Hanya 9 Persen Orang di Dunia yang Gunakan Password 12 Karakter

Berbagai media sosial dan situs yang berbasis akun meminta penggunanya guna membuat password (kata sandi) sekuat mungkin. Biasanya mereka merekomendasikan password dengan kombinasi angka, huruf, karakter unik, serta besar kecilnya huruf.
Makin rumit pola passwordnya, makin minim pula risiko bobol akun yang dimiliki. Sayangnya, tak semua orang peduli akan tingkat kerumitan password-nya.
Tidak sedikit pemilik akun yang lebih mementingkan faktor kemudahan untuk diingat, alih-alih keamanan. Laporan dari Comparitech menyebut ada 100 password yang paling banyak digunakan orang pada 2025.

Mereka mendapatkan informasi dari data dua milyar akun asli yang bocor ke sebuah forum kejahatan siber. Tiga peringkat teratas adalah password yang hanya menggunakan angka tanpa kombinasi apa pun.
Di urutan pertama ada "123456" dengan jumlah pemakai 7.618.192 akun, disusul "12345678" (3.676.487 akun) lalu disusul "123456789" (2.866.100 akun).
Dari data yang bocor tersebut Comparitech juga menemukan fakta bahwa ada banyak password yang kombinasinya relatif mudah ditebak. Misalnya, sebanyak 38,6 persen menggunakan angka "123". Seperempat dari 1000 password terpopuler hanya berupa angka.
Huruf "abc" digunakan 3,1 persen, kata "pass" atau "password" dipakai 3,9 persen, "admin" dipakai 2,7 persen, sedangkan "qwerty" 1,6 persen. Adakah dari Anda yang menggunakan kombinasi-kombinasi tersebut?
Rekomendasi Ahli soal Password yang Kuat

Sejumlah ahli menyarankan untuk merancang password dengan minimal 12 karakter. Tentunya dengan kombinasi angka, huruf (besar dan kecil), serta karakter unik tertentu seperti tanda baca.
Namun, hanya 9 persen orang di dunia-berdasarkan data bocor-yang menggunakan password dengan 12 karakter. Sebanyak 65,8 persen password punya panjang kurang dari 12 karakter.
Panjang dan tingkat kerumitan password memang tidak menjamin keamanan seratus persen. Akan tetapi, hal tersebut merupakan upaya untuk memperkecil peluang pembobolan akun dari pihak yang tak bertanggung jawab.
Selain itu, untuk meningkatkan keamanan akun, Anda juga bisa menggunakan software autentikator seperti Google Authenticator atau Microsoft Authenticator. Software autentikator menawarkan kode verifikasi sekali pakai setiap kali pengguna melakukan login.
Jadi seperti ada tembok pelindung lapis dua. Fakta di atas kiranya bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk tidak membuat password secara sembarangan. Password harus unik dan cukup panjang.
Tidak masalah jika Anda sulit menghafalnya karena Anda bisa mencatatnya secara manual, atau menggunakan aplikasi password manager.
