Simak 6 Kelebihan dan Kekurangan Apple MacStudio M2 Ini
Apple memiliki dua seri produk yang bisa menyaingi laptop dan PC di luar sana. Untuk melawan laptop, dihadirkannya MacBook Air dan MacBook Pro. Sedangkan untuk desktop, Apple memiliki seri all-in-one iMac, MacMini, MacStudio, dan Mac Pro.
Yang akan dibahas pada artikel ini adalah MacStudio. Perangkat ini memiliki fitur dan performa di antara MacMini dan Mac Pro. Kegunaannya sendiri dimaksudkan untuk industri ketimbang personal, karena memiliki performa CPU dan grafis yang overkill untuk penggunaan sehari-hari.
Seri pertama MacStudio pertama kali diluncurkan pada tahun 2022, langsung menggunakan Apple silicon bernama Apple M1. Berselang satu tahun kemudian, Apple meluncurkan MacStudio M2 yang menggunakan prosesor ARM berupa M2 Max atau M2 Ultra.
Salah satu ciri khas dari MacStudio M2 adalah memiliki desain bodi yang jauh lebih compact ketimbang Mac Pro, namun sedikit lebih bongsor dibanding MacMini M2. Anda bisa simak tabel di bawah ini untuk mengintip poin kelebihan dan kekurangan MacStudio M2.
Apple MacStudio M2 sendiri memiliki peningkatan performa dari generasi sebelumnya, namun dengan tampilan desain yang tampaknya tidak berbeda. Dalam artikel ini, Carisinyal akan membahas beberapa hal yang jadi keunggulan MacStudio M2 sekaligus juga dengan kekurangannya. Yuk, disimak!
Spesifikasi MacStudio M2
Kelebihan MacStudio M2
Performa buas pada MacStudio M2 menjadikannya salah satu yang terbaik di dunia, bahkan bisa mengalahkan 99 persen dari PC tower reguler di luar sana. Tapi, kelebihan produk ini tidak berhenti sampai di situ. Simak berikut ini untuk mengetahui kelebihan MacStudio M2 lebih lengkap.
1. Performa Super Kencang, Bisa Diandalkan untuk Skala Industri
Karena ini adalah produk buatan Apple, jelas performanya tidak perlu diragukan. Tapi, seberapa powerful kah MacStudio M2? Sebagai gambaran, varian M1 yang jadi pendahulunya saja punya performa lebih tinggi dari mayoritas PC personal di luar sana. Kini, performa tersebut ditingkatkan lagi pada MacStudio M2.
Seperti varian sebelumnya, Anda juga bisa memilih antara varian M2 Max dan M2 Ultra. Sementara M2 Max diklaim punya performa 25 persen lebih tinggi dari M1 Max, M2 Ultra juga memiliki kemampuan CPU yang 20 persen lebih cepat dari M1 Ultra. Selain itu, kemampuan GPU di M2 Ultra juga dinilai 30 persen lebih kencang dari generasi sebelumnya.
Apple MacStudio 2023 dengan varian M2 Max menghadirkan CPU 12 inti serta GPU dengan jumlah inti up to 38 buah. Varian ini mendukung kapasitas storage SSD hingga 8 GB serta RAM Unified Memory hingga 96 GB.
Sementara itu, MacStudio 2023 yang pakai M2 Ultra dikemas dengan jumlah CPU sebanyak 24 inti serta jumlah inti GPU sebanyak up to 76 unit. Adapun pada storage-nya juga mendukung hingga 8 TB, tidak berbeda dengan M2 Max. Namun, pada kapasitas maksimal RAM, kini M2 Ultra mendukung hingga 192 GB.
Varian M2 Max turut dibekali neural engine yang mencakup 16 inti, sementara M2 Ultra didukung dengan jumlah inti lebih banyak yaitu 32 inti. M2 Ultra memiliki fitur kodek H.264, ProRes, dan ProRes yang diakselerasi secara hardware.
Apple menyebutkan kalau M2 Ultra dibangun pada fabrikasi 5 nm serta meliputi sebanyak 134 miliar transistor, 20 miliar lebih banyak dari M1 Ultra. Kecepatan bandwidth M2 Ultra adalah sebesar 800 GB per detik, yakni dua kali lipat lebih tinggi dari M2 Max.
Kemampuan neural engine pada M2 Ultra juga sungguh tidak tertandingi, sanggup melakukan sebanyak 31,6 TOPs sehingga membuatnya 40 persen lebih cepat dari M1 Ultra.
Berdasakran pengujian Geekbench 5, terlihat kalau MacStudio M2 Ultra meraih skor 25.753 poin untuk multi-coredan 1.380 poin untuk single-core. Performa ini bahkan mengalahkan Alienware Aurora R15 yang punya spesifikasi gahar, yaitu prosesor Intel Core 19-13900KF, VGA diskrit NVIDIA GeForce RTX 4090, serta RAM 32 GB.
Disebutkan juga pada laman Tom's Guide, bahwa mereka sungguh kesulitan dalam membuat perangkat menuju batas kemampuannya. Sulit untuk membuat perangkat ini lambat, bahkan ketika mengedit file secara bergantian pada aplikasi Adobe After Effects, Final Cut Pro, dan Logic Pro.
Lebih lanjut lagi, pengalamannya dalam bermain gim juga sangat top-notch. Kendati MacOS jarang mendukung gim secara natif (tidak seperti Windows), tapi MacStudio M2 (Ultra) sanggup mencapai frame rate 135 FPS pada pengaturan tertinggi di resolusi 1080p, dilansir dari The Verge.
Bahkan ketika gim dimainkan pada resolusi 4K, MacStudio M2 Ultra sanggup mencapai frame rate di atas 60 FPS. Kalau menyoal gim-gim yang didukung secara native di MacOS, performa perangkat ini benar-benar bersinar.
Hal serupa juga ditunjukan pada permainan Resident Evil Village, gim Triple A yang juga didukung secara native pada MacOS. Menurut pengujian Developer Diaries, MacStudio M2 (Max) berhasil menampilkan gameplay yang smooth dan flawless pada 1080p. Sungguh tidak ada lag atau stutter sama sekali sepanjang permainan.
MacStudio M2 merupakan perangkat powerhouse yang sulit ditandingi desktop personal mana pun. Bagi industri yang mencari perangkat utama untuk skala besar, seperti pengembangan software, pembuatan video game, produksi konten multimedia (film dan lagu), dan desain grafis, MacStudio M2 memiliki performa kelas dunia yang memadai.
2. Desain Bodi yang Compact
Anda tentu mengetahui seberapa besar PC tower Windows yang biasa digunakan secara umum. Biasanya mereka memiliki ukuran yang cukup besar sehingga cukup makan tempat.
Nah, MacStudio M2 sungguh menawarkan hal berbeda, karena memiliki bentuk kubus berukuran mungil yang bisa ditaruh di mana saja. Bahkan kalau mau dibawa bepergian juga masih oke.
Uniknya lagi, dengan tingkatan performa yang signifikan ketimbang varian M1, rupanya varian M2 memiliki ukuran yang sama persis dengan sang pendahulunya tersebut.
MacStudio M2 Max dan Ultra diketahui memiliki dimensi panjang kali lebar sebesar 19,7 cm persegi, dengan ketinggian mencapai 9,5 cm. Untuk varian M2 Max, bobotnya adalah sebesar 2,7 kg sedangkan varian M2 Ultra memiliki berat 3,6 kg.
3. Port Super Lengkap, Ada di Depan dan Belakang
Jika Anda membaca ulasan kelebihan dan kekurangan MacMini Pro, tentu mengetahui kendala perangkat tersebut yang tidak menghadirkan port sama sekali di bagian depan. Untung saja, MacStudio M2 kini dikemas dengan port yang melimpah. Tidak hanya di belakang saja, melainkan juga di depan bodi untuk memudahkan pengguna menghubungkan aksesoris.
Di sisi belakangnya kita disuguhkan empat buah port USB Type-C yang mendukung antarmuka Thunderbolt 4, dua buah port USB Type-A, port HDMI full size, port RJ45 10 Gb Ethernet, dan headphone jack.
Kemudian di bagian depan, varian MacStudio M2 Max menawarkan dua port USB Type-C biasa sedangkan varian M2 Ultra suguhkan dua tambahan port Thunderbolt 4. Jadi kalau ditotal-total, ada enam buah port Thunderbolt di MacStudio M2 Ultra. Ini tentu jumlah yang sangat fantastis. Selain itu, tersedia juga slot card reader SDXC pada standar hingga UHS-II.
Dengan jumlah port yang banyak, pengguna tidak perlu lagi susah payah berganti-gantian aksesoris. Semua bisa masuk secara bersamaan, baik itu SSD eksternal, monitor, flashdisk, dan sebagainya.
Meski demikian ada satu hal yang cukup disayangkan perihal port di perangkat ini. Yakni, lokasi 3.5 mm jack audio yang di belakang alih-alih di depan. Padahal, salah satu skenario penggunaan jack audio port paling umum adalah menghubungkan earphone atau headset berkabel, yang sering dicabut-pasang untuk dipakai pada perangkat lain.
4. Dukungan Multi-Monitor yang Melimpah
Untuk penggunaan normal sehari-hari, kebanyakan dari kita mungkin sudah cukup dengan menggunakan satu atau dua monitor untuk keperluan produktivitas atau pembuatan konten.
Namun, sejumlah industri yang berskala besar seperti pembuatan film layar lebar, animasi 3D, serta pembuatan software, akan membutuhkan dukungan monitor yang melebihi kebutuhan personal.
Dan sejak pertama saya mengetahui MacStudio M2 mendukung hingga 8 monitor secara bersamaan, di sini sungguh terasa kalau perangkat tersebut memang ditujukan untuk kebutuhan profesional.
Ini tentunya berkat dukungan port Thunderbolt yang melimpah dan port HDMI, sehingga mampu memasok input data ke monitor dengan super cepat meski pada jumlah banyak. Kendati begitu, varian M2 Max dan M2 Ultra punya dukungan yang berbeda.
Pada M2 Max, perangkat mendukung sebanyak 5 monitor di saat bersamaan dengan skenario sebagai berikut: 4 monitor beresolusi 6K melalui Thunderbolt dan 1 monitor 4K melalui HDMI. Kelima monitor didukung hingga refresh rate 60 Hz.
Lalu pada skenario kedua, M2 Max juga sanggup menunjang 2 monitor dengan resolusi 6K (60 Hz) melalui Thunderbolt, serta 1 monitor 8K di 60 FPS atau 1 monitor 4K di laju 240 Hz. Sehingga totalnya menjadi 3 monitor.
Kini berlaih ke varian M2 Ultra, di mana pengguna bisa menghubungkan hingga 8 monitor di waktu yang sama. Konfigurasi monitornya bisa diatur sesuai kebutuhan, yakni 8 monitor 4K di 60 Hz, 6 monitor 6K di 60 Hz, atau 3 monitor 8K di 60 Hz.
5. Penggunaan yang Sunyi
Lumrah mengasumsikan MacStudio M2 akan mengeluarkan bunyi kipas untuk menjaga performa tetap stabil dalam penggunaan panjang. Sebab, umumnya performa yang dijaga tetap kencang dalam waktu lama akan membuat perangkat panas dan memicu kipas untuk bekerja lebih keras lagi demi mendinginkan suhu.
Namun, menurut laman The Verge, MacStudio M2 Ultra tidak mengeluarkan bunyi sama sekali kendati saat menempelkan telinga ke casing perangkat.
Sentimen yang sama juga bisa dirasakan pada MacStudio M1 Ultra yang lebih dulu dirilis. Rupanya, kecenderungan perangkat untuk tetap dingin dan sunyi pada pemakaian berat pertama kali dirasakan pada MacStudio Apple Silicon generasi pertama.
Ini tak lain berkat sistem pendinginan efektif yang Apple terapkan pada MacStudio. Untuk varian M2 Max, sistem pendingin mengandalkan penyebar panas berbahan aluminium dengan kipas ganda. Sedangkan, varian M2 Ultra menggunakan bahan copper (tembaga) sebagai penyebar panas.
Tembaga merupakan material yang lebih baik dalam hal konduktivitas termal, namun tidak seringan aluminium. Kalau boleh saya asumsikan, tampaknya ini salah satu alasan MacStudio M2 Ultra lebih berat dari varian M2 Max.
6. Peningkatan Konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth
Jumlah dan karakteristik port pada MacStudio M2 (baik Max maupun Ultra) sama sekali tidak meningkat dari generasi sebelumnya. Yang berbeda adalah versi dari konektivitas nirkabel yaitu Wi-Fi dan Bluetooth.
Sebelumnya, MacStudio M1 hanya mendukung Wi-Fi 6 serta Bluetooth 5.0. Sekarang, versi kedua fitur tersebut ditingkatkan menjadi Wi-Fi 6E dan Bluetooth 5.3.
Salah satu keunikan Wi-Fi 6E adalah ia tidak hanya dapat terhubung pada spektrum frekuensi 2.4 GHz dan 5 GHz, melainkan juga 6 GHz. Dengan begini, akan lebih banyak saluran yang dapat mengurangi potensi interferensi dari perangkat lain. Bluetooth 5.3 juga akan menyajikan peningkatan dari segi kecepatan transfer data dan juga penghematan daya.
Kekurangan MacStudio M2
Terlepas dari segala kelebihannya, MacStudio M2 masih tidak luput dari sejumlah kekurangan. Sejumlah kekurangan tersebut lebih condong ke convenience semata alih-alih menjadi deal-breaker, namun tetap saja perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa kekurangannya.
1. Komponen Internal Tidak Dapat Di-Upgrade
Untuk pengguna yang sudah terbiasa menggunakan perangkat Windows, mungkin akan kaget atau tidak terbiasa dengan produk Apple yang satu ini. Ya, hampir semua produk Mac seperti iMac, Mac Mini, MacBook series, termasuk juga MacStudio ini, memiliki sistem komponen internal yang tertutup.
Sehingga pengguna tidak dapat melakukan upgrade komponen (seperti SSD dan RAM) secara mandiri. Satu-satunya kesempatan untuk Anda memiliki RAM dan SSD yang lebih besar adalah memilih kapasitas berbeda pada saat pertama kali beli.
Sebenarnya perusahaan sudah memberlakukan program Apple Self Repair yang memungkinkan pengguna mengganti SSD secara mandiri jika diperlukan. Akan tetapi, 9to5mac.com menyebutkan bahwa meski casing bisa dibuka dan SSD-nya bisa diganti, MacStudio M2 tidak akan mengenali SSD baru yang memiliki kapasitas lebih besar, dilansir melalui pengujian iFixit.
2. Sulit Dihubungkan dengan Peripheral Pihak Ketiga
Apple MacStudio M2 akan bekerja paling efektif jika dihubungkan dengan aksesoris dan peripheral pihak pertama. Apple sendiri sudah memiliki lini produk mouse dan keyboard-nya sendiri, yaitu Magic Keyboard dan Magic Mouse.
Pada saat menggunakan perangkat pihak ketiga, seperti mouse dan keyboard wireless dari Logitech, MacStudio tidak akan mendeteksinya. Ini terjadi saat pertama kali melakukan setup pada MacStudio — dibutuhkan mouse dan keyboard pihak pertama atau peripheral berkabel (wired) agar bisa terdeteksi.
Apple memang memiliki ekosistem perangkat yang seamless. Namun, sayangnya integrasi MacStudio dengan perangkat pihak ketiga tidak begitu mulus.
3. Aksesoris Dijual Terpisah
Pembeli hanya disuguhkan dengan dua benda pada saat pembelian, yaitu MacStudio itu sendiri dan juga kabel power. Artinya, untuk bisa menggunakan MacStudio tersebut, pengguna harus kerahkan lebih banyak dana lagi untuk membeli aksesoris lainnya seperti mouse dan keyboard.
Padahal, sebelumnya Apple pernah menyertakan dua aksesoris tersebut pada salah satu produk keluarannya yaitu Mac Pro. Ini diperparah dengan laman pembelian resmi di situs Apple dengan antarmuka yang kurang intuitive. Pasalnya, pengguna tidak disuguhkan opsi untuk beli monitor, mouse, dan keyboard pada saat membeli.
4. Gim yang Didukung Secara Native Cukup Terbatas
MacStudio M2 tidak perlu diragukan lagi memiliki performa menakjubkan yang sulit ditandingi oleh komputer mana pun. Baik untuk keperluan desain grafis, mengedit video 4K. maupun bermain gim, semua bisa dilakukan dengan lancar.
Akan tetapi, jumlah software dan gim yang didukung Apple silicon cukup terbatas. Misalnya saja saat bermain gim, jumlah entri AAA yang didukung secara native memang banyak tapi tetap saja tidak sebanyak PC Windows.
Dua dari gim AAA yang dimaksud meliputi Resident Evil Village dan Shadow of The Tomb Raider, di mana keduanya berhasil mendapatkan frame rate super kencang pada grafis dan resolusi tinggi.
Namun, gim yang tidak didukung secara native memerlukan sebuah workaround atau cara alternatif untuk dapat memainkannya, seperti menggunakan porting toolkit.
Dengan cara tersebut, MacStudio M2 bisa memainkan Grand Theft Auto V, namun dengan performa yang sungguh terbatas. Melansir kanal YouTube Andrew Tsai, permainan Grand Theft Auto V hanya meraih frame rate 30 FPS pada grafis default dan resolusi 4K.
Performa tersebut sebenarnya masih playable, tapi pengguna bisa merasakan frame rate lebih kencang lagi seandainya pakai PC gaming dengan kartu grafis RTX 4000 series.
Simpulan
Harga termurah yang dibanderol pada MacStudio M2 adalah 1.999 dolar AS, atau setara dengan Rp29,9 jutaan. Terbilang mahal? Secara objektif, tentu iya. Tapi mengingat performa dan dukungan multi-monitor yang ditawarkan, harga tersebut cukup justifiable.
Ukurannya yang compact membuatnya mudah dibawa ke mana-mana, hal yang sulit direplika atau disaingi oleh PC tower Windows mana pun. Keberadaan port Thunderbolt 4 sebanyak 6 buah pada varian M2 Ultra juga sebuah hal yang jarang terjadi di industri komputer, memberikan fleksibilitas berlebih saat memindahkan data serta menghubungkan ke monitor.
Bagi pada konsumen sehari-hari mungkin tidak akan membutuhkan MacStudio M2 dengan harga dan fitur selangit. Tapi untuk Anda yang sedang mencari perangkat utama untuk kebutuhan industri dan perusahaan, MacStudio M2 bisa menjadi opsi workstation yang serba bisa dan sulit terkalahkan.