carisinyal web banner retina

Yuk, Ketahui Dulu Kelebihan dan Kekurangan Xiaomi Mi 11!

Ditulis oleh Ahmad Tsalis

Xiaomi tak mau ketinggalan dari para pesaing dengan segera memperbarui katalog ponselnya. Perusahaan ponsel nomor tiga di dunia itu akhirnya melahirkan sosok penerus flagship Xiaomi Mi 10 untuk mengisi katalog terbaru. Benar, ponsel yang dirilis secara global pada Februari 2021 itu adalah Xiaomi Mi 11.

Sebagai andalan paling anyar dari Xiaomi, Mi 11 akan berhadapan langsung dengan ponsel papan atas lain seperti Samsung Galaxy S21 5G. Rekam jejak smartphone flagship Xiaomi memang tidak terlalu bagus, mengingat sudah lama sekali tak mampu mencetak rekor penjualan tertinggi. Kali terakhir Xiaomi bisa mencatat hal mengesankan dengan ponsel kelas atas terjadi pada 2012.

Waktu itu, Xiaomi berhasil menjual Mi 2 sebanyak 10 juta ponsel. Angka penjualan tersebut membuat Mi 2 menduduki urutan tiga ponsel terlaris di bawah iPhone 5 (70 juta ponsel) dan Samsung Galaxy S III series (70 juta). Di sisi lain, ponsel kelas atas memang bukan untuk semua kalangan.

Namun, jika Xiaomi mampu mereguk sukses di segmen atas, bukan tidak mungkin mereka bisa jadi raja baru. Mengingat perusahan teknologi pimpinan Lei Jun ini sudah stabil meraih pencapaian keren lewat jajaran ponsel kelas entri dan menengah.

Tentunya kesuksesan di segmen atas bisa dimulai dari Xiaomi Mi 11. Akan tetapi, apakah ponsel ini benar-benar bisa merebut hati konsumen? Pertanyaan itu kiranya bisa dijawab lewat ulasan kelebihan dan kekurangan Xiaomi Mi 11 yang sudah disiapkan Carisinyal. Sebelum ke pokok pembahasan, mari tengok spesifikasi umum dari ponsel ini sebagai berikut:

Spesifikasi Xiaomi Mi 11

  • Layar: AMOLED, 6,81 inci Quad HD+
  • Chipset: Qualcomm SM8350 Snapdragon 888 (5 nm)
  • CPU: Octa-core (1 x 2,84 GHz Kryo 680 & 3 x 2,42 GHz Kryo 680 & 4 x 1,80 GHz Kryo 680)
  • GPU: Adreno 660
  • RAM: 8 GB, 12 GB
  • Memori Internal: 128 GB, 256 GB
  • Memori Eksternal: –
  • Kamera Belakang: 108 MP + 13 MP + 5 MP
  • Kamera Depan: 20 MP
  • Baterai: Li-Po 4600 mAh, tidak dapat dilepas

Spesifikasi selengkapnya…

Kelebihan Xiaomi Mi 11

Xiaomi Mi 11 menyuguhkan fitur-fitur terbaik layaknya sebuah ponsel flagship. Anda mungkin langsung tergiur dengan melihat spesifikasinya saja. Namun, tidak sekadar itu, beberapa peningkatan dari seri sebelumnya hadir pada ponsel ini.

1. Desain Nyaris Sempurna

Xiaomi Mi 11 menyuguhkan desain indah nan menawan dilihat dari berbagai sisi. Layar semakin lebar dan diameter kamera depan diperkecil menjadi 3 milimeter saja. Ponsel ini mempertahankan garis desain sisi melengkung ke dalam, baik pada bagian depan maupun belakang.

Frame logam yang digunakan untuk menyatukan bagian depan dan belakangnya benar-benar tipis. Hanya sedikit melebar pada bagian tombol power dan volume. Menurut Thorben dalam situs China Gadgets, memegang Xiaomi Mi 11 nyaris seperti menggenggam selembar kertas. Perancang desain Mi 11 terlihat semakin memperhatikan detail finishing.

Hal itu dibuktikan dengan celah perpotongan antara frame, bagian depan, dan bagian belakangnya benar-benar presisi. Tidak ada sudut-sudut yang tajam, tombol-tombol terasa enak ditekan, bahkan sisi bawahnya yang lurus bisa membuat ponsel ini berdiri tegak.

Anda yang memegangnya pun tak perlu khawatir bila ponsel mengalami salah sentuh karena bezel tipis dan layarnya yang melengkung. Sebab, Xiaomi telah menyematkan sensor cengkeraman yang didukung dengan giroskop. Pengaturan agar tidak salah sentuh tidak lupa disertakan Xiaomi.

Sumber: china-gadgets.com
sumber: china-gadgets.com

Hal yang seru tentu saja sisi belakang Mi 11 yang benar-benar berbeda dari pendahulunya. Xiaomi menyediakan enam varian warna dengan dua jenis material. Untuk varian warna biru, putih, hitam, dan biru garis-garis edisi spesial Lei Jun, menggunakan material kaca AG Frosted. Material kaca dikenal gampang dekil karena menyimpan sidik jari. Namun, hal itu tidak terjadi pada Mi 11.

Sementara itu, varian smoke purple dan khaki memakai material kulit. Ini adalah kali pertama Xiaomi menggunakan material kulit. Paco Zheng, dalam situs Gizmochina mengatakan, bahan kulit membuat Mi 11 nyaman dan tidak licin saat dipegang. Bahan kulit cocok buat mereka yang tak terlalu suka mengenakan sarung ponsel.

Sumber: xiaomitoday.com
sumber: xiaomitoday.com | Habib Qazi

Baik material kaca maupun kulit, logo "MI" tak terlihat lagi dan diganti dengan tulisan "xiaomi". Hanya, untuk material kulit, ada hiasan logam berbentuk lingkaran sebelum tulisan "xiaomi". Beranjak ke modul kamera belakang, bentuknya oval dan sedikit menonjol dari permukaan.

Pemilihan bentuk modul oval adalah hal yang tepat. Pasalnya, bentuk kamera belakang seperti 'tanda seru' pada Mi 10 rentan tersentuh jari. Adapun dudukan kamera belakangnya merupakan aluminium yang dibikin melalui proses CNC. Bagian depan modul dilapis bahan kaca dengan sisi hitam pada lensa utama dan ultra-wide. 

Terkait durabilitas ponsel ini, kanal YouTube Jerry Rig Everything sudah mengujinya. Dalam uji resistensi goresan, kaca Corning Gorilla Glass Victus yang tersemat di layar Mi 11 baru mulai tergores pada skala 6 dan 7 Mohs. Adapun bagian depan modul kamera belakangnya tak tergores saat coba dirusak dengan cutter.

Sementara sensor sidik jari di bawah permukaan layarnya masih bisa dioperasikan, meskipun sedikit sulit membaca setelah layarnya terkena goresan. Kemudian, pada uji kekuatan rancang bangun, ponsel ini tetap kukuh kendati bodinya coba ditekuk ke depan maupun ke belakang.

2. Tampilan Memukau dengan Berbagai Fitur

Sumber: pocket-lint.com
sumber: pocket-lint.com | Mike Lowe

Xiaomi Mi 11 bukanlah ponsel gaming sebagaimana saudaranya, Black Shark 3. Namun, tampilan layar AMOLED yang tersemat mampu mengakomodasi lebih dari sekadar bermain gim.

Mengapa bisa demikian? Sebab, akurasi dan kejernihan layar 6,81 inci beresolusi 2K-nya tiada dua. Mata telanjang manusia mungkin tidak bisa membedakan piksel per inci antara layar Full HD+ dan 2K (Quad HD+).

Namun, kekayaan warna yang mencapai 1 miliar berkat dukungan HDR10+, kecerahan puncak hingga 1500 nit, adalah hal yang tidak bisa dibohongi oleh mata. Karena itu, layar Mi 11 mendapat sertifikasi rating tertinggi: Display Mate A+. Menyaksikan video 1440p 60 fps di YouTube akan sangat asyik, nyaris seperti nyata.

Thorben dari China Gadgets mengatakan, reproduksi warna dan kecerahan dari layar Mi 11 sangat terjaga kendati dilihat dari berbagai sudut.

Kemudian, berkat laju penyegaran (refresh rate) 120Hz, layar ponsel ini jadi punya teknologi MEMC (Motion Estimation, Motion Compensation). Teknologi yang umumnya cuma ada di TV mahal ini berfungsi menghaluskan gerakan video, terutama video slow motion. Hal ini bisa terjadi karena gambar yang ditampilkan tiap detik lebih banyak.

Selain gambar yang ditampilkan mulus, layar lengkung di Mi 11 juga bebas dari penyakit garis hijau. Untuk diketahui, penyakit garis hijau akibat fenomena White Angular Dependency muncul kali pertama saat Samsung mengeluarkan ponsel layar lengkung pertamanya, Galaxy S8.

Adapun layar Mi 11 juga memiliki touch sampling rate sangat tinggi 480Hz. Nilai tersebut berimbas pada respons yang benar-benar singkat sesaat setelah layar disentuh. Sebagai informasi, standar touch sampling rate ponsel gaming biasanya sekitar 240Hz. Di sisi lain, Anda tidak perlu khawatir bila resolusi 2K plus laju penyegaran yang tinggi menyebabkan baterai jadi boros.

Pasalnya, sistem akan otomatis melakukan switch ke laju penyegaran yang lebih rendah bila ponsel digunakan dalam mode kasual. Anda bisa juga menentukan sendiri akan menggunakan 60 fps atau 120, sayang tidak ada opsi 90 fps.

Resolusi bisa diturunkan ke Full HD+ secara permanen jika mau. Upaya Xiaomi memaksimalkan fitur layar AMOLED pada Mi 11 tidak berhenti di situ. Sebab, pengguna bebas melakukan pengaturan dark-mode high contrast di setiap aplikasi.

Temperatur warna yang ditampilkan layar pun bisa diatur sesuka hati. Terakhir, layarnya yang dilapisi Corning Gorilla Victus itu juga punya mode membaca dan mode anti-flickr. Bisa dibilang, inilah layar AMOLED terbaik di sebuah HP yang bisa dibeli pada saat ini.

3. Kamera Mumpuni

Sumber: xiaomitoday.com
sumber: xiaomitoday.com | Habib Qazi

Mi 11 melanjutkan titah sang kakak, Mi 10, dalam menggunakan resolusi 108 MP pada lensa kamera utama. Namun, tradisi Xiaomi menggunakan resolusi besar pada kamera utama produknya diawali ketika meluncurkan Mi CC9 Pro, November 2019.

Mi CC9 Pro dan dua saudaranya itu sama-sama menggunakan sensor Samsung ISOCELL Bright HMX. Sebagian dari Anda mungkin masih bertanya-tanya, bagaimana benda sekecil ponsel bisa menghasilkan foto dengan resolusi jumbo? Teknologi 4-in-1 binning pixel adalah jawabannya.

Secara sederhana, pixel binning membuat sebuah ponsel menggabungkan beberapa piksel menjadi satu piksel besar. Dalam hal ini, Mi 11 menggabungkan 4 kali 27 MP. Metode binning pixel dipilih agar kamera dapat menangkap lebih banyak cahaya, alih-alih memperbesar resolusi sensor yang berakibat munculnya noise. Teknologi ini diawali pada 2012, saat Nokia 808 Pure View meluncur.

Hanya saja, kasus utama beberapa ponsel yang menerapkan metode ini adalah lamanya jeda dari sesudah menjepret hingga saat gambar siap ditampilkan. Hal ini terjadi pada Mi CC9 Pro yang menggunakan chipset Snapdragon 730 G. Namun, hal yang sama tidak terjadi pada Mi 11. Rahasianya ada pada chipset premium Snapdragon 888 yang dipakainya.

Snapdragon 888 mengandung tiga Image Sensor Processing (ISP) Spectra 580 yang mampu memproses 2,7 miliar piksel dalam satu detik. Kecepatan proses ini 35 persen lebih cepat daripada ISP yang terpasang pada Snapdragon 865, Spectra 480.

Thorben dalam situs China Gadgets mengaku sangat menyukai gambar yang dihasilkan kamera utama Mi 11. Gambarnya sangat detail serasa bisa menggantikan kamera DSLR. Meskipun begitu, fokus dan white balance-nya sedikit bermasalah saat membidik benda yang ada di dalam ruangan. Paco Zheng dari Gizmochina juga sepakat akan hal itu.

Sumber: gizmochina.com
Kamera utama 108 MP (sumber: gizmochina.com | Paco Zheng)
Sumber: gizmochina.com
Kamera utama - mode malam (sumber: gizmochina.com | Paco Zheng)

Namun, Zheng dan Thorben sama-sama mengakui bahwa jepretan kamera utama Mi 11 pada kondisi cahaya cukup luar biasa. Sementara pada biasa mode malam cukup bagus, meskipun diafragma yang dipakai lebih kecil daripada Mi 10 (f/1.9 berbanding f/1.7). Hanya saja, tangan pengguna mesti benar-benar stabil karena OIS (stabilisasi optik) tidak bekerja terlalu efektif kala malam hari.

Jepretan kamera utama juga bagus kala digunakan untuk portrait mode, meskipun Mi 11 tidak punya sensor kedalaman. Pemisahan antara objek utama dengan latar belakang sangat rapi, alami, dan keren. Pengguna pun serasa mendapatkan foto bokeh dari kamera semi-profesional.

