10 Kelebihan & Kekurangan Motorola Moto Pad 60 Neo
Pada awal November 2025, Motorola Indonesia merilis Moto Pad 60 Neo. Di segmen harga Rp2 jutaan yang sangat kompetitif, tablet ini mencoba tampil beda dengan menawarkan paket yang, di atas kertas, terlihat sangat mewah.
Bayangkan, sebuah tablet dengan layar beresolusi 2.5K, empat speaker Dolby Atmos, dan bodi aluminium kini bisa didapat tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Dengan harga rilis Rp2,8 jutaan, Moto Pad 60 Neo diposisikan sebagai 'value king'. Ia hadir dengan membawa "senjata" lengkap, terutama stylus aktif yang sudah termasuk langsung dalam paket penjualan.
Namun, Motorola tentunya harus melakukan beberapa penyesuaian dan kompromi di beberapa sektor. Untuk itu, mari lihat seperti apa berbagai kelebihan dan kekurangan Moto Pad 60 Neo berikut ini.
Spesifikasi Motorola Moto Pad 60 Neo

| Layar | IPS LCD 11.0 inci |
| Chipset | Mediatek Dimensity 6300 |
| RAM | 4 GB |
| Memori Internal | 128 GB |
| Baterai | Li-Po 7040 mAh |
| Cek Harga Saat Ini | Shopee Lazada |
Kelebihan Motorola Moto Pad 60 Neo
Dengan harga Rp2 jutaan, apa saja kelebihan yang ditawarkan tablet ini? Mari simak 6 poin kelebihannya berikut ini.
1. Hadir dengan Resolusi Layar 2,5K

Salah satu daya tarik utama dari Moto Pad 60 Neo terletak pada sektor tampilannya. Tablet ini mengusung panel IPS LCD dengan bentang 11 inci, menyediakan area pandang yang lapang untuk berbagai aktivitas, mulai dari bekerja hingga menikmati hiburan.
Keistimewaan utamanya adalah resolusi yang ditawarkan. Ketika banyak kompetitor di segmen harga 2 jutaan masih terbatas pada kualitas Full HD, Moto Pad 60 Neo melangkah lebih jauh dengan resolusi tinggi 2.5K (2560 x 1600 piksel).
Dengan tingkat kerapatan piksel yang tinggi (sekitar 274 ppi), visual yang dihasilkan menjadi sangat tajam. Hal ini membuat teks pada dokumen PDF atau e-book tampil jernih, dan pengalaman menonton konten streaming berkualitas 1440p terasa jauh lebih detail.
Layar ini juga didukung oleh refresh rate 90Hz. Kombinasi ini memastikan pengalaman navigasi antarmuka, scrolling media sosial, atau browsing terasa secara signifikan lebih mulus. Tingkat kecerahan puncaknya yang mencapai 500 nits juga sangat memadai untuk kenyamanan penggunaan di dalam ruangan ataupun di luar ruangan yang teduh.
Motorola juga melengkapi tablet ini dengan fitur yang ramah di mata. Layarnya sudah lolos uji TÜV Rheinland, yang artinya bebas kedipan (Flicker Free) dan rendah cahaya biru (Low Blue Light).
Yang paling penting, sertifikasi TUV-nya adalah "Hardware Solution". Artinya, layarnya memang sudah dibuat khusus untuk mengurangi cahaya biru langsung dari sumbernya. Ini bukan sekadar setelan software yang biasanya membuat layar jadi kuning dan merusak keakuratan warna.
Fitur ini jelas sangat membantu bagi pelajar atau pekerja yang sering menatap layar dalam waktu lama.
2. Kualitas Audio Imersif dengan Dolby Atmos dan 3.5mm Jack

Untuk mengimbangi layar 2.5K-nya, Motorola tidak main-main dalam urusan audio. Tablet ini dibekali Quad Speakers (empat speaker) yang dioptimalkan dengan teknologi Dolby Atmos.
Menurut Unbox Tech, setelan Dolby Atmos-nya berhasil menghadirkan suara yang imersif dan sinematik. Kanal Youtube tersebut memuji kualitas suara tablet ini yang jernih, seimbang, dan bertenaga. Karena itu, tablet ini sangat cocok untuk menikmati film atau serial secara non-stop.
Uniknya, di tengah bodi yang sangat tipis, Motorola tetap mempertahankan 3.5mm Audio Jack. Ini adalah sebuah keputusan desain yang sangat berpihak pada konsumen. Di saat banyak produsen menghilangkannya dengan alasan bodi terlalu tipis, Motorola mengerti bahwa pengguna di segmen ini masih membutuhkannya.Â
Fitur ini sangat fungsional bagi pelajar yang menggunakan headset kabel standar untuk kelas online, atau bagi gamer kasual yang ingin menghindari delay (jeda) audio dari koneksi Bluetooth.
3. Paket Lengkap dengan Stylus Bawaan

Kelebihan lain dari Moto Pad 60 Neo adalah hadirnya "Moto Pen" yang sudah termasuk langsung di dalam kotak penjualan. Ini merupakan langkah yang sangat cerdas dari Motorola.
Di saat tablet pesaing, seperti Redmi Pad 2, hanya mendukung penggunaan stylus tapi menjualnya terpisah, Moto Pad 60 Neo memberikan solusi lengkap yang siap pakai. Pengguna jadi tidak perlu repot mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli aksesori penting ini.
Stylus yang disertakan juga bukan sekadar aksesori biasa. Moto Pen ini adalah stylus aktif berkualitas yang mendukung 4096 tingkat sensitivitas tekanan. Fitur ini juga dilengkapi palm rejection yang berarti telapak tangan tidak mengganggu saat terkena layar.
Kanal YouTube Unbox Tech mengatakan Moto Pen ini terasa nyaman digenggam dan sangat mumpuni, baik untuk mencatat maupun menggambar. Hal ini karena stylus-nya sudah mendukung fitur palm rejection (memungkinkan telapak tangan bersandar di layar tanpa mengganggu), pressure sensitivity (sensitivitas tekanan), dan tilt sensitivity (sensitivitas kemiringan).
Kombinasi fitur ini membuat pengalaman menggambar atau menulis terasa sangat mulus dan tanpa kendala. Moto Pen ini juga terintegrasi dengan beberapa fitur perangkat lunak seperti menu pintas, Circle to Search, dan kaca pembesar.
Sayangnya, Moto Pen ini tidak bisa diisi ulang. Sistemnya memakai baterai AAAA yang harus diganti. Baterai AAAA ini sangat kecil dan harganya lebih mahal dibanding baterai AAA dan AA. .
4. Tampil Elegan dengan Bodi Aluminium

Kualitas bodi Moto Pad 60 Neo terasa jauh lebih mahal dari harganya. Tablet ini menggunakan material premium yang kokoh, dengan bingkai dan penutup belakang terbuat dari aluminium.
Tablet ini juga terbukti sangat tipis dan ringan. Ketebalannya tercatat hanya sekitar 7mm dengan bobot 480g. Ukuran ini membuatnya terasa lebih premium dan mudah dibawa bepergian (portabel) jika dibandingkan dengan pesaingnya seperti Redmi Pad 2, yang memiliki bodi lebih tebal (7.36mm) dan bobot lebih berat (510g).
Tampilannya dibuat semakin menarik dengan finishing warna Pantone Bronze Green yang elegan, serta desain modul kamera yang "eye-catchy" atau mencuri perhatian.
Akan tetapi, keunggulan desain yang paling fungsional dan terbilang langka di kelas harga ini adalah adanya sertifikasi IP52. Rating ini memberikan perlindungan terhadap percikan air, sehingga pengguna bisa lebih tenang saat terkena cipratan air.
5. Minim Bloatware

Moto Pad 60 Neo menjalankan sistem operasi Android 15 dengan antarmuka yang sangat mirip dengan Android murni, yang menjadi ciri khas Motorola. Pengalaman penggunaannya terasa "bersih" karena minim bloatware (aplikasi bawaan yang tidak perlu) dan fitur-fitur yang memberatkan.
Hasilnya, kinerja sistem terasa lebih ringan dan responsif. Seperti kata Unbox tech, tablet ini nyaman dan mulus untuk digunakan sehari-hari. OS ini juga dilengkapi fitur multitasking yang fungsional seperti split-screen dan floating window, serta menyertakan fitur AI modern seperti Google Gemini dan Circle to Search
6. Memakai Storage Tipe UFS 2.2 dan Dukungan Slot MicroSD

Tablet ini dibekali penyimpanan internal 128GB yang sudah menggunakan teknologi UFS 2.2. Kapasitas 128GB ini terbilang cukup lega untuk pemakaian awal. Selain itu, penggunaan standar UFS 2.2 menjamin kecepatan baca/tulis data yang lebih kencang dibandingkan memori tipe eMMC.
Keunggulan utamanya terletak pada fleksibilitas. Moto Pad 60 Neo juga menyediakan slot kartu microSDXC yang mendukung kapasitas sangat besar, yakni hingga 2TB.
Karena sudah punya layar 2.5K dan audio Dolby Atmos, tablet ini jelas sangat asyik untuk menikmati media. Slot microSD hingga 2TB membuatnya jadi lebih sempurna sebagai tablet untuk menyimpan berbagai data. Pengguna jadi bisa mengunduh banyak sekali film atau serial untuk ditonton saat bepergian.
Kekurangan Motorola Moto Pad 60 Neo
Dengan harga Rp 2,8 jutaan, Motorola Moto Pad 60 Neo mengalami pemangkasan fitur dan membuatnya punya beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.
1. Performa Kurang Optimal

Kekurangan utama Moto Pad 60 Neo terletak pada sektor performanya yang terasa "nanggung" saat dihadapkan pada skenario penggunaan berat. Pertama, dari sisi gaming, tablet ini mencatatkan skor Antutu v10 di kisaran 400 ribuan.
Skor ini mumpuni untuk tugas harian dan streaming, namun tidak dirancang untuk game kompetitif yang menuntut grafis tinggi. Untuk game seperti Mobile Legends cukup aman. Namun untuk game lain cukup berat.
Performa gaming tablet ini sangat bervariasi. Game ringan seperti Call of Duty Mobile dapat berjalan dengan sangat lancar dan konsisten pada pengaturan "Low - Max". Namun, untuk game yang lebih berat, performanya tidak stabil. Pada Genshin Impact dengan pengaturan "Lowest" (target 60 FPS), frame rate hanya mentok di 40-45 FPS.
Serupa dengan BGMI (PUBG Mobile), meski mendukung "Smooth - Extreme", tablet ini mengalami frame drop signifikan ke kisaran 30-45 FPS saat pertarungan intens sehingga mulai terasa lag.
2. RAM Hanya 4 GB

Kekurangan lainnya soal performa adalah kapasitas RAM. Varian yang masuk resmi ke Indonesia hanya dibekali RAM 4 GB, sementara model global atau India hadir dengan 8 GB. Di tahun 2025 dan 2026, menjalankan Android 15 di layar 2.5K dengan RAM 4 GB jelas akan terasa sangat pas-pasan.
Dengan hanya RAM 4 GB, multitasking canggih, seperti split-screen, floating windows, dan fitur ekosistem Smart Connect. Namun, fitur-fitur tersebut sangat rakus memori. Kapasitas RAM 4GB ini akan menjadi penghambat (bottleneck) utama, yang kemungkinan besar akan membuat pengguna sering mengalami aplikasi dimuat ulang (reload) saat berpindah-pindah tugas berat.
3. Waktu Pengisian Daya Lama

Moto Pad 60 Neo hanya dibekali baterai 7040 mAh, angka yang tergolong sangat kecil untuk standar tablet 11 inci modern.
Sebagai perbandingan, pesaing langsungnya seperti Redmi Pad 2 memiliki baterai yang jauh lebih besar, yakni 9000 mAh. Pasalnya, layar dengan resolusi 2,K 90 Hz membuat baterai jadi lebih boros. Tentu penggunaan empat speaker dan dan Dolby Atmos juga berpengaruh pada daya tahan baterai tablet ini.
Daya tahan baterai tablet ini sendiri dapat bertahan sekitar hingga 7 jam untuk penggunaan terus-menerus (screen on time). Namun, jika digunakan secara spesifik untuk hiburan seperti menonton video, daya tahannya bisa sedikit lebih lama, yakni mencapai 8 jam.
Bisa dibilang, sektor daya tahan baterai ini terbilang cukup tetapi kurang memuaskan. Alias daya tahan baterainya bukan yang bagus tapi juga bukan yang jelek juga.
Yang paling terasa di bagian kekurangan adalah kecepatan pengisian dayanya. Di dalam dus penjualan Moto Pad 60 Neo, hanya disematkan charger 20 watt sesuai dengan kemampuan dukungan tablet ini.
Dengan charger 20 watt, pengisian daya Moto Pad 60 Neo dari 0 ke 100 persen butuh waktu 2,5 sampai 3 jam. Tentu waktu yang cukup lama. Mengingat, baterai 7000 mAh di era sekarang bisa diisi dalam tempo 2 jam ke bawah.Â
4. Keterbatasan pada Aksesori Bawaan (Stylus dan Case)

Kekurangan juga ditemukan pada detail aksesori bawaannya. Pertama, soal Moto Pen (stylus). Stylus ini ditenagai oleh baterai AAAA, sebuah tipe baterai yang cukup sulit ditemukan dibandingkan baterai AAA yang jauh lebih umum.
Sebagian pengguna mungkin juga akan lebih menyukai sistem stylus yang bisa diisi dayanya secara magnetis saat menempel di tablet, ketimbang harus repot mengganti baterai fisik. Selain itu, stylus ini tidak memiliki magnet untuk menempel di bodi tablet, sehingga harus disimpan terpisah dan membuatnya rawan hilang.
Keterbatasan kedua ada pada folio case yang disertakan dalam paket penjualan. Case ini tidak sepenuhnya melindungi bodi, karena sisi kiri dan kanannya tetap terbuka. Untuk yang membeli tablet ini, disarankan untuk hati-hati.
Simpulan
Motorola Moto Pad 60 Neo adalah tablet Rp 2,8 jutaan yang sangat fokus pada pengalaman media dan produktivitas ringan. Ia tampil gemilang berkat layar 2.5K 90Hz, Quad Speaker Dolby Atmos, dan bonus stylus aktif (Moto Pen) di dalam paket penjualan.
Namun, keunggulan ini harus dibayar dengan kompromi besar pada performa: RAM 4GB (versi Indonesia) yang pas-pasan untuk multitasking berat dan gaming terbatas. Ditambah lagi dengan baterai 7040 mAh yang tergolong kecil dan pengisian daya 20 W yang sangat lambat. Tablet ini jelas masih cukup menarik, terutama untuk pembeli yang memprioritaskan kualitas layar dan audio premium di atas segalanya.
