10 Prosesor (Chipset) HP Terbaik di Dunia Tahun 2023
Artikel ini memiliki versi bahasa inggris
Jika Anda perhatikan, saat ini di industri mobile, SoC atau lebih dikenal chipset jadi tulang punggung utama sebuah smartphone. Karena itu wajar ketika ada HP baru hadir, yang orang akan lihat adalah chipset apa yang digunakan di HP tersebut. Apakah Anda juga termasuk demikian?
Hal yang wajar sebenarnya memperhatikan chipset terlebih dulu sebelum memutuskan membeli sebuah HP. Chipset bisa dibilang adalah otak dari sebuah smartphone. Jika otaknya saja lambat tentu akan berpengaruh pada cara kerja HP tersebut.
Nah, jika Anda memang mencari HP dengan chipset terbaik, Anda bisa memilih HP yang dibekali salah satu dari 10 chipset ini.
Penentuan terbaik chipset ini didasarkan dari hasil beberapa benchmark seperti AnTuTu dan hasil pengalaman pakai HP yang pakai chipset tersebut. Tentu daftar ini bukan sesuatu yang mutlak. Namun, setidaknya bisa memberikan gambaran persaingan satu chipset dengan chipset lainnya.
Tanpa berlama-lama lagi, berikut urutan chipset terbaik berdasarkan angka benchmark dari ponsel yang memakai chipset tersebut.
1. Apple A16 Bionic

Apple A15 Bionic yang jadi andalan di iPhone 13 series tak terkalahkan. Chipset tersebut lahir di 2021. Di 2022, beberapa chipset kelas atas yang jadi dapur pacu HP Android pun, performanya belum mampu melampaui cip tersebut.
"Pembunuh" dari Apple A15 Bionic justru dari Apple sendiri, yakni Apple A16 Bionic. Cip ini diklaim mampu hadirkan kemampuan untuk proses data lebih cepat. Tentu saja peningkatan juga hadir di unit pengolah grafis (GPU). Tidak ketinggalan, Apple menyematkan teknologi AI yang lebih baru di Apple A16 Bionic untuk hasil foto yang lebih baik.
Dari spesifikasi teknis, Apple A16 Bionic masih mengandalkan enam core seperti seri cip sebelumnya. Enam core tersebut terbagi menjadi dua core performa yang bernama "Everest" yang disetel pada frekuensi 3.46 GHz dan enam core efisiensi "Sawtooth" yang punya kecepatan 2.02 GHz.
Apple A16 Bionic dibangun dengan proses fabrikasi TSMC 4 nm. Ini membuat Apple A16 Bionic merajai berbagai tes performa. Hal yang tidak terlalu aneh sebenarnya.
Sebagai perbandingan, Apple A15 Bionic dibangun dengan fabrikasi 5 nm. Apple juga mengklaim jika cip ini mengandung sekitar 16 juta transistor.
Untuk performa, jelas Apple A16 Bionic membuat HP iPhone semakin ngebut. Cip ini sendiri digunakan di IPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max. Kedua HP tersebut dirilis berbarengan dengan iPhone 14 dan iPhone 14 Plus.
Hanya saja, iPhone 14 dan iPhone 14 Plus memakai cip Apple A15 Bionic, sama seperti iPhone 13 series. Bedanya, jumlah core GPU Apple A15 Bionic di Phone 14 dan iPhone 14 Plus berjumlah lima core sementara di iPhone 13 series, GPU-nya memiliki empat core saja.
Berdasarkan data di situs Antutu.com, Apple A16 Bionic mendapat skor sebesar 944.324. Untuk skor Geekbench, hasil Geekbench iPhone 14 Pro menunjukkan skor 2.502 untuk single-core dan 6.298 untuk multi-core.
2. Snapdragon 8 Gen 2

Qualcomm memperkenalkan Snapdragon 8 Gen 2 pada 16 November 2022. SoC atau chipset ini adalah jagoan baru Qualcomm sekaligus menjadi penerus dari Snapdragon 8 Gen 1. Ada beberapa hal yang jadi perhatian dari chipset ini.
Misalnya, dukungan RAM LPDDR5x dan memori internal UFS 4.0, dukungan konektivitas WiFi 7, serta GPU Adreno 740 yang kini mendukung akselerasi ray tracing dan codec AV1 secara hardware. Mengenai proses manufaktur, 4 nm milik TSCM masih dipakai.
Namun, Qualcomm mengeklaim bahwa ada peningkatan performa dan efisiensi konsumsi daya karena Snapdragon 8 Gen 2 memakai mikroarsitektur yang baru. Penjelasan lebih detailnya, CPU lebih kencang 35% dan lebih irit 40%.
Sementara itu, GPU lebih kencang 25% dengan konsumsi daya 45% lebih hemat. Peningkatan ini adalah hasil yang diperoleh jika dibandingkan dengan Snapdragon 8 Gen 1. Lalu, apa saja komponen yang dikandung oleh Snapdragon 8 Gen 2?
Mari kita bahas mulai dari CPU Kryo yang kali ini agak unik. Biasanya Qualcomm memakai konfigurasi 1+3+4 untuk masing-masing klaster. Akan tetapi kali ini beda, konfigurasi yang dipakai adalah 1+4+3. Lantas, apa efeknya dari konfigurasi yang berbeda ini?
Menurut Dominic Preston dari Tech Advisor, dengan adanya inti prosesor performa tinggi yang lebih banyak, maka Snapdragon 8 Gen 2 akan lebih kuat dalam menangani gim atau aplikasi berat. Keunikan lain pun muncul di klaster kedua.
Empat inti di klaster kedua tersebut diisi oleh dua Cortex A715 dan dua Cortex A710. Keduanya sama-sama disetel pada frekuensi 2,8 GHz. Pertanyaannya, kenapa mesti pakai dua mikroarsitektur yang berbeda?
Pasalnya, Cortex A715 hanya mendukung gim dan aplikasi 64 bit. Makanya Qualcomm memasang Cortex A710 untuk jaga-jaga jika ada gim dan aplikasi 32 bit yang dijalankan dengan kecepatan tinggi.
Adapun klaster pertama CPU di chipset ini diisi satu inti berbasis Cortex X3 (3,2 GHz), sedangkan klaster ketiga alias klaster efisiensi diisi tiga inti berbasis Cortex A510 (2,0 GHz).
Mari beranjak ke komponen lain. Snapdragon 8 Gen 2 juga mengandung prosesor gambar Spectra yang kini mendukung kamera beresolusi 200 MP. Lalu ada prosesor AI Hexagon dengan peningkatan kemampuan 4,35x dan peningkatan efisiensi 60% dibanding generasi sebelumnya.
Snapdragon 8 Gen 2 pun mendukung layar hingga resolusi 4K 60 Hz, atau 2K dengan refresh rate 144 Hz. Terakhir, SoC ini dibekali modem internal 5G X70 RF dan kompatibel dengan Bluetooth 5.3.
Smartphone yang menawarkan Snapdragon 8 Gen 2 contohnya adalah ASUS ROG Phone 7, ROG Phone 7 Ultimate, Xiaomi 13 Series (13, 13 Pro, dan 13 Ultra), OnePlus 11, iQOO 11 series, dan vivo X90 Pro+.
Samsung dengan Galaxy S23 Series juga hadirkan Snapdragon 8 Gen 2 sebagai "otak" utamanya. Bedanya, Snapdragon 8 Gen 2 yang ada di Samsung Galaxy S23 punya peningkatan clock speed yang membuatnya lebih kencang. Karena itu, Snapdragon 8 Gen 2 untuk Samsung Galaxy S23 series biasa disebut "Snapdragon 8 Gen 2 for Galaxy".
Untuk skor AnTuTu, Snapdragon 8 Gen 2 punya skor yang beragam, bergantung pada tipe HP-nya. Namun, skornya berada di kisaran 1,2 juta sampai 1,3 jutaan. Untuk Geekbench, skor yang didapatkan berada di kisaran 1400-an untuk single-core dan 4900-an untuk multi-core.
3. Dimensity 9200

MediaTek memperkenalkan chipset atau SoC (System on Chip) premium pada 8 November 2022. Adalah MediaTek Dimensity 9200 yang diproduksi dengan fabrikasi 4 nm oleh TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company).
Ada banyak peningkatan yang ditawarkan MediaTek lewat Dimensity 9200. Di antaranya adalah peningkatan kemampuan komputasi dan olah grafis.
MediaTek mengeklaim, Dimensity 9200 memiliki skor single-core dan multi-core yang lebih baik ketimbang pendahulunya, Dimensity 9000. Angka peningkatannya secara berurutan adalah 10% (single-core) dan 12% (multi-core), dengan konsumsi daya yang lebih irit 25%.
Untuk kemampuan olah grafis, ada peningkatan sebesar 32% dibanding Dimensity 9000, tetapi dengan konsumsi daya yang sama. Sumber utama peningkatan kemampuan yang dimiliki Dimensity 9200 terletak pada komponen-komponennya yang serba baru.
Mari kita bahas mulai dari CPU. Konfigurasi tiap klaster yang dipakai identik dengan chipset flagship lainnya, yaitu 1+3+4. Namun, mikroarsitektur yang dipakai kini adalah Cortex X3 (3,05 GHz), Cortex A715 (2,85 GHz), dan Cortex A510 (1,8 GHz).
Lanjut ke unit pengolah grafis alias GPU, Dimensity 9200 adalah chipset pertama yang memakai GPU baru bernama Immortalis-G715. MediaTek tidak mengungkap berapa jumlah execution unit alias core GPU bikinan ARM ini. Yang pasti, GPU ini sudah mendukung teknologi ray tracing berbasis hardware layaknya GPU komputer.
Komponen seperti prosesor AI, prosesor gambar, dan prosesor untuk display tak luput dari pembaruan. MediaTek pun memasang prosesor AI MediaTek APU 690 yang kemampuannya 35% lebih oke dibanding MediaTek APU generasi 5.
Lalu untuk prosesor gambar alias ISP, ada MediaTek Imagiq 890 yang kini mendukung sensor RGBW (Red, Green, Blue, White). Sensor RGBW katanya bikin kemampuan kamera menangkap cahaya 30% lebih bagus. ISP ini mendukung kamera beresolusi hingga 320 MP, dengan rekaman video sampai 8K 30 fps.
Soal prosesor display, MediaTek memasang MiraVision 890 ke dalam Dimensity 9200. Prosesor ini mendukung layar beresolusi Full HD+ dengan refresh rate 240 Hz, atau 2K (WQHD) 144 Hz. Dukungan display port ke layar eksterbal via USB C tentu saja ada. Maksimal bisa menampilkan video 8K.
Beranjak ke dukungan memori, Dimensity 9200 merupakan SoC pertama yang kompatibel dengan RAM LPDDR5X dan penyimpanan UFS 4.0. Khusus penyimpanan UFS 4.0, MediaTek juga menyuntikkan teknologi MCQ (Multi-Circular Queue).
Terakhir mengenai konektivitas, terdapat modem internal 5G yang bisa menjangkau sinyal Sub6 maupun mmWave. Selain itu, Dimensity 9200 pun jadi SoC pertama yang mendukung WiFi 7. Dukungan konektivitas lain yang dimiliki si chipset adalah Bluetooth 5.3.
Adapun salah satu sumber menyebut bahwa skor AnTuTu 9 Dimensity 9200 menembus angka 1.265.328. Sementara itu, skor GeekBench 5 yang diraih adalah 1424 pada single-core dan 4471 pada multi-core.
Smartphone yang memakai Dimensity 9200 contohnya adalah vivo X90 , OPPO Find X6, dan vivo X90 Pro.
4. Apple A15 Bionic

Apple A15 Bionic adalah chipset yang jadi andalan iPhone 13 series. Chipset ini merupakan chipset yang diklaim Apple punya kemampuan lebih cepat, termasuk untuk pemrosesan data. Hal ini juga didasari karena chipset ini memiliki unit pemrosesan grafis (GPU) baru, mesin saraf berkinerja lebih tinggi dan teknologi AI untuk hasil foto yang lebih baik.