Macam-Macam Sistem Operasi Mobile yang Perlu Kamu Ketahui
Kita tentunya sudah sangat akrab dengan smartphone yang kita gunakan. Rata-rata saat ini menggunakan dua sistem operasi paling populer, yaitu Android dan iOS. Keduanya merupakan sistem operasi berbasis open sourece, sehingga bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Bahkan beberapa vendor bisa dengan mudah melakukan kustomisasi pada sistem operasi yang digunakan.
Tapi selain Android dan iOS, pernahkah kamu berpikir tentang sistem operasi mobile lainnya? Karena nyatanya masih ada banyak sistem operasi yang digunakan pada smartphone selain kedua OS tersebut. Sebelum membahas lebih jauh tentang macam-macam sistem operasi mobile, mari kita pahami dulu tentang pengertian sistem operasi.
Apa Itu Sistem Operasi?
Menurut pengertian umum, sistem operasi adalah sebuah perangkat lunak berbentuk sistem yang mengelola sumber daya yang dimiliki oleh software dan hardware sebuah perangkat. Sistem operasi dapat menjadi jembatan antara pengguna dan perangkat komputer.
Mudahnya sistem operasi adalah sebuah sistem yang dapat membantu sebuah perangkat dapat dijalankan sesuai fungsinya. Dengan adanya sistem operasi, pengguna dapat dengan mudah mengoperasikan perangkat yang dimiliki.
Macam-Macam Sistem Operasi Mobile
Umumnya operating system (OS) sangat identik dengan komputer. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi, sistem operasi juga bisa disematkan ke dalam perangkat mobile. Bahkan jauh sebelum Android dikenal seperti sekarang, kebanyakan handphone flagship sudah menggunakan OS yang canggih seperti Symbian.
Ketika BlackBerry mulai dikenal, mereka juga membawa OS mobile sendiri, yaitu BlackBerry OS. Saat ini bahkan sudah semakin banyak brand smartphone yang juga mengembangkan OS secara mandiri. Beberapa masih menggunakan stock Android sebagai basisnya, tapi ada juga yang memang mengembangkan sistem operasi mereka secara penuh.
Berikut beberapa macam sistem operasi mobile yang perlu kamu ketahui, yaitu:
1. Android
Sistem operasi Android dikenalkan pertama kali pada tahun 2008. Tepatnya pada 20 September 2008. Awalnya OS ini bernama Astro. Setelah dikembangkan oleh Google, Android kemudian mendapat penamaan sesuai abjad dan nama-nama yang berhubungan dengan makanan, seperti Donut, Ice Cream, Sandwich hingga Pie.
Android merupakan sistem operasi berbasis Linux yang dikembangkan oleh Andy Rubin. Setelah Android Pie (Android 9), Google mengubah sistem penamaan Android jadi hanya berdasarkan abjad. Itu sudah dilakukan Google pada Android 10 (Q) dan Android 11 (R).
Saat ini Google sebagai salah satu yang masih fokus mengembangkan Android disebut tengah menyiapkan Android 12. Beberapa produsen smartphone seperti OPPO dan Samsung juga dikabarkan sedang menyiapkan sistem User Interface (UI) berbasis Android 12.
Meski beberapa produsen smartphone sudah mengembangkan sistem operasi buatan sendiri, nyatanya rata-rata sistem buatan mereka masih berbasis Android. Umumnya mereka menggunakan stock Android, kemudian dilakukan kustomisasi untuk menambahkan beberapa fitur yang mereka miliki.
2. iOS
Bersaing ketat dengan Android, iOS yang sudah diperkenalkan sejak 2007 ini merupakan sistem operasi tertutup. Sistem operasi yang lahir pada 29 Juni 2007 ini dikembangkan oleh Apple dan hanya eksklusif untuk perangkat besutan Apple. Itulah kenapa iOS menjadi OS yang sangat berperan penting dalam ekosistem yang dibangun Apple.
Pada perangkat tablet terbarunya, Apple mengembangkan iOS sebagai sebuah OS baru yang dikhususkan untuk perangkat iPad, yaitu iPad OS. Sistem operasi yang sama-sama menawarkan optimalisasi penggunaan perangkat, serta tingkat keamanan yang sangat terjamin.
Sebagai sebuah sistem operasi yang tertutup, Apple menonjolkan kemampuan di sisi performa pada sistem operasi iOS. Sehingga bukan sesuatu yang mengherankan jika ada perangkat Apple yang mampu memberikan performa terbaik meski dibekali spesifikasi yang sangat minim jika dibandingkan Android.
3. HarmonyOS
Perang dagang yang terjadi antara Amerika dan Tingkok, membawa efek yang kurang menyenangkan bagi Huawei. Produsen smartphone itu tidak lagi bisa menggunakan Android sebagai OS utamanya. Tidak mau mati langkah, Huawei kemudian memutuskan untuk mengembangkan sistem operasinya sendiri.
Tidak disangka dalam waktu singkat Huawei berhasil merilis OS mereka, yaitu HarmonyOS. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang mengejutkan. Karena menurut beberapa sumber, Huawei sebelumnya sudah mengembangkan sistem operasi pertama mereka pada 2019 lalu.
Berbeda dengan HongMeng OS (sistem operasi pertama Huawei) yang lebih ditujukan untuk perangkat IoT, HarmonyOS disebut lebih difokuskan pada perangkat mobile. Seperti smartphone dan tablet yang kini terus dikembangkan Huawei.
4. KaiOS
Tidak semua orang dapat merasakan kemampuan internet yang begitu baik. Untuk alasan itulah sistem operasi ini lahir. KaiOS diluncurkan pertama kali pada 2017. Sistem operasi mobile berbasis Linux ni dikembangkan oleh KaiOS Technologies Limited.
Uniknya, KaiOS disebut sebagai sistem operasi yang dapat membuat feature phone (handphone dengan kemampuan standar) berjalan layaknya smartphone.
Menurut data yang dirilis oleh Quartz, pada tahun 2020 ada sekitar 9,2 miliar pengguna seluler. Sebanyak 1,4 miliar dari angka tersebut merupakan pengguna feature phone.
Menariknya, keberadaan KaiOS yang digadang-gadang sebagai OS paling optimal untuk ponsel standar, membuat Google yang sudah mengembangkan Android mengucurkan dana investasi senilai 22 juta USD guna pengembangan OS ini.
5. Windows Phone
Kemunculan Windows 8 bisa dibilang turut membawa perubahan besar dalam ekosistem Microsoft. Tidak puas hanya bermain di sektor komputer PC, Microsoft juga mengembangkan sistem operasi Windows kebanggaan mereka untuk perangkat mobile.
Sistem operasi tersebut kemudian dinamai dengan Windows Phone (sebelumnya Windows Mobile).
Windows Phone dikenalkan pertama kali pada Oktober 2010. Melalui Windows Phone 7, Microsoft berusaha menyasar pengguna smartphone. Nokia jadi salah satu yang beruntung saat itu. Pada tahun 2011 Microsoft dan Nokia menjalin kerja sama.
Sebagai sebuah brand ponsel yang sempat berjaya, Nokia kemudian menjadikan Windows Phone sebagai OS utama pada perangkat smartphone besutannya.
Sempat nyaris tidak terdengar lagi kabarnya, ternyata Microsoft disebut masih mengembangkan OS mobile tersebut.
6. Tizen
Meski kurang terkenal oleh pasar Indonesia, Tizen sudah berhasil menyumbang angka 64 juta unit untuk penjualan smartphone seri Z di India. Sistem operasi Tizen dikembangkan pada tahun 2012. OS besutan Samsung ini dibuat menggunakan basis Linux. Tepatnya penggabungan antara Samsung Linux Platform (SLP) dan Linux mobile (LiMo). Ini merupakan proyek kerja sama Samsung dan Intel.
Samsung menyematkan tagline “The OS of Everything” pada Tizen. Dalam perkembangannya, OS ini tidak hanya digunakan pada smartphone, tapi juga ke berbagai perangkat IoT. Samsung membenamkan OS ini pada perangkat TV mereka. Selain itu Tizen juga banyak digunakan pada perangkat smarthome, mobil dan perangkat lainnya.
Menariknya, Tizen 1.0 pernah digunakan pertama kali pada perangkat kamera, yaitu Samsung NX300M. sementara itu Tizen 2.0 yang rilis pada 2013 muncul berkat penggabungan Bada OS (sistem operasi milik Samsung di proyek Tizen) dan Tizen.
Sayangnya, seri Z yang jadi andalan Tizen tidak dikembangkan lebih lanjut untuk smartphone. Samsung fokus pada penggunaan Android di smartphone mereka. Sementrara Tizen tetap digunakan di perangkat IoT lain milik Samsung seperti Smart TV misalnya.
Jenis-Jenis Custom OS yang Digunakan pada Smartphone
Tidak hanya mengembangkan OS sendiri, beberapa produsen smartphoe juga mengembangkan custom OS berupa User Interface (UI) sesuai kebutuhan pengguna.
Awalnya custom OS semacam ini dikembangkan oleh para programmer yang tidak bekerja langsung dengan produsen. Kebanyakan dari mereka melakukan custom ROM hanya untuk kebutuhan pribadi.
Melihat trend yang begitu pesat, beberapa vendor kemudian secara resmi mengembangkan UI mereka sendiri. Terutama pada perangkat yang menggunakan stock Android. Berikut beberapa jenis Custom OS yang banyak digunakan pada smartphone, seperti:
1. One UI
Jika kamu pengguna setia smartphone buatan Samsung, kamu pasti sudah sangat familiar dengan One UI. Sebuah interface yang dikembangkan Samsung dan menggantikan Samsung Experience UX serta TouchWiz.
Sistem One UI dikembangkan berdasarkan basis Android. Saat ini One UI sudah berada pada versi ketiga. Sementara itu Samsung juga dikabarkan sedang mengembangkan One UI versi terbaru yang sudah menggunakan Android 12.
Dengan berbagai kustomisasi yang dilakukan Samsung, One UI lebih terkesan sebagai OS yang disematkan pada perangkat mereka. Sistem ini tidak terlihat seperti sebuah custom UI berbasis Android.
2. MIUI
Beralih ke Xiaomi. Produsen yang mengklaim sebagai nomor 1 di Indonesia ini juga memiliki custom OS sendiri, yaitu MIUI. Sama seperti One UI yang ditawarkan Samsung, MIUI juga dibuat seolah seperti sebuah OS mandiri milik Xiaomi.
Padahal ini adalah sistem UI alternatif yang dirancang untuk menghadirkan berbagai fitur yang tidak dimiliki oleh stock Android.
MIUI diperkenalkan pertama kali pada tahun 2010. Tepatnya pada 16 Agusutus 2010. Versi pertamanya adalah MIUI 0.8.16. Saat ini MIUI sudah berada di versi MIUI 12.2.1 untuk versi global.
3. ColorOS
ColorOS adalah sistem operasi berbasis Android yang dikembangkan oleh OPPO. Sistem operasi ini diperkenalkan pada 23 September 2013. Bersaing dengan Samsung dalam mengembangkan UI berbasis Android 12, OPPO sudah memulai langkahnya dengan merilis ColorOS 12.
Salah satu fitur menarik dari ColorOS 12 adalah Cross-Screen Interconnection. Dengan kemampuan tersebut pengguna dapat mengoperasikan handphone mereka melalui laptop. Beberapa brand sebenarnya sudah memiliki teknologi serupa, hanya saja mereka memerlukan aplikasi tambahan dan terbatas hanya untuk menampilkan layar.
4. Funtouch OS
vivo juga tidak mau ketinggalan dalam hal custom UI. Mereka juga memiliki UI sendiri yang disebut Funtouch OS. Masih menggunakan basis Android, tampilan yang ditawarkan oleh Funtouch OS disebut mirip dengan interface iOS. Tepatnya tampilan iOS 10.
Sempat tersiar kabar kalau vivo akan meninggalkan Funtouch OS dan beralih ke user interface Origin OS. Sayangnya itu masih sekedar rumor. Funtouch OS sendiri saat ini masih terus mendapat update dan sudah berada di versi 12. Namun sepertinya hanya beberapa seri smartphone vivo yang akan mendapat update ke versi terbaru ini.
5. realme UI
realme sebagai sebuah pesaing baru para brand smartphone, sudah menggunakan custom UI sejak awal kemunculannya. Custom UI tersebut bernama realme UI. Diperkenalkan pertama kali pada perangkat Realme C3 yang saat itu menggunakan Android 10. Belum lama ini Realme dikabarkan telah merilis Realme UI 3.0 berbasis Android 12.
Tentunya akan ada banyak fitur menarik yang disematkan. Terutama fitur-fitur unggulan yang dibawa oleh Android 12.
6. Zen UI
Bisa dibilang ASUS menjadi salah satu pelopor custom UI yang kini menjadi sebuah ekosistem di kalangan produsen smartphone. ASUS juga memiliki user interface andalannya, yaitu ZenUI. Sebuah sistem antarmuka yang sudah diperkenalkan sejak beredarnya seri Zenfone di pasaran.
Mengusung konsep Flat UI, sistem ZenUI disebut memiliki ciri khas tersendiri. Berbeda dengan custom UI dari brand lain. Terutama pada beberapa bagian tertentu seperti lock screen, quick panel setting dan penempatan widget.
7. XOS
Jangan terkecoh dengan namanya. Custom UI satu ini bukan sistem operasi yang dikembangkan oleh Apple, melainkan custom UI yang dikembangkan oleh Infinix. Salah satu fitur menarik yang ditawarkan adalah keberadaan aplikasi bernama Xhide. Aplikasi ini berfungsi menyembunyikan konten-konten bersifat pribadi yang terdapat di smartphone.
Sebagai sebuah UI yang telah disesuaikan, XOS juga memiliki kemampuan efisiensi penggunaan yang cukup baik. Sistem ini dilengkapi dengan Freezer. Sebuah aplikasi yang memungkinkan smartphone menonaktifkan kerja aplikasi-aplikasi yang tidak terpakai. Fitur semacam ini dulunya harus melalui proses rooting.
Itulah sedikit penjelasan mengenai macam-macam sistem operasi mobile beserta custom UI yang dibawanya. Bisa dibilang saat ini smartphone sudah tidak begitu bergantung sepenuhnya pada sistem Android. Sudah banyak produsen yang mengembangkan sendiri OS mereka. Ada juga yang melakukan kustomisasi agar dapat menambahkan berbagai fitur menarik pada seri smartphone yang diproduksi.