carisinyal web banner retina

Kupas Habis Kelebihan dan Kekurangan POCO X3 Pro Ini!

Ditulis oleh Ahmad Tsalis

Misi yang diusung POCO, sub-merek Xiaomi, sejak lahir pada 2018 adalah memberi performa terbaik kepada pengguna. Oleh karena itu, beberapa fitur yang tidak terlalu penting sengaja dihilangkan dari smartphone-smartphone POCO. Namun demikian, dalam upayanya itu, POCO mengalami satu masalah yang sama dengan produsen lain pada lini produk kelas menengah.

Masalah itu adalah adanya jarak performa yang masih begitu jauh dari ponsel kelas atas. Meski begitu, hal ini bukanlah masalah yang timbul karena produsen ponsel. Melainkan karena produsen SoC yang sengaja merancang chipset kelas menengah memiliki jarak terlampau jauh dari chipset premium.

Sebagai contoh, Snapdragon 732G - yang meluncur pada Agustus 2020 - belum bisa menyamai performa chipset flagship keluaran Desember 2017, Snapdragon 845. Jarak ini coba dipertipis Qualcomm, selaku produsen Snapdragon, dengan melahirkan kembali chipset kelas atas lawasnya untuk mengisi lini kelas menengah.

Salah satu chipset kelas atas yang kembali dilahirkan oleh Qualcomm adalah Snapdragon 860. Chipset ini adalah reinkarnasi dari Snapdragon 855+ (2019) yang menjalani debut dengan mengotaki POCO X3 Pro. Apakah Anda penasaran seberapa kencang chipset yang satu ini di POCO X3 Pro?

Tenang, jawabannya akan segera Anda temui pada artikel ini. Namun, kami juga akan mengulas POCO X3 Pro secara menyeluruh baik kelebihan maupun kekurangannya. Simak spesifikasi singkat POCO X3 Pro berikut ini sebelum masuk ke pembahasan utama.

Spesifikasi POCO X3 Pro

POCO X3 Pro
Layar IPS LCD 6.67 inci
Chipset Qualcomm Snapdragon 860
RAM 6 GB, 8 GB
Memori Internal 128 GB, 256 GB
Kamera 48 MP (wide) 8 MP (ultrawide) 2 MP (macro) 2 MP (depth)
Baterai Li-Po 5160 mAh
Kelebihan & Kekurangan Baca di sini
Cek Harga Saat Ini Shopee Lazada Blibli

Kelebihan POCO X3 Pro

Sebuah smartphone dikatakan menarik karena punya kelebihan yang mampu mencuri perhatian khalayak. Beberapa poin di bawah ini adalah kelebihan yang mungkin saja membuat Anda tertarik dengan POCO X3 Pro. Simak satu per satu!

1. Durabilitas

Tampang POCO X3 Pro memang sama persis dengan saudara kandungnya, POCO X3 NFC. Tak ada perbedaan baik dari segi dimensi maupun polesan. Hal ini tidak mengherankan karena POCO X3 Pro memang mencomot langsung desain POCO X3 NFC.

Karena itu, Anda akan menemukan modul kamera belakang menonjol berbentuk lingkaran dan layar bergaya punch-hole pada ponsel ini. Aneka macam peranti yang tersemat pun berada di posisi sama. Mulai dari tombol power (menyatu dengan sensor sidik jari) dan tombol volume di samping kanan.

Kemudian, di sisi bawah ada lubang speaker, port USB C, jack audio 3,5 mm, dan mikrofon. Di bagian ada slot SIM hybrid. Terakhir, di bagian atas ada earpiece dan IR Blaster. POCO bukannya tak mau membuat desain baru buat POCO X3 Pro.

Hanya saja, fokus mereka pada ponsel ini adalah peningkatan performa. Toh desain yang dipakai ini membuat POCO X3 Pro jadi enak digenggam dan punya durabilitas mumpuni.

Srivatsa Ramesh dari Tech Radar bilang, ponsel ini terasa solid saat dipegang. Chetan Nayak dari Indiana Express senada dengan Srivatsa. Ia menilai, POCO X3 Pro punya build quality yang bagus kendati rangka dan penutup belakangnya berbahan plastik.

Lalu, apa yang bikin POCO X3 Pro ini enak dipegang? Pertama, kover belakangnya memakai dua polesan, yakni matte dan glossy. Matte dipasang di kedua sisi, mengapit polesan glossy yang jadi tempat bernaung logo ikonis "POCO".

