carisinyal web banner retina

Kenali Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Xiaomi Mi 11 Ultra

Ditulis oleh Ahmad Tsalis

Sudah jadi hal yang lazim bila produsen smartphone punya lebih dari satu ponsel flagship dalam satu tahun kalender. Seperti Xiaomi dengan delapan model Mi 11 series yang meluncur secara bergantian sepanjang 2021. Seperti produsen lain, Xiaomi pasti telah menentukan ponsel mana yang menduduki kasta tertinggi dari delapan model itu.

Kasta tertinggi dalam hal ini sebuah ponsel diposisikan sebagai flagship paripurna (ultimate) yang membawa keunggulan paling sip di berbagai sisi - tak ada lagi kompromi. Untuk edisi kali ini, Xiaomi memandatkan status flagship paripurna pada Xiaomi Mi 11 Ultra.

Mi 11 Ultra adalah upaya perdana Xiaomi dalam jorjoran spesifikasi buat pasar global. Generasi Mi Ultra pertama, Mi 10 Ultra, hanya terbatas untuk pasar Tiongkok. Satu hal yang membuat Mi 11 Ultra mencuri perhatian adalah konfigurasi kamera belakangnya yang disertai layar kecil, untuk mempermudah swafoto.

Hal menarik yang dimiliki Mi 11 Ultra tentu bukan cuma itu. Ada berbagai hal menarik yang menurut Carisinyal masuk dalam kategori kelebihan si ponsel. Itu semua dapat segera Anda simak dalam artikel ini.

Selain kelebihan, Anda juga bakal tahu apa saja kekurangannya. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya, Anda akan punya instrumen untuk memberi penilaian secara berimbang. Jika belum tahu betul Mi 11 Ultra, Anda bisa baca dulu spesifikasi singkatnya di bawah ini:

Spesifikasi Xiaomi Mi 11 Ultra

  • Rilis: Juni, 2021 (Indonesia)
  • Layar: AMOLED, 6,81 inci, 1440 x 3200 piksel
  • Chipset: Snapdragon 888 5G (5 nm)
  • GPU: Adreno 660
  • RAM: 12 GB
  • Memori Internal: 256 GB
  • Memori Eksternal: -
  • Kamera Belakang: 50 MP + 48 MP + 48 MP
  • Kamera Depan: 20 MP
  • Baterai: Li-Po 5000 mAh

Spesifikasi selengkapnya...

Kelebihan Xiaomi Mi 11 Ultra

Xiaomi merancang Mi 11 Ultra dengan kekuatan berimbang baik di dalam maupun di luar. Beberapa poin kelebihan berikut bakal menjelaskan apa saja kekuatan yang dimiliki ponsel ini. Simak satu per satu!

1. Desain Atraktif dengan IP68

sumber: mi.com/global

Jika Anda pernah melihat atau memegang Xiaomi Mi 11, maka Anda sudah punya gambaran mengenai desain Mi 11 Ultra. Benar, Mi 11 Ultra memakai garis desain dan dimensi yang nyaris serupa dengan saudara kandungnya itu—tetap tipis dan elegan.

Mi 11 Ultra cukup tipis karena rangka aluminium yang dipakainya hanya memiliki ketebalan 8,4 mm. Adapun bentuk rangka yang melebar pada empat sudut berfungsi sebagai proteksi untuk meminimalkan risiko ketika ponsel mengalami benturan.

Sementara itu, kesan elegan nyata terlihat berkat pemakaian material keramik buat kover belakang, dan layar punch-hole ber-bezel tipis dengan lapisan kaca Corning Gorilla Glass Victus. Imbas dari pemakaian material keramik ini bikin bercak sidik jari tidak terlalu terlihat, walaupun polesan yang dipilih adalah glossy. Ini berlaku untuk varian warna putih.

Hal tersebut belum bisa Anda dapati pada Mi 11 karena penutup belakangnya terbuat dari kaca yang lebih mudah 'dekil'. Hanya saja, penutup belakang Mi 11 Ultra dibentuk tidak semelengkung Mi 11, sehingga kesan yang muncul adalah kekar.

Satu hal yang membuat Mi 11 Ultra terlihat mencolok tentu saja modul kamera belakangnya yang besar dan cukup atraktif. Modul dengan aksen hitam ini jadi tempat bernaung dua lensa kembar (lensa utama dan lensa ultrawide), lensa periskop yang berbentuk persegi panjang, dan sejumlah sensor kamera.

Ada juga barisan tiga lampu flash dan layar sekunder dengan bentang 1,1 inci. Layar sekunder ini menyimpan informasi seperti jam, tanggal, dan kapasitas baterai. Ia juga berfungsi sebagai viewfinder (tampilan pratinjau) saat Anda hendak swafoto memakai kamera belakang.

