carisinyal-web-banner-retina 35

4 Jenis Baterai yang Digunakan oleh Smartphone

Ditulis oleh Hilman Mulya Nugraha

Baterai ibarat energi pada manusia. Tanpa energi manusia tidak bisa hidup. Begitu juga dengan baterai di HP, Jika Anda memiliki HP akan percuma jika di dalamnya tidak ada baterai. Hal ini karena baterai adalah "nyawa" bagi keberlangsungan ponsel agar bisa menyala.

Karena fungsinya yang vital, baterai jelas jadi salah satu sektor yang banyak dilihat orang sebelum membeli HP. Anda pasti mencari tahu juga berapa kapasitas baterai sebuah HP karena kapasitas bisa jadi menentukan seberapa lama ponsel tersebut hidup.

Baterai di HP juga memiliki berbagai jenis. Beberapa jenis ini dipilih oleh produsen dengan pertimbangan tertentu. Nah, berikut adalah jenis-jenis baterai yang banyak digunakan oleh HP saat ini.

1. Li-ion/Lithium ion

Jika Anda melihat spesifikasi HP, di bagian baterai sering tertera tulisan Li-Ion, hal ini menandakan kalau ponsel tersebut dibekali dengan baterai tipe Lithium-Ion. Tipe baterai ini memang populer digunakan di banyak smartphone. Terlebih karena sifat baterai ini yang dapat diisi ulang.

Kelebihan utamanya mencakup kepadatan energi yang tinggi sehingga memungkinkan baterai ini memiliki kapasitas yang besar dalam ukuran yang relatif kecil. Baterai ini juga tidak memiliki efek memori sehingga pengguna dapat mengisi ulang kapan saja tanpa merusak umur baterai.

Selain itu, baterai Li-Ion mendukung waktu pengisian yang relatif cepat sehingga sangat cocok untuk digunakan pada smartphone zaman sekarang.

Namun demikian, baterai ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti kerentanannya terhadap overcharging dan overheating. Untungnya, sebagian besar perangkat modern sudah dilengkapi dengan sistem manajemen daya untuk mencegah masalah tersebut.

Umur baterai ini juga cenderung berkurang seiring waktu, terutama jika digunakan dalam kondisi panas atau dengan pola pengisian yang tidak konsisten.

2. Li-Po/Lithium Ion Poly

Baterai tipe Li-Po adalah pengembangan dari Li-Ion. Baterai ini memiliki karakteristik yang mirip dengan Li-Ion. Bedanya elektrolit yang ada di baterai ini adalah elektrolit polimer bukan elektrolit cair.

Salah satu kelebihannya adalah fleksibilitas desain yang memungkinkan produsen menciptakan perangkat dengan bentuk yang lebih ramping dan unik. Selain itu, baterai ini juga memiliki bobot yang lebih ringan dibandingkan baterai Li-ion.

Baterai Li-Po juga cenderung lebih aman karena menggunakan elektrolit padat atau gel, sehingga mengurangi risiko kebocoran dan kerusakan. Namun, biaya produksi yang lebih tinggi membuat smartphone yang menggunakannya menjadi lebih mahal.

Selain itu, umur siklusnya atau jumlah pengisian ulangnya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Li-ion. Artinya, performa baterai ini mungkin akan menurun lebih cepat dalam penggunaan jangka panjang.

3. NiMh/Nickel Hydride

Jika Anda sering memerhatikan ponsel zaman dulu, tipe baterai yang digunakan bukanlah Li-Ion atau Li-Po. Biasanya yang sering tertulis adalah NiMh atau Nickel Hydrided. Tipe baterai ini memang banyak digunakan pada zaman featured phone dan merupakan pengembangan dari NiCd.

Baterai ini memiliki beberapa kelebihan, seperti ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan beracun seperti kadmium, serta kapasitas yang lebih besar dibandingkan baterai Nickel Cadmium (NiCd).

Namun, baterai ini juga memiliki kelemahan signifikan. Salah satunya adalah efek memori, yang berarti pengguna harus mengosongkan daya sepenuhnya sebelum mengisi ulang untuk menjaga kinerja optimal.

Selain itu, berat dan ukuran baterai ini lebih besar dibandingkan Li-ion atau Li-Po, sehingga kurang ideal untuk desain perangkat modern yang ramping dan ringan.

4. Baterai Solid-State

Solid-state adalah teknologi baterai terbaru yang sedang dalam tahap pengembangan dan dianggap sebagai masa depan industri baterai.

Baterai ini memiliki kelebihan yang mencolok, seperti kepadatan energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan Li-ion dan Li-Po. Artinya, baterai ini dapat menyimpan lebih banyak daya dalam ukuran yang lebih kecil.

Selain itu, baterai ini lebih aman karena tidak menggunakan elektrolit cair, sehingga risiko kebakaran atau kebocoran sangat rendah. Umur siklusnya yang lebih panjang juga menjadikannya pilihan yang menarik untuk masa depan.

Namun, kekurangan utama teknologi ini adalah biaya produksinya yang masih sangat tinggi dan teknologi yang belum sepenuhnya matang untuk produksi massal. Oleh karena itu, penggunaannya saat ini masih terbatas pada penelitian dan prototipe.

Itulah tadi informasi soal tipe baterai yang digunakan di ponsel. Semoga dengan membaca ini, Anda bisa lebih paham dengan tipe baterai ponsel yang dipakai dan juga teknologi yang mendukungnya.

Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis atau ingin meminta rekomendasi gadget, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!