Review ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300, 2 in 1 Multifungsi
Ketika kebutuhan akan perangkat komputasi yang lebih ringkas, maka berbagai produsen selalu melihat peluang untuk hadirkan kebutuhan tersebut. Produsen tertentu misalnya hadirkan komputasi lewat perangkat tablet dengan OS berbasis mobile.
Perangkat tersebut sebenarnya cukup memenuhi kebutuhan. Namun, untuk komputasi dan pengalaman desktop, biasanya tidak sefleksibel memakai OS Windows. Karena itulah, ASUS, sebagai produsen komputer dan laptop, melihat peluang tersebut dengan hadirkan perangkat bernama ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300.
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 ini adalah sebuah perangkat tablet dengan sistem operasi Windows. Tidak tablet sepenuhnya sebenarnya karena perangkat ini menawarkan pengalaman seperti memakai laptop. Karena itu, ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 bisa disebut sebagai tablet hybrid atau laptop 2 in 1.
Apapun namanya, yang pasti, ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 ini hadirkan pengalaman komputasi yang lebih menyenangkan daripada sekadar tablet, yang umumnya hanya membesarkan layar dari sistem operasi dasarnya.
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 sudah masuk resmi ke Indonesia. Ia datang dengan dua model. Model pertama adalah model standar. Model ini dijual dengan harga Rp8.999.000.
Model kedua adalah varian creator atau bisa disebut sebagai ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 Steven Harrington Edition.
Steven Harrington dalam hal ini tidak mengacu pada salah satu karakter dari serial ternama di Netflix. Steven Harrington ini mengacu pada seniman atau ilustrator kenamaan. Informasi tentang Steven Harrington ini bisa disimak di situs resmi pribadinya, Stevenharrington.com.
Selain Steven Harrington, ASUS juga bekerjasama dengan seniman lainnya, yakni Philip Colbert. Karena itu, selain ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 Steven Harrington Edition, ada juga ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 Philip Colbert Edition.
Sebenarnya, sudah banyak yang mengulas soal ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300. Hanya saja sedikit yang mengulas untuk versi Steven Harrington. Karena itu, saat saya kedatangan laptop ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 Steven Harrington Edition, tentu saya senang karena bisa mengulas perangkat ini dan memberikan perspektif baru lewat tulisan ini.
Karena itu, mari simak review berdasarkan pengalaman saya pribadi memakai ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 Steven Harrington Edition ini.
Agar lebih singkat dalam penulisan produk, perangkat ini akan saya sebut sebagai ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 saja.
Spesifikasi ASUS VivoBook 15 OLED K513EA
- Layar: 13.3-inch, OLED, FHD (1920 x 1080) 16:9,Glossy display, 550nits,DCI-P3: 100%,
- Processor: Intel® Pentium® Silver N6000 Processor 1.1 GHz (4M Cache, up to 3.3 GHz, 4 cores)
- Graphic Card: Intel® UHD Graphics
- RAM: 8 GB LPDDR4X on board
- Storage: 256 GB M.2 NVMe™ PCIe® 3.0 SSD
- Konektivitas: Intel WiFi 6 with Gig+ performance (802.11ax), Bluetooth V5.0
- Port: 2x USB 3.2 Gen 2 Type-C support display / power delivery, 1x 3.5mm Combo Audio Jack, Micro SD card reader
- Camera: 13 MP dan 5 MP
- Baterai: 50WHrs, 3S1P, 3-cell Li-ion
Unboxing dan Aksesoris
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 versi kreator ini datang dengan desain menarik. Dari kotak kemasannya, ciri khas dari sang kreator ditonjolkan lewat berbagai karyanya.
Versi yang saya ulas kali ini, yakni edisi Steven Harrington, hadirkan ilustrasi karya beliau di berbagai aspek, termasuk kotak kemasan. Ilustrasinya sendiri bercorak hitam memenuhi kardus luarnya. Nuansa ilustrasi hitam putih begitu memenuhi seluruh bagian luar kotak kemasan, membuat kotak kemasan laptop ini terlihat lain dari yang lain.
Saat dibuka, saya menemukan banyak aksesoris dan printilan seperti stiker, stiker khusus buat keyboard, tas laptop, dan lainnya. Tentu saja saya menemukan unit laptopnya yang dibungkus terpisah dengan keyboard.
Hal ini menegaskan kalau bagian hardware tersemat di bagian layar unit perangkat ini.
Di bagian samping kotak, ada ASUS Pen dan stylus, yang lagi-lagi menawarkan ciri khas tersendiri.
Tentu saja saya juga menemukan pengisi daya alias charger di laptop ini. Ada juga bagian lain di kotak kemasan yang bakal saya bahas semuanya secara terpisah.
1. Keyboard Detachable
Perangkat ini hadir dengan keyboard detachable, yang artinya bisa dilepas pasang. Keyboard ini memakai sistem magnetik pada ujungnya sehingga mudah untuk menyatu dengan bagian layar.
ASUS menyebut keyboard ini sebagai ASUS ErgoSense keyboard. Untuk spesifikasinya, keyboard ini punya 1,4 mm key travel dan touchpad yang diklaim 50 persen lebih besar.
Sementara ukuran spesifikasi lainnya adalah 19,05 mm full-size key pitch dan 0.2 mm key-cap dish.
Saya sebenarnya tidak terlalu peduli spesifikasi. karena pekerjaan saya mengetik, pengalaman mengetik tentu lebih berguna daripada spesifikasi yang ada di atas kertas.
Yang justru membuat saya kaget, keyboard ini memberikan pengalaman mengetik yang menyenangkan. Ketukan tiap huruf dan teksnya benar-benar memberikan kenyamanan pada jari-jari saya. Bahkan, dengan keyboard ini, saya bisa menulis artikel dengan jumlah kata yang cukup panjang tidak membuat pegal bagian tangan.
Hal yang membuat saya kaget adalah soal touchpad. Saya adalah orang yang jarang memakai touchpad. Namun, saya memaksakan memakai laptop ini dengan touchpad. Ternyata, saya yang jarang memakai touchpad, mudah beradaptasi dengan touchpad ini.
Saya bisa bernavigasi dengan lancar memakai touchpad di laptop. Sesuatu yang jarang saya lakukan karena ketergantungan saya pada mouse.
Oh yah, di bagian keyboard, ada sticker atau kertas terpasang yang membuat tampilan keyboard menjadi berbeda. Tentu ini bertujuan agar identitas edisi kreator tampak.
Di ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 versi standar, yang ditemukan hanyalah keyboard standar tampak aksesoris tambahan.
Bagian sticker yang menempel di keyboard ini patut diapresiasi. Ini membuat keyboard terlihat beda dan memberi nuansa kreatif pada pemakainya. Sayangnya, tampaknya stiker ini agak mudah terkupas. Harus agak hati-hati untuk pemakaian keyboard karena bisa jadi ada yang iseng menggores stiker di keyboard.
2. ASUS Pen atau Stylus
Perangkat ini hadir dengan stylus atau ASUS Pen yang sudah ada di kotak penjualan. Kehadiran ASUS Pen ini patut diapresiasi karena tentu untuk memperkuat identitas laptop sebagai laptop kreator atau ilustrator.
ASUS menyebut jika pen ini punya tekanan sampai 4.096 level tekanan. Selain itu, pen ini juga punya dukungan USB-C® charge dan 266 Hz sampling rate. ASUS Pen ini merupakan perangkat yang bisa diisi ulang. Karena itu, di paket penjualan, terdapat kabel data untuk pengisian ulangnya. Kabel data saja, tanpa charger.
Untuk pengalaman penggunaan, memang ASUS Pen ini tergolong nyaman untuk menggambar. Digunakan untuk navigasi di layar juga sangat nyaman. Respon penggunaannya tergolong bagus.
Bagi yang suka bikin gambar, kehadiran ASUS Pen ini membuat pengalaman di ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 menjadi berbeda. Apalagi ASUS Pen ini punya empat mode tips yang bisa diganti yakni mode pensil 2H, H, HB, dan B. Mode tersebut bisa disesuaikan sesuai kebutuhan kreator atau ilustrator.
Sayangnya, ASUS Pen hanya tersedia di versi kreator. Untuk versi standar, pengguna harus membeli ASUS Pen secara terpisah. Atau bisa juga memakai stylus Pen yang dijual umum. Hanya saja Pen yang dibeli harus punya Bluetooth.
Hal yang disayangkan lagi, versi kreator ini tidak punya tempat khusus untuk Pen atau stylus di bagian laptop. Minimal seharusnya bisa ditempelkan di bagian sisi atau pinggi laptop. Tapi ni bukan masalah yang besar sebenarnya.
3. Cover Stand
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 punya cover stand atau penyangga laptop. Cover Stand punya dua bagian. Bagian pertama adalah bagian luar, yang jadi tempat untuk hasil karya Steven Harrington. Karya ilustrasi yang sama dengan kotak kemasan. Hanya saja kali ini dengan sentuhan warna seperti pada gambar di atas.
Sementara bagian dalam, hanya berwarna hitam. Tidak ada yang menonjol di bagian ini kecuali tulisan Steven Harrington dengan satu karya ilustrasinya. Bagian dalam ini punya sistem magnetis yang bisa dengan mudah menempel di belakang perangkat.
Keberadaan cover stand ini sangat vital untuk penggunaan perangkat. Tanpa cover stand, perangkat ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 tidak bisa digunakan dalam mode penggunaan layaknya laptop biasa.
Kehadiran cover stand, bisa membuat ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 dalam keadaan berdiri seperti berikut ini.
Sistem cover magnetis ini bisa menempel kuat ke bodi layar. Saya awalnya agak sedikit khawatir apa stand ini cukiup kokoh atau tidak? Saat digunakan, ternyata cover stand cukup kokoh. Apalagi bagian bawahnya bisa diatur tingkat kemiringannya sehingga membuat penggunaan laptop bisa lebih fleksibel untuk sudut pandang menonton.
Cover stand ini juga bisa membuat ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 dalam mode portrait. Contohnya seperti berikut ini.
Untuk dapat diposisikan seperti pada gambar, bagian stand yang fleksibel perlu diatur sampai sudut 90 derajat. Ini dilakukan agar perangkat bisa berdiri seimbang seperti tampak pada gambar berikut ini.
Saat mode portrait, tentu keyboard perlu dilepas. Ini membuat keyboard tidak bisa digunakan saat laptop mode berdiri.
Dalam mode portrait ini, saya bisa dengan mudah scroll media sosial yang saat ini lebih banyak punya rasio video memanjang ke bawah. Contohnya video di TikTok atau di Instagram. Selain itu, mode ini juga bisa dimanfaatkan untuk ilustrator yang butuh pengalaman layaknya kertas portrait memanjang.
Dalam mode portrait, keyboard bawaan tidak bisa digunakan Karena keyboard perlu terhubung ke bagian bodi laptop. Jika ingin mengetik dalam mode ini, sebaiknya beli keyboard Bluetooth untuk kemudian bisa disambungkan ke ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300.
Karena fungsinya yang cukup vital, cover Stand ini sudah hadir di paket penjualan ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300, baik yang versi standar maupun versi kreator.
Khusus varian kreator, cover stand yang dihadirkan bercorak karya ilustrator. Sementara untuk ebrsi standar, hanya polos saja.
4. Tas Laptop
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 versi kreator dibekali juga dengan tas khusus untuk laptopnya. Tasnya ini cukup kokoh dan bagus dan mudah di bawa kemana-mana. Tasnya juga tidak lepas dari balutan karya Seteven Harrington.
5. Charger Type-C
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 datang dengan pengisi daya USB Type-C. Dengan charger ini, perangkat bisa terisi 60 persen dalam waktu 39 menit. Charger bawaan ini standar, tidak punya corak khsusus atau stiker ilustrasi karya kreator seperti pada aksesoris lain.
5. Cover atau Kasing Tambahan untuk Mode Tablet
Di kotak kemasan, terdapat juga cover atau lebih tepatnya kasing tambahan. Kasing ini bisa dipasang saat perangkat dalam mode tablet, alias tidak terhubung keyboard.
Satu sisi bagian ini tidak lepas dari ilustrasi sang kreator. Sementara bagian lainnya cenderung polos. Satu hal yang diingat, saat perangkat dipasangkan ke kasing ini tergolong mudah. Namun, saat dilepas, perlu tenaga ekstra atau effort agar kebuka dari kasing atau cover nya ini.
Kehadiran cover ini tentu jadi alternatif bagi pemakainya yang butuh perangkat dalam mode tablet. Artinya pengguna tidak mau repot banyak bawaan. Apalagi pengguna yang suka menggambar, kehadiran keyboard mungkin tidak akan terlalu releven. Cukup bawa perangkatnya dan juga pen, sudah selesai.
Bodi Desain dan Keyboard
Setelih menilik printilan di kotak kemasan, mari langsung bahas sang perangkat lebih dalam. Mari mulai dengan bahas bobotnya yang hanya 0,785 kg. Sangat ringan untuk sebuah perangkat. Dengan bobot ini, perangkat mudah dijinjing. Apalagi perangkat punya dimensi yang cukup pas di tangan, yakni 30,99 x 19,00 x 0,79 cm.
Ukuran bobot dan dimensi tersebut, hanya bagian bodi utamanya saja, tanpa keyboard detachable.
Jika dibawa dengan keyboard-nya untuk berpergian, sebenarnya masih tergolong ringan. Tidak terlalu sa seperti perangkat laptop dengan dimensi yang tidak jauh beda. Masih tergolong ringan, bahkan saat charger perangkat di bawah.
Untuk pengguna yang hanya butuh mode layar saja, membawa laptop ini tanpa keyboard sebenarnya sudah oke. Namun, karena saya lebih nyaman mengetik pakai keyboard fisik, saya tetap membawa keyboard bawaan laptop ini.
Biasanya yang tidak saya bawa adalah charger-nya. Karena perangkat punya port Type-C untuk pengisian daya, jadi cukup bawa charger ponsel saja. Satu charger bisa dua perangkat.
Hanya saja pastikan charger untuk mengisi daya ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 mendukung pengisian cepat.
Ngomong-ngomong soal Type-C, ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 punya dua port type-C di bagian samping kiri (saat mode laptop atau landscape). Di bagian ini, ada dua port USB Type-C yang mendukung pengisian daya dan output display. Ada juga port audio jack 3,5 mm, dan microSD reader.
Tidak ada USB Type A di perangkat ini. Karena itu, buat yang mau transfer data, sebaiknya memiliki converter atau adapter Type-C ke USB Type-A.
Solusi ini juga bisa digunakan buat mereka yang pakai mouse dengan USB receiver. Buat yang pakai mouse Bluetooth tinggal sambungkan saja mouse ke Bluetooth laptop.
Hal yang sama juga berlaku untuk yang ingin menyambungkan perangkat ke layar tambahan. Diperlukan adapter atau converter ke HDMI agar bisa terhubung ke layar tambahan.
Sementara di samping kanan (saat mode laptop atau landscape), terdapat tombol volume. Tombol ini bakal sering digunakan saat kamu memakai dalam mode tablet alias tanpa keyboard.
Saya hampir tidak menyadari keberadaan tombol ini, mengingat aktivitas saya dengan perangkat ini seringnya dengan keyboard yang terhubung.
Di bagian ini juga terdapat tulisan Dolby Atmos yang menegaskan kalau kualitas speaker perangkat ini sudah mendukung kualitas suara yang baik berkat dukungan Dolby Atmos.
Di bagian atas laptop, terdapat tombol power. Tombol ini juga sebagai pemindai sidik jari untuk masuk ke sistem. Sistem pembaca sidik jarinya harus diakui kurang begitu bagus meski tidak jelek juga.
Sistem keterbacaannya masih agak kurang. Tangan agak kurang bersih, agak sulit membaca kalau sidik jari tersebut sudah didaftarkan. Di bagian sisi yang berlawanan dengan sisi yang punya tombol power, hanya ada beberapa lubang untuk terhubung dengan keyboard detachable.
Di bagian belakang layar, tidak ada hal menarik. Hanya bodi belakang yang bakal sering ketutup dengan cover stand. Bagian belakang bodi ini punya area magnetik yang membuat cover stand mudah menempel.
Untuk bahannya sendiri, saya tidak terlalu persis. Berbagai sumber menyebut jika sasis laptop ini berbahan aluminium. Hal yang bisa saya pahami karena memang bodi perangkat ini cukup kokoh.
Kalau soal tampilan desain, jelas kurang menarik dan tidak akan dibahas banyak. Bagian desain bakal ketutup cover stand. Yang versi kreator tentu bakal menarik perhatian. Sementara versi standar, cover stand yang disediakan berwarna hitam tegas.
Layar
Menilik namanya, ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300, sudah menunjukan identitas kalau laptop ini hadir dengan layar 13 inci. Tepatnya sih 13,3 inci. Selain itu, karena ada OLED di nama produknya, produk ini juga menawarkan panel OLED.
Panel layar OLED di perangkat jadi nilai jual terbesar. Betapa tidak, jarang sekali atau hampir tidak pernah, sebuah perangkat laptop 2 in 1 bersistem operasi Windows, menawarkan panel layar OLED.
Memang ada perangkat serupa, tapi biasanya adalah tipe laptop 2 in 1 dengan keyboard yang tidak bisa dilepas. Berbeda dengan ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 yang menawarkan konsep keyboard yang bisa dilepas.
Kehadiran panel layar OLED ini bukan hal baru. ASUS hadirkan panel OLED, bahkan untuk kategori laptop 8 jutaan seperti pada ASUS VivoBook 15 OLED K513E yang juga pernah diulas di Carisinyal.
Panel OLED pada perangkat ini disebut sebagai ASUS OLED. Pembahasan soal ini bisa disimak pada artikel soal laptop ASUS OLED.
Secara sederhana, kehadiran panel OLED ini, mampu hadirkan visual yang menarik. Warna yang ditampilkan layar lebih kaya dan lebih jelas dibandingkan panel layar standar. Terlebih karena layar ASUS OLED dilengkapi dengan fitur 100% DCI-P3, sertifikasi VESA CERTIFIED Display HDR True Black 500, dan PANTONE Validated.
Layarnya yang menawarkan resolusi 1920 x 1080 piksel ini juga dilengkapi fitur TÃœV Rheinland-certified dan SGS Eye Care Display yang bertujuan mengurangi kelelahan bagi mata saat menatap layar lama-lama. Sederhananya, tidak bikin mata lelah karena bisa meredam cahaya biru sampai 70 persen.
Satu lagi, saya benar-benar dimanjakan saat menonton konten video kualitas tinggi di laptop ini. Menonton di kondisi luar ruangan pun bukan masalah besar mengingat perangkat ini punya tingkat kecerahan puncak mencapai 550 nits.
Layar dengan rasio layar ke bodi sebesar 83 persen ini hadirkan pengalaman layar sentuh yang cukup menyenangkan. Dengan ASUS Pen, membuat ilustrasi dan bernavigasi begitu bagus.
Tanpa melihat spesifikasi teknis, orang awam pun bakal memuji tampilan yang disajikan laptop ini. Mereka ini pasti lebih peduli apakah layarnya bakal tampilkan warna yang bagus atau tidak.
Dan kabar baiknya, ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 justru memang menawarkan visualisasi tampilan yang matang. Color gamut yang baik, tingkat kecerahan yang baik, warna hitam yang benar-benar pekat, serta tidak lupa layar Glossy agar layar tidak tampilkan pantulan atau bayangan.
Layar laptop ini juga menawarkan teknologi layar sentuh yang nyaman. Tidak perlu dengan Pen, dengan tangan pun, pengalaman menggulir layar tergolong menyenangkan.
Dengan berbagai fleksibilitasnya, ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300, dapat menawarkan berbagai macam mode penggunaan kepada pengguna.
1. Mode Laptop
Mode yang umum digunakan untuk bekerja dalam keadaan keyboard terpasang. Mode yang sering saya gunakan untuk kebutuhan produktivitas. Bagian keyboard laptop ini yang tipis, membuat saya bisa memakai laptop untuk bekerja di meja yang tidak terlalu besar sekalipun.
Selain itu, mode ini juga memungkinkan saya bekerja atau mengetik dengan layar dalam keadaan "tidur" seperti pada gambar di atas.
2. Mode Tenda
Mode untuk menonton konten media di ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300. Mode ini adalah mode yang sama dengan mode laptop, hanya saja bagian keyboard dilepas.
Mode ini sangat nyaman digunakan ketika menonton sambil makan. Atau untuk sekadar scroll media sosial dengan navigasi tangan.
3. Mode Tablet
Mode ini mengandalkan layar saja untuk di bawa kemana-mana. Mode ini cocok memakai cover stand atau hanya memakai kasing saja. Tidak perlu bawa keyboard. Mode ini dapat digunakan di berbagai situasi, bahkan untuk kebutuhan video call sambil rebahan di kasur misalnya.
4. Mode Berdiri
Ini adalah mode saat ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 diposisikan berdiri. Persis yang sudah dijelaskan pada bagian aksesoris.
Baik dalam mode tablet, mode laptop, dijinjing, ataupun sambil rebahan, tampilan visual perangkat ini memang berikan pengalaman visual yang menyenangkan. Cocok sebagai perangkat buat konsumen yang butuh laptop untuk kebutuhan menikmati konten video.
Layarnya juga sangat ramah buat anak-anak berkat pengurangan cahaya birunya. Sebagai informasi, cahaya biru dari layar kabarnya dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan sang anak.
Performa CPU
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 yang saya uji ini memakai prosesor Intel Pentium Silver. Penggunaan prosesor ini tampak tidak jadi nilai jual karena di bagian promo yang ada di situs resminya, hanya disebut Intel® quad-core CPU up to 3,3 GHz.Â
Prosesor yang digunakan sendiri lebih tepatnya adalah Intel Pentium Silver N6000. Prosesor ini punya 4 core dan 4 thread dengan basis kecepatan dasar 1,1 GHz dan kecepatan maksimal mencapai 3,3 GHz.
Meski 4 core, ini adalah prosesor basic atau prosesor dasar. Terbukti nilai performa dari benchmark sintetis juga hasilkan skor yang standar.Â
Kalau menilik hasil benchmark Geekbench 5, skor yang didapatkan adalah 694 untuk single-core dan 1.813 untuk multicore.
Skornya tentu dimaklumi mengingat ini adalah prosesor standar di bawah Core i3. Hasil benchmark lain juga menunjuka hal yang sama. Pada tes Cinebench R15 misalnya, skor yang didapatkan ada di angka 300-an, kisaran 324 sampai 331 cb.
Bandingkan dengan skor Cinebench R15 i3-1115G4 Tiger-Lake-U pada ASUS VivoBook 15 OLED K513E. Hasilnya, mencapai 490 cb sampai 506 cb.
Contoh benchmark lain adalah hasil dari PCMARK10. Benchmark PCMARK10 pada perangkat ini menunjukkan angka di 2.596.
Pada akhirnya, benchmark tetap bukan segalanya. Pengalaman penggunaan laptop justru lebih menawarkan performa sesungguhnya. Berdasarkan pengalaman saya memakai laptop ini, saya masih mengerjakan tugas dengan baik dan produktif.
Beberapa tugas yang saya kerjakan sebagai contoh, mengetik dokumen di Google Docs, membuka banyak tab di browser Microsoft Edge, membuka Spotify, atau video Youtube. Semua dilakukan berbarengan dan masih cukup nyaman.Â
Faktor dukungan 8GB LPDDR4X dan penggunaan SSD tentu berpengaruh.
Hanya saja, perangkat sudah mulai berat ketika saya buka browser kedua, seperti broser Opera. Atau saat saya buka aplikasi lain berbarengan dengan browser Microsoft Edge yang punya banyak tab.
Kemampuan multi-core jelas diuji disini.
Untuk itu, saya tidak menguji laptop ini dengan aplikasi yang lebih berat. Kalau untuk software ilustrator ringan semacam Paint sih masih bisa berjalan dengan baik.
Performa Grafis
Sebenarnya, saya tidak mau menguji gim di perangkat ini. Pertama, jelas laptop ini bukan untuk main gim. Kedua, kemampuan grafis Intel UHD dari prosesor Intel Silver N6000 tentu tidak akan maksimal.
Namun, saya coba tes gim Counter-Strike: Global Offensive di perangkat ini. Saya tes dengan pengaturan sebagai berikut.
Menilik pengaturan tersebut, tampak kalau saya menjalankan Counter-Strike: Global Offensive di pengaturan rendah.
Gim Counter-Strike: Global Offensive bisa berjalan dengan normal meski dengan fps standar. Saya pernah tes di pengaturan tinggi, malah lama di proses loading. Selain itu, pergerakan karakter juga tersendat.
Untuk gim ringan dan kasual , jelas laptop ini masih bisa diandalkan.Â
Oh yah, Hasil benchmark Cinebench R15 di laptop ini sendiri berada di angka 35,7 fps.
Performa Harddisk
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 yang saya uji, hadir dengan SSD 256 GB. Tipe SSD yang digunakan adalah SSD NVMe PCIE 3.0 x4 dengan merek Kingston. Setidaknya, itu yang terlihat dari CyrstalDiskinfo.
Lantas, berapa kecepatan SSD perangkat ini? Simak gambarnya di bawah ini.
Berdasarkan pengujian CrystalDiskMark 8, SSD di ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 ini mendapatkan kecepatan baca 2.448 MB/s dan kecepatan menulis 447 MB/s. Hasil ini lebih baik jika menilik hasil dari benchmark SSD ASUS VivoBook 15 OLED K513E yang ada di angka 1700 untuk kecepatan baca dan 300-an di kecepatan menulis.
Camera
Sebagai sebuah tablet Windows, ASUS tidak lupa menghadirkan kamera di perangkat ini. Tadinya, saya berpikir untuk apa ada kamera di perangkat ini? Kameranya ada dua lagi, satu di depan, di bagian atas layar, satu lagi di bagian belakang.
Kamera di tablet ini ternyata bisa berguna untuk berbagai hal. Kamera depan jelas berguna untuk kebutuhan video konferensi. Saat saya tes, hasil kameranya tergolong lumayan jernih. Sementara untuk hasil fotonya bisa simak di bawah ini.
Foto tersebut memakai kamera mode 3,7 MP. Ada juga mode kamera 5 MP tetapi rasionya tidak full screen.
Sementara kamera belakang hadir dengan resolusi 13 MP. Ada tiga mode. Versi layar penuh atau full screen hadir dengan resolusi 8 MP atau 8,3 MP. Contoh hasil gambarnya sebagai berikut.
Mode lainnya adalah mode foto 4:3 dengan resolusi 10,3 MP dan 12,6 MP alias 13 MP. Berbagai mode kamera yang digunakan, bisa dibilang hasilnya cukup saja. Bukan kategori yang benar-benar bagus.
Hal yang cukup bisa dimaklumi karena biasanya kamera perangkat pada perangkat tablet atau laptop tidak lebih baik dari kamera smartphone. Namun, biasanya kamera ini sudah cukup memenuhi untuk kebutuhan video meeting.
Kualitas Audio
Sebagai sebuah perangkat untuk kebutuhan multimedia, tentu menawarkan layar saja tidaklah cukup. Layar yang bagus tanpa dibarengi kualitas suara yang oke akan memberi kesan yang kurang.
Karena itu, ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 ini dilengkapi dengan kualitas speaker Dolby Atmos. Tidak tanggung-tanggung, ada empat speaker di perangkat ini. ASUS menyebutnya Quad-speaker with smart amplifier technology.
Dengan fitur tersebut, kualitas suara yang keluar dari ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 ini tergolong bagus. Suara yang dihasilkan tergolong jernih sehingga membuat saya sendiri lebih sering memakai speaker perangkat dibandingkan memakai TWS atau earphone misalnya.
Fitur MyASUS
Salah satu fitur yang berguna di laptop ASUS belakangan ini adalah hadirnya aplikasi MyASUS. Lewat fitur ini, saya bisa mengatur berbagai hal. Salah satu contohnya adalah kemampuan meminimalkan kebisingan di latar belakang untuk menghadirkan komunikasi suara online sebening kristal fiturlewat AI noise-canceling mic.
Beberapa fitur lainnya adalah fitur untuk mendiagnosis sistem, Battery health charging, Splendid, dan masih banyak lagi.
Yang perlu jadi perhatian ada dua. Pertama, Link to MyASUS. Berkat fitur ini, saya bisa transfer data dari PC ke HP (Android atau iOS) atau sebaliknya lebih mudah dan lebih cepat.
Kemudian ada ASUS OLED Care. ASUS OLED Care adalah screensaver khusus, yang secara signifikan mengurangi kemungkinan penuaan layar OLED, dan Anda dapat mengaktifkannya di aplikasi MyASUS.
Fitur ini sangat berguna agar layar terhindar dari burn-in, sebuah masalah pada layar OLED. Untuk masalah ini juga, layar ASUS OLED ini dilengkapi teknologi Samsung OLED burn-in refine technology
Baterai
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 dibekali baterai lithium-ion 50Wh. Baterainya ini bisa dibilang punya daya tahan lama yang cukup oke untuk sebuah laptop hybrid. Saat digunakan mengetik dan internetan selama dua jam, baterainya berkurang 28 persen dari 100 persen. Ini dicapai dengan tingkat kecerahan layar 50 persen.
Memang daya tahan baterainya bukan yang irit-irit banget. Namun, saya bisa bekerja dengan laptop ini tanpa charger selama 6 jam di luar ruangan.
Sementara untuk pengisian dayanya, memang tergolong cepat. Klaim ASUS, laptop ini dapat terisi 60 persen dalam waktu 39 menit. Saat saya tes, hasilnya tidak jauh berbeda. Laptop dapat terisi dari 20 persen ke 53 persen alam waktu 20 menit. Sementara dalam 60 menit, baterai terisi 83 persen.
Simpulan
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 hadir sebagai sebuah laptop yang bisa difungsikan sebagai tablet. Namun, bukan perangkat tablet Windows biasa. Perangkat ini menawarkan tampilan layar yang bagus dan memanjakan mata, sesuatu yang jarang dimiliki perangkat 2 in 1 sejenis.
Karena konsepnya yang fleksibel, perangkat ini menawarkan penggunaan perangkat dalam berbagai mode. Karena itu, ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 ini tergolong perangkat multifungsi, fleksibel, dan cocok digunakan untuk kebutuhan komputasi dasar.
Nilai jual utama laptop ini jelas adalah layar ASUS OLED yang bisa jadi membawa standar baru laptop 2 in 1 harga terjangkau. Setidaknya untuk versi standar, yakni Rp8,9 jutaan. Untuk versi kreator, harganyaa mencapai belasan juta.
Kelebihan VivoBook Slate 13 OLED T3300
- Desain bodi aluminium magnetis yng ringan dan mudah dibawa kemana-mana
- Layar ASUS OLED yang memanjakan dan menyehatkan mata
- Perangkat multifungsi untuk berbagai kebutuhan
- Keyboard detachable yang nyaman untuk mengetik
- ASUS Pen yang punya tekanan bagus
- Kualitas suara yang jernih berkat Dolby Atmos
- Dukungan pengisian daya cukup cepat
- RAM 8GB dan SSD NVMe
Kekurangan ASUS VivoBook 15 OLED K513E
- Prosesor bukan untuk main gim
- Tidak bisa upgrade RAM dan SSD
- Tidak adanya Port USB Type A
- Daya tahan baterai bukan yang terbaik
ASUS VivoBook Slate 13 OLED T3300 ini sangat cocok digunakan untuk mereka yang butuh laptop yang fleksibel dengan layar luas, memanjakan mata, ringan, dan tentu enak dibawa kerja. Mereka yang butuh laptop agar mudah dibawa kemana saja, dapat difungsikan sesuai kebutuhan, dan juga untuk kreativitas juga cocok memilih laptop ini.
Laptop ini pun cocok untuk mereka yang butuh perangkat kreatif berbasis OS Windows. Mereka yang sering berpergian dan bekerja di mana saja selama aplikasi yang digunakan tidak terlalu berat juga cocok meminang laptop ini.