GSM Arena mencatat, modul kamera Mi 11 Ultra menimbulkan tonjolan sekitar 3,7 mm. Bentuk modul kamera di ponsel ini tak akan Anda temui di ponsel mana pun. Sisi positif dari bentuk modul ini membuat lensa kamera terhindar dari sentuhan jari, sehingga kualitas gambar bisa terjaga. Hal ini berbeda dari Mi 10 Ultra punya modul kamera vertikal.

sumber: mi.com/global

Tak ada apa-apa lagi di bagian belakang selain tulisan "Xiaomi" dan logo "5G". Maka dari itu, mari kita lanjutkan untuk melihat ada apa saja di bagian frame. Di sisi kanan frame, ada tombol power dan tombol pengaturan volume.

Menurut Eric Zeman dari Android Authority, kedua tombol itu enak ditekan dan punya feedback yang sip. Geser ke sisi bawah, ada laci dua kartu nano-SIM tanpa slot microSD, port USB C, mikrofon, dan speaker. Sisi kiri frame mulus tanpa kompartemen apa pun.

Kemudian, sisi atas jadi rumah buat speaker kedua yang diliputi logo Harman Kardon, mikrofon sekunder, IR Blaster, dan earpiece. Yang absen dari seluruh sisi frame Mi 11 Ultra adalah jack audio 3,55 mm. Bagian frame selesai, kita kembali ke bagian depan ponsel ini yang dilapisi kaca Gorilla Glass Victus.

Bentuk kacanya sama dengan Mi 11, melengkung di empat sisi. Namun, lengkungan di bagian atas dan bawah layar tidak terlalu kentara. Meski begitu, bentuk melengkung di bagian bawah layar membuat tangan jadi nyaman ketika melakukan swipe up, kata GSM Arena.

Hal terakhir yang tak kalah penting dari desain Mi 11 Ultra adalah adanya sertifikasi ketahanan debu dan air IP68. Angka 6 berarti ponsel ini sepenuhnya terproteksi dari debu. Sedangkan angka 8 menandakan bahwa si ponsel tahan dicelup air hingga kedalaman antara 1-3 meter selama 30 menit.

2. Tampilan Istimewa

sumber: mi.com/global

Ada dua hal yang dapat Anda sadari sejak smartphone memasuki era full-view display pada 2018. Pertama, ukuran layar makin membesar. Kedua, bezel (bingkai) layar kian mengecil.

Peningkatan ukuran layar disebut-sebut merupakan tuntutan orang masa kini yang butuh tampilan maksimal pada sebuah ponsel. Namun, orang-orang tidak ingin ukuran ponsel ikut membesar seiring makin luasnya layar.

Karena itu, bagian yang bisa dipangkas agar bodi ponsel tetap mungil adalah bingkai. Xiaomi Mi 11 Ultra pun memenuhi syarat sebagai ponsel dengan lebar layar di atas rata-rata (6,81 inci), dan berbingkai sangat tipis. Maka tak heran jika rasio layar banding bodi ponsel ini tembus 91,4 persen!

Jika dilihat dari teknologi yang dibenamkan, tidak ada yang bisa dikomplain dari layar berpanel AMOLED ponsel ini. Alasannya, layar dengan rasio aspek 20:9 ponsel ini punya resolusi tinggi, yakni 2K alias 1440 x 3200 piksel. Hasil bagi antara resolusi dan bentang layarnya menghasilkan kepadatan layar sangat tinggi, mencapai 515 ppi.

Resolusi 2K pada layar Mi 11 Ultra memang bukan resolusi tertinggi yang pernah ada buat sebuah smartphone. Sebab, deretan ponsel kelas atas Sony banyak yang sudah mengadopsi resolusi 4K. Kendati demikian, 2K sudah lebih dari cukup untuk menjamin kemulusan gambar yang ditampilkan

Gambar makin mulus lagi karena layar Mi 11 Ultra memakai laju penyegaran 120 Hz (adaptif). Hal ini akan membuat Anda tidak akan menemui sendatan ketika melakukan scrolling. Di samping itu, Anda tidak perlu khawatir jika refresh rate 120 Hz membuat ponsel jadi rakus daya.

Pasalnya, Mi 11 Ultra bisa melakukan penyesuaian dengan menurunkan refresh rate ke angka 30, 60, dan 90 Hz secara otomatis. Sekedar informasi, Anda bisa mengunci ke mode 60 Hz dan menurunkan resolusi ke Full HD+ (2400 x 100 piksel), jika ingin menghemat daya tanpa mengorbankan sisi tampilan.

GSM Arena menyebut, Mi 11 Ultra akan mempertahankan mode 120 Hz ketika pengguna sedang membuka aplikasi sosial media, terutama saat scrolling untuk melihat linimasa. Saat diam atau scrolling tidak dilakukan, layar akan otomatis berpindah ke mode 60 Hz. Mode yang sama juga bekerja kala seseorang menonton video.

Adapun touch sampling rate layar ponsel ini sudah tembus 480 Hz. Artinya, layar ini sangat responsif. Tidak akan ada delay antara sentuhan dan gerakan yang muncul, misalnya saat Anda bermain gim.

Soal kedalaman warna, layar Mi 11 Ultra adalah salah satu yang terbaik. Sebab, ia mengadopsi sistem warna 10 bit yang berarti ada 1,07 miliar warna. Rasio kontrasnya pun menyentuh 1:5.000.000. Ditambah teknologi HDR10+ dan Dolby Vision, menonton konten HDR di ponsel ini memberi kesan hidup, mendekati kenyataan.

sumber: mi.com/global

Sebagaimana ponsel berlayar AMOLED lainnya, Anda diberikan akses untuk melakukan pengaturan profil dan temperatur warna. Pada menu pengaturan standar, ada setelan Auto, Saturated, dan Original.

Sedangkan pada menu advanced, ada setelan Enhanced, Original, P3, sRGB, dan setelan manual yang bisa Anda sesuaikan sendiri. Menurut pengujian GSM Arena, setelan Original bisa menghasilkan warna yang sangat akurat terhadap standar gamut warna sRGB.

Akurasinya bahkan mengalahkan setelan sRGB karena mampu menghasilkan delta E2000 di bawah 1, yakni 0,6. Sedangkan setelan auto pada pengaturan standar mencakup warna yang masuk dalam rentang warna DCI-P3.

Hanya, akurasi warnanya biasa saja dengan warna putih yang agak kebiruan. Hal yang paling bisa dibanggakan dari layar Mi 11 Ultra adalah kecerahannya. Xiaomi mengklaim, layar ponsel ini bisa memancarkan kecerahan hingga 900 nit di kondisi luar ruangan.

Nyatanya, berdasarkan pengujian GSM Arena, kecerahan puncak layar ponsel ini bisa tembus 943 nit ketika kecerahannya disetel otomatis. Mi 11 Ultra pun punya kecerahan tertinggi kedua di dunia setelah Samsung Galaxy S21 Ultra (1023 nit), hingga artikel ini ditulis.

Adapun level kecerahan 1700 nit yang dijanjikan Xiaomi bisa dicapai saat ponsel tengah memutar video HDR. Level kecerahan ini 200 nit lebih tinggi daripadai Mi 11 (1500 nit). Selain teknologi yang sudah disebutkan, Xiaomi juga menyematkan berbagai sensor istimewa untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna.

Seperti sensor cahaya 360° yang bekerja untuk membaca kondisi pencahayaan sekitar. Sensor ini mendukung layar untuk mengatur white balance dan setelan warna secara otomatis, dengan mengaktifkan mode membaca dan mode luar ruangan.

Selanjutnya, ada sensor cengkeraman yang didukung giroskop agar ponsel terhindar dari insiden salah sentuh. Kehadiran sensor ini penting buat ponsel seperti Mi 11 Ultra yang memiliki layar lengkung.

Menurut Eric Zeman, sensor ini bekerja sangat baik. Ponsel pun tidak memperlihatkan respons apa pun kendati telapak tangan menyentuh ikon aplikasi yang ada di tepi layar. Jangan lupa juga ada sensor pemindai sidik jari di bawah permukaan layar.

Sementara itu, layar sekunder yang ada di modul kamera memakai panel berjenis AMOLED. Layar berukuran 1,1 inci ini bisa memancarkan kecerahan hingga 450 nit. Informasi seperti waktu, tanggal, dan notifikasi bisa ditampilkan layar ini dengan mengaktifkan fitur always-on display.

3. Performa Tinggi

sumber: mi.com/global

Spesifikasi jeroan yang ditawarkan Xiaomi Mi 11 Ultra di atas kertas sangat tinggi. Alasan paling mendasar adalah karena ponsel 5G ini memakai SoC premium Qualcomm Snapdragon 888. Kami mungkin sudah sering menjelaskan profil chipset terkencang di dunia ini.

Namun, kali ini kami akan mencoba menjabarkannya secara singkat untuk menyegarkan ingatan Anda. Snapdragon 888 adalah chipset delapan inti yang dibikin dengan proses fabrikasi 5 nm. Chipset keluaran Desember 2020 ini spesial karena arsitektur yang dipakai benar-benar baru. Khususnya arsitektur untuk core medium dan core performa.

Core medium Snapdragon 888 adalah Kryo 680 Gold (3x2,42 GHz) yang dibangun berdasarkan arsitektur Cortex A78. Sedangkan core performanya, yaitu Kryo 680 Prime (1x2,84 GHz), berbasiskan Cortex X1. Cortex X1 pada dasarnya adalah Cortex A78, tetapi desainnya sedikit dirombak untuk alasan peningkatan performa.

Arsitektur baru tersebut konon membuat performa Snapdragon 888 25% lebih cepat ketimbang pendahulunya, Snapdragon 865. Selain itu, kemampuan GPU Adreno 660 yang terkandung di dalam chipset ini juga diklaim 35% lebih gegas daripada Adreno 640.

Dalam kasus Mi 11 Ultra, chipset ini juga didukung komponen lain seperti memori penyimpanan berteknologi UFS 3.1, dan RAM LPDDR5 3200 MHz. Seberapa kencang performa Snapdragon 888 di dalam Mi 11 Ultra diperlihatkan GSM Arena melalui serangkaian tes dengan aplikasi benchmarking sintetis.

Untuk diketahui, Mi 11 Ultra yang diuji GSM Arena adalah varian yang memiliki RAM 12 GB dengan memori internal 256 GB. Pembahasan kita mulai dari hasil uji aplikasi paling umum, yakni Antutu 8. Skor keseluruhan yang didapat ponsel ini adalah 688.720.

Sumber: gsmarena.com
sumber: gsmarena.com

Berbekal skor ini, Mi 11 Ultra mampu menyalip saudara kandungnya, Mi 11 (668.722). Akan tetapi, ia belum bisa mengungguli smartphone-smartphone lain dengan chipset yang sama. Seperti ASUS ROG Phone 5 yang mencetak skor 708.216.

Pengujian berlanjut dengan menggunakan aplikasi Geekbench 5 untuk melihat kemampuan singlecore dan multicore ponsel ini. Untuk singlecore Mi 11 Ultra meraih skor 1126 yang tergolong bagus. Ia mengalahkan ROG Phone 5 yang notabene smartphone gaming.

sumber: gsmarena.com

Namun, entah mengapa hasil bagus tersebut tidak terduplikasi pada kemampuan multicore. Skor yang dituliskan Mi 11 Ultra adalah 3191. Angka ini bikin Mi 11 Ultra inferior tidak hanya terhadap sesama pemakai Snapdragon 888, tapi juga ponsel ber-chipset lebih lawas seperti Mi 10 Ultra (3248).

sumber: gsmarena.com

Lantas, bagaimana dengan kemampuan grafisnya? Berbagai pengetesan menunjukkan bahwa Mi 11 Ultra menghasilkan skor rata-rata pada uji onscreen maupun offscreen. Uji onscreen menunjukkan kemampuan rendering GPU yang output-nya langsung ditampilkan oleh layar.

Sedangkan uji offscreen memperlihatkan ketangkasan GPU dalam melakukan rendering tanpa tampilan output. Contoh proses rendering offscreen ini terjadi ketika sebuah ponsel tengah menciptakan area blur pada sebuah foto.

sumber: gsmarena.com

Dalam resolusi 1440p (2K), fps yang dihasilkan Mi 11 Ultra selalu setengah dari fps ponsel lain yang berjalan di resolusi 1080p (FullHD). Gambar yang dihasilkan baru bisa bersaing dengan ponsel lain ketika resolusi Mi 11 Ultra diturunkan menjadi 1080p.

sumber: gsmarena.com

Berdasarkan berbagai hasil tes di atas, Mi 11 Ultra bisa menghasilkan performa tinggi. Hanya saja, Mi 11 Ultra tidak terlalu istimewa karena rentang skornya belum mampu mengungguli ponsel lain dengan chipset yang sama. Kami menduga hal ini terjadi karena beberapa ponsel lain punya desain termal dan sistem pendinginan yang lebih baik.

Sistem pendinginan baik disebut-sebut bisa mengakomodasi Snapdragon 888 untuk mengeluarkan potensi terbaiknya. Kendati demikian, bukan berarti sistem pendinginan tiga fase yang dipunyai Mi 11 Ultra buruk. Sebagai informasi, Mi 11 Ultra adalah ponsel pertama yang memakai sistem pendinginan tiga fase dengan menggabungkan tiga material: padat-cair-gas.

Di sisi lain, apa yang ditunjukkan dalam pengujian benchmark sintetis bisa jadi tidak mencerminkan kondisi riil pada pemakaian sehari-hari. Sebab, aplikasi benchmark sintetis hanya mengukur kemampuan si ponsel dalam satu waktu, tidak kontinyu. Nah, dalam pemakaian sehari-hari, Mi 11 Ultra tak memiliki kendala berarti.

Eric Zeman mengaku bahwa ponsel dengan Bluetooth 5.2 ini enak dipakai untuk menunjang aktivitas harian maupun bermain gim. Adanya aplikasi bawaan bernama Game Turbo membuat pengguna Mi 11 Ultra bisa melakukan beberapa pengaturan, seperti pemblokiran notifikasi, guna meningkatkan pengalaman main gim.

YouTuber asal Inggris, Chris Barraclough, dalam kanal YouTube Tech Spurt, membagikan pengalamannya ketika memainkan beberapa gim dengan Mi 11 Ultra. Menurut pengujian Barraclough, gim seperti Genshin Impact dan Call of Duty: Mobile mampu dijalankan dengan lancar pada setelan grafis tertinggi.

4. Kamera Mengesankan

sumber: mi.com/global

Megapiksel yang besar bukanlah jaminan suatu kamera bisa menghasilkan foto dengan kualitas apik. Xiaomi pun percaya diri membenamkan resolusi 50 MP pada kamera utama Mi 11 Ultra, alih-alih memakai 108 MP seperti pada kamera utama Mi 11. Saking percaya diri, bukaan lensanya ikut mengecil yakni f/1.95, lebih kecil daripada Mi 11 (f/1.85).

Namun, dua hal itu tak lantas membuat kamera utama Mi 11 Ultra jadi inferior. Pasalnya, sensor yang dipakai adalah Samsung ISOCELL GN2. Ya, Mi 11 Ultra adalah ponsel pertama yang memakai sensor kamera kelas atas dari Samsung ini. GN2 ini istimewa karena ukuran sensornya sangat besar, yakni mencapai 1/1,12 inci.

Ukuran ini menyamai Nokia PureView 808 (2012) yang hingga saat ini disebut sebagai HP dengan sensor kamera terbesar di dunia. Setiap piksel gambar yang dihasilkan Samsung GN2 berukuran 1,4 µm, sehingga secara default bisa menghasilkan resolusi maksimal 12,5 MP.

Dengan teknik 4-in-in pixel binning, ukuran piksel gambar meningkat jadi 2,8 µm, dan resolusi maksimal 50 MP pun tercapai. Selain sensor GN2, kamera utama Mi 11 Ultra dilengkapi dengan lensa delapan elemen ber-focal length 24 mm, Dual Pixel Phase Detection Aufofocus (PDAF), Laser Autofocus, dan penstabil gambar berbasis optik (OIS).

sumber: mi.com/global

Xiaomi tampaknya benar-benar ingin menjaga kualitas kamera belakang Mi 11 Ultra. Karena itu, resolusi yang disematkan buat dua kamera lain, kamera ultrawide dan kamera telefoto periskop, tidak jomplang. Keduanya sama-sama dibekali dengan resolusi 48 MP dari sensor Sony IMX586 serta PDAF.

Bedanya, kamera ultrawide ponsel ini dipasangkan dengan lensa 12 mm yang bisa mengambil sudut pandang luas 128Ëš, dan aperture f/2.2. Sedangkan kamera telefoto periskopnya pakai lensa 120 mm f/4.1 yang memungkinkan melakukan 5 kali optical zoom, serta punya OIS.

Sektor kamera belakang juga diperkuat dengan tiga lampu flash, sensor temperatur warna, dan sensor ToF (Time-of-Flight) yang berfungsi untuk menentukan kedalaman objek yang dipindai. Sementara itu, di sektor kamera depan ada selingkar lensa fixed focus 20 MP, f/2.2 yang ditenagai sensor Samsung S5K3T2 1/3,4 inci.

Pembahasan mengenai seluk beluk spesifikasi kamera Mi 11 Ultra cukup, mari kita lanjutkan untuk melihat seperti apa kualitas foto yang dihasilkan. Secara umum, performa kamera Mi 11 Ultra terbilang mengesankan. Situs DxOMark memberi nilai keseluruhan 143, menjadikannya sebagai ponsel dengan kamera terbaik per 5 Mei 2021.

Mi 11 Ultra mengalahkan Huawei Mate 40 Pro+ (139 poin), Huawei Mate 40 Pro (136), dan Xiaomi Mi 10 Ultra (133). DxOMark memandang, kamera Mi 11 Ultra bisa menghasilkan foto dengan detail bagus dan minim noise. Lalu, eksposur-nya akurat, dynamic range-nya luas, serta auto fokusnya cepat dan akurat.

Jepretan kamera utama (sumber: dxomark.com)
Jepretan kamera utama - malam hari tanpa flash (sumber: dxomark.com)

Selanjutnya, reproduksi warnanya sangat bagus dengan white balance sip. Foto malam harinya pun bagus baik ketika lampu flash dihidupkan ataupun dimatikan. Hasil foto yang bagus juga diperlihatkan oleh kamera ultrawide-nya. Menurut DxOMark, Mi 11 Ultra adalah ponsel dengan ultrawide terbaik.

Jepretan kamera ultrawide (sumber: androidauthority.com | Eric Zeman)

Sebab, sudut pandang dan dynamic range-nya lebih luas ketimbang Samsung Galaxy S21 Ultra. Kemampuan menghasilkan detail pada situasi di dalam ruangan pun lebih oke. Lanjut ke masalah telefoto, kamera telefoto periskop Mi 11 Ultra jadi yang nomor dua paling bagus setelah Mi 10 Ultra.

Hasil fotonya mirip-mirip meskipun Mi 11 Ultra hanya punya satu lensa tele, sedangkan Mi 10 Ultra punya dua. Kualitas fotonya bagus hingga jarak menengah (4x zoom), meskipun warnanya sedikit kebiruan.

Jepretan kamera tele - 4x zoom (sumber: dxomark.com)

Ketiadaan kamera makro di ponsel ini tidak menjadi masalah saat pengguna hendak menjepret foto pada jarak dekat. Sebab, kata Basil Kronfli dalam Digital Camera World, tugas fotografi makro bisa ditangani oleh kamera ultrawide berkat kehadiran PDAF. Meski begitu, hasilnya belum sebagus kamera makro milik Mi 11.

Bagaimana dengan kemampuan kamera depannya? Singkatnya, menurut Eric Zeman, hasil foto sama dengan Mi 11. Yakni tajam dengan detail pada kondisi pencahayaan cukup. Foto jadi sedikit soft saat diambil pada kondisi kurang cahaya.

Jepretan kamera depan (sumber: androidauthority.com | Eric Zeman)

Sementara itu, untuk perekaman videonya, seluruh kamera belakang bisa merekam hingga resolusi tertinggi 8K di 60 fps. Fitur penstabil juga aktif di seluruh kamera belakang untuk semua opsi resolusi.

Hanya saja, DxOMark menilai bahwa kualitas terbaik bisa dihasilkan ketika video direkam dengan resolusi 4K 60 fps. Pada resolusi tersebut, detail dan eksposur bagus, dynamic-range luas, warnanya akurat, serta minim noise.

5. Baterai Oke, Pengecasan Cepat

sumber: mi.com/global

Xiaomi Mi 11 Ultra menggendong baterai litium polimer 5000 mAh. Kapasitas ini naik 500 mAh dari baterai yang di bawah Mi 10 Ultra. Secara teori, peningkatan kapasitas bisa memperlama waktu pakai ponsel. Meski begitu, kapasitas hanyalah salah satu faktor. Jenis chipset, teknologi layar, dan sistem manajemen daya turut memengaruhi.

Namun demikian, peningkatan kapasitas sudah bisa mendongkrak lama nyala Mi 11 Ultra. Berdasarkan tes yang dilakukan GSM Arena, endurance rating ponsel ini tembus 95 jam. Hasil ini lebih baik ketimbang Mi 10 Ultra yang ketahanannya hanya mencapai 85 jam.

Dalam sekali cas, Mi 11 Ultra bisa melayani penggunanya selama 28 jam lebih 5 menit untuk telepon pada jaringan 3G. Kalau dipakai internetan dengan Wi-Fi, ponsel bisa menyala sampai 11 jam 3 menit. Adapun waktu pakai bisa menyentuh 15 jam 10 menit jika ponsel digunakan untuk menyetel video offline.

Sebagai catatan, mode laju penyegaran 120 Hz berjalan ketika GSM Arena melakukan tes internetan. Sedangkan mode 60 Hz dipakai untuk dua tes lain. Secara keseluruhan, Mi 11 Ultra punya ketahanan baterai yang oke untuk kelas HP flagship. Walau begitu, ia masih kalah dari Galaxy S21 Ultra (5000 mAh) yang endurance rating-nya mencapai 114 jam.

sumber: gsmarena,com

Baterai yang oke didukung dengan teknologi pengisian baterai cepat. GSM Arena menyebut Mi 11 Ultra bisa terisi 89% dengan pengecasan selama 30 menit. Untuk mencapai 100%, ponsel ini cuma butuh 37 menit. Uji pengisian tersebut dilakukan dari kondisi kosong dengan cas bawaan 67 Watt.

Protokol pengisian lain yang didukung Mi 11 Ultra yakni pengisian nirkabel 67 W, yang diklaim bisa mengisi hingga penuh hanya dalam waktu 39 menit. Kemudian, ada pengisian balik nirkabel 10 W, Quick Charge 4+, dan Power Delivery 3.0.

6. Speaker dan MIUI 12 Sip

sumber: mi.com/global

Jika layar, chipset, dan baterai sudah bagus, hal apalagi yang Anda inginkan untuk menjamin kenyamanan ponsel saat dipakai main gim? Benar, speaker mumpuni yang bisa mengeluarkan suara lantang. Beruntung Mi 11 Ultra memiliki speaker ganda berkualitas.

Speaker ponsel ini bagus karena disetel oleh produsen perangkat audio terkenal dari Amerika Serikat, yaitu Harman Kardon. Sekedar informasi, Harman Kardon adalah anak perusahaan independen dari Samsung. GSM Arena mengatakan, speaker Mi 11 Ultra masuk kategori sangat bagus.

Salah satu indikator yang menyebabkan speaker Mi 11 Ultra masuk kategori tersebut adalah kelantangan suaranya. GSM Arena mencatat suara keluarannya mampu menyentuh skala kelantangan -24.3 LUFS (Loudness Units relative to Full Scale). Angka ini lebih tinggi ketimbang Galaxy S21 Ultra 5G (-25,5 LUFS) maupun OPPO Find X3 Pro (-25,4).

Selain suaranya lantang, speaker ponsel ini juga punya treble renyah dan suara vokal yang jelas pada level volume rendah. Kemudian, jika dibandingkan dengan seluruh ponsel Xiaomi, speaker Mi 11 Ultra terdengar lebih ngebass. Adapun speaker ponsel ini mendukung pemutaran file audio beresolusi tinggi 24-bit/192kHz.

Sementara itu, sektor software juga penting guna menunjang performa ponsel. Sebagian orang meyakini bahwa sekencang apa pun chipset yang dipasang bakal mubazir ketika software yang dipasang kurang sip. Untungnya MIUI 12.0.6 berbasis Android 11 yang dikandung Mi 11 Ultra berjalan lancar. Demikian kata Eric Zeman.

sumber: c.mi.com

Bloatware memang masih ada, tetapi hampir seluruhnya bisa di-uninstall. Cukup banyak fitur yang disuntikkan Xiaomi pada MIUI ini. Seperti Always-on display, Notification Center dan Control Center yang mirip seperti iOS, dan sejumlah fitur keamanan buat pengguna.

Fitur keamanan itu misalnya pemberian akses kepada pengguna untuk menghilangkan informasi metadata pada foto atau video sebelum dibagikan ke orang lain. Informasi metadata mencakup lokasi dan nama perangkat. MIUI versi ini memang sudah mengalami banyak peningkatan dari sebelum-sebelumnya.

Hanya saja, antarmuka bikinan Xiaomi sendiri tersebut masih harus disempurnakan. Salah satu alasannya karena Basil Kronfli menemukan bug pada saat dark mode diaktifkan. Kata dia, sejumlah ikon aplikasi pihak ketiga tidak tampak setelah dark mode diaktifkan.

Kekurangan Xiaomi Mi 11 Ultra

Tidak bisa dimungkiri bahwa setiap produk memiliki kekurangan. Begitu juga dengan Mi 11 Ultra yang tidak luput dari minus. Poin-poin kekurangan di bawah ini sifatnya subjektif karena Anda bisa saja setuju dan bisa jadi tidak. Yuk, simak satu per satu.

1. Bobot Berat

sumber: mi.com/global

Desainer Xiaomi sepertinya menggunakan rancang bangun desain Mi 11 untuk Mi 11 Ultra. Karena itu, dimensi keduanya sama, kecuali pada sisi ketebalan. Dimensi Mi 11 Ultra terukur 164,3 x 74,6 x 8,4 mm. Artinya, ponsel ini langsing dan panjang.

Ketebalan 8,4 mm memang meningkat 0,3 mm dari Mi 11. Namun, bilangan ketebalan ini masih terbilang wajar, malah cukup tipis sehingga tidak ada masalah mengenai dimensi. Yang jadi masalah adalah bobotnya yang mencapai 234 g.

Bobot 234 g membengkak 20% dari Mi 11 yang hanya 193 g. Oleh sebab itu, Mi 11 Ultra termasuk salah satu ponsel flagship terberat di dunia. Ia lebih berat daripada Galaxy S21 Ultra (227 g), tetapi sedikit lebih ringan daripada ASUS ROG Phone 5 (238 g).

Pertambahan berat ini bisa jadi akibat meningkatnya ukuran baterai dan kehadiran modul kamera yang jumbo. Adapun menenteng ponsel dengan berat di atas 200 g jelas akan membuat tangan Anda lebih cepat pegal, khususnya jari kelingking.

GSM Arena menilai, Xiaomi semestinya memberi semacam pijakan di bawah modul kamera utama. Pijakan ini berfungsi untuk mendayagunakan telunjuk, sehingga beban yang ditopang kelingking bisa berkurang.

2. Layar Belakang Sekadar Gimmick

sumber: mi.com/global

Sebagian penguji mempertanyakan kehadiran layar sekunder 1,1 inci yang mengisi modul kamera belakang Mi 11 Ultra. Bisa jadi, layar sekunder ini tidak benar-benar penting alias cuma gimmick. Alasannya, fungsi yang dimilikinya terbilang biasa saja, tidak wah.

Eric Zeman dari Android Authority bilang, ia seringkali mengalami kesulitan melihat apa yang ditampilkan layar sekunder ini ketika berada di bawah terik matahari. Khususnya saat fitur always-on display diaktifkan.

Satu-satunya hal yang lumayan bagus diperlihatkan layar sekunder ini adalah ketika difungsikan sebagai layar pratinjau foto selfie dengan kamera utama. Tampilan yang dimunculkan jelas kendati di luar ruangan.

Sayangnya, ukuran 1,1 inci terbilang kecil. Padahal masih ada cukup banyak ruang kosong di modul kamera yang seharusnya bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan ukurannya. Di sisi lain, berswafoto dengan kamera utama tentu akan meningkatkan kualitas foto selfie.

3. Harga Relatif Mahal dan Stok Terbatas

sumber: mi.com/in

Di India, Xiaomi Mi 11 Ultra (12/256 GB) dijual sekitar 69.999 rupee. Apabila dikonversi ke rupiah, nominal tersebut akan setara dengan 13,7 juta. Harga jual tersebut meningkat 3,7 juta dari Mi 11 yang dibanderol Rp10 juta di Indonesia. Anda mungkin akan memaklumi selisih harga ini karena melihat adanya peningkatan di sektor kamera, baterai, IP Rating, dan memori.