Kedua, rangka (frame) yang menyatukan bagian depan dan belakang ponsel punya bentuk melengkung. Menurut Harish Jonnalagadda dalam laman Android Central, bentuk frame ini memudahkan orang untuk mencengkeram POCO X3 Pro.

Beralih ke alasan mengapa ponsel ini punya durabilitas mumpuni. Alasan pertama adalah, karena mencomot desain POCO X3 NFC, POCO X3 Pro jadi mewarisi sertifikasi ketahanan debu dan percikan air IP53. Angka 5 berarti ponsel ini tetap bisa kemasukan sedikit debu.

Namun, debu yang masuk tidak mengganggu kinerja si ponsel. Sedangkan angka 3 bermakna ponsel ini tahan cipratan air dari satu sisi. Lanjut ke alasan kedua, bagian depan POCO X3 Pro ini diproteksi oleh kaca Corning Gorilla Glass 6.

Konon, Gorilla Glass 6 lebih kuat ketimbang Gorilla Glass 5 yang terpasang pada layar POCO X3 NFC. Soal ketahanan terhadap goresan sama. Akan tetapi, Gorilla Glass 6 diklaim lebih tahan dari kerusakan, ketika ponsel dijatuhkan dari ketinggian 1 m ke permukaan tidak rata.

2. Tampilan

Anda jangan kecewa dulu dengan fakta bahwa layar 6,67 inci POCO X3 Pro memakai panel IPS, bukan keluarga OLED. Sebab pada kenyataannya, tak ada satu pun penguji yang komplain kualitas tampilan yang diberikan.

Chetan Nayak mengaku suka dengan reproduksi warna dan sudut pandang layar beresolusi Full HD+ (1080 x 2400 piksel) ini. Sedangkan Srivatsa Ramesh bilang, ia tetap bisa berkirim pesan dengan ponsel ini meski sedang di luar ruangan.

Srivatsa mengatakan, ia tak perlu menggunakan salah satu tangannya untuk menutupi cahaya yang bisa mengganggu tampilan layar. Adapun Adam Conway dari XDA Developer bertutur, tampilan layar ini sangat smooth.

Berdasarkan pengakuan tiga penguji di atas, bisa dibilang bahwa POCO X3 Pro adalah salah satu ponsel dengan layar IPS terbaik di kelas harganya. Di sisi lain, pengakuan para penguji bisa saja subjektif. Oleh sebab itu, mari kita rujuk pengujian secara terukur yang dilakukan GSM Arena.

Pertama, soal kecerahan layar. Layar POCO X3 Pro bisa memancarkan kecerahan maksimal 458 nit saat disetel secara manual. Level kecerahannya bisa tembus 534 nit saat disetel auto. Angka ini lebih rendah dari POCO X3 NFC (630 nit), tetapi masih cukup cerah.

Hal yang mengagetkan adalah kecerahan terendah layar ponsel ini bisa mencapai 0,9 nit! Sangat jarang ditemui ponsel yang bisa kurang dari 1 nit. Semakin rendah kecerahan layar, semakin nyaman ponsel dipakai di kondisi gelap atau malam hari.

Alasan kedua adalah soal kontras dan akurasi warna. GSM Arena bilang, kontras warna layar ini keren lantaran mencapai 1400:1. Sedangkan akurasi warnanya mendekati sempurna dalam ruang warna sRGB, pada setelan temperatur warna standar.

Di atas kertas, layar X30 Pro bukan IPS sembarangan. Pasalnya, laju penyegaran 120 Hz (adaptif) sudah didukungnya. Hal ini akan membuat Anda bisa merasakan tampilan animasi yang sangat mulus. Anda pun tidak perlu khawatir bila laju penyegaran tinggi membuat ponsel boros baterai.

Sebab, beberapa detik setelah terakhir kali jari Anda menyentuh layarnya, ponsel akan otomatis berpindah ke mode 60 Hz. Beberapa aplikasi seperti YouTube dan Netflix bahkan selalu berjalan dalam 60 Hz.

Bahkan, Prateek Pandey dalam laman 91 Mobiles menemukan fakta bahwa layar POCO X30 Pro juga mendukung laju penyegaran 30 Hz, 48 Hz, 50 Hz, dan 90 Hz, meskipun di menu setelan tidak ada. Fakta tersebut diungkap oleh aplikasi DisplayChecker, yang dijalankan Pandey ketika menonton video di Netflix. DisplayChecker mencatat bahwa si ponsel otomatis turun ke 48 Hz.

Selanjutnya, layar POCO X3 Pro juga memiliki touch sampling rate tinggi, yakni 240 Hz. Gamers tentu akan senang dengan hal ini karena layar dengan kerapatan piksel 395 ppi ini sangat responsif dalam menerjemahkan sentuhan menjadi gerakan.

Terakhir, layar POCO X3 Pro mendukung Widevine L1 dan HDR 10. Dukungan Widevine L1 membuat Anda bisa menyaksikan konten Full HD dari Netflix. Meski begitu, hingga artikel ini ditulis, Netflix dan beberapa aplikasi lain belum mengenali ponsel ini sebagai perangkat yang bisa memutar video HDR.

3. Performa Tiada Tanding

Sumber: mi.com

Inilah pembahasan yang mungkin Anda tunggu-tunggu sedari awal. Yakni soal seberapa berpengaruh chipset Snapdragon 860 pada lonjakan performa POCO X3 Pro. Namun, sebelum membahas ke hasil pengujian, mari kita cermati profil dari chipset Qualcomm yang satu ini.

Snapdragon 860 adalah chipset yang dibikin dengan proses fabrikasi 7 nm. Chipset delapan inti ini terdiri atas satu core kencang Kryo 485 Prime (2,96 GHz), dua core medium Kryo 485 Gold (2,42 GHz), dan empat core hemat daya Kryo 485 Silver (1,78 GHz).

Kryo 485 Prime dan Kryo 485 Gold memakai arsitektur modern Cortex A76, sedangkan Kryo 485 Silver berbasis Cortex A55. Selain itu, Snapdragon 860 juga mengandung GPU Adreno 640 yang melaju di kecepatan 675 MHz.

Sesuai dengan ekspektasi Anda, Snapdragon 860 mampu membuat POCO X3 Pro 'mengangkangi' seluruh ponsel kelas menengah yang ada di dunia. Serangkaian tes dengan aplikasi benchmark sintetis yang dilakukan oleh GSM Arena jadi bukti. Sekadar informasi, unit yang diuji GSM Arena adalah varian 6 GB RAM (LPDDR4X) dan storage 128 GB.

Pada Antutu 8, POCO X3 Pro mampu meraih skor 453.223. Ia meninggalkan POCO X3 NFC yang hanya mencatat angka 283.750. Skor yang didapat POCO X3 Pro ini nyaris memasuki rentang flagship yang umumnya 500 ribuan ke atas.

Tes selanjutnya adalah pengukuran kemampuan singlecore dan multicore memakai aplikasi Geekbench 5. Lagi-lagi POCO X3 Pro jadi yang terdepan dengan skor singlecore 735 dan multicore 2574. Tiada chipset mid-range yang bisa kalahkan Snapdragon 860 untuk urusan ini.

Lantas, bagaimana dengan keandalannya dalam hal olah grafis? Tentu saja hasil yang diperoleh tak berbeda dari tes-tes sebelumnya. Dalam uji GFX Manhattan ES 3.1 (onscreen), POCO X3 Pro bisa melakukan rendering sampai 67 fps. Sementara pada GFX Car Chase ES 3.1 (onscreen), ponsel ini mencatat kemampuan 38 fps.

GSM Arena juga tidak lupa untuk menguji seberapa stabil kinerja Snapdragon 860, ketika diberi beban kerja tertinggi. Aplikasi 3D Mark Wild Life Stress Test pun mencatat bahwa si ponsel punya stabilitas tinggi, 97 persen!

Menariknya, POCO X3 Pro tidak mengalami peningkatan panas yang signifikan selama pengujian, hanya sedikit hangat. Hal tersebut bisa jadi karena sistem pendingin cairan berbasis vapor chamber di ponsel ini mampu bekerja dengan baik.

Tak lengkap rasanya jika tidak mencantumkan pengalaman dari para penguji ketika memakai si ponsel dalam kondisi nyata. Prateek Pandey pun membagikan ceritanya selama memakai POCO X3 Pro.

Pandey mengaku, POCO X3 Pro yang dia uji tak sekalipun mengalami penurunan performa. Buka tutup-aplikasi, pemakaian secara multitasking, semuanya secepat kilat. Dia percaya bahwa ini juga akibat dari pemakaian memori internal yang sudah berteknologi UFS 3.1.

Benar saja, setelah mengujinya dengan aplikasi AndroBench, Pandey mendapati kecepatan yang luar biasa buat memori internal yang dipasang di dalam mainboard POCO X3 Pro. Kecepatan baca sekuensialnya mencapai 1448,91 MB/detik, sedangkan kecepatan tulis sekuensialnya 522,71 MB/detik.

Lanjut ke pemakaian 'serius', Prateek Pandey bilang bahwa POCO X3 Pro mampu menjalankan gim Injustice 2 dan Garena Free Fire pada pengaturan grafik tertinggi dengan mulus. Tak ada frame drop saat dipakai pada setelan grafik tertinggi.

Sementara itu, Srivatsa Ramesh mengaku bisa memainkan gim CoD Mobile, Beach Buggy Racing 2, dan Asphalt, dengan sangat mulus pada setelan grafik tertinggi. Adapun gim mobile paling berat di dunia, Genshin Impact, lancar dimainkan pada setelan grafik medium.

Memainkan Genshin Impact dengan setelan grafik tertinggi sebenarnya bisa-bisa saja. Namun, kata Ramesh, hasilnya tidak semulus medium karena ada sedikit stutter (patah-patah).

4. Kemampuan Kamera

POCO X3 Pro memang tidak dirancang untuk bisa menghasilkan foto yang luar biasa. Sekali lagi, fokus ponsel ini adalah performa yang kencang. Karena itu, POCO melakukan sedikit downgrade buat X3 Pro.

Hal itu terlihat dari kamera utamanya yang kini dibekali resolusi 48 MP, bukaan f/1.8 (sensor Sony IMX582). Si pendahulu, X3 NFC, memakai resolusi yang lebih besar: 64 MP dengan bukaan f/1.9. Kamera ultrawide jadi sasaran downgrade selanjutnya. Resolusi yang kini dipakai adalah 8 MP (f/2.2), turun 5 MP dari X3 NFC.

Hanya saja, adanya chipset kelas atas mungkin bisa membantu pemrosesan gambar X30 Pro jadi lebih baik. Apakah asumsi ini benar? Mari kita rujuk pengalaman dari para penguji.

Untuk kamera utama, GSM Arena bilang hasil fotonya bagus buat kelas harganya. Detailnya oke, dynamic range-nya bagus, akurasi warnanya sip, dan noise sangat sedikit, pada kondisi siang hari. Srivatsa Ramesh, Chetan Nayak, dan Harish Jonnalagadda memiliki opini yang kurang lebih sama.

Jepretan Kamera Utama - Mode 12 MP (sumber: gsmarena.com)

Akan tetapi, Chetan Nayak juga suka jepretan kamera utama POCO X3 Pro dalam mode malam hari. Buat dia, hasil gambarnya bisa terang dan noise-nya sedikit. Walau begitu, patut diingat bahwa ponsel ini tak punya OIS (penstabil optik). Karena itu, Anda tidak bisa berekspektasi lebih.

Jepretan Kamera Utama - Mode Malam 12 MP (sumber: gsmarena.com)

Lanjut ke kamera ultrawide, GSM Arena memandang bahwa hasil jepretannya sangat bagus dengan detail cukup. Kontrasnya pun bagus dan dynamic range-nya lumayan. Chetan Nayak punya pandangan yang sedikit berbeda.

Menurutnya, foto jepretan ultrawide X3 Pro sedikit soft pada siang hari. Ia malah lebih suka hasil kamera ini ketika dipakai pada kondisi kurang cahaya atau malam hari.

Jepretan Kamera Ultrawide (sumber: techradar.com | Srivatsa Ramesh)

Selain lensa utama dan ultrawide, ada satu lensa lagi di sektor belakang yang bisa dipakai untuk menjepret gambar. Yakni lensa makro 2 MP, f/2.4. Namun, hasil fotonya bisa dibilang tidak keren. Detail, saturasi warna, dan kontrasnya kurang.

Jepretan Kamera Makro (sumber: techradar.com | Srivatsa Ramesh)

Beralih ke bagian depan, ada kamera selfie 20 MP, f/2.2 yang ditenagai sensor Samsung S5K3T2 ISOCELL Plus berukuran 1/3,4 inci. Hasil fotonya mengesankan. Detail, kontras, dan tone warnanya bagus.

Jepretan Kamera Depan (sumber: techradar.com | Srivatsa Ramesh)

Terakhir, soal perekaman video, resolusi 4K di 30fps bisa dibuat oleh kamera utama. Kamera utamanya juga bisa merekam video 1080p 60fps atau 1080p 30fps. Sedangkan kamera ultrawide maksimal menghasilkan video 1080p di 30fps. Kamera makro juga bisa merekam video sampai 720p di 30fps.

Kerennya, penstabil elektronik (EIS) bisa digunakan di seluruh kamera dan resolusi. GSM Arena pun memuji video rekaman yang dihasilkan POCO X3 Pro. Menurut mereka, detail, kontras, akurasi warna, dan dynamic-range yang didapat lebih dari cukup.

5. Ketahanan Baterai

Ponsel dengan performa yang oke bisa jadi tidak akan memberi pengalaman maksimal buat penggunanya. Khususnya jika baterai yang dimiliki tidak bisa membuat si ponsel menyala lama. Beruntung POCO X3 Pro punya baterai litium polimer yang terbilang cukup awet.

Baterai dengan kapasitas 5160 mAh sudah cukup untuk membuat POCO X3 Pro menyala seharian, dalam pemakaian berat sekalipun. Demikian seperti yang diungkapkan Harish Jonnalagadda.

Ketahanan baterai ponsel yang satu ini juga diakui oleh GSM Arena. Kesimpulan itu mereka dapati setelah menguji seberapa hebat performa si baterai. Dalam sekali cas, POCO X3 Pro bisa dipakai 32 jam 44 menit untuk menelepon (dalam jaringan 3G).

Kalau digunakan untuk internetan dengan jaringan Wi-Fi, waktu pakainya bisa mencapai 17 jam. Sementara itu, jika dipakai buat menyetel video offline, ponsel bisa melayani selama 11 jam 49 menit.

Menariknya, kata GSM Arena, mau mode laju penyegaran 60 Hz atau 120 Hz yang dipakai, hasilnya tidak jauh berbeda. Gabungan hasil pengujian di atas menghasilkan skor endurance rating 112 jam!

Bukan cuma awet, baterai POCO X3 Pro bisa lekas penuh saat dicas. Menurut pengujian GSM Arena, baterai bisa terisi 59 persen dalam 30 menit pengecasan dengan memakai adaptor bawaan 33 W. Sedangkan waktu yang dibutuhkan agar baterainya penuh adalah 59 menit.

6. Speaker, Port, dan Konektivitas

Selain layar dan performa, apalagi yang dibutuhkan agar seseorang bisa merasakan pengalaman main gim yang sip? Benar, speaker yang lantang. POCO X3 Pro pun tidak punya masalah akan hal itu karena speaker yang dimilikinya stereo.

Satu speaker ada di bawah, sedangkan speaker yang lain menyatu dengan earpiece di atas. Keluaran suara dari speaker ponsel ini cukup keras. Kelantangannya mencapai -26,1 LUFS (Loudness Unit Full Scale), masuk rentang bagus menurut GSM Arena. Yang kurang dari si speaker hanyalah masalah bass.

Jika merasa kurang puas dengan suara keluaran speaker-nya, Anda bisa memanfaatkan jack audio 3,5 mm. Port audio yang paling lazim dipakai di dunia ini tidak hilang di ponsel ini. Anda pun jadi tidak kesulitan untuk menemukan headset berkualitas di pasaran.

Di sisi lain, Anda memang belum memperoleh teknologi jaringan masa depan, 5G, pada POCO X3 Pro. Hal ini wajar karena secara default chipset Snapdragon 860 memang belum mengandung modem 5G.

Toh jika modem 5G eksternal disertakan, harga ponsel tentu jadi lebih mahal. POCO akhirnya memilih langkah bijaksana dengan membawa NFC yang justru lebih fungsional untuk pengguna di Indonesia.

Kekurangan POCO X3 Pro

Menjadi yang sempurna adalah kemustahilan, begitu juga dengan POCO X3 Pro. Ponsel ini memang punya banyak kelebihan. Walau begitu, ia tetap tak bisa lepas dari beberapa kekurangan.

1. Bentuk Besar dan Berat

Siapa pun tak bisa menampik bahwa POCO X3 Pro bukanlah ponsel yang ringkas. Berkaca pada dimensinya, yakni 165,3 x 76,8 x 9,4 mm, HP yang satu ini bongsor dan tebal. Ponsel ini jelas bakal membuat tangan Anda langsung penuh. Lebih-lebih jika tangan Anda tergolong mungil.

Kalau sekadar digenggam, POCO X3 Pro nyaman, hal itu seperti dijelaskan pada poin pertama kelebihan. Namun, HP ini jelas tidak terlalu enak jika dipakai dengan satu tangan. Harish Jonnalagadda dan Srivatsa Ramesh pun bilang demikian.

Selain bentuknya yang tidak ringkas, POCO X3 Pro juga berat, bobotnya mencapai 216 g. Karena bentang layarnya hanya 6,67 inci, distribusi beratnya jadi kurang merata. Akibatnya ponsel ini memberi kesan lebih berat ketimbang ponsel lain dengan bobot sama, tetapi punya layar lebih lebar.

2. Respons Piksel Layar

sumber: techradar.com

GSM Arena menemukan sedikit masalah ketika POCO X3 Pro disetel pada mode laju penyegaran 120 Hz. Masalah itu adalah stutter (patah-patah) ketika pengguna menyapu layar dari atas ke bawah untuk mengecek notifikasi.

Stutter juga muncul saat scrolling menu atau berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain. Menurut GSM Arena, fenomena ini muncul bukan karena chipset yang dipakai. Melainkan karena kualitas layar yang dipakai belum terbaik.

Penjelasan singkatnya adalah, piksel yang terkandung di dalam panel IPS layar ponsel ini butuh waktu respons sedikit lebih lama. Karena itu, stutter muncul. Kendati demikian, fenomena ini sama sekali tidak memengaruhi performa.

3. Notifikasi

Salah satu penyebab ketahanan baterai POCO X3 Pro bisa bagus adalah manajemen daya yang dilakukan oleh antarmuka MIUI 12. MIUI 12, yang berbasis Android 11, menyetel seluruh aplikasi dalam mode hemat daya secara default.

Hanya saja, setelan hemat daya ini menciptakan kendala pada notifikasi yang datang. Menurut pengalaman Mike Lowe dari Pocket Lint, WhatsApp bisa mengalami keterlambatan pengiriman notifikasi sampai satu jam. Beberapa aplikasi juga mengalami delay pengiriman notifikasi.

Padahal, secara teori, software bakal mempelajari kebiasaan penggunanya untuk melihat aplikasi mana saja yang sering digunakan, dan mana yang tidak. Dengan begitu, ponsel akan tahu mana aplikasi yang jadi prioritas untuk dijalankan secara normal. Hanya saja, fungsi yang demikian belum terjadi buat POCO X3 Pro.

Anda pun mau tidak mau harus menyetel satu per satu aplikasi supaya tidak punya restriksi berlebih soal konsumsi daya. Langkah ini juga guna memastikan apakah fungsi dari suatu aplikasi terganggu atau tidak.

Simpulan

Kehadiran POCO X3 Pro jelas membuat sejumlah produsen smartphone kelas menengah jadi 'kebakaran jenggot'. Bagaimana tidak? Berkat chipset Snapdragon 860, ponsel ini berhasil mendobrak batasan level performa yang sebelumnya jadi titik lemah HP mid-range.

Jika Anda adalah seorang gamer dengan bujet pas-pasan, Anda tak perlu berpikir dua kali untuk menebus ponsel yang satu ini. POCO X3 Pro mulai dijual oleh Xiaomi Indonesia di tanah air per 22 April 2021. Harga rilisnya yakni Rp3,5 juta untuk varian memori 6/128 GB dan Rp4 juta buat varian memori 8/256 GB.

Melihat harga perilisan tersebut, Anda yang sudah terlanjur membeli POCO X3 NFC pun bisa jadi akan miris. Sebab, POCO X3 NFC juga dijual dengan kisaran harga serupa, khususnya varian 8/128 GB.

POCO X3 Pro bukannya tak memiliki saingan kendati dari sisi performa tak ada lawan. Beberapa ponsel pesaing yang juga baru muncul bisa jadi alternatif. Seperti realme 8 Pro, Samsung Galaxy A52, dan Redmi Note 10 Pro.

realme 8 Pro, yang punya harga jual Rp4,5 juta (8/128 GB), menawarkan layar AMOLED, kamera 108 MP, teknologi pengisian cepat 50 W, dan bentuk yang kompak. Itu semua tidak dimiliki oleh POCO X3 Pro.

Sedangkan Galaxy A52, yang dilepas dengan harga Rp5 juta, punya daya tawar lebih berkat dua fitur yang biasanya cuma ada di ponsel premium. Dua fitur itu adalah sertifikasi ketahanan debu dan air IP67 serta penstabil gambar berbasis optik (OIS).

Sementara itu, sang saudara, Redmi Note 10 Pro, punya layar AMOLED 120 Hz, desain trendi, dan kamera 108 MP. Ponsel ini bisa ditebus dengan nominal Rp4 juta (8/128 GB). Pilihan kini ada di tangan Anda!

cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram