carisinyal-web-banner-retina 35

Inilah 10 Kelebihan dan Kekurangan itel A100C

Ditulis oleh Hilman Mulya Nugraha

itel dikenal sebagai produsen ponsel yang konsisten menghadirkan produk menarik di kelas harga terjangkau. Beberapa model mereka bahkan dijual di kisaran satu jutaan dan sering turun hingga sekitar 900 ribuan. itel A100C adalah salah satu contoh perangkat yang masuk kategori tersebut. 

Dengan harga yang sangat ramah di kantong, ponsel ini menjadi pilihan menarik bagi banyak pengguna yang memiliki dana terbatas dan hanya membutuhkan perangkat sederhana untuk komunikasi dan kebutuhan harian.

itel A100C menawarkan kombinasi fitur yang cukup unik untuk kelas harganya, mulai dari bodi yang tahan banting hingga layar 90 Hz yang terasa mulus dipakai. Untuk mengetahui detail lengkapnya, saya sudah susun kelebihan dan kekurangan dari ponsel ini. Silakan simak sampai habis. 

*Tabel ini bisa digeser ke samping
Kelebihan
Kekurangan
Sudah tahan banting karena mengantongi sertifikasi militer
Masih memakai chipset fabrikasi tua 28 nm
Pergerakan layar cukup mulus dengan refresh rate 90 Hz
Layar dengan poni yang terkesan kuno dan tingkat kecerahannya kurang oke
Baterai berkapasitas 5000 mAh yang lebih awet dari dugaan
Kualitas audio dari mono speaker yang biasa saja
Ada IR blaster, sensor sidik jari, dan fitur UltraLink yang jarang hadir di ponsel murah
Kualitas kamera kurang bagus
Menggunakan sistem operasi Android Go yang ringan dan bersih
Punya fitur AI yang jarang dimiliki oleh ponsel murah

Spesifikasi itel A100C

ITEL A100C
Layar IPS LCD 6.6 inci
Chipset UNISOC T7100
RAM 2 GB, 3 GB, 4 GB
Memori Internal 64 GB, 128 GB
Baterai Li-Po 5000 mAh
Cek Harga Saat Ini Shopee Lazada

Kelebihan itel A100C

Apa saja yang jadi kelebihan dari itel A100C? Untuk mengetahuinya, silakan simak berbagai poin kelebihannya berikut ini.

1. Harga 1 Jutaan, Sudah Tahan Banting

itel A100C

Salah satu aspek yang paling menggoda dari itel A100C adalah ketahanannya yang benar-benar serius. Ini bukan klaim pemasaran belaka karena perangkat ini sudah mengantongi sertifikasi MIL-STD-810H, standar ketahanan yang juga diterapkan pada perangkat militer Amerika Serikat.

Untuk HP di kelas harga satu jutaan, kemampuan seperti ini jelas menjadi nilai jual yang sangat kuat. Lewat sertifikasi tersebut, itel A100C sanggup melewati berbagai pengujian ekstrem, seperti:

  • Dijatuhkan dari ketinggian lebih dari satu meter.
  • Lolos tes jatuh berulang hingga 26 kali tetapi teap berfungsi normal.
  • Digunakan di panas terik maupun suhu dingin.
  • Tahan kelembapan tinggi hingga 95 persen.

Keandalannya ini membuat itel A100C mengingatkan saya pada Nokia 3310. Bisa dibilang ini adalah Nokia 3310 era sekarang, meski tentu tidak bisa dijamin sesukses model legendaris tersebut. Namun nuansa ketangguhannya terasa sama, memberikan rasa aman bagi pengguna yang tidak ingin khawatir HP cepat rusak. 

itel A100C pun menjadi pilihan menarik untuk anak yang baru memakai ponsel pertama atau pekerja lapangan yang membutuhkan perangkat yang benar-benar kuat. Ketahanannya seperti memberikan “asuransi ekstra” yang sudah termasuk dalam harga belinya.

2. Layar Mulus dengan Refresh Rate 90 Hz

itel A100C

Walaupun itel A100C mengutamakan ketangguhan bodinya, pengalaman visual yang ditawarkannya tetap terasa nyaman. Ponsel ini dibekali layar 6,6 inci yang sudah mendukung refresh rate 90 Hz.

Untuk harga sekitar 900 ribuan, kehadiran refresh rate 90 Hz jelas menjadi poin menarik. Dalam pemakaian sehari hari, aktivitas seperti scrolling media sosial, browsing, atau berpindah menu terasa jauh lebih mulus dibandingkan layar 60 Hz standar.

Bagi saya pribadi, layar 90 Hz seharusnya memang menjadi standar baru untuk perangkat di masa mendatang, bahkan di kelas harga terjangkau.

Strategi ini menunjukkan pendekatan user experience yang cerdas dari itel. Chipset yang dipakai memang sederhana, tetapi layar 90 Hz mampu memberikan kesan seolah ponsel bekerja lebih cepat. 

Animasi antarmuka terlihat lebih licin, sehingga memberikan kenyamanan visual yang signifikan. Meski durasi membuka aplikasi tetap terasa biasa saja, kelancaran gerakan di layar mampu menciptakan sensasi ponsel yang lebih responsif secara keseluruhan.

3. Baterai 5000 mAh yang Ternyata Lebih Awet dari Dugaan

itel A100C

Untuk ukuran tahun 2025, baterai 5000 mAh sebenarnya sudah ketinggalan. Saya bisa menemukan banyak ponsel lain yang menawarkan kapasitas sedikit di atas 5000 mAh.

Namun kapasitas besar tidak selalu berarti lebih awet. Banyak juga ponsel dengan baterai 6000 mAh yang nyatanya tidak tahan lama. Dalam kasus itel A100C, justru keterbatasan spesifikasinya membuat daya tahannya menonjol.

itel A100C membawa baterai 5000 mAh yang secara teori biasa saja. Namun kombinasi komponen yang hemat daya membuat baterainya terasa lebih efisien dari yang diharapkan.

Faktor pertama berasal dari layarnya. Panel 6,6 inci beresolusi HD+ 720p membuat konsumsi daya panel dan GPU jauh lebih ringan dibanding layar Full HD 1080p. Semakin rendah resolusi layar, semakin sedikit tenaga yang dibutuhkan.

Faktor kedua adalah chipset yang digunakan. Unisoc T7100 termasuk chipset sederhana yang tidak dirancang untuk aplikasi berat. Karena performanya terbatas, chipset ini jarang bekerja dalam beban tinggi sehingga konsumsi dayanya rendah secara alami.

Penggunaan sehari hari pun cenderung fokus pada aktivitas ringan seperti chatting, browsing, atau aplikasi lite. Kombinasi layar hemat daya dan chipset yang minim beban inilah yang membuat baterai 5000 mAh pada itel A100C justru terasa lebih awet daripada beberapa ponsel yang kapasitasnya lebih besar.

Dengan karakter seperti ini, itel A100C cocok dijadikan ponsel cadangan atau perangkat darurat yang tahan lama. Itel bahkan mengklaim baterainya mampu bertahan hingga 32 hari dalam mode siaga dan sekitar 8,5 jam untuk bermain game.

Sayangnya, itel A100C hanya dibekali fitur pengisian daya 15 W saja. Serupa dengan saudaranya, itel A90. Ini berarti waktu pengisian daya ponsel ini cukup lama.

Berdasarkan penelusuran yang saya lakukan dari berbagai sumber, ada yang menyebut waktu pengisian daya ponsel ini mencapai 3 jam tetapi ada juga yang mencapai 2 jam. Terlepas yang mana pun yang tepat tetap lama. Menurut saya, waktu pengisian daya yang lama ini harus dimaklumi mengingat harganya yang terjangkau.

4. Ada IR Blaster, Sensor Sidik Jari, dan Fitur UltraLink 

itel A100C

Salah satu hal paling menarik dari itel A100C adalah kehadiran fitur fitur kecil yang sering diabaikan oleh banyak merek lain, tetapi justru sangat berguna untuk pemakaian sehari hari. itel tampaknya sadar bahwa tidak semua spek yang jadi nilai jual harus datang dari komponen mahal seperti chipset atau kamera.

Karena itu, mereka memilih menghadirkan fitur sederhana yang manfaatnya terasa langsung bagi pengguna. Beberapa fitur praktis yang menjadi nilai tambah antara lain:

  • IR Blaster atau inframerah

Fitur ini sering hilang di ponsel murah, padahal fungsinya sangat berguna. Dengan IR Blaster, itel A100C bisa dipakai sebagai remote control universal untuk berbagai perangkat rumah seperti TV, AC, hingga kipas angin.

  • Sensor sidik jari samping

Penempatannya menyatu dengan tombol power sehingga proses membuka kunci terasa lebih cepat dan lebih alami. Ini jauh lebih nyaman dibanding hanya mengandalkan face unlock atau pola.

  • UltraLink atau panggilan tanpa sinyal

Ini adalah fitur paling menarik menurut saya. Dengan fitur ini, pengguna bisa melakukan panggilan dan mengirim pesan melalui Bluetooth tanpa membutuhkan sinyal seluler atau WiFi. Secara fungsi, fitur ini membuat ponsel bekerja seperti walkie talkie modern.

Untuk pengguna perkotaan yang selalu berada di area dengan sinyal 4G kuat, UltraLink mungkin jarang terpakai. Namun bagi pengguna di daerah pedesaan, pekerja lapangan, atau pendaki gunung, fitur ini bisa menjadi alat komunikasi darurat yang sangat berharga. Inilah bukti bahwa itel merancang fitur yang benar benar relevan dengan kebutuhan dunia nyata.

5. Sistem Operasi Ringan dan Bersih 

itel A100C

Salah satu kelebihan penting yang membuat itel A100C terasa nyaman dipakai adalah pilihan sistem operasinya. Ponsel ini tidak dipaksakan menjalankan Android versi penuh, melainkan memakai Android 15 Go Edition. Menurut saya, keputusan ini sangat tepat karena perangkat keras yang digunakan memang sederhana.

Android Go Edition adalah versi Android yang dibuat Google khusus untuk perangkat kelas pemula. Sistem ini dioptimalkan agar lebih ringan sehingga pemakaian RAM dan penyimpanan jauh lebih efisien dibandingkan Android standar. 

Dengan begitu, ponsel tidak mudah kewalahan meski ditenagai chipset yang kemampuannya terbatas. Di kelas harga seperti ini, memakai Android Go bukan sekadar strategi tetapi menjadi kebutuhan agar ponsel tetap nyaman digunakan.

Keuntungan tambahan dari sistem operasi yang ringan adalah hampir tidak adanya bloatware. Ponsel datang tanpa aplikasi aplikasi yang tidak perlu sehingga memori internal lebih lega dan performa lebih stabil. Pengguna bisa langsung memakai ponsel tanpa harus menghapus aplikasi bawaan yang biasanya justru memperlambat perangkat murah.

6. Punya Fitur AI yang Jarang Dimiliki Ponsel Murah

sola ai

Saya agak kaget dengan kehadiran fitur AI di ponsel ini mengingat harganya sangat terjangkau. Ternyata itel tidak pelit menghadirkan fitur AI yang benar benar dibutuhkan banyak pengguna di kelas entry level. Kanal YouTube Keleci Oka bahkan menyebutnya sebagai salah satu kelebihan utama karena membawa pengalaman ala ponsel premium ke perangkat murah.

Secara fungsi, fitur AI pada itel A100 menawarkan kemampuan yang cukup berguna. Pengguna dapat memberikan voice command untuk mengoperasikan ponsel secara hands free. Ada juga fitur generatif yang memungkinkan pengguna membuat wallpaper sesuai selera masing masing sehingga personalisasinya terasa lebih kreatif.

Selain itu ada juga fitur seperti Sola AI dan Document Assistant. Keduanya dinilai membantu terutama bagi pelajar dengan anggaran terbatas yang membutuhkan alat pendukung digital untuk aktivitas belajar. 

Kehadiran fitur AI seperti ini membuat itel A100 terasa lebih modern dan menjadikannya pilihan menarik bagi pengguna yang ingin menikmati teknologi kekinian tanpa perlu mengeluarkan uang lebih. 

Kekurangan itel A100C

Sebagai ponsel murah, tentu itel A100C punya banyak kekurangan yang mesti jadi perhatian calon pembeli. Berikut kekurangan yang dimiliki itel A100C.

1. Masih Memakai Chipset Fabrikasi Tua (28 nm) 

UNISOC T7100

Kelemahan paling terasa dari itel A100C ada pada sektor performanya. Ponsel ini memakai chipset Unisoc T7100 yang masih menggunakan teknologi fabrikasi 28 nm. Masalahnya bukan pada jumlah inti, tetapi pada proses produksi yang sudah sangat tertinggal. 

Teknologi 28 nm populer di era 2011 sampai 2013. Pada tahun 2025, ketika kelas entry saja sudah memakai 12 nm seperti Helio G36. Penggunaan 28 nm membuat efisiensi daya dan suhu jauh kalah. Akibatnya ponsel mudah hangat dan lebih boros daya ketika menjalankan tugas yang sedikit berat.

Skor AnTuTu v10 sekitar 119.450 poin juga menunjukkan jarak performanya dibanding pesaing modern. Perangkat ini memang hanya cocok untuk penggunaan ringan seperti WhatsApp atau aplikasi media sosial versi lite.

Cukup disayangkan itel tidak memilih chipset 12 nm yang lebih efisien seperti Unisoc T603 atau Helio G36 yang menawarkan performa lebih baik tanpa menaikkan harga terlalu jauh.

Berdasarkan pengujian Kelechi Oka, performanya masih dapat diandalkan untuk pemakaian sehari hari. Aktivitas ringan terasa cukup lancar, membuka aplikasi pun terasa cepat, dan layar merespons sentuhan dengan baik.

Tetapi jelas untuk kinerja berat kurang oke, apalagi ponsel ini hanya dibekali RAM kecil. Meski ada fitur menambah RAM sampai 8 GB tapi perubahannya tidak akan terasa.

Penggunaan Android Go Edition juga membantu karena sistem ini membatasi animasi dan proses berat sehingga ponsel terasa lebih ringan saat digunakan.

2. Layar Poni Kuno dan Kecerahan Rendah 

itel A100C

Walaupun sudah memakai refresh rate 90 Hz, layar itel A100C tetap memiliki dua kekurangan utama. Pertama, desainnya masih memakai poni waterdrop yang memang terlihat ketinggalan zaman. Namun bagi saya, hal ini masih bisa dimaklumi mengingat harganya sangat terjangkau.

Kekurangan yang lebih terasa ada pada tingkat kecerahannya yang hanya 400 nits. Untuk ponsel yang ditujukan bagi pengguna outdoor, layar seperti ini akan sulit dibaca di bawah sinar matahari yang kuat. Banyak pesaing di kelas yang sama sudah menawarkan kecerahan lebih tinggi.

Meski begitu, saya cukup memahami keputusan itel. Mereka harus memilih keunggulan layar yang ingin ditonjolkan, dan itel lebih memilih menghadirkan layar 90 Hz dibanding kecerahan tinggi. Prioritas ini masuk akal untuk menjaga harga tetap rendah, sehingga kompromi pada bagian kecerahan memang tidak bisa dihindari.

3. Kualitas Audio yang Biasa Saja

itel A100C

Kualitas audio pada itel A100C bisa dibilang tidak istimewa. Ponsel ini hanya menggunakan speaker mono yang ditempatkan di bagian bawah. Jenis dan posisi speaker seperti ini membuat keluaran suara cenderung datar dan kurang bertenaga, terutama jika dibandingkan dengan ponsel yang sudah memakai speaker stereo. 

Akibatnya, pengalaman menonton atau mendengarkan musik tanpa headset terasa kurang imersif. Suara yang dihasilkan masih dalam kategori standar sehingga tidak menjadi nilai tambah utama dari ponsel ini. 

4. Kamera Kurang Bagus 

itel A100C

itel A100C hanya dibekali kamera belakang 8 MP dan kamera depan 5 MP. Untuk standar tahun 2025, resolusi ini tergolong rendah dan bahkan menjadi penurunan dibanding itel A90 yang sebelumnya memakai kamera utama 13 MP.

Kemampuan videonya juga turun. itel A90 bisa merekam hingga 1080p@30fps sementara itel A100C hanya mampu mencapai 720p@30fps. Ini memperjelas arah alokasi biaya, yaitu lebih fokus pada ketahanan bodi dibanding kemampuan kamera.

Untuk hasilnya sendiri, jangan berharap banyak. Kamera ponsel ini hanya cukup untuk dokumentasi sederhana atau video call. Kanal YouTube Kelechi Oka juga menyebut kualitas fotonya biasa saja. Bahkan kualitasnya menurun bila objek terlalu jauh sehingga lebih disarankan memotret dari jarak dekat agar detailnya tetap terlihat.

Kanal YouTube Megalite Unboxing juga menyampaikan hal serupa. Baik kamera depan maupun belakang yang sama sama 8 MP terasa kurang memadai. Reviewer menyayangkan kamera belakangnya tidak minimal 13 MP. Hasil foto kurang tajam ketika objek berada pada jarak jauh dan terkadang konsistensi warnanya kurang stabil.

Simpulan 

itel A100C adalah ponsel yang mengutamakan ketangguhan di atas semuanya. Banyak kompromi yang harus diterima seperti performa yang terbatas, kamera yang biasa saja, dan layar yang kurang terang. Namun sebagai ponsel murah yang kuat, tahan banting, dan dibekali fitur fitur praktis, perangkat ini menawarkan nilai yang sulit dicari di harga satu jutaan.

Jika yang Anda butuhkan adalah ponsel sederhana yang awet, aman dipakai di luar ruangan, dan bisa diandalkan dalam jangka panjang, itel A100C layak dipertimbangkan. Terlebih jika Anda memang punya dana yang terbatas, saya sangat sarankan beli ponsel ini. Bila punya dnaa lebih sebaiknya pilih produk lain. 

Kategori:

cross