carisinyal-web-banner-retina 35

10 Prosesor (Chipset) HP Terbaik di Tahun 2025

Ditulis oleh Hilman Mulya Nugraha

SoC atau lebih dikenal sebagai chipset atau cip jadi tulang punggung utama sebuah smartphone. Karena itu, wajar ketika ada ponsel baru hadir, yang orang akan lihat pertama kali adalah chipset apa yang digunakannya. Apakah Anda juga termasuk demikian?

Hal yang wajar sebenarnya jika memperhatikan chipset terlebih dulu sebelum memutuskan membeli sebuah ponsel. Chipset bisa dibilang adalah otak dari sebuah smartphone. Jika otaknya saja lambat tentu akan berpengaruh pada cara kerja ponsel tersebut.

Nah, di artikel ini Carisinyal akan mengulas daftar chipset terbaik di dunia saat ini. Apa sajakah itu? Langsung cek daftarnya berikut ini.

1. Apple A19 Pro

Apple A19 Pro

Pada September 2025, Apple luncurkan jajaran iPhone 17. Ada empat model yang dirilis, yakni iPhone 17, iPhone 17 Pro, iPhone 17 Pro Max, iPhone 17 Air. Seri Pro dan Air adalah seri yang memakai cip Apple A19 Pro. 

A19 Pro dibangun di atas proses fabrikasi 3-nanometer (N3P) canggih dari TSMC. Teknologi manufaktur ini memungkinkan Apple menanamkan lebih banyak transistor dalam ruang yang sama, sehingga mampu mendongkrak kecepatan pemrosesan secara signifikan sambil tetap menjaga efisiensi konsumsi daya.

A19 Pro mengusung konfigurasi CPU 6-inti yang memadukan inti berperforma tinggi dengan inti hemat daya. Namun, lompatan terbesar terlihat pada unit pemrosesan grafis (GPU) 6-inti. Setiap inti GPU kini diperkuat dengan "Neural Accelerators" yang berfungsi khusus untuk mempercepat tugas-tugas grafis yang mengandalkan AI.

Kinerja keseluruhan sistem didukung oleh memori LPDDR5X berkapasitas 12GB. Selain itu, Neural Engine 16-inti menjadi motor utama untuk semua beban kerja AI, seperti memproses data masif dari sensor kamera 48MP secara real-time untuk menghasilkan foto melalui fotografi komputasional.

Lantas, bagaimana performa Apple A19 Pro? Mengacu pada pengujian benchmark yang dilakukan PCMag, skor AnTuTu Apple 19 Pro ada di angka 2 sampai 2,5 jutaan. Nanoreview juga mencatat nilai AnTuTu A19 Pro ada di kisaran 2,4 jutaan.

Penting untuk diingat bahwa skor AnTuTu antara iOS dan Android tidak bisa dibandingkan secara langsung karena perbedaan platform. Oleh karena itu, Geekbench seringkali menjadi acuan yang lebih relevan untuk perbandingan lintas platform.

Data Geekbench Apple A19 Pro di Nanoreview tergolong paling tinggi. Skor multi-core nya mencapai 10 ribuan dan skor single-core ada di 38 ribuan. Untuk Skor Geekbench A19 Pro berdasar data dari PCMag bisa disimak di bawah ini:

Geekbench single-core Geekbench multi-core
iPhone Air 36569246
iPhone 17 Pro38209820
iPhone 17 Pro Max37849734

Jika melihat data tersebut, tampak kalau hasil iPhone Air lebih rendah. Sebagai info saja, Meskipun menggunakan nama chip yang sama, A19 Pro pada iPhone Air memiliki konfigurasi GPU 5-inti, bukan 6-inti seperti pada model Pro. Walaupun demikian, performa iPhone Air tetap kencang. 

2. Snapdragon 8 Elite Gen 5

Snapdragon 8 Elite Gen 5

Saya dan banyak tech enthusiast cukup kaget dengan penamaan penerus dari Snapdragon 8 Elite. Banyak yang menyangka namanya akan menjadi Snapdragon 8 Elite Gen 2.

Namun, Qualcomm justru memilih nama Snapdragon 8 Elite Gen 5. Pergantian nama untuk SoC mereka sebenarnya bukan hal baru. Identitas “Elite” tetap dipertahankan karena memakai CPU Oryon, sementara “Gen 5” merujuk pada keluarga Snapdragon 8 series Gen 5.

Nah, pada Snapdragon 8 Elite Gen 5, Qualcomm merombak arsitektur CPU Oryon dan menaikkan clocks hingga kisaran 4,6 GHz dibanding seri sebelumnya. Di dalam cip ini juga terdapat GPU Adreno yang didesain ulang dengan kecepatan clock sekitar 1,2 GHz.

Qualcomm mengklaim GPU Adreno baru ini memberi peningkatan performa ±23% dan efisiensi sekitar 20%. Saya melihat kenaikan semacam ini wajar pada generasi awal, tetapi yang menarik adalah fokus ke kestabilan performa harian berkat efisiensi daya yang lebih baik. Fitur AI on-device, pemrosesan kamera komputasional, dan modem 5G kelas atas juga dipoles untuk pemakaian jangka panjang.

Antutu v11 Snapdragon 8 Elite Gen 5 Honor Magic 8
Antutu v11 Honor Magic 8

Ponsel yang memakai Snapdragon 8 Elite Gen 5 umumnya merupakan ponsel kelas atas, sebut saja Xiaomi 17 series, iQOO 15, realme GT 8 Pro, dan masih banyak lagi.

Skor AnTuTu v11 Snapdragon 8 Elite Gen 5 ada di kisaran 4 jutaan. Sedangkan skor AnTuTu v10-nya ada di angka 3,6 jutaan. Untuk Geekbench 6, kisaran skornya ada di angka 3.000 sampai 3.800 untuk single-core dan 10.000 sampai 12.000 untuk multi-core.

3. Dimensity 9500

Dimensity 9500

Dimensity 9500 merupakan cip yang dirilis pada 22 September 2025. Cip ini dibangun di atas proses fabrikasi 3nm generasi kedua dari TSMC, chipset ini dirancang untuk memberikan performa kelas atas, efisiensi daya yang superior, dan kemampuan kecerdasan buatan (AI) terdepan.

Berbagai ponsel flagship di akhir 2025 dan 2026 banyak yang memakai cip ini. Gelombang pertama ponsel yang memakai cip ini adalah OPPO Find X9 dan vivo X300. 

Inti dari Dimensity 9500 adalah CPU dengan arsitektur All-Big-Core yang terdiri dari inti utama ARM Cortex-X5, beberapa inti performa Cortex-A7xx, serta didukung oleh GPU terbaru ARM Immortalis.  Konfigurasi ini dirancang untuk memberikan kecepatan pemrosesan mentah yang ekstrem, baik untuk tugas tunggal maupun multitasking.

Salah satu peningkatan paling signifikan terletak pada APU (AI Processing Unit) generasi terbaru, yang secara spesifik dioptimalkan untuk menjalankan model AI generatif besar (LLM) secara langsung di perangkat, memungkinkan pengalaman AI yang lebih cepat dan aman.

Selain performa dan AI, Dimensity 9500 juga membawa peningkatan besar pada sektor gaming dan fotografi. GPU Immortalis-nya menjanjikan pengalaman mobile gaming yang lebih imersif dengan teknologi hardware-based ray tracing generasi kedua. 

Ada juga prosesor gambar MediaTek Imagiq dengan generasi yang lebih baru yang dapat hadirkan kemampuan fotografi dan videografi yang disempurnakan oleh AI.

Terlepas dari teknis spesifikasi itu, hal yang mengejutkan bagi saya, saat peluncuran Dimensity 9500 adalah skor benchmark. Skor AnTuTu Dimensity 9500 mencapai 4 jutaan. Angka yang tergolong tinggi sebenarnya dan saya tadinya menyangka ini adalah skor AnTuTu v11. 

Skor Geekbench 6 Dimensity 9500 juga terbilang tinggi. Skor single-core cip ini ada di angka 3781 dan skor multi-core ada di angka 12.189. Ini jelas membuat persaingan cip ponsel di kelas flagship semakin seru.

4. MediaTek Dimensity 9400 Plus

MediaTek Dimensity 9400+ adalah chipset flagship yang dirilis pada April 2025. Chipset ini membawa arsitektur “all big core” alias tanpa core hemat sama sekali. Chipset ini diproduksi dengan proses fabrikasi TSMC N3E 3nm yang lebih hemat daya dibanding pendahulunya.

CPU-nya memakai konfigurasi 8-inti yang terdiri dari 1 Arm Cortex-X925 super-core dengan clock hingga 3,73 GHz, ditambah 3 inti Cortex-X4 (3,3 GHz) dan 4 inti Cortex-A720 (2,4 GHz). Kombinasi ini jelas ditujukan untuk melibas tugas berat, baik single-thread maupun multi-thread.

Urusan grafis ditangani GPU Arm Immortalis-G925 12-core (MC12) dengan dukungan ray tracing hardware. GPU ini membawa fitur kelas PC, seperti Opacity Micromap (OMM) untuk menghasilkan detail realistis (misalnya efek rambut dan dedaunan) tanpa mengorbankan performa.

MediaTek juga menyematkan NPU 890 AI generasi ke-8 untuk menangani kecerdasan buatan, mendukung model AI besar (LLM) dan teknik Speculative Decoding+ untuk prediksi token yang lebih cepat.

Chip ini juga membawa Bluetooth 6 dengan jangkauan hingga 10 km untuk koneksi antar-perangkat (naik dari 1,5 km pada versi standar). Tak ketinggalan, ada peningkatan navigasi satelit (BeiDou) dengan Time to First Fix 33% lebih cepat, Wi-Fi 7 tri-band, serta dukungan tiga layar sekaligus untuk perangkat foldable.

Bagaimana dengan skor benchmark? Di AnTuTu v10, SoC ini menembus sekitar 2,6 juta poin. Kalau merujuk skor AnTuT, Dimensity 9400 terbilang unggul dibanding pesaing lainnya. Namun, Dimensity 9400 kalah di skor Geekbench. Untuk Geekbench 6, skor single-core berada di angka sekitar 2927 dan multi-core sekitar 9000.

5. Snapdragon 8 Elite (Gen 4)

Snapdragon 8 elite

Snapdragon 8 Elite, merupakan cip kencang dan penerus dari Snapdragon 8 Gen 3. Salah satu perubahan terbesar adalah penggunaan fabrikasi 3nm dari TSMC, yang diklaim mampu meningkatkan efisiensi daya dan performa secara signifikan.

Dengan arsitektur baru yang mengusung CPU Oryon, Snapdragon 8 Elite menjanjikan kecepatan dan responsivitas yang belum pernah ada sebelumnya. Karena arsitektur baru ini, Qualcomm tidak memberi nama cip ini sebagai Snapdragon 8 Gen 4.

Saya mencari informasi soal perubahan nama ini. Dan ternyata ini juga didasari karena arsitektur Oryon digunakan di laptop dengan nama Snapdragon X Elite. Karena itu, Qualcomm ingin seperti mem-branding ulang cip kelas atasnya untuk perangkat mobile. 

Snapdragon 8 Elite mengusung 6 core performa yang bekerja pada kecepatan hingga 3.53 GHz. Menariknya, Qualcomm tidak menyertakan core efisiensi pada chipset ini.

Selain itu, Snapdragon 8 Elite juga dilengkapi dengan GPU Adreno yang menjanjikan peningkatan performa grafis hingga 20% dibandingkan generasi sebelumnya. Kemampuan gaming pada chipset ini siap menjalankan berbagai gim berat dengan lancar di pengaturan grafis maksimal.

Bagaimana dengan performa Snapdragon 8 Elite di benchmark sintetis? Snapdragon 8 Elite mencetak skor fantastis di AnTuTu Benchmark, yaitu mencapai 3.025.991 poin. Pada pengujian Geekbench, Snapdragon 8 Elite juga mendapatkan skor 3.155 poin untuk pengujian single-core dan 9723 poin untuk multi-core.

6. Apple A19

Apple A19

Meskipun diposisikan sebagai model standar, iPhone 17 yang ditenagai chip Apple A19 ternyata menyimpan kejutan besar dari sisi performa. Data benchmark menunjukkan skornya mampu melampaui iPhone Air yang notabene menggunakan varian chip A19 Pro.

Lebih lanjut, kecepatan inti (core speed) pada A19 ini bahkan lebih kencang dibandingkan dengan Apple A18 Pro dari generasi sebelumnya.

Kekuatan ini bersumber dari arsitektur canggih yang diusungnya. Apple A19 dibangun menggunakan proses fabrikasi 3-nanometer (N3P) dari TSMC. Teknologi manufaktur modern ini memungkinkan Apple menanamkan lebih banyak transistor untuk menghasilkan lonjakan kinerja yang signifikan sekaligus menjaga efisiensi daya tetap optimal.

Secara spesifik, chip ini mengandalkan konfigurasi CPU 6-inti yang terdiri dari 2 inti performa tinggi untuk tugas berat dan 4 inti efisiensi untuk operasional harian. Di sektor grafis, A19 dibekali GPU 5-inti yang memastikan semua aplikasi dan game dengan visual intensif dapat berjalan dengan mulus.

Namun, salah satu pilar utama dari keunggulan A19 adalah Neural Engine 16-inti yang telah ditingkatkan secara masif. Komponen inilah yang menjadi motor penggerak di balik serangkaian fitur "Apple Intelligence".

Berkat Neural Engine ini, berbagai tugas kecerdasan buatan (AI) dan machine learning yang rumit dapat diproses langsung di dalam perangkat. Pendekatan ini tidak hanya menjamin respons yang lebih cepat tetapi juga menjaga privasi data pengguna secara maksimal.

Untuk skor benchmark, mengacu pada pengujian PCMag, skor benchmark AnTuTu v10-nya ada di angka 2,2 juta. Untuk hasil Geekbench, skor Geekbench Apple A19 adalah 3621 untuk single-core 9168 untuk multicore.

Fakta-fakta ini menegaskan bahwa iPhone 17 bukan sekadar model dasar, melainkan sebuah perangkat dengan performa yang sangat mumpuni dan siap bersaing di kelasnya.

7. Apple A18 Pro

apple A18 Pro

Apple A18 Pro merupakan cip yang jadi “otak” iPhone 16 Pro dan iPhone 16 Pro Max. Salah satu faktor kunci di balik performa A18 Pro adalah fabrikasi 3nm generasi kedua dari TSMC. Teknologi canggih ini memungkinkan transistor dikemas lebih rapat, menghasilkan peningkatan performa dan efisiensi energi yang luar biasa.

Saya selalu acungi jempol terhadap desain cip yang dilakukan Apple. Termasuk Apple A18 Pro. Dibandingkan dengan A17 Pro, A18 Pro diklaim mampu menyajikan performa CPU hingga 15% lebih cepat dan performa GPU hingga 20% lebih kencang. Selain itu, A18 Pro juga lebih hemat daya, sehingga berkontribusi pada daya tahan baterai iPhone 16 Pro series yang lebih lama.

A18 Pro memiliki konfigurasi 6-core CPU yang terdiri dari 2 core performa tinggi dan 4 core hemat energi. Namun, yang membedakannya adalah kecepatan clock yang lebih tinggi dibandingkan A18.

GPU 6-core pada A18 Pro juga ditingkatkan dengan arsitektur baru yang lebih efisien. Kemampuan pemrosesan grafis yang superior ini memungkinkan iPhone 16 Pro series menjalankan game dengan setting grafis maksimal dan menikmati konten AR/VR dengan visual yang memukau.

Keunggulan A18 Pro tidak hanya terbatas pada CPU dan GPU. Neural Engine 16-core pada chipset ini mampu memproses 35 triliun operasi per detik, meningkatkan kemampuan perangkat dalam menjalankan berbagai tugas AI.

Untuk skor benchmark AnTuTu v10, A18 Pro berhasil meraih skor fantastis mencapai 1,8 juta poin, sementara di Geekbench 6, chipset ini mendapatkan skor sekitar 3526 poin untuk single-core dan 9089 poin untuk multi-core.

8. Xiaomi Xring O1

Saat Xiaomi mengumumkan pengembangan chipset mereka di tahun 2025, saya terus terang agak sedikit skeptis. Sebagai informasi, Xiaomi pernah rilis cip mereka dengan nama Xiaomi Surge S1 pada 2017 untuk dipakai di ponsel Xiaomi Mi 5c, dan hasilnya saat itu kurang memuaskan. 

Namun, cip bernama XRING O1 ini ternyata dikembangkan dengan sangat baik. Dibangun di atas proses fabrikasi 3nm dari TSMC, arsitekturnya memakai konfigurasi sepuluh inti yang kuat dengan inti utama ARM Cortex-X925, sebuah lompatan besar dari upaya mereka sebelumnya.

Chipset ini melakukan debutnya secara eksklusif pada perangkat flagship Xiaomi 15S Pro, dan performanya sangat menjanjikan. Dengan menyematkan XRING O1 pada seri teratasnya, Xiaomi menunjukkan keseriusan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuannya.

Dalam pengujian performa, XRING O1 menunjukkan hasil yang mengesankan dan mampu menyaingi para raksasa. Menilik data di Nanoreview, Skor AnTuTu-nya bisa mencapai 2,5 juta poin. Sementara pada Geekbench 6, skor multi-core-nya adalah 9.701 dan skor single-core 3.086. 

Kehadiran XRING O1 cukup bisa berkompetisi dengan cip papan atas lainnya seperti MediaTek Dimensity 9400 atau Apple A18 Pro. Melihat performanya, jelas bahwa Xiaomi tidak hanya membuat prosesor alternatif, tetapi prosesor yang benar-benar kompetitif di arena flagship.

Secara pribadi, saya berharap Xiaomi tidak berhenti di XRING O1 saja, tapi ada penerusnya. Keberhasilan ini seharusnya menjadi fondasi untuk inovasi berkelanjutan di masa depan.

9. Apple A18

iPhone 16 Plus

Apple A18 menjadi otak dibalik performa iPhone 16 dan iPhone 16 Plus yang diluncurkan pada September 2024. Apple A18 hadir sebagai penerus A16 Bionic, membawa peningkatan performa dan efisiensi daya yang signifikan.

Meskipun tidak sekencang varian Pro-nya, A18 tetap menawarkan kemampuan yang mumpuni untuk menjalankan berbagai aplikasi dan game berat dengan lancar. Apple A18 juga memakai fabrikasi 3nm TSMC, serupa dengan A18 Pro.

Dibandingkan dengan A16 Bionic, A18 diklaim mampu menyajikan performa CPU hingga 30% lebih cepat. A18 juga mampu memberikan performa CPU yang sama dengan A16 Bionic, namun dengan konsumsi daya 30% lebih rendah. Hal ini tentu berdampak positif pada daya tahan baterai iPhone 16 series.

Secara arsitektur, baik Apple A18 dan Apple A18 Pro punya kemiripan. Jumlah CPU yang ada di dalamnya juga serupa. Bedanya, A18 Pro memiliki GPU 6-inti, sedangkan A18 memiliki GPU 5-inti. Ini yang membuat performa A18 sebenarnya gak jauh beda dibanding Apple A18 Pro. Hanya kalah di performa grafis saja. 

Satu lagi, A18 Pro mendukung fitur media canggih seperti layar ProMotion dengan refresh rate adaptif hingga 120Hz, Always-On display, dan perekaman video ProRes. Fitur-fitur ini tidak tersedia di cip A18.

Bagaimana dengan skor AnTuTu cip ini? Untuk AnTuTu v10, A18 berhasil meraih skor sekitar 1,6 juta poin. Sementara di Geekbench, Apple A18 ini mendapatkan skor sekitar 3.466 poin untuk single-core dan 8592 poin untuk multi-core. 

10. Dimensity 9400

Dimensity 9400

Dimensity 9400 hadir dengan fabrikasi 3nm generasi kedua dari TSMC, yang menjanjikan peningkatan efisiensi dan performa dibandingkan generasi sebelumnya.

Dari segi arsitektur CPU, Dimensity 9400 mengusung konfigurasi octa-core (delapan inti) dengan formasi 1+3+4. Formasi ini terdiri dari satu inti performa tinggi Cortex-X925 dengan kecepatan 3,62 GHz, tiga inti Cortex-X4 dengan kecepatan 3,3 GHz, dan empat inti efisiensi Cortex-A720 dengan kecepatan 2,4 GHz. 

Untuk performa grafis, Dimensity 9400 menggunakan GPU Mali-G925 Immortalis MP12 dengan frekuensi 1.6 GHz. GPU ini mendukung ray tracing hardware dan dapat menghasilkan grafis yang sangat realistis dan detail. 

Kemampuan AI pada Dimensity 9400 juga ditingkatkan secara signifikan. Chipset ini dilengkapi dengan unit pemrosesan AI (APU) dengan performa AI yang lebih cepat dan efisien.

Dalam benchmark sintetis, Dimensity 9400 mencatatkan skor di atas 2,5 juta pada AnTuTu v10. Pada pengujian Geekbench, Dimensity 9400 juga mencatatkan skor yang tinggi baik pada pengujian single-core yakni 2874 dan multi-core 8969.

Demikianlah pemaparan soal daftar chipset terbaik yang ada saat ini. Jika Anda memang mencari HP yang kencang dan berkelas, silakan pilih HP yang sudah menggunakan salah satu chipset dari daftar di atas.

Kategori:

cross