carisinyal web banner retina

Google Tensor G3 Setara Apa? Ini 5 Chipset Pembandingnya

Ditulis oleh Ananda Ganesha M

Di antara semua aspek yang meningkat pada Google Pixel 8 dan Google Pixel 8 Pro, satu yang paling menyita perhatian saya adalah chipset Google Tensor G3. Ya, masih teringat di benak saya betapa Google Tensor G2 memiliki performa setara dengan SoC kelas menengah.

Tapi untuk Google Tensor G3, performanya kini sudah setara dengan sejumlah chipset di kelas high end. SoC Google Tensor sendiri memiliki keunggulan istimewa di bidang kemampuan AI dan machine learning, lantaran menjadi satu dari segelintir yang menyanggupi pemrosesan alat-alat AI secara lokal tanpa harus mengirimkan file ke server.

Kemampuan AI di Google Tensor G3 sanggup menawarkan fitur seperti Magic Eraser untuk menghapus objek tak diinginkan pada foto, serta Unblur untuk menghilangkan blur pada foto, meski foto tersebut berasal dari kamera lawas sekalipun.

Google Tensor G3 turut memiliki kemampuan memahami ucapan dan bahasa natural yang ditingkatkan, memudahkan pengguna untuk melakukan perintah via Google Assistant dengan lebih akurat.

Chipset Google Tensor G3 menggunakan konfigurasi prosesor sembilan inti. Ya, satu inti lebih banyak dari mayoritas SoC yang gunakan octa core. Kesembilan inti tersebut terdiri atas satu unit Cortex X3 (2.91 GHz) sebagai unit prime core, empat Cortex A715 (2.37 GHz) sebagai inti high performance, serta empat Cortex A510 (1.7 GHz) sebagai unit hemat daya.

Chipset ini berjalan pada fabrikasi 4 nm Samsung dengan set instruksi ARMv9-A. Dilihat dari Nano Review, Google Tensor G3 mendapatkan skor AnTuTu v10 sebesar 1.099.191 poin dan Geekbench 6 sebesar 1762 poin (single core), 4469 poin (multi-core).

Kalau dilihat-lihat, Google Tensor G3 ini punya kekuatan yang setara dengan Snapdragon 8 Gen 1 dan sedikit bersaing dengan Dimensity 9000+. Mau tahu ada chipset apa lagi yang dinilai setara dengan Google Tensor G3? Simak berikut ini.

1. Snapdragon 8 Gen 1

Snapdragon-8-Gen-1-1_

Snapdragon 8 Gen 1 merupakan SoC flagship yang resmi dirilis pada November 2021 di Hawaii. SoC ini menjadi penerus bagi Snapdragon 888 yang rilis setahun sebelumnya.

Ya, kendati Google Tensor G3 rilis di tahun 2023, sayangnya chipset ini belum punya performa yang sebanding dengan Snapdragon 8 Gen 2. Ini lantaran hasil benchmark-nya menyatakan bahwa Tensor G3 lebih setara dengan Snapdragon 8 Gen 1.

Snapdragon 8 Gen 1 diklaim oleh Qualcomm telah alami peningkatan kinerja CPU sebanyak 20 persen dan efisiensi daya sebanyak 30 persen dibandingkan Snapdragon 888.

Lalu, kemampuan GPU dalam melakukan rendering grafis juga dinilai meningkat sebanyak 30 persen dibandingkan GPU pada model generasi sebelumnya.

Snapdragon 8 Gen 1 ditopang dengan delapan inti prosesor yang terdiri dari satu super core Cortex X2 berkekuatan 3.0 GHz, tiga core performa Cortex A710 di frekuensi 2.5 GHz, serta empat unit efficiency core Cortex A510 di kecepatan 1.8 GHz.

Semua prosesor ini tentu tidak dapat bekerja sendiri tanpa bantuan kartu pengolah grafis, dalam hal ini mengandalkan GPU Adreno 730 pada frekuensi 818 MHz.

Kehadiran Snapdragon 8 Gen 1 di awal-awal peluncurannya sebenarnya cukup kontroversial, mengingat banyak perangkat flagship yang alami masalah throttling cukup parah. Ini salah satunya disebabkan fabrikasi 4 nm yang berasal dari Samsung.

Itu mengapa, Qualcomm pun akhirnya perbaiki isu ini dengan tidak lagi percayakan Samsung sebagai pabrikan dari Snapdragon 8+ Gen 1 yang 8 Gen 2 yang kini beralih ke TSMC.

Oke, sekarang saatnya kita menilik hasil skor benchmark yang membuat Snapdragon 8 Gen 1 ini setara dengan Google Tensor G3. Pada hasil uji AnTuTu v10, SoC ini meraih skor 1.154.450 poin, dilansir dari Nano Review, sekitar 5 persen lebih tinggi dari skor Google Tensor G3 di angka 1.099.191 poin.

Selain itu, hasil uji Geekbench 6 pada Snapdragon 8 Gen 1 mengeluarkan skor 1663 poin untuk single core yang lebih rendah 6 persen dan 4020 poin untuk multi-core, lebih rendah 11 persen ketimbang skor Google Tensor G3 di angka 1762 poin dan 4469 poin.

Snapdragon 8 Gen 1 dan Google Tensor G3 sama-sama memiliki fabrikasi 6 nm dari Samsung, punya clock speed yang tak beda jauh, kendati dari jumlah core lebih menang Google Tensor G3 karena lebih banyak (9 vs. 8).

Snapdragon 8 Gen 1 pertama kali digunakan pada Motorola Edge X30, diikuti dengan serangkaian flagship lain seperti Samsung Galaxy S22, Xiaomi 12, serta Samsung Galaxy Z Fold4.

2. Snapdragon 7+ Gen 2

snapdragon 7 plus gen 2

Kendati rilis untuk menunjang smartphone di kelas menengah, rupanya Snapdragon 7+ Gen 2 ini punya performa setara Google Tensor G3. SoC ini dibangun pada fabrikasi 4 nm dari TSMC dan didukung dengan arsitektur ARMv9-A.

SoC mengandung sebanyak 10,2 miliar transistor dan berjalan pada TDP (Thermal Design Power sebesar 6 W. Di dalamnya, terdapat sebanyak delapan inti prosesor berisikan satu prime core Cortex X2 (2.91 GHz), tiga inti high performance unit Cortex A710 (2.49 GHz), hingga empat inti hemat daya Cortex A510 (1.8 GHz).

Tidak lupa, disediakan juga sebuah kartu pengolah grafis berkekuatan tinggi yang dinamakan Adreno 725, berlari pada frekuensi 580 MHz dan memiliki dua unit eksekusi.

Snapdragon 7+ Gen 2 turut dibekali sejumlah keistimewaan, seperti Snapdragon Elite Gaming untuk tampilan gambar yang lebih detail dan realistis, dukungan meninggikan resolusi dari 1080p ke 4K melalui AI, Triple ISP 18-bit dengan dukungan resolusi kamera hingga 200 MP, serta mendukung resolusi layar hingga 3360 x 1600 piksel.

Menilik hasil skor benchmark-nya, Snapdragon 7+ Gen 2 meraih angka 1.113.175 poin yang hanya 1 persen lebih tinggi dibandingkan nilai 1.099.191 poin pada Google Tensor G3.

Kesetaraan performa kedua SoC turut tercermin pada Geekbench 6 yang menyebutkan, Snapdragon 7+ Gen 2 meraih skor 1710 poin pada single core yang lebih rendah 3 persen serta skor 4439 poin pada multi-core yang lebih rendah 1 persen dari nilai uji Google Tensor G3.

Nah, dengan kata lain, performa Snapdragon 7+ Gen 2 tidak akan berbeda jauh dengan Google Tensor G3. Snapdragon 7+ Gen 2 bisa Anda temukan pada sejumlah HP kelas menengah seperti Redmi Note 12 Turbo, POCO F5, serta realme GT Neo 5 SE.

3. Dimensity 9000+

MediaTek Dimensity 9000 Plus cover

Kalau dari kubu MediaTek, chipset yang dinilai punya performa setara dengan Google Tensor G3 adalah Dimensity 9000+. SoC ini merupakan hasil peningkatan dari Dimensity 9000 yang rilis pada November 2021.

Melihat dari spesifikasinya, Dimensity 9000+ dihadirkan dengan satu unit prime core Cortex X2 dengan clock speed mencapai 3.2 GHz. Angka ini meningkat dari Dimensity 9000 reguler dengan clock speed 3.0 GHz.

Selain Cortex X2, masih terdapat tujuh inti prosesor lain yang dihadirkan yaitu tiga unit high performance Cortex A710 di kecepatan 2.85 GHz serta empat inti hemat daya Cortex A510 yang berlari di frekuensi 1.8 GHz.

Tidak hanya memiliki prosesor unggul, GPU yang dihadirkannya pun sangat kuat untuk menunjang aktivitas grafis, yakni andalkan GPU Mali G710 dengan 10 inti. Ini merupakan GPU yang juga menjadi sumber kekuatan bagi Dimensity 9000 reguler, namun diklaim meningkat 10 persen lebih kuat pada Dimensity 9000+.

Lantas apakah benar performa Dimensity 9000+ ini setara dengan Google Tensor G3? Mari kita buktikan. Pertama-tama, Dimensity 9000+ punya clock speed yang 10 persen lebih cepat dari SoC Google tersebut. Lalu, GPU-nya pun punya frekuensi lebih tinggi sekitar 5 persen.

Di sisi lain, Google Tensor G3 menang karena punya core lebih banyak, serta merupakan chipset yang lebih modern lantaran dirilis satu tahun dan tiga bulan setelah Dimensity 9000+.

Pada benchmark sintetis, Dimensity 9000+ meraih skor 1.185.137 poin pada AnTuTu v10. Skor ini 8 persen lebih tinggi dari Google Tensor G3 yang meraih nilai 1.099.191 poin.

Dimensity 9000+ juga mendapatkan skor Geekbench 6 yang tidak beda jauh, yaitu 1648 poin untuk single core (lebih rendah 7 persen dari Google Tensor G3), serta 4520 poin untuk multi-core (lebih tinggi 1 persen dari Google Tensor G3).

Dimensity 9000+ merupakan SoC MediaTek pertama yang mendukung Bluetooth 5.3. Pada fitur lainnya, disematkan dukungan Wi-Fi 6E 2x2, RAM LPDDR5x, serta GNSS Beidou III-B1C.

SoC ini turut disematkan dengan ISP HDR 18-bit yang menyanggupi pemasangan kamera tunggal 320 MP, serta fitur 4K recording dari tiga kamera belakang di saat yang sama.

Saking powerful-nya Dimensity 9000+, SoC ini bahkan digunakan pada HP flagship gaming ternama yaitu ASUS ROG Phone 6 Batman Edition. Adapun sederet flagship lainnya yang turut pakai SoC ini adalah OPPO Find N2 Flip, Tecno Phantom V Fold, hingga OnePlus V Flip.

4. Apple A14 Bionic

Chip A14 Bionic

Apple A14 Bionic merupakan SoC yang digunakan iPhone 12 series, yakni iPhone 12 reguler, iPhone 12 mini, iPhone 12 Pro, dan iPhone 12 Pro Max. A14 Bionic juga turut digunakan pada iPad Air 2020.

Ya, faktanya Google Tensor G3 memang belum sepadan dengan SoC Apple yang dirilis pada tahun yang sama yaitu A17 Pro. Performa Google Tensor G3 malah baru bisa dibilang setara saat dibandingkan dengan chipset Apple keluaran tiga tahun sebelumnya yaitu 2020.

Apple A14 Bionic dikemas dengan konfigurasi hexa-core alias enam unit prosesor, terdiri atas dua inti Firestorm berkekuatan 3.1 GHz dan empat unit Icestorm di frekuensi 1.8 GHz. SoC ini dibangun pada fabrikasi 5 nanometer dar TSMC, disertai sebanyak 11,8 miliar transistor di dalamnya.

Chipset ini memiliki neural engine 16 inti yang mampu melakukan sebanyak 11 triliun pengoperasian per detik (TOPs). Melihat dari skor AnTuTu v10, Apple A14 Bionic ini meraih skor 1.079.051 poin. Tapi mengingat AnTuTu bukan alat benchmark yang cross-platform, alangkah baiknya menilik hasil dari Geekbench 6.

A14 Bionic meraih nilai single core sebanyak 2084 poin dan nilai multi-core sebanyak 4797 poin. Pada single core, angka tersebut 26 persen lebih tinggi dari nilai Google Tensor G3. Namun untuk multi-core, skor hanya terpaut 6 persen lebih tinggi.

5. Apple A15 Bionic

A15 Bionic

Apple A15 Bionic merupakan SoC yang disematkan pada iPhone 13 series, mencakup iPhone 13 reguler dan 13 mini dengan GPU empat inti serta iPhone 13 Pro dan Pro Max dengan GPU lima inti.

Chipset dengan GPU lima inti turut digunakan pada iPad mini generasi ke-6, iPhone 14, iPhone 14 Plus, dan Apple TV 4K generasi ketiga. Apple A15 Bionic ini menggunakan CPU 64-bit dengan dua unit performa tinggi Avalanche (3.24 GHz) dan empat unit hemat daya Blizzard (2.01 GHz).

Pihak perusahaan Apple mengatakan Apple A15 Bionic memiliki 50 persen dibandingkan para pesaingnya. Pada iPad mini 6, Apple turut mengklaim bahwa performanya lebih cepat 40 persen dibandingkan chipset A12 Bionic.

Karena ini adalah chipset Apple, tentu tersedia pula neural engine 16 inti yang sanggup melakukan sebanyak 15,8 triliun pengoperasian per detik (TOPs), dan memiliki peningkatan pemrosesan gambar serta sistem cache yang meningkat jadi 32 MB.

Apple A15 Bionic mendapatkan skor Geekbench 6 sebanyak 2342 poin (single core) dan 5789 poin (multi-core). Sedangkan untuk skor AnTuTu v10, mendapatkan nilai 1.280.615 poin.

Nah, itu dia beberapa SoC yang setara dengan Google Tensor G3. Tidak ada satupun di antara SoC di atas yang bisa mengalahkan kemampuan Google Tensor G3 dalam pemahaman ucapan, tapi performa SoC di atas bisa dianggap setara.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram