carisinyal-web-banner-retina 35

Dari POVA hingga Camon, Inilah Macam-Macam Seri HP Tecno

Ditulis oleh Hilman Mulya Nugraha

Meskipun kini namanya makin dikenal di pasar smartphone Indonesia, perjalanan Tecno Mobile untuk mencapai posisinya saat ini tidak instan. Resmi masuk pada November 2020 di bawah Transsion Holdings, Tecno pada awalnya berada di bawah bayang-bayang saudaranya, Infinix, yang sudah lebih dulu populer di kalangan konsumen lokal.

Momentum bagi Tecno mulai terasa pada tahun 2022. Melalui strategi pemasaran yang lebih gencar dan peluncuran produk yang terarah, mereka berhasil merebut perhatian pasar.

Jujur saja, saya baru sadar bahwa sebelum 2022 Tecno sudah merilis beberapa ponsel. Nama mereka baru benar benar saya kenal pada 2022 karena di tahun tersebut promosinya cukup gencar. Sejak itu Tecno menghadirkan seri-seri dengan identitas dan target pengguna yang spesifik. Dampaknya, lini produk menjadi beragam dan penjualannya tergolong baik.

Namun tidak semua seri sama. Karena itu saya bahas agar pembaca memahami perbedaan di setiap lini produk Tecno. Berikut penjelasannya.

1. Seri Camon

Tecno Camon 40 Pro 5G

Seri Camon merupakan andalan Tecno di kelas menengah atas. Fokusnya jelas, yaitu memberikan pengalaman kamera rasa flagship pada harga yang masih masuk akal bagi pengguna Indonesia. Umumnya harga seri ini berada di sekitar tiga hingga lima juta rupiah.

Seri Camon hadir sebagai cara Tecno membangun kredibilitas merek serta menunjukkan kemajuan teknologi mereka. Ini juga menjadi penegasan bahwa Tecno serius bermain di pasar lokal.

NIlai jual utama seri Camon terletak pada komponen perangkat keras kamera yang berkualitas. Model seperti Camon 40 Premier 5G menggunakan sensor premium Sony LYT 701 beresolusi 50 MP dengan Optical Image Stabilization. Kombinasi ini membuat ponsel mampu menangkap lebih banyak cahaya dan menghasilkan gambar yang stabil pada kondisi sulit.

Selain perangkat keras, Tecno menanamkan pemrosesan gambar yang disebut TECNO PolarAce 2.0 Image System. Sistem ini didukung prosesor khusus yang menjalankan fitur seperti NeuroNR Turbo untuk mengurangi noise, NeuroHDR Turbo untuk menyeimbangkan pencahayaan, dan NeuroColor Turbo untuk menjaga akurasi warna.

Fitur berbasis kecerdasan buatan juga terasa fungsional. Ada AI Eraser untuk menghapus objek dan Auto Focus Eye Tracking agar selfie tetap tajam.

Camon mulai naik daun setelah situs DxOMark memeberi skor yang 138 kepada Tecno Camon Pro 5G. Situs tersebut juga menyebut bahwa Tecno Camon Pro 5G jadi posisi pertama sebagai ponsel dengan kamera terbaik (per Oktober 2025) untuk kelas harga Advanced ($200-$400) atau harga kelas menengah.

Saya sendiri cukup kaget dengan apa yang dicapai oleh Tecno Camon Pro 5G. Tapi tentu saya juga mengapresiasi hal ini, terlebih capain ini membuat Tecno Camon Pro 5G jadi ponsel yang laku keras, bahkan kadang stock-nya habis alias ghoib.

Oh yah, meski fokus pada kamera, harga seri Camon masih cukup terjangkau. Harga ponsel ini mulai dari Rp2,5 sampai Rp4 jutaan tergantung variannya.

2. Seri POVA

Tecno POVA 7

Seri POVA adalah lini kelas menengah yang diposisikan untuk performa. Jika Camon menonjolkan kamera, POVA fokus pada tenaga, kestabilan, dan ketahanan untuk sesi gaming yang panjang.

Sasarannya jelas, yaitu gamer dan pengguna berat di Indonesia yang menginginkan kinerja kencang tanpa harus naik ke harga premium. Umumnya banderolnya berada di kisaran dua hingga empat jutaan rupiah, bergantung pada varian.

Agar performa tetap stabil, kontrol suhu menjadi kunci. Banyak model POVA dilengkapi pendingin berlapis dengan vapor chamber berukuran besar yang efektif menekan penurunan performa akibat panas. Pengalaman bermain juga disempurnakan lewat perangkat lunak Game Space untuk mengatur profil performa, memblokir notifikasi, serta mengalokasikan sumber daya sistem sesuai kebutuhan gim.

Dari sisi tampilan, POVA sengaja dirancang mencolok dengan bahasa desain tegas dan futuristik. Pada beberapa model terdapat efek lampu LED yang memperkuat identitas gaming. Bagi sebagian gamer, gaya agresif ini justru menjadi nilai tambah.

Karena fokus pada performa dan kapasitas baterai besar, bobot seri POVA cenderung berat. Ini wajar karena kapasitas yang meningkat biasanya berdampak pada dimensi. Ke depannya, bila Tecno menerapkan baterai silikon karbon, kapasitas besar berpotensi tetap tercapai dengan bodi yang lebih ramping. Pendekatan ini sudah dicoba beberapa merek dari Tiongkok.

Seri Pova sendiri dibagi lagi menjadi empat sub-varian dengan karakteristiknya masing-masing. Nah berikut adalah daftar sub-varian tersebut:

  • POVA (Seri Reguler)

Seri POVA tanpa embel-emebel di belakangnya merupakan seri jagoan utama. Seri ini hadirkan ponsel dengan kombinasi baterai besar, pengisian cepat, dan chipset kencang untuk bermain gim yang stabil. Layar dan kamera dirancang fungsional sehingga harga tetap kompetitif di kelas menengah. Contoh di Indonesia adalah POVA 6.

  • POVA Neo

Seri ini adalah varian paling terjangkau di kategori POVA. Fokus pada baterai ekstra besar dan ketahanan. Umumnya memakai layar LCD dengan refresh rate tinggi atau resolusi HD pada generasi lama serta pengisian yang lebih konservatif. Di Indonesia yang beredar resmi antara lain POVA Neo 2 dan POVA Neo 3.

  • POVA Pro

Ini adalah seri Pro yang tawarkan hampir paket lengkap. Biasanya menawarkan 5G, layar yang lebih premium, konfigurasi memori lebih besar, serta elemen desain “gaming” yang lebih menonjol. Seri ini contohnya adalah POVA 6 Pro 5G dan POVA 5 Pro 5G.

  • POVA Ultra dan Curved

Sejak seri 7, POVA menghadirkan varian baru. Bila biasanya Pro jadi varian tertinggi, pada seri 7 ada varian lebih tinggi yakni varian Ultra. Varian ini hadir karena POVA menawarkan lebih dari sekadar Pro. Contohnya adalah penggunaan cip lebih kencang, layar AMOLED, dan hadirnya kamera ultrawide.

Ada juga seri Curved. Varian ini Ini hadir menargetkan konsumen gaming yang butuh layar lengkung di sisinya tetapi di jual dengan harga yang lebih terjangkau.

3. Seri Spark

Tecno Spark 30 Pro

Berikutnya adalah seri Spark, yang merupakan seri dengan penjualan yang baik. Seri ini dirancang secara khusus untuk merebut hati para konsumen muda atau Generasi Z. Fitur, desain, dan strategi pemasarannya disesuaikan dengan gaya hidup yang sangat terhubung ke media sosial.

Pembeda utama seri Spark terletak pada kamera depan. Model seperti Spark 10 Pro misalnya dibekali kamera depan 32 MP dengan lampu soft light ganda yang bisa diatur agar selfie tetap bagus pada beragam kondisi cahaya.

Desain juga menjadi daya tarik dari seri ini. Warna yang ditawarkan umumnya cerah dan material yang digunakan terasa premium. Yang paling menarik perhatian adalah kolaborasi seri Spark dengan Transformer lewat Tecno Spark 30 Pro.

Performa seri Spark memang tidak disetel untuk gaming berat, tetapi untuk kebutuhan sehari hari terasa serba bisa. Dengan cip seperti MediaTek Helio G88, RAM besar, dan layar luas, seri Spark memadai untuk media sosial, menonton video, dan gim kasual. 

Harganya pun relatif ramah di kantong. Beberapa model ada yang berada di kisaran satu jutaan rupiah. Secara umum, seri Spark menempati segmen harga entry-level yang sangat terjangkau. Berdasarkan harga di pasaran Indonesia saat ini, kisarannya adalah sebagai berikut:

  • Spark Go Series

Ini adalah varian paling murah, biasanya dijual di rentang harga Rp 900 ribuan hingga Rp1,2 jutaan. Varian ini biasanya menawarkan OS Android Go yang lebih ringan. Layarnya juga hanya HD saja. Cip yang dipakai juga tergolong standar. Di seri ini masih bisa ditemukan varian RAM 3 GB dan 4 GB. 

  • Spark & Spark C Series

Varian ini berada sedikit di atas seri Go, dengan harga sekitar Rp 1,1 jutaan hingga Rp 1,7 jutaan. Biasanya seri ini sudah tawarkan layar dengan dengan resolusi yang lebih tajam atau refresh rate lebih tinggi. 

Kamera juga meningkat dibanding seri Go. Untuk Android juga sudah tidak pakai Android Go tetapi seri Android versi penuh. Varian memori yang ditawarkan setidaknya sudah RAM 6 GB dan storage 128 GB. 

  • Tecno Spark Pro Series

Sebagai varian tertinggi di keluarga Spark, tentu fiturnya juga lengkap. Kemampuan kamera juga meningkat. Varian Pro tidak sekadar menawarkan resolusi Full HD+ tapi juga panel AMOLED. Seperti contoh Tecno Spark 40 dan Spark 40 Pro+.

Kecepatan pengisian daya juga tergolong tinggi dan cip yang dipakai cukup kencang. Namun, biasanya seri ini masih tidak dibekali kamera ultrawide. Harga Tecno Spark Pro series biasanya mencapai Rp 1,7 jutaan hingga di atas Rp 2 jutaan.

4. Seri Phantom

Tecno Phantom V Flip 2 dan V Fold 2

Seri Phantom adalah ponsel flagship dari Tecno. Spesifikasi dan inovasi yang bagus muncul di seri ini. Sayangnya, Tecno Indonesia tampak tidak fokus atau mungkin tidak niat untuk menjagokan seri Phantom sebagai kekuatan Tecno.

Banyak yang memandang kalau seri ini tidak fokus pada angka penjualan, melainkan menunjukkan kemampuan rekayasa dan ambisi desain. Melalui lini ini, Tecno membangun prestise dan menegaskan bahwa mereka siap bersaing di kelas paling tinggi.

Kenapa saya bilang tidak niat? Karena Tecno Indonesia hanya baru memasukkan satu seri dari Phantom yakni Tecno Phantom V Flip 5G pada 2023. Seri ini merupakan ponsel lipat flip ke atas layaknya Galaxy Z Flip. Setelah itu, tidak ada lagi seri Phantom yang masuk resmi Indonesia, setidaknya sampai akhir 2025.

Padahal beberapa seri Phantom tergolong bagus. Contohnya Phantom V Fold2 5G yang punya konsep ponsel layaknya buku dan konsep tri fold yang disebut Phantom Ultimate G Fold. Ponsel ini hadir dengan lipatan layar yang sangat tipis sekitar 0,1 mm dan engsel tanpa celah agar lebih nyaman dipakai. Hasilnya terasa lebih halus saat dibuka dan ditutup.

Tecno tampaknya hanya menjadikan seri Phantom sebagai uji coba dan lebih menghadirkan gengsi merek. Ibaratnya, saya hadir nih mengeluarkan produk bagus. Karena saya lihat belakangan, memang Tecno lebih fokus pada penjualan seri Camon dan Spark.

5. Seri Slim

Tecno POVA Slim 5G

Sebenarnya tidak ada seri Slim. Saya mengategorikan seri ini karena Tecno mencoba menghadirkan varian seri tipis dari kategori Spark dan POVA. Ya, di seri ini hadir dua ponsel, setidaknya saat artikel ini dibuat, yakni Pova Slim dan Spark Slim.

Seri ini tampaknya dihadirkan karena tren sekarang banyak ponsel yang menawarkan desain yang tipis. Tecno tampak coba menghadirkan hal tersebut dengan menawarkan konsep ponsel yang fokus pada desain premium, estetika, dan kenyamanan genggam sebagai nilai jual utama.

Sesuai namanya, seri ini punya bodi yang luar biasa tipis dan ringan, sebuah pencapaian yang dimungkinkan oleh rekayasa canggih dan penggunaan material berkualitas tinggi.

Meskipun ramping, seri ini tetap mempertahankan DNA dari lini utamanya. Pova Slim menggabungkan desain tipis dengan performa kencang, sementara Spark Slim memadukannya dengan gaya anak muda yang penuh warna.

Hebatnya, Tecno menyematkan fitur-fitur kelas atas yang biasanya tidak ditemukan pada ponsel setipis ini, seperti layar AMOLED melengkung dengan refresh rate 144 Hz serta sertifikasi ketahanan terhadap debu, air, dan guncangan berstandar militer.

6. Seri Pop

layar tecno pop 5 lte

Sebagai penutup, ada seri Pop yang menjadi fondasi dari seluruh jajaran produk Tecno. Seri ini hadir sebagai ponsel yang ditujukan untuk pengguna pemula dengan harga yang sangat terjangkau, biasanya di kisaran satu jutaan rupiah.

Untuk mencapai harga semurah itu, tentu ada kompromi yang dilakukan. Fitur seperti NFC dan pengisian daya cepat sengaja dihilangkan. Perangkat kerasnya pun sangat dasar, menggunakan chipset kelas pemula dan RAM berkapasitas kecil.

Saya mengenal brand Tecno pada 2022 pada saat mereka rilis Tecno Pop 5 LTE. Saya pikir itu adalah awal mereka masuk. Ternyata mereka sudah masuk Indonesia sejak 2020. Seri Pop sendiri sebenarnya tergolong menarik karena menawarkan spesifikasi yang cukup lumayan untuk mereka yang punya dana pas-pasan.

Namun, di Indonesia, seri Pop tampaknya sudah tidak dilanjutkan lagi. Berdasarkan riwayat rilis, model terakhir yang masuk secara resmi adalah pada tahun 2024, dan model-model yang lebih baru setelahnya tidak kunjung hadir.

Peran seri Pop sebagai smartphone paling terjangkau dari Tecno kini tampaknya telah digantikan oleh seri Spark Go yang rutin mendapatkan pembaruan model di pasar Indonesia.

Dari penjabaran di atas, terlihat jelas bahwa Tecno menerapkan strategi segmentasi pasar yang sangat terfokus dan cerdas. Setiap seri, mulai dari Camon untuk fotografi, POVA untuk gaming, hingga Spark untuk pengguna muda, dirancang dengan tujuan spesifik untuk mendominasi ceruk pasarnya masing-masing.

Tecno tidak berusaha membuat satu ponsel untuk semua orang, melainkan menciptakan produk yang paling unggul dan sesuai dengan target penggunanya. Dan menurut saya itu adalah langkah yang bagus.

Kategori:

cross