carisinyal-web-banner-retina 35

Perbandingan MediaTek Helio G99 vs Snapdragon 680

Ditulis oleh Ganjar Maulana

MediaTek Helio G99 dan Qualcomm Snapdragon 680 adalah dua chipset smartphone kelas menengah yang kerap dibandingkan karena banyak digunakan pada ponsel 4G terkini. Keduanya sama-sama diproduksi dengan fabrikasi 6nm modern sehingga menjanjikan efisiensi daya yang baik.

Meski begitu, terdapat perbedaan signifikan dalam arsitektur CPU, performa GPU, efisiensi energi, kemampuan kamera, dukungan layar, hingga konektivitas keduanya. Nah, di artikel ini Carisinyal akan mengulas apa saja perbedaan-perbedaan tersebut beserta pengaruhnya pada performa kedua chipset tersebut.

Arsitektur CPU dan Proses Fabrikasi

Dari segi arsitektur CPU, Helio G99 dan Snapdragon 680 memiliki konfigurasi octa core (8-inti) yang berbeda generasi. Snapdragon 680 mengusung 4 core besar Kryo 265 Gold berbasis Cortex-A73 (2,4 GHz) dan 4 core kecil Kryo 265 Silver berbasis Cortex-A53 (1,9 GHz).

Arsitektur Cortex-A73/A53 ini tergolong desain CPU yang cukup lawas (era 2016-2017). Namun, CPU ini masih cukup andal untuk tugas sehari-hari.

Sebaliknya, MediaTek Helio G99 hadir dengan inti CPU yang lebih baru yaitu 2 core besar Cortex-A76 (2,2 GHz) dan 6 core kecil Cortex-A55 (2,0 GHz). Cortex-A76 adalah mikroarsitektur kelas flagship tahun 2019 yang memberikan lonjakan IPC (instruksi per clock) dan performa per inti lebih kuat dibanding Cortex-A73.

Kombinasi tersebut membuat Helio G99 unggul dalam proses CPU yang berat, karena dua inti A76-nya mampu memproses lebih cepat dan efisien untuk beban kerja single-thread maupun multi-thread.

Keduanya diproduksi menggunakan proses fabrikasi TSMC 6nm. Proses 6nm memungkinkan transistor yang lebih rapat dan hemat energi sehingga secara teknis efisiensi daya keduanya sudah jauh lebih baik dibanding pendahulunya.

Performa GPU dan Gaming

Infinix Hot 40 Series

Berlanjut ke GPU dan gaming, perbedaan cukup mencolok juga hadir di sektor grafis. Snapdragon 680 dibekali GPU terintegrasi Adreno 610. GPU ini tergolong kelas entry-level untuk seri Snapdragon 6, dengan frekuensi sekitar 1114 MHz.

Sementara itu, MediaTek Helio G99 menggunakan GPU Arm Mali-G57 MC2. Arsitektur Mali-G57 berbasis Valhall generasi pertama pada Helio G99 merupakan teknologi GPU yang relatif baru untuk kelas menengah, dan berjalan di frekuensi 1000 MHz dengan 2 inti shader aktif.

Helio G99 dilengkapi teknologi MediaTek HyperEngine 2.0 Lite. Teknologi tersebut menghadirkan yang berbagai optimasi untuk bermain game seperti pengelolaan sumber daya cerdas antara CPU, GPU, dan memori, serta fitur High FPS power saving untuk mengurangi konsumsi daya saat bermain game dengan frame-rate tinggi.

Di sisi lain, Snapdragon 680 juga tidak ketinggalan menghadirkan fitur pendukung gaming seperti Game Jank Reducer dan Q-Sync yang menyinkronkan refresh rate layar dengan rendering game untuk meminimalkan stutter.

Di atas kertas, Adreno 610 milik Snapdragon 680 sebenarnya memiliki throughput teoritis (GFLOPS) lebih tinggi sekitar 285 GFLOPS dibanding Mali-G57 MC2 yang memiliki sekitar 128 GFLOPS. Namun, performa nyata dalam gaming tidak hanya ditentukan oleh GFLOPS.

Namun dalam penggunaan yang sebenarnya, Helio G99 cenderung unggul untuk game berat. Pengalaman pengguna menunjukkan bahwa aplikasi dan game berjalan lebih lancar di Helio G99, bahkan memungkinkan efek grafis yang lebih tinggi.

Sebagai contoh, di game populer Mobile Legends: Bang Bang, Helio G99 mampu menampilkan elemen grafis seperti motion blur dan bloom yang pada pengaturan sama tidak muncul di Snapdragon 680. Ini menandakan GPU Mali-G57 pada G99 memiliki kapabilitas untuk mendukung fitur grafis yang lebih kompleks.

Namun, perlu dicatat konsekuensi dari performa tinggi Helio G99 adalah panas yang lebih besar dihasilkan saat sesi gaming panjang. Beberapa pengguna melaporkan chipset ini akan terasa hangat hingga terjadi penurunan frame-rate setelah bermain lama akibat thermal throttling.

Efisiensi Daya dan Teknologi Hemat Energi

snapdragon 680

Efisiensi daya adalah aspek krusial bagi pengguna smartphone, dan di sinilah kedua chipset ini menunjukkan kelebihannya masing-masing. Berkat fabrikasi 6nm, baik Helio G99 maupun Snapdragon 680 memiliki baseline efisiensi yang baik untuk penggunaan harian.

Qualcomm mengklaim jika Snapdragon 680 dibuat khusus untuk penggunaan sepanjang hari (all-day power) dengan konsumsi yang hemat. Chipset ini bahkan diklaim mampu memberi masa pakai 15% lebih lama dibanding pendahulunya.

Sementara itu, Helio G99 disebut MediaTek sebagai chipset gaming 4G yang sangat hemat energi berkat proses 6nm-nya. Mereka menanamkan modul Resource Management Engine 2.0 dalam HyperEngine yang secara cerdas mengatur penggunaan CPU/GPU sesuai kebutuhan.

Selain itu, Helio G99 memiliki fitur Intelligent Display Sync yang mampu menyesuaikan refresh rate layar secara dinamis. Fitur tersebut hanya akan meningkatkan refresh rate ke 120Hz saat diperlukan sehingga konsumsi daya layar dapat dihemat ketika tampilan statis.

Kendati kedua chipset ini cukup irit, dalam skenario penggunaan sehari-hari, Snapdragon 680 cenderung lebih unggul dalam efisiensi pada beban ringan hingga sedang. Sementara itu, Helio G99 akan mengonsumsi daya lebih besar saat dipacu ke performa puncak.

Meski begitu, perbedaan ini bukan berarti Helio G99 boros. Dalam penggunaan normal seperti membuka sosial media, browsing, dan chatting, Helio G99 tetap efisien dan gegas sehingga bisa kembali ke keadaan idle lebih cepat.

Kamera dan Image Signal Processor (ISP)

Di sektor kamera, perbedaan kemampuan ISP (Image Signal Processor) antar kedua chipset ini dapat memengaruhi fitur fotografi yang didukung smartphone penggunanya.

Qualcomm Snapdragon 680 dilengkapi ISP Qualcomm Spectra 346 berkonfigurasi triple ISP. Artinya, chip ini mampu memproses data dari tiga kamera secara simultan. Qualcomm bahkan menyebut Snapdragon 680 dapat menangkap tiga foto atau video dari tiga lensa (misal: ultrawide, wide, telephoto) secara bersamaan.

Secara spesifikasi, ISP Snapdragon 680 mendukung kamera hingga 64 MP untuk single camera, atau konfigurasi ganda 16 MP + 16 MP. ISP ini juga mampu melakukan pengambilan gambar triple 13 MP secara serentak.

Sementara itu, MediaTek Helio G99 tak kalah andal di bagian kamera. Chipset ini dibekali ISP yang mendukung sensor kamera utama hingga 108 MP, lebih tinggi dibanding Snapdragon 680 yang mentok di resolusi 64MP.

Untuk konfigurasi multi-kamera, Helio G99 mendukung dua kamera 16MP secara simultan dengan Zero Shutter Lag (ZSL). Fitur ini memungkinkan efek bokeh dari dual-camera atau penggunaan dua lensa (misal depan belakang) secara bersamaan.

Dari sisi fitur, Helio G99 juga dilengkapi AI-FD (AI Face Detection) untuk deteksi wajah, hardware depth engine untuk efek bokeh yang lebih akurat, MEMA 3DNR dan Multi-Frame NR untuk pengurangan noise pada foto low-light, serta Electronic Image Stabilization (EIS) hardware warping engine dan Rolling Shutter Compensation (RSC) untuk perekaman video yang lebih stabil.

Dalam hal perekaman video, keduanya tidak mendukung 4K. Snapdragon 680 bisa merekam pada resolusi maksimal 1080p 60fps. Sementara itu, Helio G99 sedikit unggul karena bisa merekan hingga 1440p (2K) 30fps.

Refresh Rate dan Resolusi Layar

Dalam hal dukungan layar, perbedaan utama antara Helio G99 dan Snapdragon 680 terletak pada refresh rate maksimal yang didukung. MediaTek Helio G99 secara native mendukung resolusi layar Full HD+ (2520×1080) dengan refresh rate 120Hz.

Di sisi lain, Qualcomm Snapdragon 680 mendukung resolusi layar Full HD+ dengan refresh rate 90Hz. Menurut spesifikasi resmi Qualcomm, chipset ini memiliki batas dukungan di 90 FPS pada FHD+. Dalam praktiknya, banyak smartphone dengan Snapdragon 680 hadir dengan layar 90Hz (misalnya Redmi Note 11, Realme 9i, dll).

90Hz masih memberikan peningkatan kelancaran di atas standar 60Hz, meskipun tidak selincah 120Hz. Keterbatasan di 90Hz kemungkinan akibat bandwidth memori dan kemampuan GPU Adreno 610 yang memang disesuaikan untuk efisiensi. Walau beberapa ponsel ber-Snapdragon 680 mungkin tidak semua mengaktifkan 90Hz (tergantung panel yang dipilih OEM), chipset ini setidaknya siap menampung fitur tersebut. Selain refresh rate, resolusi maksimum kedua SoC ini sama, yaitu sekitar Full HD+ 1080p kelas 2520×1080 (umum untuk rasio 21:9 atau 20:9). Tidak ada dukungan untuk layar QHD atau 4K, yang wajar karena kelasnya menengah.

Bagi pengguna umum, perbedaan 90Hz vs 120Hz mungkin tidak terlalu kentara tanpa disandingkan langsung, namun bagi tech enthusiast atau gamer, 120Hz tentu menjadi nilai tambah. Selain itu, mengingat Helio G99 mengincar segmen gaming, dukungan refresh rate 120Hz ini tentu sejalan dengan positioning-nya.

Fitur Konektivitas

Soal konektivitas, penting dicatat bahwa keduanya merupakan chipset 4G LTE-only (tanpa dukungan 5G). Ini berarti baik Helio G99 maupun Snapdragon 680 ditujukan untuk perangkat yang mengandalkan jaringan 4G/LTE saja.

Dari sisi kecepatan 4G, Helio G99 memiliki modem 4G terintegrasi kategori Cat-13 untuk downlink. MediaTek menyebut modem ini mendukung agregasi operator 2CC (2x Carrier Aggregation) dengan 4x4 MIMO dan 256-QAM, sehingga mampu mencapai kecepatan unduh teoretis hingga sekitar 600+ Mbps.

Sementara itu, Snapdragon 680 menggunakan modem Qualcomm Snapdragon X11 LTE, yang juga mendukung LTE Cat-13. Kecepatan puncak yang tercantum untuk Snapdragon 680 adalah sekitar 390 Mbps download dan 150 Mbps upload.

Untuk Wi-Fi, kedua chipset mendukung standar Wi-Fi 5 (802.11 ac) dual-band (2.4Ghz/5GHz). Meski bukan yang terbaru, standar Wi-Fi ini masih sangat memadai untuk kecepatan internet broadband saat ini karena memiliki kecepatan hingga ratusan Mbps.

Dari sisi Bluetooth, Helio G99 sudah mendukung versi 5.2 sedangkan Snapdragon 680 masih mendukung Bluetooth 5.1. Versi 5.2 membawa beberapa peningkatan minor seperti LE Audio (fitur audio Bluetooth generasi baru yang lebih efisien) dan kemampuan dual audio yang lebih baik.

Kesimpulan

MediaTek Helio G99 dan Qualcomm Snapdragon 680 adalah chipset 4G di kelas menengah dengan pendekatan berbeda.

MediaTek Helio G99 bisa dikatakan menyasar pengguna yang ingin memiliki performa yang lebih dari sekadar ponsel menengah. Chipset ini lebih kencang untuk gaming dan memiliki fitur terbaru seperti layar 120Hz.

Sementara itu, Snapdragon 680 menyasar pengguna yang menginginkan smartphone yang handal untuk pemakaian sehari-hari dengan konsumsi daya yang seminimal mungkin. Semoga ulasan ini membantu dalam memilih smartphone impian Anda!

Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis atau ingin meminta rekomendasi gadget, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!

cross