carisinyal-web-banner-retina 35

3 Jenis Memori Internal yang Digunakan pada Smartphone

Ditulis oleh Hilman Mulya Nugraha

Tidak sedikit orang yang masih belum paham berbagai fungsi dari sebuah ponsel pintar. Banyak orang yang lebih fokus pada chipset atau kamera yang ada di ponsel. Padahal, membeli smartphone bukan soal spesifikasi tetapi juga soal kebutuhan.

Selain soal chipset dan kamera, faktor memori internal juga jadi hal penting yang perlu diperhatikan seseorang ketika membeli smartphone.

Sebenarnya memori internal bukanlah istilah yang tepat. Yang paling tempat adalah storage atau penyimpanan. Namun, karena ada istilah memori eksternal, maka banyak orang yang menyebut penyimpanan di sebuah ponsel disebut sebagai memori internal.

Lantas, apa itu memori internal? Memori internal adalah tempat penyimpanan berbagai data yang ada di smartphone. Fungsinya mirip seperti HDD atau SSD di komputer. Sebagai tempat penyimpanan, data yang ada di memori internal dapat dibaca, ditulis, dipindahkan, atau dihapus.

Memori internal juga jadi ruang bagi aplikasi dan gim. Ketika pengguna menginstal sebuah aplikasi, misalnya aplikasi browser dengan ukuran 50 MB, maka ketika terpasang di ponsel, ruang di memori internal bakal berkurang 50 MB.

Saat ini terdapat 3 jenis memori internal yang digunakan pada smartphone, yaitu eMMC, UFS, dan NVMe. Nah, berikut Carisinyal akan mengulas ketiga teknologi tersebut beserta dengan fitur-fitur yang dibawanya.

1. eMMC

Memori internal ponsel yang ada di pasaran kebanyakan memakai tipe eMMC atau embedded Multi-Media Card. Sering juga dikenal sebagai embedded Multi-Media Controller.

Tipe memori ini merupakan media penyimpanan yang berbasis NAND flash memory seperti halnya flash drive. Hanya saja, eMMC ini digunakan untuk kebutuhan aplikasi mobile dan berbagai perangkat elektronik.

Jadi, bukan hanya ponsel pintar yang memakai eMMC. Perangkat seperti sistem GPS, eReader, dan beragam perangkat komputasi mobile lainnya memakai tipe memori ini.

Smartphone dengan memori eMMC biasanya ditemukan di segmen entry-level karena memiliki harga yang terjangkau. Meskipun murah, eMMC tetap mumpuni untuk penggunaan sehari-hari seperti menjalankan aplikasi ringan, streaming video, dan menyimpan file.

Kekurangan memori ini terletak pada performanya. Kecepatan baca dan tulis eMMC jauh lebih rendah dibandingkan UFS atau NVMe. Hal ini membuat perangkat dengan eMMC sering mengalami lag ketika membuka aplikasi berat atau multitasking.

Selain itu, dengan kebutuhan data yang semakin besar, seperti streaming 4K atau gaming berat, eMMC mulai terasa ketinggalan zaman dan tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut secara optimal.

2. UFS

UFS merupakan singkatan yang berarti Universal Flash Storage. Tipe memori ini merupakan tipe memori standar baru yang memiliki kecepatan cukup bagus untuk perangkat mobile. Pada awal kemunculannya, UFS ini sering disebut sebagai "SSD untuk perangkat mobile".

UFS sendiri diperkenalkan pada tahun 2011. UFS merupakan teknologi yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan eMMC. Teknologi ini hadir dengan kecepatan baca dan tulis yang jauh lebih tinggi, sehingga menawarkan performa yang lebih baik untuk berbagai kebutuhan.

Meskipun menawarkan kecepatan tinggi, UFS ternyata lebih hemat daya. Hal ini sangat penting untuk memperpanjang masa pakai baterai, terutama pada perangkat modern yang bisa digunakan sepanjang hari.

Sayangnya, harga memori UFS ini lebih mahal dibandingkan eMMC. Oleh karena itu, memori ini lebih sering ditemukan pada smartphone kelas menengah hingga flagship.

UFS banyak digunakan di ponsel kelas atas, beberapa ponsel di kelas menengah sudah memakai tipe penyimpanan UFS. Kedepannya, tampaknya hampir semua ponsel, termasuk ponsel kelas bawah bakal memakai UFS. Hal ini karena UFS adalah teknologi penyimpanan masa depan.

3. NVMe

NVMe adalah teknologi memori berkecepatan tinggi yang umumnya ditemukan pada perangkat seperti laptop dan PC. Namun, beberapa smartphone premium kini mulai mengadopsi NVMe untuk memaksimalkan performanya.

Teknologi ini memungkinkan transfer data yang jauh lebih cepat dibandingkan UFS. Hal ini membuatnya ideal untuk multitasking berat, pengeditan video, atau gaming dengan grafis tinggi. Selain itu, akses data yang sangat cepat juga mengeliminasi waktu jeda antara perintah dan respons.

Sayangnya, harga jual NVMe ini lebih mahal dibandingkan UFS. Oleh karena itu, implementasinya masih terbatas pada perangkat premium yang menyasar segmen pengguna profesional. Selain itu, NVMe cenderung menggunakan daya lebih besar dibandingkan UFS.

Nah, itulah penjelasan tentang jenis-jenis penyimpanan yang ada di HP. Ketiga jenis memori internal ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada kebutuhan pengguna dan target pasar perangkat.

Untuk penggunaan sehari-hari, eMMC cukup untuk kebutuhan dasar seperti menjalankan aplikasi ringan dan menyimpan foto. Namun, jika menginginkan performa lebih baik untuk multitasking dan gaming, UFS adalah pilihan yang lebih baik karena menawarkan kecepatan tinggi dan efisiensi daya.

Sementara itu, NVMe cocok untuk mereka yang membutuhkan performa ekstrem, meskipun dengan harga yang jauh lebih mahal.

Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis atau ingin meminta rekomendasi gadget, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!