Selain kamera utama 108 MP, Mi 11 masih punya kamera ultra-wide angle 13 MP dan makro 5 MP. Untuk kamera ultra-wide, Paco Zheng menyebut bahwa sudut pandang Mi 11 sedikit lebih sempit ketimbang Mi 10 Ultra. Kendati demikian, kualitas yang didapat mirip-mirip.

Sumber: gizmochina.com
Kamera ultra-wide angle (sumber: gizmochina.com | Paco Zheng)

Malah jepretan kamera ultra-wide Mi 11 lebih baik karena telah terbebas dari masalah gambar berwarna kehijau-hijauan. Serta problem white balance yang kadang tidak akurat pada malam hari. Menurut Thorben, warna yang dihasilkan kamera ultra-wide Mi 11 sama jernihnya dengan kamera utama. Hanya, detailnya saja yang sedikit berkurang dan warna kulit agak kabur.

Sementara itu, Xiaomi meningkatkan resolusi kamera makro pada Mi 11 menjadi 5 MP dari yang sebelumnya 2 MP saja pada Mi 10. Menurut Mike Lowe dari situs Pocket Lint, kamera makro Mi 11 adalah salah satu yang terbaik dari yang pernah dia temui. Walaupun kamera makro pada ponsel ini belum didukung OIS.

Sumber: gizmochina.com
Kamera makro 5 MP (sumber: gizmochina.com | Paco Zheng)

Bahkan, kata Paco Zheng, jarak pengambilan foto close up bisa sedikit lebih jauh daripada kamera makro di ponsel lain. Jika hal ini bisa dimanfaatkan dengan baik, pengguna akan memperoleh sudut pengambilan yang unik.

Kemudian, bagaimana dengan kualitas kamera depannya yang 20 MP? Bagi Thorben, gambarnya benar-benar tajam dan selalu bagus di berbagai kondisi. Ketajamannya tidak hanya berfokus pada wajah, tetapi juga pada pakaian dan aksesoris yang dikenakan.

Sumber: china-gadgets.com
Kamera depan 20 MP (sumber: china-gadgets.com | Thorben)

Ketajaman bisa jadi berkurang saat di kondisi kurang cahaya, tetapi hasilnya masih dapat diterima. Selain itu, warna kulit yang ditampilkan natural, dynamic range-nya akurat. Adanya fitur baru dynamic shot pada kamera depan dapat menangani masalah saturasi warna. Selanjutnya, saat digunakan dalam mode portrait, kamera bisa mengambil gambar secara otomatis dengan gestur membuka telapak tangan.

Thorben tidak lupa menguji kemampuan rekam video pada kamera utama Mi 11. Berbagai fitur yang ditemui seperti slow motion 960 fps, resolusi perekaman maksimal 8K di 30 fps, dan mode kestabilan ekstra. Ada juga mode super makro dan mode-mode untuk efek film seperti Parallel Worlds (shutter speed pelan).

4. Performa Gegas Tak Tertandingi

Xiaomi Mi 11 adalah ponsel pertama di dunia yang menggunakan chipset kelas atas terbaru dari Qualcomm, Snapdragon 888. Xiaomi mendapat antrean pertama chipset Snapdragon 888 bisa jadi karena sebagian saham mereka dimiliki oleh Qualcomm. Terlepas dari itu, Snapdragon 888 dihasilkan dengan standar fabrikasi yang benar-benar baru, yakni proses manufaktur Samsung 5 nm.

Chipset ini merupakan delapan inti yang terdiri atas: 1 core kencang 2,84 GHz berbasis ARM Cortex-X1, 3 core medium 2,4 GHx berbasis ARM Cortex-A78, serta 4 core hemat daya 1,8 GHz berbasis ARM Cortex-A55. Arsitektur Cortex-X1 yang dipakai pada core kencang ini diklaim lebih kencang 23 persen daripada Cortex-A78, dan 30 persen ketimbang Cortex-A77.

Qualcomm menamai core berbasis Cortex-X1-nya dengan Kryo 680. Selain itu, ada pula GPU Adreno 660 yang disebut punya performa 35 persen lebih baik daripada Adreno 650 (di Snapdragon 865). Apalagi, Adreno 660 adalah GPU pertama untuk ponsel dengan dukungan teknologi Variable Shading Rate (VRS).

Teknologi yang umum dimiliki oleh GPU pada komputer ini singkatnya adalah proses rendering yang mengizinkan pemakaian beragam shader rate dalam sebuah gambar. Dengan VRS, GPU bisa lebih leluasa melakukan penyesuaian untuk tak hanya mengejar kualitas, tetapi juga kelancaran performa. Banyak pihak menyebut Snapdragon 888 merupakan chipset terkencang di dunia pada saat ini.

Seberapa kencangnya chipset tersebut tergambar dalam serangkaian pengujian menggunakan software benchmarking. Paco Zheng dari Gizmo China mendapat skor 690-an ribu pada Antutu 8. Sementara dengan software yang sama, Thorben meraih 705-an ribu, dan Habib Qazi dari situs Xiaomi Today mencatatkan skor 715-an ribu. Tidak diketahui varian Mi 11 mana yang mereka pakai.

Meski begitu, saat diuji dengan aplikasi Geekbench, skor yang dihasilkan mirip. Thorben memperoleh skor singlecore 1135 dan multicore 3697. Sedangkan Habib Qazi mendapat skor singlecore 1131 dan multicore 3679. Skor-skor tersebut hanyalah gambaran di atas kertas. Pengalaman langsung-lah yang membuktikannya secara nyata.

Menurut Thorben, buka tutup aplikasi dan memproses foto hanya butuh waktu sepersekian detik alias sangat gegas. Sementara pada pengujian gim, Paco Zheng mampu mendapatkan 60 fps tanpa masalah saat memainkan PUBG Mobile dengan pengaturan grafik HDR-Extreme frame rate.

Adapun kala memainkan Genshin Impact, Zheng memperoleh performa yang tidak begitu stabil, rata-rata 52,6 fps. Secara keseluruhan, Mi 11 mampu menjalankan gim dengan performa sangat baik. Kegegasan performa pada Mi 11 tentu bukan karena chipset Snapdragon 888 semata.

Dukungan storage berteknologi UFS 3.1 dan RAM berbasis LPDDR5 juga turut berpengaruh terhadap kepiawaian Mi 11 menangani berbagai tugas. Habib Qazi tak melewatkan kesempatan untuk menguji kecepatan storage dan RAM di ponsel ini.

Dari uji yang dia lakukan, memori internal UFS 3.1 yang dipakai Mi 11 mencatatkan kecepatan baca dan tulis (sequential) secara berurutan 1824,01 MB/detik dan 776,4 MB/detik. Kata Qazi, angka itu 30 persen lebih kencang daripada kecepatan storage berteknologi UFS 3.0 pada umumnya.

Sementara itu, Mi 11 menggunakan RAM LPDDR5 generasi terbaru yang frekuensinya ditingkatkan hingga 3200 MHz. Kecepatan transmisi datanya pun meningkat 6400 Mbps dari yang sebelumnya 5500 Mbps. Perpaduan LPDDR5, UFS 3.1, dan Snapdragon 888 menjadikan Mi 11 sebagai ponsel paling ganas pada saat ini.

5. MIUI 12.5

Xiaomi telah mengumumkan antarmuka terbaru racikan mereka pada Desember 2020. Bukan MIUI 13 seperti yang diisukan, melainkan MIUI 12.5. Mi 11 pun dipercaya menjadi ponsel pertama Xiaomi yang mendapatkan MIUI 12.5 versi stabilnya. Mi 11 yang diluncurkan secara global saat ini masih memakai MIUI 12.0.1

MIUI 12.5 yang berbasis Android 11 ini mengambil fokus privasi dan proteksi terhadap penggunanya. Jelasnya, MIUI 12.5 akan memberi tahu penggunanya ketika suatu aplikasi meminta persetujuan akses. Hal ini membuat pengguna mampu mencegah aplikasi memanfaatkan data pribadi dan riwayat lokasinya.

Selain privasi dan proteksi, ada perbaikan manajemen notifikasi serta perbaikan visual. Aplikasi bawaan yang bisa dihapus juga semakin banyak. Xiaomi menyatakan, MIUI 12.5 adalah antarmuka yang mereka desain ulang dari awal. Langkah tersebut diklaim mampu memangkas pemakaian prosesor sebanyak 22 persen dan menurunkan penggunaan daya hingga 15 persen dibanding MIUI sebelumnya.

6. Detektor Detak Jantung dan Harman Kardon

Sumber: china-gadgets.com
(sumber: china-gadgets.com | Thorben)

Hal yang membedakan ponsel flagship dengan segmen lainnya adalah spesifikasi dan fitur premium. Di atas sudah dijelaskan berbagai keunggulan Mi 11 sebagai ponsel flagship ditinjau dari spesifikasinya. Kali ini giliran fitur premium yang akan dibahas

Pertama, detektor detak jantung. Fitur ini sebetulnya bukanlah barang baru karena sudah ada sejak Samsung meluncurkan Galaxy S5, 2014. Namun, uniknya detektor detak jantung pada Mi 11 dipasang di pemindai sidik jarinya.

Pengguna tinggal menempelkan jarinya di muka layar, maka 15 detik setelahnya informasi tentang detak jantung akan muncul. Habib Qazi yang menguji fitur ini pun bilang, tingkat kesalahan baca detektor detak jantung ponsel ini hanya 2,11 bpm (beats per minute). Artinya, Mi 11 sedikit lebih akurat ketimbang beberapa perangkat lainnya.

Fitur premium kedua yang dimiliki Mi 11 adalah dual speaker stereo yang di-tuning oleh perusahaan kenamaan Harman Kardon. Perangkat audio dari Harman Kardon mungkin lebih familier untuk digunakan di mobil atau rumah.

Namun, produsen perangkat audio asal Amerika Serikat ini sejatinya adalah anak perusahaan AKG. Sementara itu, saham mayoritas AKG dimiliki oleh Samsung sejak 2017.

Menurut pengujian yang dilakukan GSM Arena, keluaran suara Mi 11 masuk kategori sangat bagus. Kelantangan suaranya mencapai -24,2 LUFS (Loudness Unit Full Scale). Lebih kencang ketimbang Samsung Galaxy S21 (-26,4: kategori bagus) yang memakai speaker AKG.

Kekurangan Xiaomi Mi 11

Xiaomi Mi 11 memang membawa segudang keunggulan yang menggiurkan. Walau begitu, beberapa hal perlu Anda ketahui sebagai catatan penting. Beberapa poin di bawah ini mungkin akan memengaruhi persepsi terhadap si ponsel sebelum memberi penilaian final.

1. Isu Panas Berlebih

Sumber: blog.avast.com
sumber: blog.avast.com

Xiaomi belakangan telah menggunakan sistem pendingin cairan terhadap ponselnya. Tidak hanya ponsel flagship dan gaming, ponsel kelas menengah seperti Redmi Note 8 Pro juga sudah menggunakan teknologi ini. Singkatnya, sistem pendingin cairan yang dipakai Xiaomi berbentuk plat vapor chamber.

Di dalam plat tersebut berisi fluida yang mengalirkan panas dari prosesor ke seluruh tubuh ponsel. Dengan begitu, temperatur prosesor bisa lebih rendah karena tidak terkonsentrasi di satu titik. Namun demikian, liquid cooling nyatanya tidak terlalu mempan untuk mengatasi panas pada Mi 11.

Sumber: YouTube
Vapor chamber di dalam Xiaomi Mi 11 (sumber: https://youtu.be/t1MEIszXiok | Jerry Rig Everything)

James Smythe dalam laman Mighty Gadget bercerita soal pengalamannya menguji peningkatan suhu yang terjadi terhadap si ponsel. Dalam simulasi Wild Life Stress Test, Mi 11 'dipaksa' mengeluarkan kinerja tertingginya seperti saat dipakai untuk bermain gim selama 20 menit.

Sumber: mightygadget.co.uk
Uji suhu Xiaomi Mi 11 pada resolusi 2K di 120 fps

Hasilnya, Mi 11 memperoleh loop score antara 5550 dan 5045 dengan stabilitas performa 90,9 persen. Selama pengujian, suhu permukaan meningkat 22 derajat, dari 24°C menjadi 46°C. Angka-angka tersebut diperoleh ketika si ponsel diatur dalam resolusi Quad HD+ dan laju penyegaran 120 Hz.

Bagaimana jika resolusi dan laju penyegarannya diturunkan jadi Full HD+ dan 60 Hz saja? Ternyata hasilnya tidak banyak berubah. Suhu meningkat 20 derajat, dari 25°C menjadi 45°C. Dengan loop score antara 5586 dan 5090, kestabilan performa yang diperoleh adalah 91.1 persen.

Sumber: mightygadget.co.uk
Uji suhu Xiaomi Mi 11 pada resolusi FHD+ di 60 fps

Peningkatan suhu yang dialami oleh Mi 11 dengan chipset Snapdragon 888-nya lebih tinggi daripada Huawei P40 Pro+ dan Realme X50 Pro. Pada pengujian dengan mode Full HD+ dan 60 Hz, Huawei P40 Pro+ yang memakai chipset Kirin 990, hanya mengalami peningkatan suhu 8°C (20-28°C).

Kestabilan performanya bahkan mencapai 99,8 persen. Sementara itu, Realme X50 Pro yang menggunakan Snapdragon 865 cuma mengalami peningkatan suhu 13°C  (20-33°C ). Kestabilan performanya tercatat 99,7 persen.

Menurut Smythe, panas berlebih yang ditimbulkan oleh Mi 11 bisa jadi bukan karena kesalahan Xiaomi dalam merancang ponsel. Namun, lebih kepada arsitektur core kencang Cortex-X1 yang tersemat dalam chipset Snapdragon 888.

Cortex-X1 disebut punya pendekatan yang berbeda ketimbang Cortex-A78. A78 akan memilih menurunkan performa ketika prosesor sudah mencapai suhu puncaknya. Sedangkan X1 lebih agresif dengan menerjang batasan suhu demi mendapat performa tertinggi. Memang, jika dilihat dari loop score, performa Snapdragon 888 lebih tinggi daripada Kirin 990 maupun Snapdragon 865.

Dua chipset yang terakhir disebut hanya mencatat loop score di rentang 3000-an. Hanya saja, panas berlebih yang ditimbulkan bisa jadi menimbulkan masalah. Terutama jika ponsel digunakan di daerah dengan iklim tropis seperti Indonesia. Masalah ini mungkin dapat diselesaikan dengan update firmware.

2. Baterai Biasa Saja

Panas berlebih yang ditimbulkan Mi 11 tentu saja berpengaruh terhadap performa baterai. Kapasitas baterai Mi 11 memang sedikit lebih kecil daripada Mi 10, 4600 mAh berbanding 4780 mAh. Akan tetapi, itu bukan masalah berarti.

Peningkatan suhu yang diakibatkan oleh chipset tetap jadi alasan utama mengapa baterai Mi 11 lebih cepat terkuras. Dalam pengujian Wild Life Stress Test selama 20 menit yang dilakukan James Smythe, baterai Mi 11 anjlok dari 83 persen ke 68 persen. Angka tersebut diperoleh ketika ponsel diatur dalam resolusi Quad HD+ dan laju penyegarannya 120 Hz.

Sedangkan ketika diatur dalam resolusi Full HD+ di 60 Hz, hasilnya pun tetap sama. Thorben juga menjajal ketahanan baterai Mi 11 dengan mode menonton video. Si ponsel disetel dengan resolusi Quad HD+ di 120 fps. Hasilnya, baterai Mi 11 cuma tahan 9 jam!

Itu lebih cepat habis daripada Mi 10 yang diklaim bisa menyetel video sampai 15 jam. Bahkan kemampuan baterai Mi 11 sebanding dengan Mi 9 yang kapasitas baterainya cuma 3300 mAh. Lantas, bagaimana kalau diuji untuk bermain gim secara langsung?

Paco Zheng mengatakan, saat Mi 11 digunakan untuk bermain Genshin Impact selama setengah jam, baterainya habis 18 persen. Namun, dengan pengaturan grafis tertinggi, konsumsi baterai yang dihabiskan hanya 9 persen saat memainkan PUBG Mobile selama 27 menit.

Intinya, efisiensi baterai Mi 11 biasa-biasa saja. Pemakaian moderat sampai berat butuh dua kali pengecasan dalam sehari. Hal ini menyiratkan makna bahwa perkawinan antara Snapdragon 888 dengan layar beresolusi Quad HD+ dan laju penyegaran 120 fps tidak memberi impresi cukup baik.

Walau demikian, hal itu bisa ditoleransi dengan dukungan teknologi pengisian cepat. Xiaomi mengklaim, mengisi baterai Mi 11 dari 0 persen hingga penuh cuma butuh waktu 45 menit dengan cas kabel 55 watt. Sedangkan jika baterai diisi dengan cas wireless 50 watt, waktu yang dibutuhkan dari 0 persen hingga penuh adalah 53 menit.

3. Masalah Notifikasi dan OLED

Efisiensi baterai pada Mi 11 bisa sedikit ditingkatkan dengan pengaturan prioritas notifikasi aplikasi. Mike Lowe dalam laman Pocket Lint bilang, MIUI 12.0.1 membebaskan pengguna untuk mengatur setiap notifikasi dari aplikasi yang terpasang.

Kebebasan ini bisa jadi dipandang sebagai hal positif, tetapi di saat yang sama juga bisa dinilai buruk. Jika Anda merupakan gadget enthusiast yang gemar mengutak-atik, jelas ini bukan pekerjaan yang rumit. Namun, bila Anda adalah pengguna kasual, fitur ini malah justru bikin ribet, apalagi kalau jumlah aplikasi yang terpasang cukup banyak.

Mike Lowe juga menemukan masalah minor selain manajemen notifikasi, yakni terkait panel OLED yang dipakai. Menurut pengalamannya, Mi 11 gagal menampilkan warna hitam dengan sempurna saat layarnya meredup.

Masalah ini dia temui juga di OPPO Find X2 Pro yang juga memakai panel OLED. Hanya, kata dia, kasus yang terjadi pada Mi 11 tak separah Find X2 Pro. Update software bisa menyelesaikan masalah ini.

4. Kamera Telefoto dan IP Rating Absen

Xiaomi sepertinya memosisikan Mi 11 sebagai flagship menengah, dibuktikan dengan ketiadaan lensa telefoto. Berkaca pada Mi 10 series, Mi 10 juga tak punya lensa telefoto. Lensa yang fungsinya untuk melakukan zoom secara optik itu hanya dimiliki oleh Mi 10 ultra.

Sayang, lensa makro sebagai fitur pengganti lensa telefoto pada Mi 11 belum didukung OIS. Fitur premium selanjutnya yang absen di ponsel ini adalah sertifikasi anti air dan debu alias IP68 rating. Hal ini sangat disayangkan karena sertifikasi anti-air dan debu merupakan fitur yang lazim dimiliki oleh smartphone flagship.

Meski begitu, modul kamera belakang Mi 11 diklaim anti debu karena dilapisi kaca yang dibikin secara CNC (Computer Numerical Control). Satu lagi yang absen dari Mi 11 adalah sensor tekanan udara alias barometer.

Padahal, sensor ini disertakan Xiaomi pada Mi 10. Ini akan menjadi masalah buat mereka yang tinggal di daerah beriklim subtropis dengan tekanan udara relatif lebih fluktuatif.

5. Tiada Charger, Tiada Slot MicroSD

sumber: havecamerawilltravel.com

Beberapa pihak mencibir langkah Apple yang tak memasukkan adaptor dalam paket penjualan sejak meluncurkan iPhone 12. Samsung termasuk pihak yang menyindir langkah tersebut. Ternyata, Xiaomi juga ikut-ikutan dengan tidak mengikutsertakan charger di box penjualan.

Di China, Mi 11 dapat dibeli dengan dua paket. Paket standar berisi ponsel tanpa charger atau tanpa kabel USB tipe C. Sementara itu, paket lengkap berisi ponsel beserta charger 55 watt dan kabelnya. Dua-duanya dijual dengan harga sama. Walau begitu, atas alasan peduli lingkungan, bisa jadi charger bakal dihilangkan dalam paket penjualan pada masa mendatang.

Jika ketiadaan charger adalah hal baru, ketiadaan slot microSD sudah lama dilakukan oleh Xiaomi. Yakni sejak mereka meluncurkan Mi 2 pada 2012. Karena itu, jangan harap ponsel flagship Xiaomi bakal memberi slot microSD sebagai opsi ekspansi kapasitas simpan. Jika kapasitas storage-nya tak cukup, Anda bisa menyimpan file di cloud drive atau di flashdisk dengan bantuan USB On-The-Go.

Setelah membaca ulasan mengenai kelebihan dan kekurangannya, Anda tentu bisa memperkirakan seberapa layak Mi 11 untuk dijadikan daily driver terbaru. Jika dilihat dari segi desain, tentu saja Mi 11 menyuguhkan elemen-elemen baru yang trendi, futuristik, dan nyaman. Khususnya di varian dengan penutup belakang kulit. Tidak ada alasan untuk tak menyukai desain Mi 11.

Kualitas tampilannya juga juara. Panel OLED di layarnya dengan berbagai teknologi yang dijejalkan memberi pengalaman seperti dunia nyata. Keren saat dipakai untuk menonton video maupun bermain gim.

Sementara itu, soal performa, tak ada yang bisa mengalahkan Mi 11 dengan Snapdragon 888-nya. Bahkan, bisa dibilang Mi 11 adalah ponsel ber-chipset premium dengan harga terjangkau yang bisa dibeli untuk saat ini.

Di China, Mi 11 varian 8/256GB dijual dengan harga 4299 Yuan, setara dengan Rp9,2 juta. Harga jual tersebut sama dengan Mi 10 8/256 GB yang diluncurkan pada Februari 2020. Konfigurasi memori tersebut adalah satu-satunya varian yang diluncurkan di Indonesia. Saat pertama kali diluncurkan di Indonesia, Mi 10 dihargai 10 juta rupiah.

Berdasarkan fakta tersebut, kemungkinan Mi 11 bakal punya harga serupa di Tanah Air. Jika benar begitu, maka Mi 11 tentu 4 juta lebih murah ketimbang Samsung Galaxy S21 5G varian memori 8/256 GB. Kesimpulannya, jagoan terbaru dari Xiaomi ini layak untuk dibeli.

Hanya saja, Anda mesti bisa menoleransi dua masalah jika benar-benar menginginkan Mi 11. Dua masalah itu adalah panas berlebih dan baterai yang lebih mudah habis. Jika Anda bukan pemain gim berat dan selalu sedia powerbank, dua masalah tersebut bukan hal yang berarti.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram