carisinyal-web-banner-retina 35

Review Axioo Hype R3 OLED Setelah Pemakaian 6 Bulan: Masih 'Hype' atau Sudah Loyo?

Ditulis oleh Hilman Mulya Nugraha

Axioo Hype R3 OLED resmi meluncur pada awal 2025 dan langsung berhasil mencuri perhatian pasar laptop tanah air. Kehadiran perangkat ini terasa begitu istimewa karena membawa spesifikasi yang sangat jarang ditemui di kelas harganya.

Dengan banderol hanya Rp7 jutaan, pengguna sudah mendapatkan layar panel OLED berkualitas tinggi serta jaminan Accidental Damage Protection dari Axioo yang melindungi perangkat dari kerusakan akibat kelalaian pengguna.

Alih-alih sekadar mengulas spesifikasi di atas kertas, saya sengaja menunggu hingga hampir 6 bulan pemakaian sebelum menulis artikel ini. Tujuannya sederhana: saya ingin memberikan perspektif jangka panjang tentang bagaimana laptop ini bertahan setelah digunakan sehari-hari.

Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk membelinya atau sekadar ingin tahu nasib laptop ini setelah setengah tahun digunakan, langsung saja simak pembahasannya berikut ini.

Spesifikasi Axioo Hype R3 OLED

axioo hype r3 oled
Layar
14" OLED, FHD+ (1920x1200), rasio 16:1
Prosesor
Intel Core i3-1215U
Graphic Card
Intel Iris Xe Graphics
RAM
24GB LPDDR5 4800MHz Onboard
Storage
256 GB  M.2 PCIe Gen. 4x4 NVMe SSD 2280
Cek Harga 

Tampilkan Pos

Isi Paket Penjualan

axioo hype r3 oled

Waktu saya membuka kotak dus Axioo Hype R3 OLED, isinya standar. Di dalamnya ada laptop, charger Type-C, dan ada bonus sticker JKT48 dengan photocard Marsha. Stickernya masih ada jelas sampai sekarang karena tidak saya koleksi juga, meski saya suka lagu-lagu JKT48. Untuk bagian ini rasanya tidak perlu saya utarakan banyak hal.

Desain 

axioo hype r3 oled

Jika saya harus menggambarkan kesan pertama terhadap Axioo Hype R3 OLED dalam satu kata, pilihan saya adalah “premium”. Axioo terlihat sangat serius dalam aspek desain kali ini. Saat memegangnya, saya sama sekali tidak merasakan kesan murahan. Yang terasa justru pengalaman seperti menggunakan laptop ultra portable kelas atas.

Kesan premium ini hadir berkat penggunaan material sasis dari kombinasi Magnesium Alloy dan Aluminum Alloy. Pilihan ini sangat tepat, karena membuat bodinya terasa kokoh dan solid, tidak mudah melengkung ketika ditekan, tetapi tetap sangat ringan.

Desain keseluruhan juga sederhana dan elegan dalam balutan warna Silver, tidak berlebihan dan memberikan kesan profesional yang kuat.

Setelah enam bulan, desainnya sebenarnya jadi biasa saja.Mirip-mirip laptop pada umumnya. Mungkin waktu itu cuman kesan awal saja tapi saya tetap desain sederhannnya. Terutama kaarena laptop ini ramping. Bobotnya yang di bawah 1 kg, membuat laptop ini sangat enteng untuk dibawa-bawa. Apalaginya chargernya gak berat.

axioo hype r3 oled

Saya sendiri terbiasa membawa laptop 15 inci yang cukup membebani tas. Membawa Axioo Hype R3 OLED terasa hampir seperti membawa tablet dengan keyboard tambahan. Bahkan ketika charger ikut dibawa, total bobotnya hanya sekitar 1.12 kg.

Gara-gara ada laptop ini, saya sudah jarang pakai laptop 15 inci tersebut untuk dibawa kemana-mana. Portablitasnya benar-benar enak. Kayak ngerasa gak bawa banyak barang. Itu yang membuat saya betah memakai laptop.

axioo hype r3 oled

Meski tipis, ada banyak port yang ada di Axioo Hype R 3 OLED ini. Pada sisi kiri dari sudut pandang saya, terdapat Kensington Lock Slot, port HDMI, satu USB Type-C khusus untuk charging, serta satu USB Type-C 3.2 Gen 1 yang multifungsi karena mendukung charging, transfer data, dan display output.

axioo hype r3 oled

Saya tidak masalah dengan ketersediaan port USB ini. Selama saya pakai, semuanya berguna. Paling USB Type-C sebelah kiri yang jarang saya pakai. Karena bila satu port USB Type-C saya pakai isi daya, satu lagi untuk kabel data. Kalau tidak, saya pakai yang Type-A.

Selama pemakaian, laptopnya benar-benar tidak merepotkan, desainnya benar-benar dibuat tipis dan enak dibawa kemana-mana. Permukaannya juga oke. Paling yang agak saya keluhkan, bagian bodi permukaan di atas keyboard (dekat dengan logo Axioo) sering anget. Yah, meskipun bagian ini jarang disebut juga.

Keyboard dan Touchpad 

axioo hype r3 oled

Secara pribadi, pengalaman mengetik saya di Axioo Hype R3 OLED ini sangat positif. Keyboard-nya nyaman dengan jarak antar tombol yang pas, sehingga saya tidak punya banyak masalah dan jarang salah ketik bahkan untuk sesi kerja yang panjang.

Fitur favorit saya adalah lampu latar (backlit) putihnya yang sangat fungsional, sebuah nilai plus besar yang membantu saat bekerja di malam hari.

Paling, catatan kecil dari saya adalah lampu indikator Caps Lock yang kurang begitu terang, sehingga kadang saya tidak sadar kalau sedang aktif. Tapi, ini hanya masalah kecil dan tidak mengganggu produktivitas.

axioo hype r3 oled

Untuk touchpad-nya, saya akui ini terbilang enak dan nyaman dipakai. Ukurannya luas dengan permukaan yang halus, membuat jari mudah meluncur. Meskipun saya pribadi adalah orang yang terbiasa pakai mouse, saya sempat mengandalkan touchpad ini untuk bekerja dan performanya masih cukup oke, terutama untuk sekadar scrolling dokumen atau browsing. 

Pelacakannya akurat dan responsif, jadi tidak ada keluhan berarti saat harus menggunakannya tanpa mouse

Touchpad ini juga sudah didukung oleh Windows Precision Driver, sehingga pelacakan kursor sangat akurat dan responsif terhadap gestur seperti pinch-to-zoom atau sapuan tiga jari untuk berpindah aplikasi. Fungsi klik kiri dan kanan yang terintegrasi di bagian bawah touchpad juga memberikan respons yang klikal dan memuaskan.

Layar 

axioo hype r3 oled

Jujur saja, layar adalah bagian yang paling saya sukai dari Axioo Hype R3 OLED ini. Pengalaman visualnya benar-benar memuaskan. Kalau sudah terbiasa dengan kualitas panel OLED seperti ini, rasanya jadi malas untuk kembali ke laptop dengan layar IPS, apalagi VA atau TN. Warnanya begitu hidup dan kontrasnya luar biasa, membuat aktivitas seperti menonton film terasa sangat memanjakan mata.

Yang membuat saya kagum adalah bagaimana Axioo bisa menyajikan layar sekelas ini di laptop harga 7 jutaan tanpa mengorbankan performa. Di pasaran, mungkin ada merek lain yang menawarkan OLED di harga serupa, tapi biasanya prosesor yang digunakan kurang kencang. Axioo Hype R3 OLED ini berhasil memberikan keseimbangan yang pas.

Secara teknis, kualitas ini didukung oleh panel OLED 14 inci beresolusi FHD+ (1920 x 1200 piksel). Aspek rasio 16:10-nya juga memberikan ruang vertikal ekstra yang nyaman untuk bekerja atau browsing

axioo hype r3 oled

Namun, keistimewaannya terletak pada reproduksi warna. Dengan cakupan warna mendekati 100% DCI-P3, akurasi warnanya setara dengan laptop kreator konten yang harganya jauh lebih mahal. Ini berarti semua yang tampil di layar, dari film hingga foto, terlihat sangat akurat dan hidup.

Kecerahan panel juga mumpuni untuk pemakaian di dalam ruangan. Saat memutar konten HDR, tingkat kecerahannya bisa meningkat secara signifikan sehingga visual tampak lebih dramatis. Warna hitam yang benar benar pekat khas OLED membuat warna lain terlihat semakin menonjol.

axioo hype r3 oled

Saya pakai saat kerja di kafe, kondisi siang hari, kondisi malam hari, benar-benar tidak ada masalah.

Satu catatan tambahan dari pengalaman saya, permukaan layar yang glossy bisa cukup mengganggu ketika ada sumber cahaya terang di belakang saya. Pantulannya cukup terlihat sehingga membuat tampilan di layar sedikit sulit dibaca. 

axioo hype r3 oled

Karena itu, saat memakai laptop ini, saya menyarankan untuk mengatur posisi duduk agar layar menghadap ke arah tembok atau area yang tidak langsung terkena cahaya dari luar ruangan. Dengan cara ini, kualitas visual OLED-nya bisa tetap dinikmati tanpa gangguan pantulan cahaya.

axioo hype r3 oled

Namun, bagi saya ini bukan masalah besar dibanding kualitas visual yang didapatkan. Saya bisa katakan layar di laptop ini adalah nilai jual utama (bersama dengan keyboard) yang membuat Axioo Hype R3 OLED sangat sulit disaingi di kelasnya.

Performa CPU

axioo hype r3 oled

Performa Axioo Hype R3 OLED menurut saya adalah kombinasi cerdas antara pemilihan prosesor dan memori yang sangat lega. Di balik layar yang memukau dan desain premium, Axioo memilih komponen yang tepat sehingga performa, efisiensi, dan harga bisa tetap seimbang.

Laptop ini ditenagai oleh Intel Core i3-1215U dari keluarga Intel generasi ke 12 Alder Lake. Pilihan CPU ini terasa masuk akal. Dengan performa yang lebih dari cukup untuk kebutuhan produktivitas sehari hari, Axioo bisa mengalokasikan biaya ke fitur yang benar benar penting seperti panel OLED yang luar biasa.

Arsitektur hybrid yang digunakan prosesor ini menggabungkan 2 Performance cores dan 4 Efficient cores sehingga total 6 cores dan 8 threads dapat bekerja dinamis untuk memberikan performa responsif.

Dalam penggunaan harian saya, laptop ini terasa cepat dan sigap. Membuka aplikasi, bekerja dengan dokumen, mengikuti panggilan video, semuanya berjalan mulus. Yang paling membuat saya kagum adalah kemampuannya menangani multitasking berat.

RAM 24 GB yang dibenamkan di dalamnya jelas memainkan peran besar. Saya pernah membuka puluhan tab di beberapa browser sekaligus, memutar musik di Spotify, dan mengerjakan dokumen Office di latar belakang. Hasilnya sama sekali tidak ada lag.

axioo hype r3 oled

Lag agak kerasa saat buka banyak tablet dengan pemutaran video YouTube berkualitas tinggi. Kemudian saat saya bukan YouTube baru lagi agak terasa sedikit tersendat tapi hanya sebentar dan tidak ganggu alur kerja. Saat saya lakukan lagi, hal ini gak terjadi sama sekali.

Memang, RAM-nya tersolder dan tidak bisa di-upgrade. Tetapi dengan kapasitas 24 GB, saya rasa sebagian besar pengguna bahkan tidak akan pernah terpikir untuk menambahnya. Untuk penggunaan jangka panjang, kapasitas ini sudah sangat aman dan future proof.

Beda dengan laptop saya yang layarnya 15 inci. RAM yang dimiliki hanya 8GB dan sedihnya tidak bisa di-upgrade. Meski LPDDR5X tetapi saat buka banyak tab seperti kebiasaan, sering menemukan freeze sebentar. Berbeda dengan Axioo HYPE R3 OLED yang enak sekali perpindahan tab-nya.

Agar hasilnya lebih objektif, saya menjalankan beberapa benchmark sintetis. PCMark 10 menghasilkan skor 4320, sementara Geekbench 6 mencatat single core di angka 1992 dan multi core 6406.

Geekbench axioo hype r3

Pengujian Cinebench R23 juga menunjukkan performa yang oke. Saat terhubung dengan listrik, hasilnya adalah skor CPU mencatat 4621 poin untuk multi core dan 1454 poin untuk single core. Menariknya, saat tidak dalam kondisi dicolok, hasilnya juga kurang lebih sama.

cinebench dicolok_

Saat saya melakukan stress test Cinebench R23 Multi Core sebanyak 10 kali berturut turut dengan laptop tercolok ke listrik, performanya sangat stabil di kisaran 4600-an poin tanpa ada penurunan signifikan. Pengujian Single Core yang saya ulang 10 kali pun stabil di angka 1460-an poin. Ini menegaskan bahwa sistem pendingin laptop ini bekerja efektif menjaga performanya.

Cinebench R23 CPU single core Axioo Hype R3 OLED
Cinebench R23 CPU Multicore Axioo Hype R3 OLED

Untuk performa harian dan buka banyak aplikasi serta browser, laptop ini mampu menangani dengan baik. Hampir tidak ada kendala berarti, RAM 24 GB sangat berpengaruh besar terhadap cara saya kerja yang bisa jadi lebih sat-set saat memakai laptop ini. Hampir 6 bulan pakai juga, performanya tidak ada penurunan.

Performa GPU

axioo hype r3 oled

Sekarang kita beralih ke sektor grafis. Performa visual pada Axioo Hype R3 OLED ditangani sepenuhnya oleh GPU terintegrasi yang ada di dalam prosesornya, yaitu Intel Iris Xe Graphics. Penting dipahami dari awal bahwa iGPU seperti ini berbagi memori dengan RAM sistem dan dirancang lebih untuk efisiensi daya serta kebutuhan visual harian.

Fungsinya adalah memastikan pemutaran video resolusi tinggi tetap lancar, membantu akselerasi aplikasi kreatif ringan, dan menjalankan game kasual. Performa seperti ini tentu tidak bisa disamakan dengan laptop gaming yang menggunakan kartu grafis diskrit seperti NVIDIA GeForce RTX.

Geekbench GPU Axioo Hype R3 OLED

Dalam pengujian sintetis yang saya lakukan, kemampuan komputasi grafisnya terlihat dari skor Geekbench Compute, yaitu 12184 untuk Vulkan dan 9342 untuk OpenCL. Angka ini menunjukkan bahwa iGPU laptop ini mampu menangani berbagai tugas akselerasi non gaming dengan baik.

Geekbench GPU OpenCL

Namun, ketika diuji dengan 3DMark Steel Nomad, performanya memperlihatkan batasannya. Benchmark ini tergolong sangat berat dan dirancang untuk perangkat gaming modern. Hasil skor 772 mengonfirmasi bahwa Axioo Hype R3 OLED tidak ditujukan untuk memainkan game AAA terbaru dengan pengaturan grafis tinggi.

3D MARK STEEL NOMAD AXIOO HYPE R3 OLED

Bagaimana dengan penggunaan nyata di game? Saya mengujinya dengan dua game yang sangat populer, yaitu Genshin Impact dan PUBG.

  • Genshin Impact
axioo hype r3 oled

Untuk Genshin Impact, kesimpulan saya adalah bisa dimainkan dengan kompromi. Pengalaman terbaik saya dapatkan pada resolusi 720p (1280 x 720) dengan setelan grafis Lowest atau Rendah. Dalam konfigurasi ini, saya bisa mendapatkan frame rate di kisaran 30 sampai 40 FPS.

axioo hype r3 oled

Sebenarnya bisa di resolusi 1080p tapi fps-nya agak kurang stabil, jadi pilihan paling oke di bawah resolusi tersebut.

  • PUBG Battlegrounds
axioo hype r3 oled

Untuk PUBG Battlegrounds (Bukan PUBG Mobile), bisa dijalankan dengan pengaturan grafis rendah dan memberikan pengalaman bermain yang bisa dinikmati. Tapi permainanan akan terasa kurang mulus dan agak tersendat.

Bisa dibilang, dengan konfigurasi Low, PUBG versi PC berada pada level yang masih dapat dimainkan tapi kurang playable. Ini wajar karena PUBG butuh visual agar tetap nyaman dijalankan. Bahkan, tidak ada penurunan performa waktu pertama main game PUBG saat awal pegang laptop dan saat sudah 6 bulan.

Performa grafis Axioo Hype R3 OLED sudah sangat baik untuk kebutuhan produktivitas, konsumsi multimedia, dan gaming ringan. Namun untuk game berat atau judul kompetitif grafis tinggi, performanya berada pada batas kemampuannya.

Performa SSD

axioo hype r3 oled

Menurut saya, salah satu faktor terpenting yang menentukan seberapa kencang sebuah laptop modern adalah kecepatan penyimpanannya. Percuma memiliki prosesor tangguh jika storage yang dipakai lambat. Untungnya, Axioo Hype R3 OLED sudah menggunakan penyimpanan Solid State Drive tipe M.2 NVMe yang jauh lebih cepat dibanding HDD atau SSD SATA.

Unit yang saya uji hadir dengan kapasitas 256 GB. Kapasitas ini menurut saya cukup untuk instalasi Windows, berbagai aplikasi penting, serta menyimpan data pekerjaan sehari hari. Di luar sana memang ada sedikit perdebatan mengenai apakah slot SSD-nya mendukung PCIe Gen 3 atau Gen 4.

Namun untuk penggunaan nyata, hal ini tidak terlalu signifikan. SSD NVMe modern, bahkan yang memakai PCIe Gen 3 sekalipun, sudah lebih dari cukup untuk membuat sistem terasa gesit.

Untuk mengetahui kecepatan sebenarnya, saya menjalankan CrystalDiskMark. Hasilnya sangat memuaskan:

  • Kecepatan baca: 3.086 MB/s
  • Kecepatan tulis: 1.814 MB/s
CrystaldiskMark Axioo Hype R3 OLED

Angka ini bukan sekadar statistik. Kecepatan baca di atas 3.000 MB/s inilah yang membuat proses booting Windows hanya butuh hitungan detik, aplikasi terasa langsung terbuka begitu diklik, dan transfer file besar berlangsung dengan cepat.

Saya juga menguji kemampuan penyimpanan ini dalam skenario nyata yang lebih menuntut, yaitu video editing ringan. Saya mencoba merender video berdurasi 5 menit dari resolusi 4K ke 1080p 30 fps menggunakan Filmora.

Proses render selesai dalam waktu 4 menit 25 detik. Untuk laptop non gaming di kelas harganya, ini adalah hasil yang sangat impresif. Kecepatan tulis SSD yang stabil jelas membantu prosesor bekerja tanpa hambatan dan memastikan proses render berjalan lancar.

Dalam pemakaian saya selama sekitar enam bulan, SSD di laptop ini sama sekali tidak menimbulkan masalah. Proses pemindahan data selalu berjalan cepat dan stabil tanpa kendala.

Performa penyimpanannya tetap responsif dari pertama kali digunakan hingga sekarang, sehingga pengalaman penggunaan sehari hari tetap terasa gesit dan nyaman. Paling yang saya keluhkan laptop ini hanya punya storage 256 GB dan tidak ada slot tambahan. Jadi kalau mau upgrade harus mengganti slot storage 256 GB-nya terlebih dahulu.

Webcam dan Kualitas Speaker

axioo hype r3 oled

Sektor ini jadi sektor yang agak kurang menurut saya. Mungkin karena Axioo fokus pada layar OLED sehingga ketiga sektor ini memakai kualitas yang biasa. Bukan jelek tapi menurut saya keduanya berada di kategori fungsional: bekerja dengan baik untuk kebutuhan dasar, namun tidak menawarkan keistimewaan khusus.

  • Webcam dan Mikrofon

Dari pengalaman saya memakai webcam bawaan, kualitasnya tergolong standar tetapi sudah memadai untuk kebutuhan utama. Saya sama sekali tidak menemukan kendala dalam pemakaian sehari hari.
Laptop ini memakai kamera 720p (2MP) yang sudah cukup jelas untuk panggilan video di Zoom maupun Google Meet.

Dalam kondisi cahaya kurang optimal, detail gambar memang sedikit melembut, tetapi ini sangat wajar untuk perangkat di kisaran harganya. Mikrofon internalnya juga mampu menangkap suara saya dengan cukup bersih selama panggilan berlangsung.

  • Kualitas Speaker

Sama seperti kamera, audio laptop ini juga termasuk fungsional. Dua speaker yang berada di bagian bawah menghasilkan karakter suara yang menurut saya cenderung datar dan volumenya tidak terlalu kuat.

Untuk kebutuhan ringan, seperti mendengar notifikasi sistem atau menonton video percakapan di YouTube, kualitasnya sudah mencukupi. Saya sih lebih seringnya mendengarkan lewat headphone atau TWS. Jadi kualitas audio yang biasa saja ini masih bisa saya terima.

Keputusan Axioo untuk tidak mengalokasikan terlalu banyak fokus pada sektor ini sangat bisa dipahami. Mereka tampaknya memprioritaskan investasi pada komponen yang paling berdampak untuk pengalaman pengguna, yaitu layar, performa, dan desain. Menurut saya, ini adalah langkah dan kompromi yang sepenuhnya tepat.

Baterai

axioo hype r3 oled

Ketika membahas laptop yang sangat ringan, salah satu hal yang paling sering dipertanyakan tentu adalah ketahanan baterainya. Axioo Hype R3 memiliki kapasitas 60 Wh atau sekitar 4.780 mAh. Klaimnya Axioo, baterainya bisa tahan lama.

Berdasarkan pengalaman saya menggunakan Axioo Hype R3 OLED, daya tahan yang ditawarkan terasa cukup wajar untuk kelasnya, dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Dalam skenario penggunaan berat ala saya, yaitu membuka banyak browser dengan puluhan tab sambil memutar video YouTube nonstop sebagai musik latar, baterainya memang terasa cepat habis. Dengan pola pemakaian seperti ini, saya mendapatkan waktu pakai sekitar 3 sampai 4 jam sebelum akhirnya harus mencari sumber daya.

Hal yang cukup menarik adalah performa baterainya setelah enam bulan pemakaian. Daya tahannya masih sama seperti saat baru digunakan, tidak ada penurunan yang terasa. Bagi saya, ini menunjukkan kualitas baterai yang cukup baik.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terukur, saya juga menjalankan tes pemutaran video lokal beresolusi 1080p. Dengan kecerahan layar 50 persen, volume 50 persen, serta Wi Fi dan Bluetooth dimatikan, hasilnya jauh lebih positif. Dalam kondisi seperti ini, laptop mampu bertahan hingga 7 jam 10 menit.

axioo hype r3 oled

Secara pribadi, saya merasa daya tahan ini masih sangat dapat diterima, terutama jika mengingat kompromi yang wajar pada laptop dengan bobot di bawah 1 kg. Kapasitas baterai memang biasanya dikurangi demi menjaga bobot tetap ringan.

Apalagi laptop ini menggunakan prosesor berbasis x86, bukan ARM, yang memang cenderung lebih boros daya. Saya sendiri pernah memakai laptop ARM yang menawarkan daya tahan luar biasa, jadi perbedaannya cukup terasa.

Dalam keseharian saya yang sering bekerja secara mobile di kafe, waktu pakai 3 sampai 4 jam untuk pekerjaan intensif sudah cukup untuk menyelesaikan tugas penting sebelum mencari colokkan. Ditambah lagi, charger laptop ini sangat ringkas sehingga membawanya tidak menjadi beban.

Untuk pengisian dayanya pun tidak memakan waktu lama, karena baterai dapat terisi penuh dalam sekitar dua jam. Jadi meskipun bukan yang paling irit, menurut saya daya tahan baterainya tetap sangat layak mengingat portabilitas perangkat ini yang luar biasa ringan.

Soal Garansi Accidental Damage Protection (ADP)

axioo hype r3 oled

Disebutkan di awal, laptop Axioo baru saat ini sudah dilengkapi garansi resmi Axioo dengan fitur ADP. Apa itu APD? Singkatnya, ini adalah garansi perlindungan untuk mengamankan laptop dari kerusakan akibat kelalaian pengguna, misalnya ketika perangkat tidak sengaja jatuh dari meja atau terkena tumpahan air.

Jenis garansi seperti ini biasanya hanya saya temukan pada laptop kelas bisnis yang harganya jauh lebih tinggi. Bahkan, ADP juga menggaransi

Kehadiran ADP memberikan rasa tenang yang sulit untuk dinilai dengan angka. Bagi saya, layanan ini menjadi bukti keseriusan Axioo dalam membangun kepercayaan konsumen terhadap produk lokal, sebuah langkah yang layak diapresiasi. Apalagi garansi ini juga menang

Hanya saja, saat membeli laptop Axioo, garansi ADP belum otomatis aktif, tapi harus diaktfkan dulu dengan mendaftar di situs resmi Axioo dan memakai KTP. Kenapa perlu KTP? Karena ADP juga menjaga produk laptop ini dari kerucian. Alias Axioo bakal mengganti laptopnya bila dicuri. Garansi ADP ini hanya satu tahun.

Varian dan Model

axioo hype r3 oled

Sebelum ke bagian simpulan, saya menekankan soal Windows dan aplikasi Office. Axioo Hype R3 OLED ini ditawarkan pada rentang harga Rp7 jutaan. Namun, harus teliti karena ada varian yang sudah include Windows 11 original ada yang tidak, bedanya bisa Rp400 ribuan.

Saya sangat menyarankan untuk membeli varian Windows saja. Sementara untuk aplikasi Microsoft Office, sayangnya laptop ini tidak dibekali Microsoft Office Home. Tapi saat ini sudah banyak alternatif pengolah kata selain Office punya Windows. Saya saja lebih sering pakai Google Docs.

Selain itu, Axioo Hype R3 OLED punya "saudara" yang mirip yakni Axioo Hype R5 OLED yang memakai Core i5 Gen 12 dengan harga kisaran Rp8 jutaan. Ada juga varian murah Axioo Hype R3 OLED yakni Axioo Hype R3 yang memakai layar IPS dan harganya hanya Rp5 jutaan saja. Untuk lebih tau soal laptop ini, bisa cek ke situs Axioo.com.

Simpulan

axioo hype r3 oled

Setelah menggunakan Axioo Hype R3 OLED selama sekitar enam bulan, saya bisa mengatakan bahwa laptop ini memberikan pengalaman yang sangat menyenangkan. Selama pemakaian tersebut, performanya tetap stabil, tidak ada penurunan yang saya rasakan baik dari sisi kecepatan sistem maupun responsivitas aplikasi.

Laptop ini juga sangat praktis dibawa ke mana mana berkat bobotnya yang super ringan, dan chargernya yang ringkas membuat mobilitas terasa semakin mudah.

Sebagai karyawan yang sering bekerja secara mobile, kadang dari rumah WFH dan kadang dari kafe, saya langsung merasa perangkat ini benar benar cocok dengan pola kerja saya.

Bobotnya yang sangat ringan membuatnya tidak pernah menjadi beban di tas, layarnya yang memukau nyaman dipandang dalam waktu lama, dan RAM 24 GB memberikan performa mulus untuk aplikasi kerja serta banyak tab browser yang selalu saya buka.

Saya yakin, jika kamu juga sering bekerja dengan mobilitas tinggi seperti saya, termasuk mahasiswa yang suka mengerjakan tugas di berbagai tempat, perangkat ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Laptop ini adalah partner ideal untuk menjaga produktivitas ketika harus berpindah pindah lokasi.

Untuk kebutuhan di luar pekerjaan kantor, kemampuan editing laptop ini juga cukup meyakinkan. Saya sempat menggunakannya untuk mengedit foto dan video ringan, dan hasilnya memuaskan berkat akurasi warna layar OLED yang sangat baik.

Tentu saja, jika yang kamu cari adalah perangkat untuk gaming berat atau rendering video profesional, ini bukanlah pilihan yang sesuai. Tetapi jika kamu adalah pekerja mobile atau mahasiswa yang membutuhkan laptop sangat ringan dengan layar unggulan dan performa yang stabil untuk produktivitas harian, saya dengan yakin merekomendasikan perangkat ini.

Mengingat harga laptop ada di rentang Rp7 jutaan, laptop ini benar-benar menarik dan saya sangat merekomendasikan siapapun yang butuh laptop ringkas untuk beli laptop ini. Tidak akan menyesal membeli laptop ini. Kualitasnya juga jempolan jadi tidak perlu ragu untuk brand lokal yah.

Sebagai penutup, berikut poin berbagai kelebihan dan kekurangan laptop ini.

Kelebihan

  • Kualitas visual dan akurasi warna dari panel 14-inci FHD+ OLED-nya, menurut saya, adalah yang terbaik di kelas harganya.
  • Bobotnya yang di bawah 1 kg dengan sasis premium dari paduan magnesium-aluminium membuatnya sangat nyaman dibawa ke mana-mana.
  • Desain simpel
  • Kapasitas RAM 24GB LPDDR5 memastikan pengalaman multitasking saya berjalan sangat lancar tanpa hambatan.
  • Dilengkapi dengan lampu latar (backlit) yang sangat fungsional untuk mengetik di kondisi minim cahaya.
  • Sudah dibekali port USB-C yang serbaguna.
  • Garansi ADP, nilai tambah luar biasa dari Accidental Damage Protection yang memberikan ketenangan pikiran.
  • Harga kompetitif, paket fitur yang ditawarkan terasa terlalu bagus untuk harganya, malah saya bisa katakan terbaik di Rp7 jutaan
  • Performa sudah oke dan tidak ada penurunan kinerja selama 6 bulan pemakaian.
  • Build quality bagus, serasa pake laptop mahal. Ini membuktikan produk laptop dari brand lokal tidak lagi murahan.

Kekurangan

  • CPU dan GPU hanya cukup untuk tugas harian dan gaming kasual, bukan untuk kerja berat atau main game AAA.
  • Kualitas speaker dan webcam fungsional untuk kebutuhan dasar, namun terasa standar.
  • SSD hanya 256 GB dan tidak ada slot kosong, mau upgrade harus ganti slot utama.
  • RAM Tidak Bisa Upgrade: RAM tersolder, meskipun kapasitas bawaan 24GB sudah sangat melimpah jadi hal ini gak terlalu masalah
  • Permukaan layar dapat memantulkan cahaya di lingkungan yang terang.
  • Minim fitur software, tidak ada perangkat lunak bawaan dari Axioo untuk proteksi atau kustomisasi layar OLED.
  • Daya tahan baterai bukan yang terbaik, tapi tidak mengalami penurunan juga alias tidak menjadi lebih boros meski sudah 6 bulan pemakaian.

cross