carisinyal web banner retina

Mari Perhatikan Kelebihan dan Kekurangan vivo X60 Pro Ini!

Ditulis oleh Ahmad Tsalis

Genderang persaingan smartphone kian memanas sejak produsen-produsen meluncurkan ponsel andalannya pada semester pertama 2021. vivo, sebagai penguasa pangsa pasar Indonesia, pun tak melewatkan momentum ini dengan percuma. Sebab, mereka turut meluncurkan kreasi baru bernama vivo X60 Pro.

Penerus dari vivo X50 Pro ini diperkenalkan secara resmi di Indonesia pada 8 April 2021. Berbeda dari pendahulunya yang memakai Snapdragon 765G, vivo X60 Pro datang dengan SoC (System on Chip) Qualcomm Snapdragon seri 8, tepatnya Snapdragon 870. Hal ini menunjukkan bahwa vivo X60 Pro memang ponsel flagship sejati.

Sorotan selanjutnya dari ponsel 5G ini tentu saja soal kamera utamanya. Ya, kamera utama vivo X60 Pro merupakan salah satu yang tercanggih karena mendukung teknologi pixel shift, stabilisasi optik berbasis gimbal, serta lensa yang dirancang bersama Zeiss.

Hal yang mungkin membuat Anda penasaran dari ponsel ini adalah, apa saja kelebihan yang bisa diberikan dengan keberadaan SoC Snapdragon 870 dan kamera canggihnya? Selain itu, adakah kelebihan lain yang dipunyainya? Dua pertanyaan itu akan segera Anda temukan jawabannya dalam artikel ini.

Namun, Carisinyal juga akan menyertakan poin-poin kekurangan sebagai penyeimbang agar Anda dapat memberikan penilaian secara komprehensif. Sebelum ke pembahasan, Anda dapat menyimak spesifikasi umum dari vivo X60 Pro sebagai berikut:

Spesifikasi vivo X60 Pro

  • Rilis: Maret, 2021
  • Layar: AMOLED, 6,56 inci Full HD+ (1080 x 2376 piksel)
  • Chipset: Qualcomm Snapdragon 870 5G (7 nm)
  • GPU: Adreno 650
  • RAM: 12 GB
  • Memori Internal: 256 GB
  • Memori Eksternal: â€“
  • Kamera Belakang: 40 MP + 13 MP + 13 MP
  • Kamera Depan: 32 MP
  • Baterai: Li-Po 4200 mAh

Spesifikasi selengkapnya...

Kelebihan vivo X60 Pro

Poin kelebihan adalah sektor mencolok yang menjadi daya tarik dari sebuah ponsel. Berikut ini adalah beberapa kelebihan vivo X60 Pro yang bisa jadi bakal menarik perhatian Anda sebagai konsumen.

1. Desain Ergonomis

Bahasa desain yang dianut vivo X60 Pro serupa dengan yang dipakai pendahulunya: minimalis dan elegan. Karena itu, sekilas, Anda mungkin menyangka bahwa tampang ponsel ini sama saja dengan vivo X50 Pro. Namun demikian, ponsel ini tetaplah barang yang berbeda.

Perbedaan pertama yang bisa disadari adalah perpindahan letak kamera depan. Jika X50 Pro dulu punya kamera depan punch-hole di samping kiri, kali ini X60 Pro memiliki lensa kamera depan di tengah.

Sekedar informasi, diameter kamera punch-hole X60 Pro berukuran 3,96 mm (cukup kecil). Selanjutnya di bagian buritan ponsel, lampu flash sudah bergabung dengan modul kamera belakang untuk vivo X60 Pro.

Secara dimensi pun tak serupa. Dengan ukuran 158,6 x 73,2 x 7,59 mm, vivo X60 Pro lebih panjang, lebih lebar, dan lebih tipis ketimbang kakaknya (158,5 x 72,8 x 8 mm). Dengan ketebalan yang hanya 7,59 mm (varian Midnight Black), ponsel ini menjadi salah satu smartphone flagship paling tipis di dunia. Ketipisannya mengalahkan Xiaomi MI 11 (8,1 mm) dan Samsung Galaxy S21 5G (7,9 mm).

Bentuk yang tipis ini diperoleh dari pemakaian kaca lengkung di bagian depan dan belakang, serta frame aluminium yang minimalis. Pada bagian frame Anda akan menemukan tombol power dan volume di sisi kanan; satu speaker, slot dua nanoSIM, port USB tipe C, dan satu lubang mikrofon di sisi bawah; serta satu lubang mikrofon di sisi atas. Tidak ada apa-apa di sisi kiri.

Selain tipis, vivo X60 Pro juga ringan karena bobotnya hanya 177 g (varian Midnight Black), lebih enteng 2,5 g ketimbang X50 Pro. Lantas, bagaimana dengan sensasi yang ditimbulkan ketika ponsel ini digenggam?

Mengenai hal ini, Khumail Thakur dari Stuff Tv, Subhrojit Mallick dari My Smart Price, dan Saurabh Singh dari Financial Express, sepakat mengatakan bahwa vivo X60 Pro sangat nyaman digenggam. Ada dua alasan mengapa ponsel ini bisa begitu nyaman digenggam. Pertama adalah, ponsel ini tidak memiliki banyak lekukan bersudut.

Kedua, kover belakang ponsel ini dipoles dengan lapisan matte ala kain satin yang lembut. Kover belakang X60 Pro terbuat dari bahan kaca buram antigores (anti-glare frosted). Perpaduan antara bentuk yang tipis, bobot ringan, dan nyaman digenggam membuat vivo X60 Pro disebut Subhrojit Mallick sebagai ponsel paling ergonomis yang pernah dia pakai sepanjang 2021.

Di sisi lain, meski vivo X60 Pro punya bentuk yang tipis, built quality-nya tergolong jempolan menurut Kshitij Pujari dari 91 Mobiles. Pendek kata, ponsel ini enak dilihat dan enak digenggam. Adapun vivo X60 Pro tersedia dalam dua pilihan warna: Midnight Black dan Shimmer Blue. Varian yang disebut terakhir punya ketebalan 7,69 mm dengan bobot 179 g.

2. Tampilan Menawan

vivo menggarap sektor tampilan pada X60 Pro dengan serius. Mereka melibatkan Qualcomm untuk menciptakan teknologi LTM pada layar AMOLED 6,56 inci di ponsel ini. Teknologi LTM sederhananya adalah pemetaan warna secara parsial untuk menyesuaikan kontras layar secara cerdas.

Penyesuaian kontras akan memungkinkan layar mampu menampilkan konten dengan lebih jelas baik di bawah terik matahari maupun di lingkungan minim cahaya. Di atas kertas, layar Full HD+ (1080 x 2376 piksel) yang dipasang di muka X60 Pro lebih bagus ketimbang X50 Pro.

Sebab sang penerus sudah mengadopsi laju penyegaran 120 Hz dengan touch sampling rate 240 Hz. Bandingkan dengan X50 Pro yang refresh rate-nya baru menyentuh angka 90 Hz dengan laju pengambilan sampel sentuh 180 Hz. Alhasil, layar X60 Pro mampu menampilkan animasi yang lebih smooth dan responsif dalam mengeksekusi sentuhan.

Di sisi lain, pengguna tak perlu khawatir baterai ponsel akan terkuras karena mode laju penyegaran 120 Hz. Pasalnya, vivo telah merancang X60 Pro untuk berpindah ke mode 60 Hz secara otomatis ketika mode 120 Hz tidak dibutuhkan.

Beberapa teknologi keren ala smartphone flagship turut dibenamkan kepada layar yang bisa memindai sidik jari ini. Seperti dari HDR10+ dan Widevine L1 untuk menyaksikan film beresolusi tinggi di Netflix. Ada juga sertifikasi SGS Eye Care yang menjamin layar ponsel ini aman untuk mata, karena radiasi cahaya biru sudah diminimalkan hingga kurang dari 7,5 persen.

Soal reproduksi warna, beberapa pihak cukup terkesan dengan layar X60 Pro. Misalnya, W. Amirul Adlan dari Gamer Braves yang mengatakan, warnanya benar-benar cemerlang ketika dipakai untuk menonton video. Sementara itu, Saurabh Singh bilang bahwa layar ponsel ini cerah, punya saturasi warna yang dalam, dan tak punya masalah soal viewing angle.

Alasan utama mengapa layar ponsel ini punya reproduksi warna yang baik yakni karena telah mencakup 100 persen rentang warna (gamut) DCI-P3. Gamut warna DCI-P3 adalah standar paling mutakhir yang dipakai oleh bioskop modern, YouTube, hingga Netflix.

Selain itu, layar X60 Pro memiliki tingkat kecerahan khas 800 nit dan kecerahan puncak 1300 nit menurut Vinny Jenson dalam laman Giztop. Adapun layar lengkung dua sisi ponsel ini tahan dari goresan karena sudah dilapisi kaca Corning Gorilla Glass 6.

3. Performa Tak Mengecewakan

vivo memastikan bahwa varian global dari X60 Pro memakai SoC Snapdragon 870 dari Qualcomm. Varian ini pula yang dijual secara resmi di Indonesia. Hal tersebut membuat X60 Pro menjadi smartphone pertama dengan Snapdragon 870 yang hadir di Indonesia. Di Tiongkok, ponsel ini dijual dengan chipset 5 nm Exynos 1080 dari Samsung.

Perbedaan chipset ini mungkin membuat orang skeptis terhadap X60 Pro varian Snapdragon. Mengingat Snapdragon 870 masih diproduksi dengan proses fabrikasi 7 nm. Apalagi, chipset ini sejatinya 'cuma' reinkarnasi dari Snapdragon 865 yang sedikit ditingkatkan kecepatannya.

Peningkatan kecepatan secara khusus terjadi pada core performa Kryo 585 Prime - dari 2,84 GHz menjadi 3,2 GHz. Namun demikian, pada kenyataannya Snapdragon 870 mampu memenuhi ekspektasi sesuai dengan label kelas atas yang disandangnya.

Hal itu terbukti lewat serangkaian pengujian benchmark sintetis yang dilakukan oleh Subhrojit Mallick. Ketika diuji dengan software mainstream Antutu 8, chipset ini mampu mendorong vivo X60 Pro meraih skor 634.207. Skor tersebut mengalahkan OnePlus 8T (Snapdragon 865), tetapi kalah dari OnePlus 9 yang ditenagai Snapdragon 888.

Uji Antutu 8 vivo X60 Pro (sumber: mysmartprice.com)

Hasil serupa terjadi pada uji kemampuan CPU secara singlecore dan multicore menggunakan aplikasi Geekbench 5. vivo X60 Pro mencatat angka 1039 untuk singlecore, dan 3476 buat multicore. Dua skor tersebut lebih tinggi belasan persen dari yang dicatat OnePlus 8T.

Uji Geekbench5 vivo X60 Pro (sumber: mysmartprice.com)

Hal yang tak diduga muncul ketika Mallick melakukan tes 3D Mark Wild Life untuk mengetahui kemampuan grafis dari GPU Adreno 650 yang ada di dalam chipset Snapdragon 870. Ternyata skor yang dihasilkan lebih bagus daripada Adreno 650 yang menyatu dengan Snapdragon 865. Padahal kedua GPU sama-sama berjalan di kecepatan 587 MHz.

Uji 3DMark Wild Life vivo X60 Pro (sumber: mysmartprice.com)

Ketiga pengujian yang dilakukan diatas menggambarkan potensi performa yang muncul dalam sekali waktu. Pertanyaannya, bagaimana performanya jika ponsel dipacu dalam waktu yang lama? Guna menjawab pertanyaan tersebut, Subhrojit Mallick kembali melakukan stressing test.

Uji pertama yang dilakukan Mallick adalah CPU Throttling untuk mengetahui penurunan performa chipset seiring waktu pemakaian dan panas yang ditimbulkan. Hasilnya, dalam kurun 45 menit, Snapdragon 870 mampu mempertahankan 82 persen kemampuannya dari performa puncak. Hal itu terjadi ketika chipset berada pada temperatur 76°C.

sumber: mysmartprice.com | Subhrojit Mallick

Untuk diketahui, temperatur 76°C terbilang wajar buat sebuah chipset. Temperatur ini tidak akan dirasakan oleh tangan karena sistem manajemen panas ponsel akan mereduksinya. Sehingga, tangan hanya akan merasakan suhu permukaan ponsel yang berkisar 30-40 °C.

Kemudian, uji kedua adalah memacu performa chipset ketika diberi beban kerja tinggi dengan software simulasi 3DMark Wild Life Stress Test. Hasil yang diperoleh mengesankan karena dalam empat kali pengujian (loop), Snapdragon 870 mencatatkan kestabilan performa 99,6 persen (sangat tinggi).

Selama pengujian, suhu permukaan meningkat dari 34°C ke 43°C, dan ponsel stabil menghasilkan gambar dalam rentang 16-30 fps. Kesimpulan awal yang didapat dari uji benchmark sintetis ini yaitu vivo X60 Pro dengan Snapdragon 870-nya memiliki performa andal dan baik dalam manajemen panas.

sumber: mysmartprice.com | Subhrojit Mallick

Ternyata, hipotesis ini benar adanya berdasarkan pengalaman pada kondisi riil. vivo X60 Pro tidak mengalami satu pun masalah dalam pemakaian sehari-hari. Semuanya terasa lancar, kemampuan multitasking-nya pun mumpuni berkat RAM 12 GB berteknologi LPDDR5.

Jika 12 GB kurang, pengguna bisa menambah 3 GB lagi dengan fitur extended RAM. Fitur baru ini punya mekanisme mengubah ruang kosong di dalam memori internal menjadi virtual memory. Hal ini sudah lumrah terjadi di laptop atau komputer desktop yang punya storage berbasis flash (SSD).

Sementara itu, vivo X60 Pro juga memakai memori internal berbasis flash yakni UFS 3.1 dengan kapasitas 256 GB. Dengan fitur extended RAM, ponsel ini secara virtual jadi punya RAM 15 GB. Ukuran ini memungkinkan ponsel membuka hingga 25 aplikasi secara bersamaan.

Tak berhenti di situ, kemampuan vivo X60 Pro dalam menjalankan gim berat juga tak mengecewakan. Menurut pengalaman Subhrojit Mallick dan Khumail Thakur, main gim Call of Duty: Mobile di ponsel ini sangat lancar. Dengan pengaturan grafik maksimum, X60 Pro bisa menghasilkan gambar rerata 60 fps.

Sumber: stuff.tv
sumber: stuff.tv | Khumail Thakur

Gim berat macam Genshin Impact pun bisa ditangani dengan baik. Tidak ada frame drop saat memuat peta atau berada dalam situasi pertarungan. Meski begitu, Amirul Adlan menyarankan Anda untuk memakai kipas tambahan jika memainkan gim ini dalam waktu lama. Sebab, bodi vivo X60 Pro jelas akan menghangat.

Di luar pemakaian untuk main gim Genshin Impact, ponsel ini selalu adem. Khumail Thakur dan Saurabh Singh pun sepakat bilang bahwa vivo X60 Pro punya manajemen panas yang mengesankan, terlepas dari bentuknya yang tipis.

Biasanya, desainer akan lebih sulit merancang sistem pendinginan yang baik untuk ponsel tipis karena keterbatasan ruang. Bisa jadi yang menyebabkan vivo X60 Pro terasa lebih dingin adalah karakter Snapdragon 870.

Chipset ini dinilai lebih bijak karena akan sedikit menurunkan performa untuk menjaga suhu internal. Tidak seperti Snapdragon 888 yang lebih agresif dengan menerjang batasan suhu demi mencapai performa puncak.

4. Kamera Mengesankan

Kamera adalah sektor yang juga menyita perhatian dari vivo X60 Pro. Terutama karena adanya sistem stabilisasi gimbal generasi kedua, teknologi pixel shift, dan algoritma pemrosesan berbasis Zeiss. Sistem stabilisasi optik berbasis gimbal diklaim mampu 3 kali lebih baik daripada OIS biasa dalam meredam guncangan vertikal maupun horizontal.

Hal ini akan membantu kamera terbebas dari hasil blurry saat mengambil gambar pada malam hari (kondisi low light) menggunakan metode multiframe (menjepret beberapa gambar dalam satu kali pengambilan). Sistem stabilisasi optik berbasis gimbal digabung dengan EIS, menghasilkan VIS 5-Axis Video Stabilization.

Fitur tersebut membuat video jauh lebih stabil karena sumber penstabilan berasal dari sumbu X, Y, dan rotasi Z. Sedangkan pixel shift adalah teknologi bikinan vivo yang pertama kali disematkan untuk X60 Series. Teknologi pixel shift memang bukan hal yang baru di dunia fotografi. Teknologi ini sudah lazim dipakai di kamera mirrorless.

Pixel shift hadir untuk mengatasi keterbatasan kamera digital dalam menghasilkan warna gambar yang akurat. Untuk diketahui, gambar (cahaya pantul dari objek) yang ditangkap sebuah sensor kamera awalnya tak memiliki warna.

Warna bisa muncul setelah gambar melewati filter Bayer yang berbasis RGB (Red, Green, Blue). Setelah melewati filter ini, muncul sebuah gambar yang terdiri atas jutaan piksel. Satu piksel mewakili satu warna, entah itu merah, hijau, atau biru.

Proses penentuan suatu piksel mewakili warna apa dibantu oleh ISP (Image Signal Processor). Karena satu gambar bisa mencapai jutaan piksel, ISP akan menebak warna apa yang cocok untuk suatu piksel berdasarkan piksel disampingnya yang sudah punya warna. Proses ini disebut interpolasi atau demosaicing.

Namun demikian, demosaicing masih kurang akurat, kendati algoritma yang dipakai sudah cukup canggih. Salah satu penyebabnya karena warna yang disediakan filter Bayer terbatas — 50 persen hijau, 25 persen biru, dan 25 persen merah.

Nah, pixel shift pun mencoba untuk mengatasinya. Yakni dengan mengambil beberapa foto mentah (RAW) dalam satu jepretan. Salah satu foto dijadikan acuan, kemudian foto lain ditumpuk ke foto acuan tersebut. Proses ini mirip dengan metode multiframe.

Hanya saja, foto lain yang akan ditumpuk ke foto acuan sedikit digeser posisinya, sehingga akan terbentuk layer baru. Alhasil, data warna yang berasal dari foto lain bisa mengisi kekosongan yang ada di foto acuan.

Gambar pun jadi punya warna akurat, detail, dan resolusinya besar. Dalam praktiknya, pixel shift yang dipakai vivo menggabungkan delapan gambar mentah menjadi satu foto.

Sementara itu, algoritma pemrosesan foto ala Zeiss menghadirkan foto efek foto bokeh ala kamera profesional dengan lensa Zeiss. Fitur ini dinamai ZEISS Biotar Portrait Style. Foto portrait yang dihasilkan diklaim tajam, dengan latar belakang blurry yang memutar.

Penjelasan mengenai stabilisasi gimbal, pixel shift, dan pemrosesan ala Zeiss Zeiss cukup. Selanjutnya, mari kita tengok konfigurasi kamera yang ada pada vivo X60 Pro. Untuk kamera belakang, ponsel ini memiliki tiga lensa. Terdiri atas lensa utama 48 MP dengan aperture besar f/1.48, sensor Sony IMX 598 dengan ukuran 1/2,8 inci, ukuran per piksel 0,8 µm, dan dilengkapi stabilisasi gimbal.

Kemudian, ada lensa telefoto 13 MP, f/2.46 dengan focal length 50 mm yang bisa melakukan zoom optik sebanyak 2 kali. Terakhir ada lensa ultrawide 13 MP, f/2.2, dengan focal length 16 mm dan bisa mengambil foto hingga 120Ëš. Di bagian depan, ada selingkar lensa kamera selfie 32 MP dengan diafragma f/2.45.

Melihat teknologi dan konfigurasi kamera ponsel ini, Anda tentu telah memasang standar tinggi terhadap gambar yang dihasilkan. Pada kenyataannya, beberapa penguji merasa bahwa gambar jepretan kamera vivo X60 Pro memang mencerminkan kualitas smartphone flagship.

Subhrojit Mallick menilai, jepretan kamera utama vivo X60 Pro menghasilkan gambar indah. Kecerahan dan dynamic range-nya pas, sedangkan ketajamannya luar biasa. Penguncian fokus secara otomatis pun cepat bukan main. Lalu, adanya lensa Zeiss dan bukaan besar di kamera utama ini membuat foto bokeh tampak alami.

Sumber: mysmartprice.com
Jepretan Kamera Utama (sumber: mysmartprice.com | Subhrojit Mallick)

Mallick juga memuji kamera ponsel ini ketika mengambil gambar dalam mode malam. Perpaduan bukaan yang besar, stabilisasi gimbal, dan lensa Zeiss kembali membuktikan andilnya. Deepak Singh dari Smartprix juga sepakat dengan kemampuan keren kamera ponsel ini saat mengambil gambar dalam mode malam. Menurutnya, noise dapat ditekan seminim mungkin.

Sumber: smartprix.com
Jepretan Kamera Utama - Mode Malam (sumber: smartprix.com | Deepak Singh)

Adapun keberadaan teknologi pixel-shift menurut Mallick membuat kamera utama X60 Pro mampu menjaga detail gambar dengan baik sekalipun perbesaran dilakukan. Satu-satunya kelemahan kamera utama ponsel ini adalah inkonsistensi warna. Pengguna bakal mendapat temperatur warna yang berbeda, meskipun hanya menggeser sedikit sudut bidikan.

Sumber: www.smartprix.com/
Jepretan Kamera Utama - 2x Zoom (sumber: smartprix.com | Deepak Singh)

Kamera utama memang bisa mengambil foto bokeh dengan baik. Namun, ada kamera telefoto yang ditugasi untuk menghasilkan gambar bokeh secara portrait dalam jarak dekat. Khumail Thakur cukup senang dengan detail dan tone warna dari gambar yang dihasilkan oleh kamera ini.

Hanya saja, menurut Subhrojit Mallick, detailnya jadi berkurang ketika gambar diambil di dalam ruangan. Proses jepretnya pun jadi sedikit lebih lama. Walau begitu, kualitas gambar yang dihasilkan tetap tergolong bagus.

Sumber: mysmartprice.com
Jepretan Kamera Telefoto (sumber: mysmartprice.com | Subhrojit Mallick)

Pembahasan berlanjut ke kamera ultrawide. Kata, Subhrojit Mallick, kamera ultrawide vivo X60 Pro mampu menghasilkan gambar dengan ketajaman paling bagus di kelas harganya. Hanya saja, inkonsistensi warna juga terjadi pada kamera ini. Jika masalah ini bisa segera dibereskan oleh vivo, X60 Pro bakal sulit dikalahkan para pesaingnya.

Sumber: mysmartprice.com
Jepretan Kamera Ultrawide (sumber: mysmartprice.com | Subhrojit Mallick)

Beralih ke kamera selfie, tangkapan yang diciptakan merupakan salah satu yang terbaik di dunia, menurut Kshitij Pujari. Pujari senang karena kamera depan X60 Pro tidak mencoba untuk berlebihan dalam memoles tekstur wajah. Warna kulit yang ditampilkan pun natural.

Kalau menurut Subhrojit Mallick, kamera depan ponsel ini bisa mengunci fokus dengan baik, menghasilkan gambar tajam, dan bisa melakukan pemisahan objek utama dengan latar belakang secara apik.

Jepretan Kamera Depan (sumber: mysmartprice.com | Subhrojit Mallick)

Berdasarkan pengalaman para penguji yang telah dijelaskan di atas, foto jepretan kamera vivo X60 Pro memang sip! Tak dinyana, kamera ponsel ini juga andal dalam merekam video. Deepak Singh, Subhrojit Mallick, dan Kshitij Pujari setuju akan hal itu.

Pujari menyebut video yang dihasilkan oleh kamera utama ponsel ini sangat detail pada resolusi tertinggi, yakni 4K di 60 fps. Selain, itu videonya juga sangat mulus. Saking mulusnya, Mallick heran karena video 4K 60 fps yang dihasilkan justru lebih stabil ketimbang ketika direkam dengan resolusi 1080p 60 fps.

Padahal, saat merekam video 4K, hanya penstabil EIS yang bisa digunakan. Sedangkan kombinasi stabilisasi gimbal plus EIS (5-Axis Video Stabilization) cuma bisa dipakai pada resolusi 1080p.

Fenomena tersebut tentu saja cukup aneh. Akan tetapi, gara-gara hal ini, Mallick berani mengatakan bahwa pada saat ini vivo X60 Pro adalah satu-satunya ponsel yang ia rekomendasikan untuk merekam video 4K secara default.

Kekurangan vivo X60 Pro

Tidak pernah ada ceritanya sebuah ponsel bisa memberi kepuasan di berbagai aspek. Karena itu, sebuah ponsel pasti memiliki sisi yang kurang disukai oleh konsumen. Beberapa poin di bawah ini akan menjelaskan beberapa poin kekurangan dari vivo X60 Pro

1. Sisi Negatif Desain

Sumber: smartprix.com
sumber: smartprix.com | Deepak Singh

Desainer vivo X60 Pro tentu saja sudah bekerja keras dalam menghasilkan kualitas visual dan ergonomi yang sama bagusnya. Meski begitu, tetap saja ada yang bisa dijadikan koreksi. Hal pertama soal desain yang menurut Subhrojit Mallick kurang adalah frame yang tipis.

Karena frame yang dipakai sangat tipis, tombol power dan volume yang ada di sisi kanan jadi lebih nongol dan agak keras ketika ditekan. Kemudian, distribusi berat jadi tidak seragam. Masalah kedua dari desain ponsel ini adalah ketiadaan sertifikasi ketahanan air dan debu, entah itu IP67, IP68, atau IP53.

Absennya sertifikasi tersebut jelas membuat Anda sebagai pengguna perlu agak hati-hati ketika memakai X60 Pro di luar ruangan, dengan perubahan cuaca yang tidak menentu. Fitur ini semestinya ada buat ponsel flagship.

2. Bloatware dan Notifikasi Pengganggu

Sumber: stuff.tv
sumber: stuff.tv | Khumail Thakur

vivo membekali X60 Pro dengan sistem operasi Android 11 terbaru dengan antarmuka Funtouch OS 11.1. Antarmuka punya cukup banyak fitur menarik. Misalnya, kustomisasi animasi untuk membuka ponsel dengan sidik jari maupun deteksi wajah.

Meskipun banyak kustomisasi, antarmuka Funtouch terbaru ini sudah didesain sesimpel mungkin. Adanya tombol app drawer membuat pengguna lawas tidak merasa asing dengan ponsel Android. Selain itu, jika dibandingkan dengan versi-versi sebelumnya, Funtouch 11.1 sudah jauh lebih bersih.

Hanya saja, bloatware yang disertakan masih cukup banyak. Hal inilah yang tidak begitu disukai oleh Kshitij Pujari dan Subhrojit Mallick. Bloatware membikin ponsel jadi sedikit lamban. Pasalnya, beberapa bloatware bersifat mengganggu karena memunculkan notifikasi yang tidak pernah diharapkan oleh pengguna.

Notifikasi mengganggu ini akan berhenti muncul jika Anda menonaktifkannya, atau meng-uninstall aplikasi yang bersangkutan. Cukup disayangkan lantaran seharusnya ponsel kelas atas dibekali dengan antarmuka yang benar-benar bersih, untuk menjamin kenyamanan pengguna.

3. Ketahanan Baterai dan Speaker Biasa Saja

Sumber: mysmartprice.com
sumber: mysmartprice.com | Subhrojit Mallick

Baterai berkapasitas 4200 mAh yang terpasang di badan vivo X60 Pro bisa dibilang cukup untuk standar zaman sekarang. Sayangnya, baterai ini tidak cukup kuat untuk membuat si ponsel menyala seharian penuh, dengan mode 120 Hz adaptif. Begitu seperti yang dirasakan Saurabh Singh dan Kshitij Pujari.

Oleh karena itu, ketahanan baterai ponsel ini tergolong biasa-biasa saja. Subhrojit Mallick menduga, sistem penstabil gambar berbasis gimbal adalah penyebabnya. Soalnya, teknologi ini dinilai Mallick butuh banyak daya untuk membuat stabil setiap gambar yang dijepret atau video yang direkam.

Sementara itu, saat dipakai untuk main COD Mobile selama 30 menit, baterai ponsel berkurang 6 persen. Meski daya tahan baterainya biasa-biasa saja, vivo X60 Pro dibekali teknologi pengisian yang lumayan oke, yakni 33 W. Menurut uji yang dilakukan Mallick, mengisi dari kosong sampai penuh butuh waktu sekitar 70 menit, dengan memakai adaptor 33 W yang disertakan dalam paket penjualan.

Sisi medioker lain dari ponsel ini adalah speaker-nya. Sayang sekali ponsel berlabel kelas atas hanya dipasangi satu speaker mono, bukan stereo. Keluaran suaranya nyaring, tapi tidak terlalu keras. Speaker yang kurang powerfull tentu saja bisa jadi membuat pengguna tak mampu mendapat pengalaman terbaik saat bermain gim atau menonton video.

4. Lensa Telefoto Periskop dan Makro Absen

Sumber: stuff.tv
sumber: stuff.tv | Khumail Thakur

Beberapa plus minus tentang kualitas foto HP ini telah dijelaskan pada poin kamera. Namun, apa kekurangan lain yang sudah Anda sadari sedari awal? Benar, vivo X60 Pro tak memiliki lensa telefoto periskop. Hal ini tentu saja merupakan sebuah downgrade, mengingat sang pendahulu, X50 Pro, memiliki kamera jenis ini.

Alhasil, kemampuan perbesaran optik pada X60 Pro jadi cuma dua kali. Sedangkan sang kakak secara total bisa melakukannya 7 kali. Ketiadaan lensa telefoto periskop membuat X60 Pro kurang andal dalam menjepret gambar dengan detail bagus, pada jarak yang agak jauh.

Selain itu, lensa makro juga tidak ada. Beberapa ponsel kelas atas, termasuk pendahulu ponsel ini, memang mulai meninggalkan lensa makro. Dalam kasus X60 Pro, tugas fotografi jarak dekat - yang biasa ditangani lensa makro - diampu oleh lensa utama dan lensa ultrawide. Dua-duanya didampingi dengan mode makro.

Menurut Kshitij Pujari, kualitas foto dalam mode makro punya warna yang cukup bagus. Hanya saja, kata Deepak Singh, hasilnya sangat tidak konsisten. Subhrojit Mallick juga bilang bahwa kamera utamanya agak sulit mengunci fokus ketika menjalankan mode makro.

Simpulan

vivo telah mengembalikan jati diri seri X mereka sebagai smartphone flagship sejati. Hal itu dibuktikan dengan disematkannya chipset Snapdragon 870 untuk vivo X60 Pro. Chipset ini memang bukan yang terbaik di kelasnya. Walau begitu, performa yang diberikan sudah lebih dari cukup.

Memainkan gim berat di HP ini dijamin lancar jaya. Apalagi, layar yang dipasang mendukung laju penyegaran dan touch sampling rate tinggi. Main gim pun jelas bakal makin memuaskan - tampilan mulus, gerakan responsif. Kemudian, tradisi kamera jempolan pada ponsel ini kembali diteruskan.

Anda tidak akan menemui kombinasi bagus antara lensa Zeiss, stabilisasi gimbal, dan pixel shift di ponsel mana pun. Hal ini membuat kamera vivo X60 Pro mampu mengakomodasi kebutuhan Anda dalam mengabadikan momen di berbagi situasi. Jangan lupa bahwa ponsel ini enak dipandang dan digenggam.

Hanya saja, Anda mesti menoleransi karakter-karakter ala ponsel flagship yang masih belum hadir di ponsel yang satu ini. Yang paling krusial tentu saja ketiadaan speaker stereo dan IP Rating. Jika ditanya cocok untuk siapa vivo X60 Pro ini?

Jawaban kami adalah buat profesional yang tak neko-neko. Terutama mereka yang suka ponsel dengan desain apik, suka foto-foto, dan butuh performa kencang. Penjualan vivo X60 Pro di Indonesia dimulai pada 8 April 2021 melalui sistem pre-order.

Smartphone flagship kedua vivo yang hadir di Indonesia ini dibanderol Rp10 juta. Pada rentang harga ini, vivo X60 Pro akan bersaing dengan Xiaomi Mi 11 yang punya harga serupa. Mi 11 tentu menyuguhkan beberapa keunggulan yang tak dimiliki X60 Pro.

Seperti Snapdragon 888 yang lebih powerfull, adanya kamera makro, dan speaker stereo Harman Kardon. Mi 11 juga dibekali adaptor yang lebih kencang: 55 Watt. Namun, Mi 11 belum terlalu andal dalam menangani panas yang dihasilkan Snapdragon 888, serta daya baterai tahannya juga biasa-biasa saja.

Alternatif lain yang mungkin bisa Anda tengok adalah Samsung Galaxy S21 5G. Galaxy S21 5G punya nilai lebih dengan sertifikasi IP68, speaker stereo yang disetel AKG, dan antarmuka OneUI yang bersih tanpa bloatware pengganggu. Hanya saja, harga Galaxy A21 5G Rp4 juta lebih mahal dan dijual tanpa charger.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram