carisinyal web banner retina

10 Format Gambar Digital yang Paling Terkenal di Dunia

Ditulis oleh Ahmad Tsalis

Sebuah gambar bisa membantu manusia mengabadikan apa yang pernah mereka lihat di dunia. Tak sekadar jadi pengabadi, gambar pun bisa merekam berbagai fenomena sebagai cerita untuk lintas generasi. Kalimat itulah yang mungkin mengilhami manusia untuk menciptakan alat yang belakangan disebut kamera.

Alat dari susunan lensa yang bertugas menangkap bayangan hasil pantulan cahaya terhadap objek. Kini alat tersebut nyaris dimiliki oleh semua orang, bahkan melekat di masing-masing ponsel. Orang pun kini dengan gampangnya menjepret foto sesuka hati, asalkan kapasitas memori memadai.

Kondisi yang seperti itu tentu beda dengan zaman dulu. Misalnya era 80-an, ketika ada banyak tukang foto keliling yang menawarkan jasanya hingga masuk ke sudut-sudut kampung. Satu-satunya format gambar atau foto kala itu adalah kertas hasil cetakan dari film. Biasanya, kertas-kertas foto akan disimpan ke dalam semacam buku kosong untuk dijadikan album.

Format sekarang berbeda jauh sejak fotografi digital jadi kiblat. Orang-orang sekarang hanya butuh media penyimpanan dalam bentuk memori kecil yang bisa dibuka kapan saja. Lantas, tahukah kamu apa saja format gambar digital yang pernah ada di dunia? Kali ini Carisinyal akan merangkum 10 format gambar digital paling populer seperti berikut:

1. PCX

Format PCX

*sumber: https://www.lifewire.com/

PCX bisa dibilang sebagai salah satu format gambar digital tertua di dunia. Format dengan nama panjang Picture Exchange ini diluncurkan pertama kali pada 1985. Pengembangnya adalah perusahaan asal Amerika Serikat, Zsoft Corporation. Pemakaian format PCX pada gambar menjadi jamak ketika kala itu orang mengenal komputer berbasis DOS (Disk Operations System)—terutama perangkat IBM.

Awalnya format ini hanya bisa mendukung indeks palet (tabel ragam warna) 256 warna (8 bit). Namun, pengembangan lebih lanjut memungkinkan gambar punya kedalaman warna hingga tingkat true-color (24-bit, sekitar 16,7 juta warna).

Kualitas gambar yang dihasilkan dengan format ini sebenarnya bagus. Hanya, ukuran file-nya cukup besar. Selain itu, PCX hanya kompatibel di perangkat komputer dengan software Paintbrush. Dua masalah terakhir membuat format ini sekarang ditinggalkan.

2. GIF

Format Gif

*sumber: https://digitalcommunications.wp.st-andrews.ac.uk/

GIF adalah kependekan dari Graphics Interchange Format. Format ini juga merupakan salah satu yang tertua selain PCX karena diperkenalkan pada 1987. Aktor di balik format GIF adalah tim dari provider online Amerika Serikat, CompuServe, yang dipimpin oleh Steve White. Kemunculan GIF seolah menjawab problem yang dialami PCX.

Sebab, GIF langsung merebut hati publik karena mendukung di segala perangkat. Bahkan, WWW (World Wide Website) alias teknologi persitusan internet, pun menjadikan format ini sebagai pilihan utama guna menampilkan gambar. Menariknya lagi, GIF mampu menampilkan gambar bergerak atau animasi.

Kompresi data yang dimiliki GIF sangat baik, sehingga kualitas gambarnya terjaga kendati ukurannya minim. Namun, variasi warna yang didukung oleh format ini tidaklah sekaya format-format lain. Sementara itu, aplikasi perpesanan Telegram mengganti koleksi animasinya dari format GIF ke format MPEG4 pada 2016.

Telegram menilai MPEG4 membuat mereka menghemat 95 persen sumber daya penyimpanan ketimbang GIF, dengan kualitas gambar yang sama. Beberapa orang lebih senang memakai format ini untuk gambar greyscale karena GIF bisa menciptakan citra transparan.

3. TIFF

TIFF Format

*sumber: https://www.canto.com

Sudah cukup lama format TIFF ada di dunia, yakni sejak dilahirkan pada 1986. TIFF, yang merupakan singkatan dari Tag Image File Format, awalnya dikembangkan oleh Aldus Corporation. Pengembangan TIFF kemudian dilanjutkan oleh Adobe setelah Aldus diakuisisi.

Keunggulan utama yang dimiliki TIFF adalah kualitasnya sangat baik saat dicetak. Itulah mengapa mayoritas scanner mendukung format ini pada dekade 80-an dan 90-an. Gambar dengan format ini juga diklaim cukup fleksibel karena mampu disusupi data lain seperti keterangan ukuran dan data pengaturan.

Namun, karena fokus format ini adalah menjaga kualitas gambar, ukurannya menjadi besar. Padahal, metode pemampatan gambar Lempel–Ziv–Welch (LZW) sudah diterapkan di format TIFF. Karena ukurannya yang besar, format ini juga tidak direkomendasikan untuk website. Bahkan tidak ada browser yang secara default mampu menampilkan gambar dengan format TIFF.

4. PNG

Format PNG

*sumber: https://www.lifewire.com

PNG alias Portable Network Graphics, pada dasarnya memakai pendekatan kompresi yang sama dengan GIF. Yakni dengan memadatkan file gambar tanpa menghilangkan bagian dari citra yang dikandung. Metode ini disebut dengan lossless compression (Lempel–Ziv–Welch). PNG diklaim punya akurasi kompresi yang 5-25 persen lebih baik ketimbang GIF.

Secara kemampuan, PNG bisa menampilkan gambar dengan kedalaman warna 24 bit (RGB) atau 32 bit (RGB+Alpha), bisa juga dengan latar belakang transparan. Latar belakang transparan penting dalam membuat gambar logo. Karena itu format yang dikembangkan oleh Thomas Boutell pada 1995 ini cukup familiar digunakan untuk situs-situs internet.

Di sisi lain, format PNG juga memiliki beragam kekurangan. Misalnya, ukuran file yang lebih besar bisa memperlambat loading saat membuka situs. Biasanya ini terjadi ketika resolusi gambar yang ditampilkan besar. PNG tidak mendukung penyimpanan banyak gambar dalam satu file, sehingga tak bisa digunakan untuk animasi.

5. JPG

JPEG FormatSumber: digitalcommunications.wp

*sumber: https://digitalcommunications.wp.st-andrews.ac.uk

Hampir seluruh orang kini tak asing dengan format gambar JPG atau JPEG. Pasalnya, untuk saat ini, JPG adalah format gambar digital paling populer di dunia. Kira-kira ada milyaran gambar yang dihasilkan dengan format ini dalam satu hari, sebagaimana tertulis dalam BBC.

Kemunculan format ini bermula ketika seorang profesor dari Universitas New Mexico, Nasir Ahmed, menemukan algoritma DCT (Discrete Cosine Transform) pada 1972 untuk kompresi gambar. Penemuan ini lantas dilirik oleh dua kelompok standarisasi, yakni ISO/IEC JTC 1 and ITU-T Study Group 1. Alhasil, muncullah JPEG (Joint Photographic Experts Group) pada 1992.

Hal yang membuat orang suka dengan JPG adalah citra yang ditampilkan selalu dengan kedalaman warna tingkat true color 24 bit RGB (16 juta warna). Oleh sebab itu, JPG cocok untuk foto panorama dan wajah. Namun, metode kompresi yang digunakan dipakai di format ini adalah lossy. Artinya, kualitas gambar akan turun ketika ukurannya menyusut, berlaku pula sebaliknya.

6. BMP

BMP

BMP dikembangkan oleh Microsoft untuk mengakomodasi komputer DOS agar bisa menampilkan gambar digital (bitmap). Nama resmi format BMP adalah Standard Windows Bitmap. Menyimpan gambar dengan format ini cukup fleksibel. Bisa dengan format kedalaman warna 4, 8, 16, atau 24 bit.

Dalam keadaan awal, gambar dengan format BMP punya kualitas tinggi karena belum mengalami sentuhan kompresi apa pun. Gambar dengan format ini pun akan lebih mudah untuk diedit. Hanya, ukurannya tentu cukup besar, sehingga tidak cocok jika disimpan dalam waktu cukup lama. Selanjutnya, tidak ada perangkat lain yang secara default mendukung format BMP kecuali Windows.

7. HEIF

HEIF Format

*sumber: https://appleinsider.com

Jika yang sudah-sudah adalah format kelahiran abad ke-20, kali ini ada format gambar yang muncul pada abad ke-21. Adalah HEIF yang merupakan singkatan dari High Efficiency Image File Format. Kelompok standarisasi gambar MPEG (Motion Pictures Express Group) memperkenalkan HEIF secara komersial mulai 2015.

Tujuan utama diciptakan HEIF adalah membuat gambar berkualitas dengan ukuran file yang ringkas. Terutama untuk gawai Android, iPhone, dan kamera profesional terbaru. MPEG mengklaim ukuran gambar berformat HEIF 50 persen lebih kecil ketimbang JPEG dengan kualitas sama.

Hal menarik dari gambar dengan format ini adalah bisa disusupi berbagai data seperti metadata HDR dan peta lokasi. Selain itu, format ini juga bisa menampilkan gambar animasi. HEIF pun digadang-gadang bakal jadi standar baru gambar di dunia.

Hanya saja, belum banyak perangkat yang memberi dukungan secara langsung kepada format ini. Saat ini baru Windows 10, MacOs X High Sierra ke atas, Android Pie ke atas, dan iOS 11 ke atas.

8. WebP

WebP Format

*sumber: https://blog.idrsolutions.com

Format lain yang muncul pada era milenium ke-3 adalah WebP (Web Pictures). WebP adalah format open-source yang pengembangannya dilakukan oleh Google. Format yang diperkenalkan ke publik pada 2010 ini menggunakan metode kompresi lossless dan lossy.

Tujuan utama Google menghadirkan format ini adalah untuk menggantikan JPEG dan PNG yang sudah lazim digunakan di website. Juga untuk GIF yang jamak digunakan sebagai format gambar animasi

Konon, WebP 35 persen lebih efisien ketimbang PNG. Kalau dibandingkan dengan GIF, WebP 64 persen lebih hemat ruang penyimpanan. Klaim itu membuat Google yakin WebP bisa membuat loading saat mengakses suatu situs lebih cepat. Meski begitu, belum banyak browser dan aplikasi editor foto yang sudah mendukung format ini.

9. RAW

Raw Format

*sumber: https://www.lemonde.fr

Mari kita sedikit mengulas delapan format gambar digital yang sudah dibahas. Kedelapan format di atas sejatinya merupakan format gambar bitmap (bisa disebut juga gambar raster). Untuk diketahui, bitmap adalah susunan helai warna yang mengisi sebuah (titik) piksel. Susunan piksel yang membawa warna nanti akan membentuk sebuah gambar.

Bisa dibilang, gambar bitmap adalah gambar yang sudah jadi karena telah melewati proses pemrosesan. Entah diproses lewat software kamera atau software editing. Nah, gambar-gambar yang belum melewati sebuah proses disebut gambar mentah alias RAW.

Biasanya, kamera fotografi profesional menyediakan format ini. Beberapa smartphone yang punya kemampuan fotografi di atas rata-rata juga begitu. Karena merupakan format mentah, seluruh informasi yang ditangkap oleh sensor kamera masuk ke dalam gambar. Oleh sebab itu, ukuran dari foto berformat RAW sangat besar. Ada banyak ekstensi yang dipergunakan untuk gambar RAW, misalnya CIFF dan DNG.

10. PDF

PDF Format

*sumber: https://www.utah-beach.com

Mungkin banyak orang mengetahui bahwa PDF adalah ekstensi untuk penyimpanan dokumen penting. Hal itu memang benar karena format PDF seringkali digunakan dalam surat-surat resmi yang dikeluarkan oleh sejumlah instansi. Singkatannya saja Portable Document Format.

Namun, PDF sejatinya adalah format gambar yang dikembangkan oleh Adobe pada 1993. PDF bisa memuat teks, gambar bitmap (raster), elemen vektor, font, dan lain sebagainya. Sejak pengembangan PDF dilanjutkan oleh kelompok standarisasi ISO (International Organization for Standardization), orang-orang tak lagi ditarik biaya royalti untuk memakainya.

Menariknya, PDF justru didukung oleh banyak aplikasi pengedit dokumen meski dikategorikan sebagai gambar. Aplikasi pengedit dokumen itu seperti Office Word dan Google Docs. Kelebihan PDF adalah ukuran filenya yang ringkas dengan kualitas oke. Sayangnya, hingga saat ini file PDF tidak bisa terintegrasi langsung ke dalam web. Seseorang yang ingin mengaksesnya harus menggunakan tab terpisah di browser.

Ragam format gambar sepertinya akan terus berkembang jika melihat rekam jejak yang telah dituliskan. JPG saat ini memang masih jadi yang terpopuler karena dipakai di banyak perangkat. Namun, kemunculan format-format baru seperti HEIF dan WebP bisa jadi akan menggantikan posisi JPG karena punya keunggulan-keunggulan yang tak dimiliki format gambar terdahulu.

Kategori:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram