11 Kelebihan dan Kekurangan Samsung Galaxy Tab S11 Ultra 5G
Samsung merilis tablet flagship Galaxy Tab S11 Ultra 5G bersama dengan Galaxy Tab S11 pada September 2025. Perangkat ini langsung menempati posisi puncak di lini tablet Samsung dengan banderol harga yang juga 'ultra'.Â
Galaxy Tab S11 Ultra tidak bersaing dengan tablet menengah ke bawah, melainkan diposisikan untuk berhadapan langsung dengan laptop tipis premium. Ini adalah sebuah klaim ambisius yang menyasar para profesional dan kreator.Â
Namun, dengan harga setara laptop, pertanyaan besarnya adalah: apakah tablet ini mampu memberikan nilai dan fungsionalitas yang sepadan? Mari kita telusuri lebih dalam kelebihan dan kekurangannya.
Spesifikasi Samsung Galaxy Tab S11 Ultra 5G

| Layar | Dynamic AMOLED 2X 14.6 inci |
| Chipset | Mediatek Dimensity 9400+ |
| RAM | 12 GB, 16 GB |
| Memori Internal | 256 GB, 512 GB, 1 TB |
| Baterai | Li-Po 11600 mAh |
| Cek Harga Saat Ini | Shopee Lazada |
Kelebihan Samsung Galaxy Tab S11 Ultra
Sebagai tablet premium, Samsung Galaxy Tab S11 Ultra dijual dengan harga cukup tinggi yaitu Rp22 jutaan. Akan ada banyak ekspektasi dengan harga yang disematkan tentunya pada tablet ini, Karena itu, mari cari tahu berbagai kelebihannnya berikut ini.
1. Layar Dynamic AMOLED 2X

Daya tarik utama yang langsung terlihat dari Galaxy Tab S11 Ultra adalah sektor layarnya. Tablet ini mengusung panel Dynamic AMOLED 2X seluas 14,6 inci yang membentang megah. Dengan resolusi 2960 x 1848 piksel dan refresh rate adaptif 120Hz, setiap gerakan di layar tampil sangat mulus, sementara dukungan HDR10+ memastikan warnanya kaya dan hidup.
Peningkatan paling terasa ada pada tingkat kecerahan. Layar ini mampu menyala hingga 1000 nits pada mode kecerahan tinggi dan mencapai puncaknya di 1600 nits. Ini membuat penggunaan di luar ruangan atau di bawah cahaya terang jadi jauh lebih nyaman. Lapisan anti-reflektif yang melapisi layar juga terbukti efektif mengurangi silau.
Samsung juga sengaja memilih rasio aspek 16:10 yang secara alami lebih ideal untuk menonton film atau serial. Pilihan ini meminimalkan area hitam (letterboxing) yang biasanya muncul di layar yang lebih persegi, seperti milik iPad Pro.
Ukurannya yang masif benar-benar memberikan pengalaman "bioskop pribadi" yang sulit disaingi oleh tablet lain. Ini bukan sekadar langkah Samsung untuk memperbesar layar, melainkan sebuah manuver strategis. Samsung memanfaatkan keunggulan mereka dalam teknologi manufaktur panel AMOLED untuk menciptakan sebuah produk yang sulit ditiru oleh pesaing utamanya.
Pilihan rasio 16:10 adalah keputusan desain yang disengaja demi mengoptimalkan pengalaman menonton. Hasilnya, Samsung tidak hanya menciptakan tablet besar, tetapi sebuah perangkat sinematik portabel yang memberi mereka posisi unik di pasar.
2. Dapur Pacu Kencang Berkat MediaTek Dimensity 9400+

Di balik kemegahan layarnya, Galaxy Tab S11 Ultra menyimpan tenaga besar. Tablet ini diperkuat oleh chipset MediaTek Dimensity 9400+ yang sudah menggunakan fabrikasi 3nm.
Performa ini didukung oleh RAM 12 GB LPDDR5X serta penyimpanan internal UFS 4.0 yang sangat gegas. Konfigurasi ini dirancang untuk memastikan kinerja tetap prima dan multitasking berjalan mulus, bahkan saat menangani aplikasi paling berat sekalipun.
Dalam pengujian benchmark yang dilakukan PCMag, hasilnya terbukti sangat kompetitif. Meskipun skor CPU-nya masih berada di bawah Apple M4 yang digunakan iPad Pro, unit pemrosesan grafisnya (GPU) Immortalis-G925 justru memberi kejutan. GPU ini dilaporkan mampu mengungguli iPad Pro dalam pengujian grafis GFXBench Aztec Ruins.
Mari simak tabel perbandingan hasil benchmark dari PCMag berikut ini.Â
| Pengujian | Galaxy Tab S11 Ultra (Dimensity 9400+) | Apple iPad Pro (M4) | Galaxy Tab S10 (Dimensity 9300+) |
| Geekbench 6 (Single-Core) | 2.773 | 3.679 | 2.072 |
| Geekbench 6 (Multi-Core) | 9.091 | 14.647 | 7.242 |
| GFXBench Aztec Ruins (fps) | 66 | 60 | 55 |
Performa tinggi ini tidak sekadar klaim dari angka benchmark yang tinggi. Saat dipakai bermain game berat seperti Asphalt Legends pada pengaturan grafis tertinggi, Samsung Galaxy Tab S11 Ultra dapat berjalan dengan mulus tanpa ada frame rate yang turun.
Performa yang tinggi ini patut diapresiasi karena Samsung melakukan langkah strategis dengan memilih MediaTek Dimensity 9400+.
Data benchmark menunjukkan bahwa chipset ini sangat mumpuni untuk bersaing, bahkan menang di beberapa aspek. Dan yang paling penting, MediaTek Dimensity 9400+ kemungkinan harganya lebih murah dibanding chipset pesaing (Yah, benar, maksud saya Qualcomm).
3. Daya Tahan Baterai Lama

Untuk mengimbangi layar masif dan performa kencangnya, Samsung menyematkan baterai berkapasitas 11.600 mAh, yang kapasitasnya sedikit ditingkatkan dari pendahulunya.
Meskipun harus menopang layar yang sangat besar dan cerah serta prosesor yang kuat, efisiensi daya dari chipset fabrikasi 3nm terbukti memberikan hasil yang luar biasa. Dalam skenario pengujian "Active Use Score" oleh GSMArena, tablet ini mampu bertahan selama 13 jam 25 menit, menjadikannya salah satu yang terbaik di antara tablet yang pernah diuji.
Pengujian lain yang dilakukan oleh PCMag, yang berfokus pada pemutaran video secara terus-menerus, mencatatkan waktu daya tahan selama 11 jam 10 menit. Hasil ini secara signifikan mengungguli daya tahan Tab S10 maupun iPad Pro dalam pengujian yang sama.
Angka-angka ini menegaskan bahwa Galaxy Tab S11 Ultra adalah perangkat yang sangat andal. Tablet ini dirancang untuk dapat menemani kerja seharian penuh atau sesi hiburan maraton, tanpa membuat penggunanya khawatir akan kehabisan daya di tengah aktivitas.
4. Desain Premium dengan Durabilitas IP68

Salah satu hal yang paling mengesankan pada Tab S11 Ultra adalah fisiknya. Dengan ketebalan hanya 5,1 mm, tablet ini secara mengejutkan lebih tipis daripada kebanyakan smartphone. Bodinya menggunakan sasis unibody berbahan "Enhanced Armor Aluminum" yang memberikan kesan sangat modern dan berkualitas tinggi.
Namun, fitur yang paling menonjol adalah penyertaan sertifikasi IP68. Kemampuan tahan debu dan air ini adalah sebuah fitur yang amat langka di pasar tablet. Kehadiran IP68 memberikan ketenangan pikiran (peace of mind) saat perangkat digunakan di lingkungan seperti dapur atau di dekat kolam renang. Ini adalah keunggulan yang jelas tidak dimiliki oleh para pesaingnya.
Meskipun demikian, desain yang tipis tampaknya membawa konsekuensi. Situs Notebookcheck.net mencatat bahwa meskipun terasa kokoh, sasis tablet ini dapat sedikit melentur dan mengeluarkan suara berderit saat coba diputar (di- twist) dengan tenaga.
Fakta ini seolah menunjukkan adanya trade-off dari keputusan desain tersebut. Demi mengejar daya tarik visual dan nilai jual "tablet tertipis", Samsung tampaknya harus mengorbankan sedikit kekokohan strukturnya.
Meskipun secara keseluruhan tablet ini tetap terasa premium, bodi yang agak lentur ini menimbulkan pertanyaan tersendiri mengenai daya tahannya dalam pemakaian jangka panjang, terutama untuk perangkat di kelas harga setinggi ini.
5. Kualitas Audio Imersif

Untuk melengkapi pengalaman visualnya yang superior, Galaxy Tab S11 Ultra dibekali dengan sistem empat speaker stereo. Kualitas audionya pun tidak main-main dan menuai pujian dari para pengulas.
Secara spesifik, Notebookcheck.net menggambarkan keluaran suaranya sebagai "baik" dan "sangat seimbang", dengan tingkat volume yang kencang dan mengejutkan. Pujian serupa datang dari GSMArena yang menilai performa loudspeaker tablet ini "luar biasa".
Kualitas audio yang imersif ini bersinergi secara sempurna dengan layar masifnya. Kombinasi keduanya semakin memperkuat posisi GalaxyTab S11 Ultra sebagai sebuah perangkat pusat hiburan pribadi yang komplet dan memuaskan.
6. Software Produktif dengan Galaxy AI

Galaxy Tab S11 Ultra ini berjalan pada sistem operasi Android 16 yang dilapisi antarmuka One UI 8 terbaru dari Samsung. Pengalaman pengguna diperkaya dengan integrasi penuh rangkaian fitur Galaxy AI, termasuk di dalamnya Gemini Live, Drawing Assist, dan Writing Assist.
Selain itu, fitur andalan Samsung DeX hadir untuk mengubah tampilan antarmuka tablet menjadi pengalaman layaknya desktop. Lengkap dengan dukungan multi-window, fitur ini menjadikan Galaxy Tab S11 Ultra sebuah perangkat produktivitas yang sangat mumpuni.
Nilai tambah yang luar biasa juga datang dari komitmen Samsung untuk memberikan jaminan pembaruan perangkat lunak selama tujuh tahun penuh. Jaminan ini memastikan perangkat akan tetap aman dan relevan dengan fitur-fitur terkini untuk jangka waktu yang sangat panjang, sebuah keunggulan yang sangat signifikan di ekosistem Android.
Strategi perangkat lunak ini bisa dilihat sebagai cara cerdas Samsung untuk mengatasi salah satu kelemahan historis tablet Android yaitu ekosistem aplikasi yang belum seoptimal iPadOS. Alih-alih mencoba memperbaiki keseluruhan ekosistem Android, Samsung memilih untuk membangun proposisi nilainya sendiri di atas platform tersebut.
Fitur seperti Samsung DeX, misalnya, secara efektif "memaksa" aplikasi seluler untuk berjalan dalam mode desktop yang lebih fungsional. Cara ini berhasil mengurangi dampak dari banyaknya aplikasi yang belum teroptimasi untuk layar besar. Ini adalah sebuah solusi cerdas untuk mengatasi masalah sistemik pada platform Android.
7. Mendukung 5G dan Kembalinya Slot MicroSD

Samsung Galaxy Tab S11 Ultra telah dibekali dengan berbagai standar konektivitas termutakhir. Perangkat ini sudah mendukung Wi-Fi 7, Bluetooth 5.4, serta konektivitas 5G. Port USB-C 3.2 yang tersedia juga memastikan proses transfer data dapat berjalan cepat.
Akan tetapi, fitur yang paling disambut banyak orang dan konsumen adalah kembalinya slot kartu microSDXC. Kehadiran slot ini memungkinkan pengguna untuk menambah kapasitas penyimpanan secara eksternal hingga 2 TB.
Hadirnya slot microSD ini bisa jadi keunggulan besar jika dibandingkan dengan seluruh lini produk iPad. Bagi para profesional dan kreator, ini memberikan cara yang jauh lebih hemat biaya untuk mengelola file berukuran masif tanpa harus terpaksa membeli model dengan penyimpanan internal yang lebih mahal.
8. S Pen Ditingkatkan dan Ada di Kotak Penjualan

Berbeda dengan strategi kompetitornya, Samsung secara konsisten menyertakan S Pen langsung di dalam kotak penjualan Galaxy Tab S11 Ultra. Langkah ini tentu saja langsung menambah nilai ( value) yang didapatkan konsumen.
S Pen yang disertakan kali ini telah didesain ulang. Kini ia memiliki ujung berbentuk kerucut (conical) dan bodi heksagonal (segi enam) yang dirancang untuk meningkatkan ergonomi dan kontrol saat digenggam.
Stylus ini bahkan digadang-gadang sebagai "S Pen dengan sensitivitas kemiringan terbaik". Kemampuan ini menjadikannya sangat ideal bagi para seniman digital yang sering memanfaatkan tilt brushes untuk menciptakan arsiran atau efek kuas yang natural.
Peningkatan ini secara keseluruhan memberikan pengalaman menggambar dan menulis yang jauh lebih baik, langsung sejak perangkat dikeluarkan dari kotaknya.
Kekurangan Samsung Galaxy Tab S11 Ultra
Meski harganya sampai puluhan juta, Samsung Galaxy Tab S11 Ultra bukanlah tanpa cela. Ada beberapa kekurangan dari produk ini yang mesti jadi perhatian calon pembeli.Â
1. Tidak Ada Fitur Bluetooth di S Pen

Salah satu kekurangan yang paling mengecewakan dari Galaxy Tab S11 Ultra adalah penghapusan konektivitas Bluetooth pada S Pen yang disertakan.
Keputusan ini berarti meniadakan seluruh fitur "pintar" seperti Air Actions. Padahal, fitur ini sebelumnya memungkinkan pengguna memakai S Pen sebagai remot nirkabel untuk mengontrol presentasi, menjadi shutter kamera, atau mengendalikan pemutaran media. Fitur peringatan jarak S Pen (jika tertinggal) juga ikut hilang.
Tanpa dukungan Bluetooth, S Pen ini secara efektif turun kasta dari sebuah alat multifungsi canggih menjadi sekadar stylus pasif biasa. Untuk sebuah perangkat yang menyandang label "Ultra" dan dijual dengan harga premium, ini adalah kemunduran fitur yang signifikan dan sulit diterima.
Langkah ini kemungkinan besar merupakan keputusan bisnis yang pragmatis. Samsung mungkin merasa fitur Air Actions hanya digunakan oleh sebagian kecil pengguna. Sementara itu, penghapusan teknologi Bluetooth, yang juga mencakup baterai dan komponen pengisian dayanya di dalam S Pen, memungkinkan mereka memangkas biaya produksi dan mengurangi kompleksitas manufaktur.
Dengan kata lain, Samsung memilih memfokuskan S Pen pada fungsi intinya (menulis dan menggambar) sambil menghemat biaya, meskipun hal ini jelas terasa sebagai sebuah penurunan nilai di mata konsumen.
2. Paket Penjualan Kurang Lengkap

Kehadiran S Pen dalam paket penjualan memang sebuah nilai tambah. Sayangnya, kelengkapan kotak penjualan Galaxy Tab S11 Ultra masih terasa tanggung. Aksesori krusial seperti keyboard harus dibeli secara terpisah, sebuah hal yang patut disayangkan mengingat harganya yang premium.
Lebih lanjut, sejalan dengan kebijakan Samsung belakangan ini, kepala charger juga tidak disertakan dalam kotak. Padahal, tablet ini mendukung pengisian daya 45 watt.
Mengenai kecepatannya, pengisian daya 45W ini terasa kurang mumpuni untuk baterai sebesar 11.600 mAh. Data pengujian dari GSMArena menunjukkan bahwa untuk mengisi daya hingga penuh dibutuhkan waktu 95 menit (atau 1 jam 35 menit). Dalam 30 menit pengisian, baterai hanya terisi 38%.
Angka ini terasa sangat lambat, terutama jika dibandingkan dengan para pesaingnya di ekosistem Android. Sebagai contoh, Xiaomi Pad 6S Pro 12.4 dapat terisi penuh hanya dalam 38 menit berkat charger 120W, dan Huawei MatePad Pro 12.2 (2025) hanya butuh 57 menit.
Keluhan pengguna pada model-model sebelumnya juga menyoroti durasi pengisian daya yang lama ini sebagai masalah yang terus berlanjut. Bagi pengguna profesional yang mobilitasnya tinggi, waktu tunggu (downtime) pengisian daya yang lama ini bisa menjadi kendala yang signifikan.
3. Desain Layar Kurang Optimal

Galaxy Tab S11 Ultra mengadopsi desain notch (poni) di sisi atas layarnya sebagai rumah untuk kamera depan. Keputusan desain ini mengundang banyak kritik dari pengguna, yang menganggapnya sebagai pilihan yang aneh.
Kritik ini didasari fakta bahwa sebagai tablet, perangkat ini sebenarnya memiliki area bezel yang masih cukup luas untuk menempatkan lensa kamera tanpa perlu "memotong" bagian layar.
Meskipun beberapa pengulas melaporkan bahwa mereka akhirnya terbiasa dengan kehadiran poni tersebut, notch ini tetap menjadi cacat estetika yang sebetulnya tidak perlu ada.
Sayang memang notch mungkin sedikit ganggu. Tapi ini tidak mengurangi keunggulan layar tablet ini yang luas. Meskipun layar yang luas ini berpengaruh pada berat dan dimensi yang mungkin bagi sebagian orang bisa jadi kekurangan.
Dengan dimensi 326.3 x 208.5 mm dan bobot yang mendekati 700 gram, tablet ini jelas bukan perangkat yang portabel. Banyak yang bilang, tablet ini cenderung terlalu besar.
Penggunaan paling ideal untuk tablet ini lebih condong di atas meja atau pangkuan, layaknya sebuah laptop, ketimbang dipegang dalam waktu lama untuk membaca atau berselancar web.
Ukurannya yang ekstrem ini secara fundamental membatasi skenario penggunaannya, menjadikan Galaxy Tab S11 Ultra perangkat yang kurang fleksibel untuk mobilitas sehari-hari.
Simpulan
Jujur saja, Galaxy Tab S11 Ultra adalah sebuah demonstrasi kekuatan Samsung. Ini adalah tablet Android paling ambisius yang ada di pasaran. Layar Dynamic AMOLED 2X 14,6 inci miliknya jelas tidak ada tandingannya, didukung performa Dimensity 9400+ yang sangat buas dan baterai yang luar biasa awet.
Tambahan serius seperti rating IP68 dan jaminan update 7 tahun juga membuatnya terlihat superior di atas kertas.
Sayangnya, status "Ultra" ini harus dibayar dengan berbagai kompromi seperti charger lambat, S Pen ada penurunan fungsi, dan kelengkapan isi penjualan. Bobot yang kurang portable juga membuat saya merasa lebih memilih laptop tipis kencang saja. Toh, harganya ada di Rp20 jutaan.
Tapi mungkin saja ada sebagian orang yang memang cocok dengan tablet dari Samsung ini. Apakah Anda salah satunya?
