Cek 8 Kelebihan dan Kekurangan Samsung Galaxy Tab S10 FE
Apa ekspektasi Anda dengan tablet di bawah Rp10 juta? Nyaman buat nonton film dan memadai untuk kerja? Kalau sekadar itu, sih, Samsung Galaxy Tab S10 FE saya pikir bisa melakukannya.
Kenyataan itu tak mengherankan karena sejak masa pandemi Covid-19 banyak bermunculan tablet kelas menengah yang andal untuk keperluan entertainment dan produktivitas. Makanya tablet di kelas ini saya rasa sudah cukup ideal buat jadi alternatif laptop.
Namun, yang ditawarkan Samsung Galaxy Tab S10 FE tidak sekadar itu. Tablet yang rilis secara resmi di Indonesia pada April 2025 ini membawa sentuhan teknologi yang mungkin tak dimiliki kompetitornya. Sebut saja sertifikasi ketahanan IP68, stylus yang intuitif, dukungan eSIM, serta pembaruan software hingga 6 tahun.
Bagi sebagian jenis pengguna yang mementingkan kelengkapan fitur dengan harga terjangkau, mungkin Samsung Galaxy Tab S10 FE akan jadi pilihan terbaik. Lantas sebagus apa tablet yang satu ini dan apakah cocok buat Anda? Temukan segera jawabannya di sini. Ringkasan pembahasan dapat dilihat pada tabel berikut.
Spesifikasi Samsung Galaxy Tab S10 FE

Layar | IPS LCD 10.9 inci |
Chipset | Exynos 1580 |
RAM | 8 GB |
Memori Internal | 128 GB |
Kamera | 13 MP (wide) |
Baterai | Li-Po 8000 mAh |
Kelebihan & Kekurangan | Baca di sini |
Cek Harga Saat Ini | Shopee Lazada Blibli |
Kelebihan Samsung Galaxy Tab S10 FE
FE adalah singkatan dari "Fan Edition", yang biasanya hadir sebagai alternatif dari rpoduk premiumnya. Karena itu, tablet Samsung dengan embel-embel FE seperti Galaxy Tab S10 FE sudah pasti harganya relatif terjangkau. Namun, uniknya, ia punya kelebihan yang mungkin bisa bikin Anda lebih tergoda, alih-alih mempertimbangkan tablet flagship.
1. Lebih Tipis dan Ringan, Durabilitas Terdepan dengan IP68

Sejak material aluminium menjadi standar, build quality tablet tak lagi jadi pertanyaan. Demikian juga dengan Samsung Galaxy Tab S10 FE yang memakai aluminium di keseluruhan bodinya. Tak satu pun pengulas menyebut bodi tablet ini ringkih.
Peningkatan di sektor desain mungkin tak tampak karena secara penampilan Galaxy Tab S10 FE masih mirip-mirip saja dengan Galaxy Tab S9 FE. Hal itu bisa Anda sadari dari posisi logo Samsung, lokasi kamera dan tombol, dan garis-garis antena yang ada di sisi tepi.
Namun, ternyata Galaxy Tab S10 FE lebih ramah dari segi ukuran. Tablet ini ketebalannya 6 mm, 0,05 mm lebih tipis dari Galaxy Tab S9 FE. Bobotnya pun lebih minimalis, 497 gram untuk varian WiFi dan 500 gram untuk varian 5G. Penyusuan bobotnya ada di angka 20-an gram.
Ukuran yang berkurang ini bikin Galaxy Tab S10 FE tak rakus tempat saat masuk ke dalam tas. Satu-satunya hal yang menurut saya masih perlu dibenahi dari desain tablet ini adalah lokasi tombol power-nya. Tombol power alias daya ditempatkan di frame terpanjangnya, atau sisi atas.

Saya rasa posisi itu kurang ideal mengingat tablet akan lebih sering dipakai pada orientasi landscape. Perlu usaha ekstra untuk menjangkau tombolnya. Terlebih tombol ini jadi satu dengan sensor pemindai sidik jari. Akan lebih baik kalau tombol power dipindah ke frame kiri (sisi terpendek) agar lebih mudah dijangkau.
Selain itu, tak ada yang bisa saya komplain. Desain tablet ini terasa premium dengan pilihan warna matte-nya yakni Grey dan Light Blue. Durabilitasnya juga masih jadi salah satu yang terbaik di kelasnya.
Ia lulus sertifikasi IP68 yang artinya kedap debu serta tahan air tawar hingga kedalaman 1,5 m selama 30 menit. Tak banyak tablet di bawah Rp10 juta yang kantongi sertifikasi IP68.
2. Layarnya Puas buat Nonton, Speaker-nya Sudah Lantang

Layar dengan panel PLS TFT mengisi sektor layar Galaxy Tab S10 FE. Diagonal layarnya 11 inci dengan resolusi 2K (1440 x 2304 piksel). Untuk diketahui, PLS TFT adalah panel layar setara IPS buatan Samsung sendiri.
Alasan Samsung menggunakan PLS TFT jelas karena strategi. Ingat, tablet ini adalah seri "FE" yang harganya memang didesain lebih terjangkau dari seri Galaxy Tab S. Meski begitu, bukan berarti kualitas layar PLS di Galaxy Tab S10 FE ini tidak bagus.
Android Digest menyatakan bahwa tampilan layar tablet ini cerah dan punya warna yang hidup. Kebanyakan pengguna mungkin tak akan menyadari bahwa layar si tablet tidak menggunakan panel AMOLED.
Layar dengan refresh rate 90 Hz ini pun mengusung aspek rasio 16:10. Bentuk layarnya lebih sempit dan memanjang, sehingga lebih puas buat nonton film. Sertifikasi Widevine L1 sudah tersedia, tetapi tidak dengan HDR. Alhasil layar tablet ini sekadar bisa memutar film di Netflix di resolusi 1080p.
Samsung mengeklaim layar Galaxy Tab S10 FE punya kecerahan hingga 800 nit. Hasil pengujian Phone Arena ada di kisaran 703 sampai 812 nit, tak jauh dari klaim Samsung. Tingkat kecerahan layarnya memang belum setinggi tablet flagship, tetapi sudah memadai untuk penggunaan di luar ruangan.
Nonton film di tablet ini makin asyik lagi berkat kehadiran stereo speaker (dua biji). Para pengulas mengatakan bahwa keluaran suaranya cukup lantang dan seimbang. Separasi suara antarspeaker bagus plus sound stage-nya luas. Elemen bass terasa dan distorsi di volume tinggi cukup minim.
Meski begitu, beberapa pengulas menyebut speaker Galaxy Tab S10 FE kalah lantang dibanding kompetitornya. Misalnya, Xiaomi Pad 7, yang empat speaker-nya punya suara sedikit lebih lantang. Demikian seperti yang dikatakan Pratima Adhikari dari GadgetByte.
3. Ada Varian 5G yang Bisa Pakai eSIM, Slot microSD juga Masih Ada

Samsung Indonesia membawa dua varian Galaxy Tab S10 FE. Varian pertama WiFi only, varian kedua bisa tersambung ke jaringan seluler 5G. Keduanya sama-sama punya slot microSD untuk menambah ruang simpan hingga 2TB.
Di varian 5G, Anda bisa memasang dua nomor SIM, meskipun slot SIM-nya cuma ada satu. Kok bisa? Soalnya, tablet ini sudah mendukung eSIM. Jadi dua nomor bisa aktif dengan format satu kartu SIM plus satu eSIM.
Fitur eSIM sudah mulai bermunculan buat HP kelas menengah. Namun, untuk tablet midrange Android, sepertinya baru Galaxy S10 Tab FE ini yang ada di Indonesia.
4. Kamera Alami Upgrade, Kualitas Video Mumpuni

Galaxy Tab S10 Fe mendapatkan upgrade kamera. Kini kamera utamanya mengusung resolusi 13 MP (f/2.0, autotokus), naik 5 megapiksel dari kamera utama Galaxy Tab S9 FE. Upgrade tidak sekadar itu.
Samsung pun membenamkan fitur AI Best Face yang sebelumnya sudah diadopsi smartphone Samsung Galaxy. Melalui fitur ini, Anda dapat mengedit pose yang tak diharapkan. Misalnya, saat foto senyum Anda aneh atau mata Anda lagi merem.
Nah, Best Face bisa menangani masalah tersebut. Anda tinggal pilih satu pose dari beberapa rekomendasi, lalu foto dengan pose yang diinginkan pun jadi. Tak perlu ambil foto ulang!
Kembali ke kamera, sisi muka Galaxy Tab S10 FE memiliki kamera depan 12 MP (f/2.4). Kamera depan fixed focus ini menggunakan lensa ultrawide, sehingga asyik buat video call rame-rame. Posisi kamera ini ideal, ada di atas alias di bezel terpanjang layarnya.


Baik kamera belakang maupun kamera depan sang tablet dapat merekam video hingga resolusi 4K 30 fps. Kualitas kamera Galaxy Tab S10 FE cukup baik untuk ukuran tablet. Ketajaman dan rentang dinamisnya lumayan.
Dalam sampel video Phone Arena, tablet ini juga dapat menghasilkan rekaman suara yang jelas. Videonya pun stabil kendati direkam pada resolusi 4K 30 fps. Saya menilai, kamera Galaxy Tab S10 FE sudah mumpuni untuk keperluan esensial seperti online meeting.
5. Baterai Sanggup Tahan 20 Jam, Ngecasnya Gak Sampai 2 Jam

Sektor daya Galaxy Tab S10 FE disuplai oleh baterai berkapasitas 8.000 mAh. Kapasitasnya tidak naik dari sang pendahulu. Jika dibandingkan dengan kompetitornya di rentang harga sama, baterai tablet ini memang tak lebih besar.
Sebut saja Xiaomi Pad 7 (8850 mAh), Huawei MatePad 12X (10100 mAh), dan OPPO Pad 3 (9520 mAh). Namun, daya tahan baterai adalah hal yang berbeda dari kapasitas baterai. Gadget dengan baterai lebih kecil kadang punya daya tahan yang lebih yahud.
Kenyataannya memang begitu. Samsung mengeklaim tablet ini bisa tahan 20 jam untuk memutar video lokal. Dalam pengujian Phone Arena, Galaxy Tab S10 FE tahan 9 jam 52 menit buat streaming video. Ia juga bisa tahan 16 jam 30 menit kalau dipakai browsing dengan WiFi.
Tak mengherankan bila tablet ini bisa nyala seharian saat Anda pakai buat kerja. Anda mungkin tak perlu khawatir kalaupun lupa bawa charger saat berangkat ke kantor, asalkan baterainya sudah dicas penuh.
Galaxy Tab S10 FE didukung fast charging 45 Watt yang sama dengan pendahulunya. Dengan charger yang minimal punya daya 45 Watt, ngecas baterai tablet ini perlu waktu kurang dari 2 jam. Lumayan cepat.
6. Software Dukung DeX, Banyak Fitur AI, Update-nya 7 Tahun
Salah satu faktor yang mungkin jadi pertimbangan orang untuk memilih tablet dari Samsung adalah software-nya. Kenapa begitu? Sebab, software Samsung terkenal matang, stabil, dan banyak fitur fungsional. Selain itu, iklan juga tidak ada.
Fitur tepat guna yang ada di Galaxy Tab S10 FE adalah mode DeX. Lewat fitur ini, Anda dapat merasakan pengalaman bekerja seperti di laptop saat memakai tablet ini. DeX tak sekadar mengubah orientasi jadi landscape, tapi juga mengoptimalkan tampilan aplikasi dan kemampuan multi-tasking.
Anda pun bisa membuka lebih banyak aplikasi dengan jendela mengambang. Selain DeX, Samsung juga menyediakan sejumlah fitur-fitur AI. Mulai dari Circle to Search, Object Eraser, Handwriting Help, Best Face, Auto Trim, Galaxy AI Key, hingga Solve Math.

Yang paling menarik adalah Solve Math. Fitur ini terintegrasi dengan aplikasi Notes bawaan Samsung dan stylus S Pen. Solve Math prinsipnya seperti kalkulator. Ia akan membantu menghitung angka pasti dari rumus dan nilai yang diketahui.
Solve Math tentu dapat mempercepat pekerjaan, ketimbang Anda mesti bolak-balik buka aplikasi kalkulator. Cukup tulis simbol sama dengan (=) di akhir rumus, maka hasilnya akan muncul.
Kabar baik lagi soal software tablet ini adalah dukungan pembaruannya. Samsung berjanji memberi dukungan sampai 7 tahun. Saat rilis, Galaxy Tab S10 FE mengusung Android 15 yang berbalut OneUI 7.
Dengan begitu, tablet ini bakal mendapat pembaruan OS sampai Android 21 serta pembaruan security patch hingga 2031. Sangat panjang!
7. Stylus dan Keyboard yang Asyik buat Aktivitas Produktif

Sebagaimana yang saya singgung di awal, Galaxy Tab S10 FE tak hanya andal untuk keperluan entertainment. Namun, tablet ini juga terampil untuk produktivitas. Hal itu dibuktikan dengan adanya dukungan terhadap stylus S Pen dan kibor magnetik Book Cover Keyboard Slim.
S Pen bawaan sang tablet lolos IP68. Anda tak perlu khawatir saat stylus tersebut tak sengaja nyemplung ke dalam air. S Pen dengan 4096 level tekanan ini punya tombol untuk mengganti fungsinya (menulis atau menghapus). Anda tak perlu mengecas stylus ini karena tak ada dukungan fitur Air Gesture.
Sylus seberat 8,7 gram tersebut bersifat magnetik. Anda bisa menempelkannya ke sisi atas tablet ketika sudah tak dipakai. GadgetByte menyebut S Pen bawaan si tablet ini nyaman, baik saat digenggam ataupun kala dipakai untuk menulis dan menggambar.
Delay saat menulis tidaklah banyak. Menurut Brad Colbow, responsivitas S Pen di tablet ini tergantung aplikasi apa yang dipakai. Delay atau lag tak akan terasa ketika aplikasi tersebut memperoleh optimasi yang baik. Salah satu aplikasi yang mampu membuat S Pen tak terasa lelet adalah Samsung Notes buatan Samsung sendiri.
Beralih ke Book Cover Keyboard Slim, kibor ini tak masuk dalam paket penjualan. Namun, Anda dapat mendapatkannya secara gratis pada masa promo. Fungsi kibor magnetik ini tak sekadar papan ketik, tapi juga jadi case serta sandaran tablet pada orientasi landscape.

Di bagian belakang kibor ini terdapat kompartemen untuk menyimpan S Pen. Bobot Book Cover Keyboard Slim hanya 281,1 gram saja. Jadi tak terlalu memberatkan. Ketika Anda membawa Galaxy Tab S10 FE lengkap dengan stylus dan kibornya, bobot totalnya tak sampai 1 kg. Hanya 780-an gram (tergantung varian WiFi atau 5G).
Jadi masih lebih ringan dibanding ultrabook sekalipun. Sejumlah pengulas kibor ini enak dipakai mengetik. Yang unik, ada Galaxy AI Key, sebuah tombol untuk memanggil asisten AI. Anda bisa mengatur tombol tersebut untuk memanggil Google Gemini atau Bixby.
Sayang, Book Cover Keyboard Slim tak punya trackpad. Kalau memang perlu navigasi dengan kursor, Anda bisa memasang Bluetooth mouse sendiri.
8. Beli Saat Promo Dapat Bonus Hingga Rp3,9 Juta

Samsung Indonesia memberi promo menarik buat calon pembeli Galaxy Tab S10 FE. Promo tersebut adalah bonus yang total nilainya mencapai Rp3,9 juta. Promo yang diberikan berupa Book Cover Keyboard Slim seharga Rp1.699.000 dan Tab Premier Service (garansi penggantian layar 1 tahun) senilai Rp1.129.305.
Ada juga eSIM XL beserta paket data 60 GB yang harganya ditaksir Rp300 ribu. Tak sampai di situ, konsumen juga masih memperoleh cash back dan potongan harga.
Nominal cash back dan potongan harga masing-masing adalah Rp750 ribu untuk pengguna Samsung BRI Card. Sedangkan pengguna bank lain adalah Rp500 ribu. Cash back diberikan untuk konsumen yang membeli via jalur trade-in alias tukar tambah.
Promo ini sayang untuk dilewatkan jika melihat banyaknya benefit yang Samsung tawarkan. Periode promo berlangsung mulai 30 April hingga 22 Mei 2025.
Kekurangan Samsung Galaxy Tab S10 FE
Samsung Galaxy Tab S10 FE tak bisa dimungkiri merupakan tablet menarik. Akan tetapi, tablet ini tetap tidak lepas dari catatan. Anda mesti mempertimbangkan beberapa faktor di bawah ini sebelum memutuskan beli.
1. Charger Absen dalam Paket Penjualan

Paket penjualan Galaxy Tab S10 FE minimalis. Di dalam boks tipisnya terdapat empat aksesori meliputi S Pen, kabel USB C, eject pin untuk mencongkel slot microSD atau kartu SIM, serta lembaran Quick Start Guide. Tidak ada charger dan keyboard dalam boks tablet ini.
Namun, keyboard bisa Anda dapatkan jika membeli tablet Galaxy Tab S10 FE di masa promo. Soal charger yang belum ada, Anda bisa membelinya dengan memanfaatkan cash back.
Periode promo memang terbatas. Akan tetapi, kadang-kadang Samsung memberikan penawaran khusus di luar masa promo. Karena itu, Anda mesti rajin-rajin cek ke toko online ataupun offline untuk memastikan apakah sedang ada penawaran khusus atau tidak.
2. Belum Ada USB Display Out

Galaxy Tab S10 FE nyaman dipakai kerja berkat dukungan mode DeX. Sayang, USB display out-nya belum ada. Tablet ini pun hanya bisa terhubung ke monitor eksternal secara wireless.
Tidak ada yang salah dengan wireless display out. Sebagian orang malah merasa cara ini lebih praktis. Akan tetapi, pengalaman yang didapat tentu tak semulus display out dengan kabel USB.
Hal yang menyebabkan Galaxy Tab S10 FE belum dukung USB display out adalah port USB C-nya. Ia masih memakai teknologi USB 2.0, belum USB 3.0 ke atas. USB display out di perangkat Android hanya bisa jalan via USB 3.0 ke atas yang punya transfer data lebih cepat.
3. Layarnya Belum Punya Kaca Proteksi

Bagi saya, strategi Samsung untuk memasang layar PLS TFT di tablet ini sebenarnya tidak salah. Toh kualitas tampilannya bagus. Tidak ada masalah soal visibilitas.
Hanya saja, layar Galaxy Tab S10 FE belum dilapisi kaca proteksi semacam Corning Gorilla Glass, Schott Xensation, atau Dragontrail Glass. Tak ada jaminan bahwa layar tablet ini tahan terhadap goresan hingga benturan.
Anda perlu mempertimbangkan untuk memasang tempered glass pihak ketiga. Amit-amit kalau tablet ini jatuh dan menghantam bagian depan, tempered glass akan mereduksi efek benturannya.
Selain itu, layar Galaxy Tab S10 FE juga belum punya lapisan antirefleksi atau antisilau secara bawaan. Namun, situs resmi Samsung menginformasikan bahwa aksesori screen protector tersedia untuk Galaxy Tab S10 FE dan Galaxy Tab S10 FE+.
Aksesori tersebut memiliki kemampuan menghalau silau, sehingga membuat tablet optimal digunakan secara outdoor. Namun, screen protector mesti dibeli secara terpisah karena tak masuk dalam paket penjualan.
4. Performanya Sudah Oke, tapi Bukan yang Terbaik

Samsung Galaxy Tab S10 FE mengandalkan Exynos 1580. SoC 4 nm buatan Samsung sendiri ini juga dipakai oleh ponsel Galaxy A56 5G. Exynos 1580 mengalami peningkatan signifikan dari segi prosesor. Pasalnya, tiga pendahulunya (Exynos 1280, Exynos 1280, dan Eynos 1480) masih berkutat di Cortex A78.
Sekarang Exynos 1580 sudah dibekali empat Cortex A720. Satu unit punya clockspeed 2,9 GHz dan tiga sisanya 2,6 GHz. Lalu ada juga empat unit Cortex A520 yang dapat melaju hingga 1,9 GHz. Jadi SoC ini punya prosesor delapan inti.
Komponen penting lain yang pada Exynos 1580 adalah GPU Xclipse 540 (memakai arsitektur RDNA3), NPU dengan kemampuan 14,7 TOPS, ISP yang mendukung kamera hingga 200 MP, modem internal 5G, serta cip konektivitas yang mendukung Bluetooth 5.3 dan WiFi 6.
Exynos 1580 yang terpasang di Galaxy Tab 10 FE didukung oleh RAM 8 GB LPDDR5 serta memori internal 128 GB UFS 3.1. Secara raw performance, Exynos 1580 sudah oke buat sang tablet.
Dalam tes benchmark di Geekbench 6, Galaxy Tab S10 FE memperoleh skor single-core 1.352 dan multi-core 3.886. Skor kemampuan GPU-nya di 3DMark Extreme (High) adalah 1.332. Hasil tes ini saya kutip dari Phone Arena.
Para pengulas bilang, navigasi terasa lancar. Begitu juga saat menangani tugas-tugas esensial seperti browsing, streaming, dan mengedit dokumen. Hanya saja, Anda tak bisa mengharapkan performa secepat kilat.
Sejumlah reviewer menilai, Galaxy S10 Tab S10 FE butuh waktu yang sedikit lama saat membuka aplikasi. Stutter dan lag kadang muncul saat membuka laci aplikasi yang terbuka secara background.
Pratima Adhikari bilang, Exynos 1580 di tablet ini tak sekencang saat dipasang di Galaxy A56. Ia menambahkan, ketika Galaxy Tab S10 FE membuka beberapa aplikasi dalam mode split-screen, ada sedikit delay yang muncul. Khususnya saat Adhikari membuat catatan dengan S Pen.
Saya pun sependapat dengan Adhikari yang melihat bahwa Exynos 1580 perlu optimasi lebih lanjut. Sebab, seharusnya SoC ini tidak selambat itu. Optimasi juga dapat meningkatkan performa gaming tablet ini yang kurang oke.
Pada gim PUBG Mobile, setelan frame rate-nya mentok di "High" saja alias 30 fps alias belum bisa 60 fps (Ultra). Itu pun masih belum lancar karena Adhikari mengaku menjumpai jitter sepanjang gameplay.
Simpulan
Samsung Galaxy Tab S10 FE dijual Rp7.999.000 untuk varian WiFi, sedangkan varian 5G dijual seharga Rp8.999.000. Dengan harga segitu, orang-orang mungkin akan langsung membandingkan tablet ini dengan sejumlah kompetitor.
Sebut saja Xiaomi Pad 7 (Snapdragon 7+ Gen 3) serta OPPO Pad 3 (MediaTek Dimensity 8350). Keduanya pakai SoC yang lebih ngebut, sehingga performa Galaxy Tab S10 FE terlihat inferior.
Namun demikian, jarak Exynos 1580 dengan kedua SoC yang dipakai kompetitornya tak sampai langit dan bumi. Mayoritas orang dengan gaya pakai standar mungkin tak akan merasakan adanya perbedaan. Galaxy Tab S10 FE pun tetap terasa lancar menjalankan berbagai macam tugas.
Yang Samsung tawarkan sebenarnya tak sekadar spesifikasi di atas kertas. Akan tetapi, pengalaman yang pakai yang memuaskan. Itulah mengapa Galaxy Tab S10 FE punya IP68, fitur Solve Math pada S Pen, hingga dukungan software sampai 7 tahun.
Galaxy Tab S10 FE akan cocok buat Anda yang ingin punya tablet serbaguna untuk pemakaian jangka panjang. Pekerja dan kreator dengan mobilitas tinggi yang mencari tablet berukuran ringkas juga perlu mempertimbangkannya. Bagaimana menurut Anda, worth to buy?