Review HyperX Alloy Rise 75: Keyboard Gaming Ringkas
HyperX Alloy Rise 75 hadir di meja uji saya, membawa klaim sebagai keyboard mekanikal yang ideal untuk kerja sekaligus menjadi gerbang yang ramah bagi para pemula di dunia kustomisasi. Sebagai seseorang yang lama tidak menggunakan keyboard mekanikal, saya cukup antusias.
Namun, karena saya sudah jarang bermain game, selama lebih dari dua bulan keyboard ini lebih banyak menemani kebutuhan kerja harian dengan sesekali sesi gaming ringan. Apakah klaim HyperX terbukti? Mari coba buktikan dengan review keyboard mekanikal ini. Namun, mari cek dulu spesifikasi dari HyperX Alloy Rise 75 ini.
Spesifikasi HyperX Alloy Rise 75 (Wired)

- Dimensi: 107 x 60.5 x 29.31 mm
- Berat: 0,9 kg (dengan kabel)
- Form Factor dan mounting: 75% compact, gasket mount
- Switch: HyperX Linear Red pre-lubed, hot-swap 3-pin/5-pin
- Konektivitas: USB-C berkabel, kabel lepas-pasang (USB-C ke USB-A)
- Pencahayaan: RGB per-key, level kecerahan, sensor cahaya sekitar untuk auto-brightnes
- Material & plate: Sasis plastik tebal, plate aluminium
Isi Kotak Kemasan

Sebelum saya bahas soal isi kotak keyboard ini, saya mau jelaskan sedikit siapa itu HyperX? HyperX adalah merek aksesori gaming yang kini berada di bawah naungan HP (Hewlett-Packard), setelah diakuisisi dari Kingston pada tahun 2021.
HyperX punya berbagai produk aksesoris menarik. Rekan saya pernah bahas soal headset dari HyperX dan mic HyperX. Saya juga sudah pernah bahas mouse dari HyperX Fuse Wireless.
Kebetulan mouse tersebut datang bersama keyboard HyperX Alloy Rise 75. Saat datang, saya kaget, ternyata saya diberi dua kotak. Satu kotak isinya adalah keyboard HyperX Alloy Rise 75. Satu lagi ternyata merupakan plate cadangan.
Oh yah, HyperX Alloy Rise 75 yang saya uji merupakan tipe wired alias tipe kabel. Sebagai informasi, HyperX Alloy Rise 75 punya versi wireless-nya. Nah, di dalam kotak HyperX Alloy Rise 75 terdapat isi sebagai berikut.
- Keyboard HyperX Alloy Rise 75 (wired) dengan top plate terpasang.
- Kabel USB-C ke USB-A berlapis braid yang bisa dilepas.
- Quick Start Guide Alloy Rise 75 dan lembar Product Notices.
- Badge cadangan bertema HyperX.
- Kantong kain pelindung berwarna hitam untuk penyimpanan saat tidak dipakai.

Untuk box yang kedua yang merupakan HyperX Alloy Rise 75 Top Plate, isinya sederhana yakni: Top plate cadangan berwarna biru dan Quick Start Guide “HyperX Alloy Rise 75 Top Plate” khusus untuk proses bongkar pasang plate.

Anda mungkin bertanya, kenapa cukup banyak aksesoris di keyboard mekanikal ini? Jawabannya karena Alloy Rise 75 ini merupakan keyboard yang bisa di-custom.

Keyboard ini mendukung Removable Top & Badge sehingga tampilan bisa diubah cepat, dan karakter suara bisa bergeser sedikit tergantung plate yang dipakai. Mekanismenya magnetis, jadi tidak perlu obeng atau bongkar rangka, yang membuat proses bersih-bersih serta eksperimen warna lebih menyenangkan untuk pengguna pemula.
Soal Desain dan Kesan Awal

Sejak diangkat dari boks, konstruksi Alloy Rise 75 terasa sangat mantap. Sasis plastik tebal berpadu dengan pelat atas aluminium, menghasilkan tampilan minimalis dan dewasa tanpa aksen "gamer" yang mencolok. Permukaan keycaps-nya terasa premium, tidak licin, dan tidak akan cepat mengilap karena minyak dari jari.
Beberapa kali saya habis makan yang berminyak, langsung memakai keyboard ini, dan ternyata memang tidak cepat berkilap.
Namun, satu hal yang langsung terasa adalah bagian depannya yang cukup tinggi. Ini memaksa pergelangan tangan saya menekuk ke atas. Setelah sekitar satu jam mengetik, saya merasa butuh wrist rest. Meskipun masih bisa dipakai tanpanya, penambahan wrist rest sangat esensial untuk menjaga posisi tangan tetap netral dan nyaman. Apalagi, saya orang yang duduk dan lama mengetik.
Keyboard mekanikal ini ada di rentang harga Rp2 jutaan. Harga yang cukup tinggi bagi sebagian orang dan menrutu saya untuk kelas harga ini, ketiadaan wrist rest dalam paket penjualan terasa seperti sebuah kekurangan.
Salah satu fitur unggulan keyboard ini adalah personalisasi yang praktis. Top plate, lencana samping, dan knob volume menggunakan sistem magnet, memungkinkan saya mengganti tampilan dalam hitungan detik.

Karena kedua top plate (bawaan dan biru cadangan) terbuat dari aluminium, karakter suaranya tidak berubah drastis, namun pergantian warna memberi opsi kustomisasi visual yang instan. Material aluminium ini juga berkontribusi pada persepsi kekakuan dan profil suara yang cenderung jernih.
Mounting, Switch, dan Pengalaman Mengetik

Alloy Rise 75 memakai metode pemasangan gasket mount. Sederhananya, gasket adalah bantalan elastis yang menjepit pelat keyboard di antara rangka atas dan bawah.
Fungsinya adalah mengisolasi getaran agar pelat tidak terpasang kaku. Efek yang saya rasakan adalah sensasi menekan tombol yang sedikit lebih empuk, getaran yang minim, dan suara yang lebih teredam. Ini adalah fondasi utama yang membuat pengalaman mengetik di Alloy Rise 75 terasa nyaman.
Dalam dunia keyboard mekanikal, terdapat beberapa jenis mounting (dudukan) pada keyboard. Tipe mounting ini sangat berpengaruh dalam pengalaman mengetik, suara, dan kustomisasi.
Namun, mounting bukan salah satu faktor. Ada faktor lain yang juga berpengaruh, terutama dalam pengalaman mengetik, yakni switch.
Dulu, saya punya keyboard mekanikal dengan Blue Switch Kalih. Feel-nya enak dan cukup berisik. Nah, HyperX Alloy Rise 75 ini memakai Red Linear Switches bawaan.
Sebagai switch in-house dari HyperX yang sudah dilumasi dari pabrik (pre-lubed), travel-nya terasa sangat mulus, rebound stabil, dan titik aktuasi konsisten. Untuk mengetik naskah panjang, sensasi empuk dari gasket mount efektif mengurangi lelah di jari.
Profil suara bawaannya cenderung clacky (nyaring dan bernada tinggi), terutama saat tombol ditekan sampai ke dasar. Ini adalah soal selera. Jika Anda menginginkan suara yang lebih dalam (thocky), perlu ada modifikasi lebih lanjut seperti penambahan busa atau mengganti switch.
Jujur saja, saya lebih menyukai tipe Blue Switch yang memberikan pengalaman mengetik tetapi jeleknya, cukup ganggu sekitar. Kalau HyperX Alloy Rise 75 ini tidak terlalu mengganggu.
Sesuai namanya, HyperX Alloy Rise 75 merupakan tipe keyboard dengan layout 75 persen. Sekadar informasi tambahan, keyboard punya banyak tampilan, ada yang Full Layout yang berarti semua tombolnya terpisah dan numpad, ada TKL atau Tenkeyless yang menghilangkan numpad, ada juga keyboard keyboard 60 persen atau 65 persen yang minimalis.
Keyboard tipe 75 persen merupakan tipe keyboard yang ukurannya lebih kecil dari Tenkeyless atau (TKL) tetapi lebih besar dari keyboard 60 persen atau 65 persen.
Mengetik memakai keyboard 75 persen ini butuh adaptasi. Saya perlu beberapa hari untuk membangun memori posisi keyboard. Bahkan, kadang sering salah. Setelah terbiasa, ritme mengetik kembali lancar. Untuk pekerjaan editorial, kombinasi rasa linear yang ringan dan form factor ringkas terasa sangat pas.
Performa Gaming: Stabil dan Responsif

Walau fokus saya lebih ke kerja, performa gaming keyboard ini tidak mengecewakan. Sebagai varian wired dengan polling rate 1000Hz, input terasa sangat stabil dan responsif, mengonfirmasi klaim latensi rendah yang esensial untuk gaming.
Fitur N-key rollover dan anti-ghosting juga berjalan tanpa cela. Perintah cepat saat strafing, melompat, dan mengganti senjata tercatat dengan bersih dan akurat.
Software, RGB, dan Knob Volume

Di sinilah letak kelemahan terbesar Alloy Rise 75. Pengalaman saya dengan software HyperX NGENUITY tidak mulus. Masalah seperti perangkat tidak terdeteksi atau profil yang gagal tersimpan memaksa saya melakukan troubleshooting dasar seperti cabut-pasang kabel, sesuatu yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Ini menjadi catatan penting bagi Anda, calon pembeli yang gemar mengubah-ubah profil atau efek RGB secara rutin.
Pencahayaan RGB-nya sendiri terang dan berguna saat bekerja di ruangan gelap. Sementara itu, knob volume adalah fitur fungsional yang sangat saya hargai dalam penggunaan harian untuk kontrol media yang cepat. Sayangnya, fungsinya hanya sebatas meninggikan dan mengurangi suara (volume).
Harga di Indonesia

Harga keyboard HyperX Alloy Rise 75 di Indonesia berada di kisaran Rp2.100.000 hingga Rp2.400.000. Saya juga sudah cek di toko online, harganya ada di kisaran Rp2 jutaan. Bagi saya pribadi, harga ini terbilang tinggi, tapi keyboard mekanikal yang bagus memang harganya cukup tinggi.
Oh yah perlu diingat, meski saya dapat bodi plate cadangan, bukan berarti bodi plate ini jadi bonus gratis. Bodi plate cadangan tidak disertakan dalam paket pembelian. Anda harus membeli lagi bodi plate cadangan yang harganya mencapai 600 ribuan.
Saya sendiri tidak mempermasalahkan soal bodi plate cadangan yang tepisah, toh fungsinya tidak terlalu signifikan. Yang justru saya harapkan di paket penjualan adalah wrist rest. Ini sangat berguna agar pergelangan tangan netral dan nyaman.
Simpulan

Setelah lebih dari dua bulan pemakaian, HyperX Alloy Rise 75 membuktikan dirinya sebagai "gerbang kustom" yang serius namun tetap ramah bagi pemula. Keyboard ini menawarkan fondasi kokoh dengan ruang kustomisasi yang mudah diakses tanpa perlu merakit dari nol.
Namun, pengalaman pengguna tidak sepenuhnya sempurna, terutama dari sisi ergonomi yang menuntut wrist rest dan software NGENUITY yang belum matang. Jika Anda bisa menerima dua kompromi tersebut, Alloy Rise 75 adalah paket lengkap yang memadukan produktivitas harian dan hobi personalisasi keyboard yang menyenangkan.
Kelebihan:
- Kombinasi sasis plastik tebal dan pelat atas aluminium memberikan kesan kokoh dan premium.
- Sistem magnetik untuk top plate, lencana, dan knob membuat perubahan tampilan sangat mudah.
- Implementasi gasket mount dan switch HyperX Red pre-lubed menghasilkan sensasi mengetik yang mulus dan empuk.
- Keycaps berkualitas, tahan lama, tidak mudah licin atau mengilap.
- Knob volume adalah tambahan yang sangat berguna untuk kontrol media sehari-hari.
Kekurangan:
- Bagian depan sasis yang tinggi membuat wrist rest menjadi aksesori wajib untuk kenyamanan jangka panjang.
- Software terasa kurang matang.
- Mengingat desainnya yang tinggi, ketiadaan wrist rest dalam paket penjualan adalah sebuah kekurangan.
- Harga mungkin cukup mahal bagi sebagian orang, plate bodi cadangan tidak termasuk ke paket penjualan.
Berdasarkan pengalaman saya pakai, keyboard ini jadi opsi menarik bagi Anda yang butuh keyboard yang bisa diatur tampilan dan customize. Untuk pengalaman mengetik sebenarnya cenderung biasa tapi cukup nyaman jika terbiasa dengan tampilan keyboard 75 persen. Tertarik membeli keyboard ini?
