10 Chipset Snapdragon Terbaik di Tahun 2025
Qualcomm merupakan produsen chipset yang produknya banyak dipakai di berbagai perangkat seperti ponsel pintar, tablet, bahkan laptop. Dari ponsel flagship sampai entry-level, ada banyak jenis chipset yang diproduksi dengan brand Snapdragon ini.
Di entry level, mereka punya Snapdragon 600 series bersama Snapdragon 6 Gen series dan Snapdragon 4 Gen series. Di mid-range ada Snapdragon 7 Gen series dan untuk flagship adalah Snapdragon 8 series.
Lantas, apa saja chipset terbaik dari Snapdragon yang ada saat ini? Untuk menjawabnya, langsung saja simak pembahasan dari Carisinyal berikut ini.
1. Snapdragon 8 Elite Gen 5

Saat Snapdragon 8 Elite rilis di 2024, banyak yang menyangka kalau generasi penrusnya bakal bernama Snapdragon 8 Elite Gen 2. Namun, saat rilis pada September 2025, Qualcomm memberi nama Snapdragon 8 Elite Gen 5.
Penamaan tersebut masih cukup relevan sebenarnya. Nama “Elite” dipakai karena memakai CPU Oryon, sementara “Gen 5” merujuk pada keluarga Snapdragon 8 series Gen 5. Lagipula, Qualcomm bukan hal baru dalam melakukan rebranding nama SoC mereka.
Snapdragon 8 Elite Gen 5 masih dibangun dengan teknologi fabrikasi 3nm yang super efisien. Cip ini membawa janji performa yang tidak hanya kencang, tetapi juga cerdas dan hemat daya. Cip ini bertujuan untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan perangkat di genggaman kita, mulai dari bermain game hingga menjalankan tugas harian.
CPU Oryon dalam cip ini bisa dibilang punya performa yang kencang. Performanya kencang masih dengan kombinasi dua core kencang dan enam core efisien. Dua core kencanagnya bisa mencapai 4.6 GHz yang tentunya bisa menangani tugas-tugas terberat.
Enam inti atau enam inti lainnya bekerja efisien di 3.62GHz untuk menjaga semuanya tetap lancar tanpa menguras baterai. Dipadukan dengan pengolah grafis Adreno 840, cip ini siap menyajikan visual game sekelas konsol dan membuat semua animasi di layar terasa begitu mulus.
Namun, kekuatan sejati dari Snapdragon 8 Elite Gen 5 terletak pada NPU (Neural Processing Unit) Hexagon generasi baru. Karena sekarang era AI, jelas NPU harus jadi pusat perhatian.
Dengan performa 37% lebih cepat dari pendahulunya, NPU di cip ini memungkinkan fitur "agentic AI". Artinya, ponsel Anda dapat menjadi asisten pribadi yang proaktif, yang belajar dari kebiasaan, percakapan, dan preferensi Anda untuk memberikan rekomendasi dan bertindak atas nama Anda.
Karena semua pemrosesan AI ini terjadi langsung di perangkat (on-device), data pribadi Anda tetap aman dan tidak dikirim ke cloud. NPU ini juga berkolaborasi erat dengan prosesor gambar (ISP) untuk menghasilkan foto dan video yang lebih cerdas, seperti melakukan penyesuaian warna dan pencahayaan secara otomatis dengan hasil profesional.
2. Snapdragon 8 Elite

Snapdragon 8 Elite hadir sebagai cip penerus Snapdragon 8 Gen 3 dengan peningkatan performa dan fitur-fitur canggih untuk pengalaman mobile yang lebih baik. Perubahan signifikan terletak pada penggunaan fabrikasi 3nm dari TSMC yang meningkatkan efisiensi daya dan performa.
Dengan CPU Oryon, Snapdragon 8 Elite menjanjikan kecepatan dan responsivitas yang belum pernah ada sebelumnya. Selain itu, peningkatan juga hadir di kecerdasan buatan (AI). Makannya, ponsel yang memakai Snapdragon 8 Elite biasanya juga meng-higlight fitur AI.
Pemakaian CPU Oryon juga membuat Qualcomm melakukan rebranding pada Snapdragon 8 series. Tadinya banyak yang mengira cip ini bakal memakai nama Snapdragon 8 Gen 4. Ternyata namanya adalah Snapdragon 8 Elite. Penamaan tersebut didasari oleh penggunaan arsitektur Oryon yang juga dipakai pada laptop dengan nama Snapdragon X Elite.
Snapdragon 8 Elite memiliki 6 core performa dengan kecepatan hingga 3.53 GHz tanpa core efisiensi. Keputusan ini diambil karena analisis beban kerja aplikasi modern menunjukkan bahwa core performa yang lebih banyak akan memberikan kinerja yang lebih optimal.
Selain itu, chipset ini dilengkapi dengan GPU Adreno yang menjanjikan peningkatan performa grafis hingga 20% dari generasi sebelumnya, memungkinkan pengalaman bermain game berat dengan lancar pada pengaturan grafis maksimal.
Lalu, bagaimana performa dari Snapdragon 8 Elite? Dalam pengujian benchmark sintetis, Snapdragon 8 Elite mencatatkan skor AnTuTu yang fantastis, yaitu 3.025.991 poin, melampaui Apple A18 Pro di iPhone 16 Pro Max.
Pada Geekbench, chipset ini juga menunjukkan performa yang mengesankan dengan skor 3.260 untuk single-core dan 10.051 untuk multi-core, hampir 50% lebih tinggi dari Snapdragon 8 Gen 3.
3. Snapdragon 8 Gen 3

Snapdragon 8 Gen 3 dibuat dengan proses manufaktur 4 nm oleh TSMC. SoC yang diperkenalkan Qualcomm pada Oktober 2023 ini tetap mengandalkan delapan inti CPU. Hanya saja, susunannya beda karena memakai formasi 1+5+2.
Ada satu inti prima Cortex X4 (3,3 GHz), lima inti performa Cortex A720 (3 inti 3,15 GHz + 2 inti 2,96 GHz), dan dua inti efisiensi Cortex A520 (2,27 GHz). Terlihat bahwa inti efisiensinya menyusut, sedangkan inti performanya tambah banyak. Apakah itu bikin jadi boros daya?
Tentu saja tidak! Qualcomm mengeklaim konsumsi daya CPU 20 persen lebih hemat ketimbang Snapdragon 8 Gen 2. Hal yang sama juga berlaku pada GPU dan prosesor AI (NPU).
GPU Adreno 750 (770 MHz, 2 inti) di SoC ini alami kenaikan performa 25 persen dan lebih hemat daya 25 persen ketimbang Adreno 740 milik Snapdragon 8 Gen 2. Untuk NPU-nya, komponen Hexagon anyar disebut 98 persen lebih kencang dan 40 persen lebih irit daya ketimbang Hexagon edisi sebelumnya.
Snapdragon 8 Gen 3 juga sudah mendukung ray tracing, akselerasi codec AVI secara hardware untuk pemutaran video. SoC ini bisa tersambung ke WiFi 7 serta kompatibel dengan RAM LPDDR5x dan penyimpanan UFS 4.0.
4. Snapdragon 8s Gen 4

Snapdragon 8s Gen 4 dijuluki flagship killer karena performanya mendekati seri 8 flagship dengan harga lebih miring. Chip ini diproduksi di fabrikasi 4 nm dan uniknya tidak memiliki core kecil sama sekali.
CPU-nya memakai 1× Cortex-X4 @3,2 GHz + 7× Cortex-A720 dengan beberapa cluster frekuensi berbeda. Jadi total 8 core semuanya kelas performa, hanya saja clock-nya diatur bertingkat. Pendekatan “all-big-core” ini membuat multi-core SoC ini garang, meski clock maksimal sedikit di bawah Snapdragon 8 Gen 3.
Dalam tes Geekbench 6 multi-core, Snapdragon 8s Gen 4 nyaris menyaingi 8 Gen 3 karena hanya memiliki selisih sekitar 7–8% lebih rendah. Sedangkan Skor AnTuTu v10 tercatat di kisaran 2,05 juta poin. Artinya, 8s Gen 4 mampu menandingi performa flagship 2024 dengan harga lebih terjangkau.
GPU yang dipakai adalah Adreno 825 dengan arsitektur “sliced” dua inti (2 slices), sedikit di bawah Adreno 830 milik 8 Elite yang punya tiga inti. Kemampuan grafisnya tinggi; namun dibanding GPU Snapdragon 8 Gen 3, versi 8s Gen 4 ini kalah di puncak performa sekitar 30%.
Meski begitu, ada keunggulan tak terduga. Karena clock GPU/CPU agak diturunkan, suhunya menjadi lebih adem dan stabil. Artinya untuk pemakaian lama (gaming maraton), performa 8s Gen 4 bisa bertahan tanpa throttling parah.
5. Snapdragon 8 Gen 2

Saya sebenarnya agak bingung menempatkan apakah Snapdragon 8 Gen 2 di atas Snapdragon 8s Gen 3 atau sebaliknya? Soalnya secara performa, kedua cip punya unggul di bagian masing-masing.
Snapdragon 8 Gen 2 sendiri terdiri atas satu inti Cortex X3 berkekuatan 3.2 GHz sebagai prime core-nya. Chipset ini turut membawakan dua klaster high performance yang berbeda, yakni dua inti Cortex A715 (2.8 GHz) dan dua inti Cortex A710 (2.8 GHz).
Untuk klaster hemat daya, chipset ini dikemas dengan tiga inti Cortex A510 yang beroperasi pada frekuensi 2.0 GHz. Tidak lupa, terdapat kartu pengolah grafis (GPU) dengan frekuensi 680 MHz.
Ada beberapa fitur baru yang diperkenalkan pada Snapdragon 8 Gen 2, salah satunya adalah horizon levelling stabilization yang dapat menjaga rekaman video untuk tetap stabil, meski ponsel dimiringkan ke kiri dan kanan dengan gerakan yang kencang.
Lalu, Snapdragon 8 Gen 2 juga termasuk salah satu SoC yang memperkenalkan ray tracing pada dunia mobile game, bersamaan dengan Dimensity 9200 yang jadi rivalnya.
Adapun Qualcomm juga merilis Snapdragon 8 Gen 2 Leading Version. SoC tersebut merupakan versi peningkatan minor dari Snapdragon 8 Gen 2 reguler.
Peningkatan itu ada pada clockspeed inti prima CPU Cortex X3. Clockspeed-nya naik ke angka 3,36 GHz dari yang semula 3,2 GHz. Clockspeed GPU juga dinaikkan. Pada varian ini clockspeed disetel hingga 719 MHz dari yang semula 680 MHz.
6. Snapdragon 8s Gen 3

Snapdragon 8s Gen 3 hadir sebagai solusi Qualcomm untuk segmen ponsel yang menawarkan keseimbangan antara performa, efisiensi, dan harga yang terjangkau. Penamaan “s di seri ini menunjukan kalau cip ini punya spesifikasi mirip dengan Snapdragon 8 Gen 3 dengan pemangkasan di bagian CPU.
Dari sisi arsitektur CPU, Snapdragon 8s Gen 3 menggunakan konfigurasi 1x Cortex-X4 (3.0 GHz) + 4x Cortex-A720 (2.8 GHz) + 3x Cortex-A520 (2.0 GHz), berbeda dengan Snapdragon 8 Gen 3 yang memiliki 1x Cortex-X4 (3.3 GHz) + 5x Cortex-A720 (3.2/3.0 GHz) + 2x Cortex-A520 (2.3 GHz).
Pengurangan satu core performa dan penurunan frekuensi pada 8s Gen 3 membuatnya lebih efisien, meski performa multi-tasking dan beban berat sedikit tertinggal. Efisiensi ini tercermin dari TDP yang lebih rendah (6W vs 6.3W).
Hal ini juga tercermin dari kemampuan grafisnya, Adreno 735. Adreno 735 pada Snapdragon 8s Gen 3 memang mendukung fitur seperti hardware-accelerated ray tracing dan Snapdragon Elite Gaming, tetapi performanya sekitar 40-50 persen lebih rendah dibandingkan Adreno 750 di Snapdragon 8 Gen 3. 4
Kemampuan AI Hexagon NPU pada kedua chipset ini secara teknis setara, dengan dukungan model AI hingga 10 miliar parameter. Fitur seperti Night Vision Video Capture atau Video Object Eraser yang tersedia di Snapdragon 8 Gen 3 juga tidak ada di 8s Gen 3, membatasi kemampuan kamera pada perangkat mid-range 1113.
Dari sisi fotografi, Snapdragon 8s Gen 3 mendukung kamera hingga 200 MP dan rekaman 4K HDR 60fps. Sedangkan untuk konektivitas, chipset ini menggunakan modem X70 dengan kecepatan unduh maksimal 5 Gbps.
Dalam benchmark sintetis, Snapdragon 8s Gen 3 mencatat skor AnTuTu sekitar 1.5 juta, jauh di bawah Snapdragon 8 Gen 3 yang mencapai 2.05 juta. Pada Geekbench 6, selisihnya juga signifikan: single-core 1.638 vs 2.192 dan multi-core 3.991 vs 7.085 913.
7. Snapdragon 7+ Gen 3

Snapdragon 7+ Gen 3 dirancang untuk menawarkan performa yang memadai untuk kebutuhan harian dan gaming ringan, dengan efisiensi daya yang lebih baik dan harga lebih terjangkau dibandingkan seri Snapdragon 8. P
Snapdragon 7+ Gen 3 sendiri dibangun dengan teknologi fabrikasi 4 nm dan dilengkapi konfigurasi CPU octa-core. Inti utamanya menggunakan satu core Cortex-X4 berkecepatan 2,8 GHz, didukung empat core Cortex-A720 (2,6 GHz) untuk tugas performa, serta tiga core Cortex-A520 (1,9 GHz) yang berfokus pada efisiensi energi.
Pada sisi grafis, chipset ini mengandalkan GPU Adreno 732 dengan kecepatan clock hingga 950 MHz. Untuk meningkatkan pengalaman gaming, GPU tersebut dilengkapi fitur Snapdragon Elite Gaming Post Processing Accelerator dan Adreno Frame Motion Engine 2.
Chipset kelas menengah premium ini juga mendukung memori RAM LPDDR5x dengan bandwidth maksimal 64 Gbit/s, disertai penyimpanan internal berkecepatan tinggi UFS 4.0.
Dari segi multimedia, Snapdragon 7+ Gen 3 mengintegrasikan Qualcomm ISP 8-bit yang mampu mendukung resolusi layar hingga QHD+ (3840 x 2160 piksel) dengan refresh rate 120 Hz. Kemampuan kamera yang ditawarkan mencapai 200 MP, dengan rekaman video 4K stabil pada 60 fps.
Dalam hal konektivitas, chipset ini dibekali modem Snapdragon X63 5G yang mampu mencapai kecepatan unduh hingga 5.000 Mbps dan unggah 3.500 Mbps. Dukungan WiFi 7 dan Bluetooth 5.4 juga menjamin koneksi yang cepat dan responsif.
Berdasarkan pengujian sintetis, Snapdragon 7+ Gen 3 menunjukkan hasil yang impresif. Pada benchmark AnTuTu v10, skor yang diraih mencapai 1.366.982 poin. Sementara di GeekBench 6, chipset ini mencetak 1.913 poin (single-core) dan 5.098 poin (multi-core), sehingga mengukuhkan posisinya sebagai prosesor menengah dengan performa tangguh.
8. Snapdragon 8+ Gen 1

Snapdragon 8+ Gen 1 lahir pada pertengahan 2022 sebagai versi perbaikan dari 8 Gen 1. Qualcomm berpindah dari fabrikasi Samsung ke TSMC 4 nm dan berhasil meningkatkan efisiensinya secara drastis.
Susunan CPU-nya sama dengan 8 Gen 1 yaitu 1× Cortex-X2, 3× Cortex-A710, 4× Cortex-A510, tapi clock-nya ditingkatkan (X2 naik dari 3,0 GHz ke 3,2 GHz, cluster A710 ke 2,75 GHz). Hasilnya, performa CPU naik ~10% dan konsumsi daya berkurang ~30%.
GPU Adreno 730 juga di-tuning naik ~10%, mendongkrak performa gaming tanpa menaikkan panas banyak.
Performa 8+ Gen 1 masih tergolong tinggi dengan skor AnTuTu v10 sekitar 1,3 juta. Sedangkan pada pengujian Geekbench 6, chipset ini meraih skor multi-core sekitar 4590 poin dan single-core sekitar 1760 poin.
Snapdragon 8+ Gen 1 bisa mempertahankan performa jauh lebih stabil dibanding 8 Gen 1. Banyak pengguna juga merasakan bahwa ponsel dengan 8+ Gen 1 jauh lebih adem dan baterai tahan lebih lama dibanding versi 8 Gen 1 awal.
9. Snapdragon 7+ Gen 2

Qualcomm memperkenalkan Snapdragon 7+ Gen 2 pada Maret 2023. Pada saat peluncurannya, Qualcomm menyebut bahwa SoC ini adalah chipset seri 7 paling kencang yang pernah mereka buat. Lompatan performa SoC ini sangat jauh dibandingkan dengan Snapdragon 7 Gen 1.
SoC ini menjadi Snapdragon seri 7 pertama yang memakai Cortex X Series. Snapdragon 7+ Gen 2 memakai CPU dengan formasi 1-3-4. Rinciannya, satu core super Cortex X2 (2,91 GHz), tiga core performa Cortex A710 (2,49 GHz), dan empat core efisiensi Cortex A510 (2,0 GHz).
Sementara GPU yang dipakai diyakini juga merupakan turunan dari Snapdragon seri 8, yaitu Adreno 725. GPU ini dapat berjalan di clockspeed 580 MHz dan punya kecepatan komputasi hingga 1781 Gigaflops.
Komponen pendukung ala SoC flagship dapat ditemukan di SoC dengan fabrikasi 4 nm TSMC ini. Mulai dari dukungan RAM hingga LPDDR5 3200 MHz, penyimpanan UFS 3.1, sampai dukungan WiFi 6E dan Bluetooth 5.3.
Untuk urusan multimedia, Snapdragon 7+ Gen 2 punya ISP Spectra (tiga core) yang mendukung kamera hingga 200 MP. Ia juga dibekali prosesor AI Hexagon yang kemampuannya dua kali lebih baik ketimbang generasi sebelumnya.
Snapdragon 7+ Gen 2 bisa hasilkan video dengan resolusi 4K 60 fps. Ia pun bisa disambungkan ke layar beresolusi 4K dengan refresh rate 60 Hz, atau 2K dengan refresh rate 120 Hz.
Dengan melihat skor benchmark sintetis tersebut, lompatan performa Snapdragon 7+ Gen 2 benar-benar signifikan. Ia bahkan lebih dekat ke Snapdragon seri 8 karena sudah melampaui Snapdragon 870 dan Snapdragon 888.
10. Snapdragon 8 Gen 1

Snapdragon 8 Gen 1 adalah chipset flagship Qualcomm di tahun 2022. Saat rilis, chip ini membawa lompatan teknologi karena menjadi yang pertama dengan core ARMv9 (Cortex-X2, A710, A510) dan fabrikasi 4 nm.
Konfigurasi CPU-nya terdiri dari 1× Cortex-X2 @3,0 GHz, 3× A710 @2,5 GHz, dan 4× A510 @1,8 GHz, dengan GPU Adreno 730 generasi baru. Di atas kertas, 8 Gen 1 menawarkan peningkatan hingga 20% performa CPU dan 30% GPU dibanding Snapdragon 888.
Skor benchmark-nya juga cukup tinggi. Di AnTuTu v9 chipset ini mencatat skor sekitar 1 juta dan di AnTuTu v10 rata-rata 1,15 – 1,2 juta. Sedangkan di Geekbench 6 tercatat sekitar 1661 (single Core) dan 4002 (multi Core). GPU Adreno 730 juga powerful, mencatat sekitar 7780 di 3DMark Wild Life (45 FPS).
Secara teoretis 8 Gen 1 sangat kencang. Namun, masalah utama Snapdragon 8 Gen 1 ada di efisiensi. Chip ini diproduksi oleh Samsung 4 nm yang kurang optimal, sehingga konsumsi daya tinggi dan panas berlebih. Banyak ponsel flagship 2022 dengan 8 Gen 1 mengalami throttling saat beban berat.
Untuk penggunaan ringan sehari-hari, hal ini mungkin tak terasa, tapi bagi gamer atau yang sering rendering video di ponsel, 8 Gen 1 kurang ideal dibanding penerusnya. Oleh sebab itu, Qualcomm buru-buru merilis versi 8+ Gen 1 yang memperbaiki isu ini.
Nah, itu dia daftar chipset terbaik dari seri Qualcomm Snapdragon di tahun ini. Qualcomm terus mendorong batas performa setiap tahunnya, dan kini konsumen di segmen manapun bisa menikmati chipset yang cepat, efisien, dan kaya fitur sesuai budget masing-masing.
