperti laptop. Kamera selfie di layar internal punya resolusi 8 MP dengan bukaan f/2.2.

Dari sejumlah sampel foto dan video dari para pengulas, saya menilai kamera Mate X6 melebihi ekspektasi. Hasil tangkapannya sangat bagus untuk ukuran HP layar lipat.

Detailnya bagus, tajam, dengan warna yang hidup. Noise yang muncul ketika kondisi low light pun minim. Sebagian orang mungkin akan menilai bahwa hasil tangkapan kamera Mate X6 sedikit overprocessing dan kurang realistis.

Namun, penilaian soal hasil tangkapan kamera adalah sangat subjektif. Saya pikir Mate X6 merupakan pilihan tepat buat yang ingin dapatkan foto Instagramable dengan mudah.

Lanjut ke perekaman video, seluruh kamera belakang Mate X6 bisa hasilkan video hingga resolusi 4K 60 fps. Kalau dua kamera selfie-nya mentok di 4K 30 fps.

Video yang dihasilkan stabil. Tidak ada masalah soal warna, rentang dinamis, dan saturasi. Namun, detailnya berkurang ketika low light, terutama kamera selfie. Pengendalian flare juga belum terlalu bagus.

6. Daya Tahan Baterai Cukup Bagus, Ngecasnya Ngebut

Huawei Mate X6

Huawei menanam dua keping baterai silikon karbon yang total kapasitasnya 5110 mAh pada Mate X6. Kapasitasnya sudah oke untuk ukuran HP foldable. Dalam pengujian Jagat Review, Mate X6 bisa tahan lebih dari 24 jam untuk memutar video lokal. Itu dengan layar kovernya.

Kalau pakai layar utama? Ternyata masih cukup bagus dengan daya tahan baterai mencapai 21 jam. Beberapa penguji lain pun mengaku bahwa Mate X6 sangat aman dipakai seharian. Baterainya tak cepat habis.

Perihal pengisian daya, Mate X6 mendukung fast charging 66 Watt dan wireless fast charging 50 Watt. HP ini juga bisa mengisi daya perangkat lain, baik secara wireless ataupun dengan kabel USB C.

Berbekal charger 66 Watt bawaan, ngecas Mate X6 tak perlu waktu lama. Baterainya bisa terisi penuh dalam waktu kurang dari 1 jam, tepatnya 52 menit saja.

7. Ada Infrared Blaster, NFC, dan Dukungan USB Display Out

Huawei Mate X6

Mate X6 punya beragam dukungan konektivitas. Ada 4G LTE, WiFi 6, dan Bluetooth 5.2. HP ini juga punya infrared blaster untuk mengendalikan aneka alat elektronik. Sewaktu Anda tak menemukan remot TV, Anda tetap bisa mengganti channel TV pakai Mate X6.

Selain itu, Mate X6 didukung pula NFC dan USB display out. Keberadaan NFC memungkinkan Anda mengecek dan mengisi saldo kartu e-money dengna ponsel ini. Sementara dukungan USB display out akan membantu Anda memperoleh tampilan yang lebih besar di layar monitor, via sambungan kabel USB C.

USB display out akan berguna saat Anda ingin menonton film, main game, atau melakukan presentasi. Mate X6 juga mendukung display out secara wireless. Namun, responsivitasnya tentu tak sebagus via kabel.

8. Paket Penjualannya Bikin Hepi

Huawei Mate X6

Boks penjualan Huawei Mate X6 mencerminkan jati dirinya sebagai HP kelas atas. Pasalnya, isi di dalamnya bisa bikin hepi konsumen. Ada macam-macam aksesori yang sifatnya pasti dipakai.

Mulai dari kepala charger 66 Watt, kabel USB C, SIM ejector, dan screen protector sudah yang terpasang di kedua sisi layar. Ada lagi case untuk penutup belakang si ponsel. Yang unik, case tersebut memiliki kick stand alias standar.

Jadi kalau layar utamanya terbuka penuh, Anda bisa memanfaatkan standar pada case tersebut agar ponsel bisa berdiri. Fitur ini sangat bermanfaat saat Anda ingin menonton film.

Kekurangan Huawei Mate X6

Barang bagus bukan berarti sempurna. Begitu pula dengan Huawei Mate X6. HP ini punya catatan tertentu yang mesti Anda pertimbangkan. Lebih-lebih ini adalah HP seharga Rp20 jutaan. Mungkin Anda perlu lebih perfeksionis.

1. Jaringan Seluler Masih 4G Saja

Huawei Mate X6

Huawei Mate X6 yang dijual secara global--termasuk yang dipasarkan di Indonesia--hanya mendukung 4G LTE. Hanya Mate X6 versi Tiongkok yang mendukung 5G. Hal ini agak disayangkan mengingat sebenarnya Kirin 9020 punya modem 5G.

Dukungan jaringan 5G di HP ini sepertinya dikunci sebagai imbas dari perang dagang AS-Tiongkok. Permasalahan ini akan terasa serius jika di lingkungan Anda sudah mendukung 5G.

Keterbatasan pada Mate X6 ini bukan jadi persoalan serius jika jika 5G belum tersedia di wilayah Anda. Plus dalam keseharian Anda lebih sering menggunakan WiFi.

2. Update Software Belum Jelas

EMUI 15 Huawei Mate X6

Huawei tidak memberikan keterangan soal jaminan pembaruan software Mate X6. Mereka juga tidak memberi tahu apakah Mate X6 versi global kelak mendapatkan pembaruan ke HarmonyOS seperti Mate X6 versi Tiongkok.

Huawei hanya menyebut bahwa HarmonyOS masih diprioritaskan untuk pengguna di Tiongkok. Namun, kalau berkaca pada Huawei Pura 70 Ultra, Huawei tetap memberikan pembaruan EMUI.

Ponsel yang rilis di Indonesia pada 2024 itu telah mendapatkan pembaruan ke EMUI 15 dari yang sebelumnya EMUI 14.2. Kendati demikian, Huawei belum memberi kepastian berapa kali pembaruan EMUI yang didapat oleh Mate X6.

3. Belum Ada GMS dan Fitur AI untuk Produktivitas

GMS

EMUI 15 yang dipakai Mate X6 tak mendukung Google Mobile Services (GMS). Hal tersebut juga merupakan imbas dari perang dagang AS-Tiongkok. Alhasil, seluruh layanan Google tak tersedia di HP ini, termasuk Play Store.

Beberapa aplikasi yang memerlukan sinkronisasi dengan Google Play juga enggan berjalan, meskipun Anda mendapatkan file apk-nya dari sumber lain. Melihat situasi ini, Huawei tak diam saja. Mereka sudah berupaya dengan selalu menambah jumlah aplikasi di toko aplikasi Huawei App Store.

Selain itu, Huawei menghadirkan GBox. Ia seperti emulator, memungkinkan aplikasi yang bergantung pada GMS dapati berjalan di smartphone Huawei. Berkat GBox, Mate X6 bisa dipasangi Google Play juga.

Alternatif selain GBox adalah microG, sebuah platform open-source yang dikembangkan agar pengguna dapat memanfaatkan layanan Google tanpa GMS. Sederhananya, microG adalah pengganti GMS, maka butuh aplikasi yang mendukung microG. Cara kerjanya beda dari GBox.

GBox tetap mengambil aplikasi dari Google Play, sedangkan microG mengambil aplikasi dari Aurora Store. Tech Advisor lebih merekomendasikan microG ketimbang GBox. Alasannya karena sebagian besar aplikasi dapat berjalan dengan lancar.

Namun, aplikasi seperti Google Gemini, Google Wallet, dan Android Auto belum didukung. Di sisi lain, microG bukan jaminan aplikasi bisa lancar terus. Ada kalanya aplikasi terasa sedikit lambat, kedatangan notifikasi pun telat.

Sekain itu, bug-bug kecil berpotensi muncul dan penyelesaiannya akan lebih rumit. Hal ini wajar mengingat microG bukanlah solusi yang didukung secara resmi oleh Huawei.

Keterbatasan selanjutnya pada EMUI 15 yang dipakai Mate X6 adalah belum ada fitur AI yang menunjang produktivitas. Yang ada baru Smart Remove (penghilang objek pada foto), AI Messaging (menyembunyikan notifikasi saat Anda orang lain yang mengintip layar), dan AI Noise Cancellation (penghilang kebisingan suara).

Simpulan

Huawei Mate X6 rilis di Indonesia dengan harga Rp25 juta. Nominal tersebut sudah termasuk bonus Huawei Watch GT 5 seharga Rp2,4 jutaan, dan garansi selama 2 tahun. Garansi tersebut mencakup penggantian layar satu kali selama satu tahun, dan gratis 2 kali klaim pelindung layar utama selama 2 tahun.

Bagi saya, tidak ada yang salah dari ponsel layar lipat dengan banderol Rp20 jutaan. Hanya saja, rasanya agak sulit untuk menyarankan Mate X6 kepada mereka yang bukan penggemar Huawei. Terlebih jika mereka tak terlalu terampil utak-atik dan terbiasa dengan layanan Google.

Isu software tetap jadi masalah terbesar buat Mate X6, meskipun beberapa solusinya tersedia. Di luar masalah tersebut, HP ini sebenarnya sudah oke. Desainnya keren, layarnya cerah, dan hasil tangkapan kameranya mantap.

Performanya juga tidak buruk kendati tak gunakan SoC paling ngebut. Intinya, Mate X6 memang tak diciptakan buat semua orang. HP ini mungkin akan cocok untuk kaum mapan, penggemar Huawei garis keras, atau mereka yang sekadar butuh tantangan.

Kategori:
Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis atau ingin meminta rekomendasi gadget, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!

cross