Maka dari itu, berdasarkan harga jual di India, Mi 11 Ultra tergolong worth it. Namun, kategori worth it jelas akan sirna jika melihat harga jual di Eropa yang menyentuh 1199 euro. Kalau dirupiahkan, nominal tersebut tembus sekitar 20,7 juta yang membuatnya relatif mahal.

Nyatanya saat diluncurkan secara resmi di Indonesia pada 15 Juli 2021, Mi 11 Ultra dipatok dengan harga ritel Rp17 juta, untuk varian RAM 12 GB dan memori internal 256 GB. Hanya ada satu varian memori yang dijual di Indonesia. Nominal tersebut memang lebih murah ketimbang harga di Eropa, tetapi jauh lebih mahal ketimbang versi India.

Selain relatif mahal, Mi 11 Ultra hanya dijual secara terbatas. Bahkan Xiaomi hanya akan menjual ponsel ini untuk masyarakat Indonesia yang berstatus sebagai Mi Fans. Khususnya Mi Fans yang memperoleh undangan ekslusif via email untuk memesan Mi 11 Ultra pada periode 16-20 Juni 2021.

Undangan tersebut berfungsi sebagai tiket penukaran produk di gerai Mi Store atau situs resmi Xiaomi, mulai 1 Juli 2021. Perlu diketahui, situasi yang terjadi di Indonesia ternyata juga terjadi di beberapa negara lain. Seperti Inggris, Jerman, Spanyol, dan India.

Mi 11 Ultra sangat sulit untuk didapatkan meskipun barangnya sudah dirilis secara resmi di masing-masing negara. Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse, tidak mengungkap berapa jumlah Mi 11 Ultra yang disiapkan untuk Indonesia. Namun, ia terang-terangan menyatakan bahwa mungkin jumlahnya tidak akan memuaskan pasar.

Beberapa pihak menyebut bahwa kelangkaan chipset di industri elektronik jadi penyebab mengapa stok Mi 11 Ultra terbatas. Namun, Harish Jonnalagadda dari Android Central memiliki perspektif lain mengenai masalah ini.

Merujuk apa yang terjadi di India, Jonnalagadda mengungkapkan bahwa Mi 11 Ultra yang dijual di negara itu tidak diproduksi oleh pabrik lokal, tetapi diimpor langsung dari Tiongkok. Hal itu membuat ketersediaan stok si ponsel tidak bisa kontinu seperti HP Xiaomi lain yang dibikin di pabrik lokal India.

4. Update Software

id.miui.com

Satu hal lagi yang membuat Mi 11 Ultra patut Anda perhatikan adalah update software-nya. Xiaomi memang cukup rajin memberikan pembaruan MIUI. Hanya saja, pergantian versi MIUI bukan berarti Android yang dipakai ikut meningkat.

Perusahaan asal Tiongkok ini tidak menyebut Mi 11 Ultra akan mendapat jaminan update hingga berapa tahun. Akan tetapi, jika melihat flagship-flagship sebelumnya, Xiaomi sepertinya akan memberi peningkatan versi Android hingga dua kali saja.

Mengenai hal ini, Xiaomi masih tertinggal dari Apple iPhone dan Samsung Galaxy. Apple biasa memberi peningkatan software 4-5 kali untuk perangkat iPhone-nya, sedangkan Samsung menjamin upgrade hingga 3 kali.

Simpulan

Kehadiran Mi 11 Ultra membuat Xiaomi kini punya HP flagship sejati yang bisa dibanggakan dan dijual secara global. Ponsel ini punya keunggulan merata di berbagai sektor. Menjadikannya sebagai perangkat berdesain apik yang all-rounder.

Malah, kemampuan fotografi dan videografinya terbaik dari seluruh yang ada di dunia, setidaknya hingga artikel ini ditulis. Oleh sebab itu, jika Anda adalah profesional yang gemar mengabadikan momen lewat foto dan video, Mi 11 Ultra adalah pilihan yang tepat.

Di sisi lain, apabila Anda bertanya mengenai alternatif yang sama-sama punya kamera sip, Anda bisa menengok tiga ponsel ini. Yakni Samsung Galaxy S21 Ultra 5G, OPPO Find X3 Pro, dan Huawei Mate 40 Pro.

Galaxy S21 Ultra punya kecepatan pengisian yang lebih lambat (25 W). Namun, ia punya fitur-fitur premium seperti Ultra Wideband, pena stylus, dan software stabil dengan peningkatan hingga tiga kali.

Sementara itu, OPPO Find X3 Pro bisa dipilih oleh Anda yang ingin tampil beda. Terutama karena tonjolan kamera belakangnya yang lebih kalem. Hal unik selanjutnya dari ponsel ini adalah kamera mikroskop 3 MP yang tak akan Anda jumpai di merek lain.

Adapun Mate 40 Pro dengan lensa Leica-nya punya desain paling kalem. Sebab, tonjolan pada modul kamera belakangnya sangat minim. Sayang, HP yang mendukung ekspansi penyimpanan Memori Nano ini tidak dilengkapi GMS (Google Mobile Services). Kini pilihan ada di tangan Anda!

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram