Awas Tertipu! Ini Dia 5 Perbedaan HP Second dan Rekondisi
Umumnya orang-orang lebih memilih untuk membeli ponsel baru daripada ponsel bekas atau rekondisi. Itu karena ponsel baru datang dalam kondisi yang baik, lengkap, dan bergaransi. Berbeda dengan ponsel bekas atau rekondisi yang kadang tidak dalam keadaan 'utuh' 100%.
Meskipun demikian, pasar ponsel bekas dan rekondisi masih memiliki peminat yang cukup besar, khususnya di Indonesia. Dengan harga yang lebih terjangkau dari ponsel baru, beberapa orang lebih memilih membeli ponsel bekas atau rekondisi agar dapat menghemat pengeluaran mereka.
Lalu apa yang membedakan antara ponsel bekas dan ponsel rekondisi (dalam kasus ini adalah rekondisi pabrikan atau resmi)? Bukankah keduanya sama-sama produk yang telah digunakan? Nah, berikut ini Carisinyal akan membahas beberapa perbedaan antara ponsel bekas dan rekondisi agar kamu bisa memilih produk yang sesuai dengan keinginan.
1. Pengertian
Dari namanya kita tahu kalau ponsel bekas berarti ponsel yang telah dipakai oleh orang lain, baik itu tangan pertama, kedua, dan seterusnya. Semua ponsel yang telah mengalami pergantian sparepart bukan oleh pabrikan resmi ponsel tersebut, maka ponsel tersebut biasanya hanya dapat dijual sebagai ponsel bekas.
Berbeda dengan ponsel rekondisi atau reconditioned/refurbished dalam istilah bahasa Inggris. Ponsel rekondisi bisa diartikan sebagai ponsel yang telah dimiliki dan digunakan oleh seseorang yang telah dikirim kembali karena suatu kesalahan dan telah diperbaiki oleh pabrikan, atau perusahaan yang diotorisasi oleh pabrikan untuk dijual kembali.
Ponsel rekondisi bisa dibedakan menjadi dua, yaitu rekondisi pabrikan dan rekondisi standar atau vendor. HP rekondisi pabrikan berarti perangkat tersebut diperbarui oleh pabrikan resmi, sementara HP rekondisi vendor berarti direkondisi oleh selain pabrikan. Di sini yang dibahas adalah antara HP bekas dan HP rekondisi pabrikan.
Ingat, istilah "rekondisi pabrik/factory-reconditioned," "rekondisi/reconditioned," dan "refurbished" merujuk pada kondisi yang tidak jauh berbeda dan bisa saling tukar makna, namun kadang-kadang akan bervariasi tergantung pada produsen dan lini produk.
2. Kualitas
Kualitas sebuah ponsel bekas bisa bervariasi tergantung pemakaian pengguna sebelumnya. Ada kalanya ponsel bekas masih dalam kondisi yang bagus karena hanya dipakai sesekali oleh penggunanya. Namun tak sedikit ponsel bekas yang dijual dalam keadaan yang cukup mengenaskan.
Kita tidak bisa menjamin apakah ponsel bekas yang dijual benar-benar dalam kondisi yang bagus atau tidak. Bisa saja seseorang menjual ponsel bekas dalam kondisi yang tidak baik meskipun ponsel tersebut hanya sesekali ia gunakan. Kita tidak bisa mengetahui hal tersebut hingga kita memeriksa secara langsung dan teliti.
Lain hal dengan ponsel rekondisi. Ketika calon ponsel rekondisi dikirim ke pabrikan atau dealer resmi, ponsel tersebut kemudian diperiksa apakah masih berfungsi atau tidak. Ponsel yang diverifikasi sebagai berfungsi akan dijual kembali dengan harga yang lebih murah.
Sementara jika ponsel tersebut perlu diperbaiki, maka perusahaan yang melakukan perbaikan mungkin perlu menggunakan komponen yang disetujui oleh pabrikan. Sebagai gantinya, ponsel tersebut biasanya akan diberikan garansi. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua bagian ponsel tunduk pada batasan ini (ketentuan setiap pabrikan mungkin berbeda-beda).
3. Tingkatan Kualitas
Sekali lagi, sebuah ponsel bekas tidak memiliki tingkatan kualitas yang pasti. Untuk menarik perhatian pembeli, biasanya para penjual ponsel bekas akan menuliskan kualitas perangkat dalam persen pada kolom deskripsi (jika ditawarkan secara online melalui marketplace tertentu).
Namun tentu saja nilai tersebut juga tidak bisa menjamin kualitas perangkat sebenarnya. Umumnya nilai yang diberikan hanyalah perkiraan semata yang bisa berarti sesuai, lebih baik, atau bahkan lebih buruk. Semua itu bisa tergantung pada kejujuran si penjual.
Dalam kasus ponsel rekondisi, perangkat yang ditawarkan sering memiliki tingkatan kualitas yang baku. Umumnya ponsel rekondisi dijual dalam tiga tingkatan kualitas, yaitu grade A (menawarkan kualitas terbaik), grade B (menawarkan kualitas baik), dan grade C (menawarkan kualitas terendah dari perangkat yang diperbaharui).
Kita ambil contoh perangkat iPhone. iPhone rekondisi grade A berarti berada dalam kondisi yang sangat baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda penggunaan sebelumnya (minim lecet, goresan dan tanda bekas pemakaian atau bahkan bebas dari semua itu).
Jika iPhone rekondisi grade A masih cukup mahal, kamu bisa memilih iPhone rekondisi grade B dengan kualitas terbaik kedua yang bisa diharapkan. Ponsel rekondisi grade B dikirim ke pabrikan atau dealer untuk diuji secara menyeluruh dan dipastikan berfungsi. Namun ponsel tersebut mungkin memiliki sedikit goresan ringan pada bagian tubuh tertentu.
Yang terakhir adalah iPhone rekondisi grade C dengan kualitas paling rendah di antara grade yang lain, namun tentunya dijual lebih murah. Ponsel ini telah melalui pengujian dan dikonfirmasi berfungsi. Hanya saja ponsel rekondisi grade C cenderung menunjukkan tanda-tanda penggunaan yang berat atau bahkan berlebihan oleh pemilik sebelumnya.
Penggunaan sistem grade atau kelas untuk ponsel rekondisi adalah yang paling umum di pasaran. Akan tetapi, tidak semua penjual menerapkan sistem tersebut. Ada kalanya mereka hanya menandai ponsel rekondisi dengan sebutan 'excellent' atau 'seperti baru' (setara dengan grade A) dan 'good' atau 'berfungsi normal' yang setara dengan grade B.
4. Harga
Sebuah ponsel dengan model X misalnya bisa memiliki harga jual yang beda antara yang bekas dan rekondisi. Penjual ponsel bekas biasanya menawarkan harga yang sesuai dengan kondisi barang atau mengikuti harga pasaran.
Ponsel rekondisi dibanderol berdasarkan tingkatan kualitasnya. Tentunya sebelum menetapkan harga, pabrikan telah melakukan hitung-hitungan ketika hendak memasarkan ponsel rekondisi mereka.
Adanya tingkatan kualitas pada ponsel rekondisi dapat membantu calon pembeli menyesuaikan budget yang mereka miliki. Selain itu, membeli ponsel rekondisi lebih menguntungkan karena perangkat telah diperiksa dan diuji secara menyeluruh untuk memastikan mereka berfungsi dengan baik.
Tentu saja membeli ponsel bekas juga bisa lebih menguntungkan daripada membeli ponsel rekondisi. Jika si penjual menawarkan barangnya di bawah harga pasar dan kita tahu kalau barangnya dalam kondisi yang sangat bagus, itu adalah sebuah keuntungan. Namun hal seperti ini lebih sering untung-untungan.
5. Kelengkapan dan Garansi
Kelengkapan sebuah ponsel bekas bisa berbeda satu sama lain dan hal ini berpengaruh pada harga jualnya. Ada kalanya ponsel bekas dijual dengan kondisi aksesoris lengkap dan original. Namun tak sedikit yang hanya terdiri dari unit ponsel, pengisi daya dan kabel data atau bahkan hanya unit ponsel saja.
Begitu juga dengan garansi. Ada kalanya ponsel bekas memiliki garansi yang masih panjang dan ada pula yang habis masa garansinya. Hal ini dapat menandakan seberapa lama perangkat tersebut telah digunakan.
Hal yang sama bisa terjadi pada ponsel rekondisi. Namun ponsel rekondisi biasanya dijual termasuk kabel atau pengisi daya. Juga tidak dapat dijamin apakah kamu akan menerima aksesoris yang lain yang pada awalnya dibundel dengan ponsel, seperti headphone dan casing.
Ponsel rekondisi juga mungkin tidak dijual dengan kemasan aslinya. Jika kamu membeli ponsel rekondisi, barang kemungkinan dikemas dalam kotak polos atau kemasan bermerek operator jaringan.
Garansi pada ponsel rekondisi dapat tergantung di mana kamu membeli barang tersebut. Jika kamu membelinya dari jaringan atau penjual besar, kamu biasanya akan mendapatkan garansi hingga 12 bulan. Jadi, kamu harus pilih-pilih tempat jika ingin membeli ponsel rekondisi agar bisa mendapat garansi yang bernilai.
Nah, itulah beberapa perbedaan antara HP second atau bekas dengan HP rekondisi atau refurbished. Kualitas dan harga di antara keduanya bisa bervariasi. Ponsel bekas bisa saja lebih murah dan lebih baik dari ponsel rekondisi dan sebaliknya. Namun jaminan yang ditawarkan oleh ponsel rekondisi bisa dibilang lebih jelas daripada ponsel bekas.