carisinyal web banner retina

Mudah dan Praktis, Ini 6 Cara agar TV Jernih Tanpa Booster

Ditulis oleh Ahmad Tsalis

Menonton televisi (TV) masih jadi pilihan utama bagi sebagian besar orang. Terutama TV terestrial atau yang di Amerika Serikat (AS) dikenal dengan istilah TV siaran over-the-air (OTA). Prediksi sebagian pihak mengenai kepunahan TV terestrial pun meleset, sama seperti radio.

Riset yang dilakukan firma audit asal Inggris Delloite memprediksi, ada sekitar 1,6 miliar orang di dunia masih setia menonton TV. Indonesia, India, dan Nigeria menjadi penyumbang terbesar dari jumlah penonton TV. Hasil riset memberi bukti bahwa TV punya umur yang panjang sejak siaran terestrial pertama mengudara di AS pada 1927.

Alasan kenapa TV masih ditonton salah satunya karena murah. Ya, Anda hanya perlu memiliki pesawat televisi, antena, dan listrik untuk bisa menikmati hiburan serta memperoleh informasi terkini. Ada begitu banyak stasiun televisi yang bisa Anda saksikan baik itu di level nasional maupun lokal.

Alasan lain yakni karena keterjangkauan siaran televisi yang masih lebih baik daripada jaringan internet. Di sisi lain, TV terestrial bukannya tidak punya kelemahan dibanding dengan televisi kabel, televisi satelit, dan IPTV yang lebih modern.

TV terestrial sangat rentan menghasilkan gambar yang tidak jernih. Penyebabnya tidak lain karena TV kesulitan menangkap sinyal. Lokasi yang jauh dari pemancar dapat mengakibatkan TV sulit menangkap sinyal. Bisa juga karena ada banyak bangunan tinggi yang menghalangi transmisi sinyal.

Dalam kondisi seperti ini, mungkin saja Anda sudah berupaya dengan membeli antena outdoor dan memasangnya dengan tiang yang tinggi. Hanya saja, gambar tetap bersemut, keluar garis-garis, dan suaranya putus-putus. Membeli booster alias perangkat tambahan untuk menguatkan sinyal pun langsung terlintas di pikiran Anda.

Namun, simpan dulu uang Anda dan jangan buru-buru beli booster, sebab ada beberapa tips yang bisa dicoba agar gambar TV Anda jernih. Tips tersebut akan Carisinyal jelaskan dalam artikel ini. Yuk, simak satu per satu!

1. Bersihkan Antena

sumber: limitlesstouch.com

Seluruh benda yang bersinggungan langsung dengan udara lama kelamaan pasti akan kotor, demikian juga dengan antena. Partikel yang dikandung udara tentu bukan cuma oksigen. Namun, di dalamnya juga ada debu, air, dan lain sebagainya.

Partikel ikutan tersebut yang menyebabkan badan antena jadi kotor, entah itu antena outdoor maupun indoor. Selain itu, karena antena terbuat dari logam aluminium, otomatis ada potensi mengalami oksidasi atau biasa disebut karatan.

Nah, kotoran seperti debu, keran, jamur, lumut, dan karatan yang menutupi sebagian badan antena tentu akan memengaruhi kemampuan antena menangkap sinyal. Oleh sebab itu bersihkan antena secara berkala.

Khusus untuk membersihkan karatan, Anda bisa menggunakan semprotan penghilang karat yang biasanya dipakai rantai sepeda motor.

2. Cek Kondisi Kabel

sumber: gmelectronic.com

Kabel adalah barang yang tak kalah penting buat TV. Tanpa kabel, mustahil sinyal yang ditangkap antena bisa disalurkan secara efektif ke TV. Kabel dengan kondisi layak pakai adalah sebuah keharusan jika ingin transfer sinyal ke TV berjalan baik.

Karena itu, cek kondisi kabel yang Anda pakai. Ganti kabel antena Anda jika mengalami kerusakan. Tanda kabel rusak dapat dilihat dari bagian dalam yang mencuat keluar tanpa selubung. Kabel yang putus juga masuk dalam kategori rusak.

Anda sebaiknya tidak menyambung dua bagian yang putus. Soalnya, daya hantar sinyal dari kabel yang putus tidak lebih baik daripada kabel utuh. Nah, kalau kondisi luar kabel antena Anda terlihat baik-baik saja, belum tentu isinya juga bagus.

Lihat bagian ujungnya, apakah berembun atau tidak. Jika berembun dan ada airnya, maka bagian dalamnya bisa mengalami karatan. Kabel yang seperti ini juga perlu diganti. Lantas, jika memutuskan untuk mengganti, kabel seperti apa sih yang bagus?

Pilihlah kabel koaksial dengan selubung tiga lapis yang melindungi isinya (tembaga): Lapisan itu terdiri atas isolator dalam (polietilen), isolator luar (anyaman tembaga), dan jaket luar PVC. Lapisan yang tebal akan melindungi kabel dari pengaruh lingkungan.

Selain itu, pilih kabel koaksial dengan hambatan (impedansi) yang optimal. Belilah kabel koaksial dengan impedansi 75 ohm yang memang optimal untuk transmisi sinyal gambar.

Di sisi lain, Anda tidak perlu mengganti kabel jika hanya ruwet. Anda hanya wajib membetulkan penataannya saja agar rapi. Begitu pula dengan colokan-colokan kabel yang kendur.

3. Jauhkan Antena dari Logam

sumber: architecturelab.net

Keberadaan benda yang berbahan logam di sekitar antena dapat mengganggu penerimaan sinyal. Sebagai contoh, Anda memasang antena di luar jendela kamar. Namun, jendela itu dilindungi oleh genteng yang berbahan seng.

Nah, seng yang sejenis logam ini bisa mengintervensi penangkapan sinyal oleh antena. Maka dari itu, sebisa mungkin jauhkan antena dari benda logam, paling tidak dua meter.

4. Lapisi Antena dengan Kertas Timah atau Aluminium Foil

sumber: streamdiag.com

Seperti dijelaskan di poin tiga, benda logam yang ada di sekitar antena bisa mengganggu penangkapan sinyal. Namun, hal itu tidak berlaku jika benda logam disatukan dengan antena. Dalam hal ini, kertas timah atau aluminium foil diklaim bisa memperkuat daya tangkap sinyal pada antena.

Memang belum ada bukti secara terukur apakah kertas timah dan aluminium foil memang punya dampak positif buat antena. Namun, yang jelas dua benda tersebut adalah konduktor. Perangkat yang menggunakan frekuensi radio terbantu dengan adanya konduktor.

Seorang konsultan teknologi wireless bernama Eli Pasternak menyebut bahwa aluminium foil membantu antena yang tidak bisa 'melihat' pemancar sinyal karena ada penghalang.

Sifat konduktivitas aluminium foil mampu meningkatkan kemampuan antena dalam berinteraksi dengan gelombang elektromagnetik. Eli menambahkan, aluminium foil juga bisa memblok gangguan dari pemancar sinyal lain yang tidak diinginkan antena.

Sementara itu, seorang peneliti radar yang pernah bekerja di Lab Riset US Air Force, James Van Damme menilai, luasan elemen dipol memengaruhi bandwidth (lebar pita frekuensi). Nah, dalam hal ini, James meyakini bahwa badan antena yang tipis menyebabkan bandwidth-nya tidak lebar dan beresonansi pada satu frekuensi saja.

Oleh sebab itu, tidak mengherankan bila penerimaan sinyalnya jadi kurang bagus. Memperlebar bidang antena pun menjadi solusinya. Caranya bisa melalui penambahan lembaran aluminium foil pada antena.

Upaya ini tidak hanya akan meningkatkan bandwidth, tapi juga meningkatkan bukaan (aperture) sehingga antena bisa menerima lebih banyak radiasi.

5. Arahkan Antena ke Pemancar Terdekat

sumber: I'm not Chuck. (youtu.be/rWqt7rO1kQM)

Memilih antena outdoor memang lebih baik ketimbang indoor dalam hal daya tangkap sinyal. Alasannya simpel, karena antena outdoor tidak punya banyak elemen penghalang yang menghambat sinyal. Meski begitu, penggunaan antena outdoor tidak otomatis menjadikan gambar TV jernih.

Ada beberapa kaidah tertentu yang mesti Anda penuhi agar sinyal bisa sip dan gambar yang dihasilkan TV jadi jernih. Pertama, posisikan antena pada ketinggian yang optimal. Makin tinggi posisi antena, makin mudah pula menangkap sinyal. Namun, antena yang tinggi juga akan membutuhkan kabel koaksial yang panjang.

Nah, semakin panjang kabel koaksial yang dipakai, daya hantar sinyalnya akan semakin berkurang. Karena itu, sebaiknya Anda memasang antena pada tiang dengan ketinggian antara 3-7 meter. Lebih dari itu, Anda mesti menggunakan amplifier alias booster.

Kaidah kedua adalah mengarahkan antena ke stasiun pemancar terdekat. Situs khusus untuk memperkirakan jarak antara rumah dengan stasiun pemancar memang belum ada di Indonesia. Namun, Anda bisa memanfaatkan Google Maps.

Ketikkan saja stasiun pemancar diikuti nama kota/kabupaten di mana Anda tinggal. Nah, koordinat yang didapat di Google Maps itu bisa Anda jadikan sebagai patokan untuk mengarahkan antena.

6. Gunakan Dua Antena

sumber: cnet.com

Langkah untuk menghadapkan antena ke pemancar terdekat sudah Anda lakukan. Gambar yang dihasilkan pun tampak jernih. Hanya saja, ada beberapa stasiun televisi yang gambarnya tetap saja buram. Baru setelah mengubah arah antena, stasiun yang buram itu bisa jadi jernih.

Akan tetapi, stasiun yang tadinya jernih malah jadi buram. Nah, kenapa hal ini bisa terjadi? Sederhananya adalah, tidak semua stasiun pemancar berada pada lokasi dengan arah yang sama. Mungkin saja stasiun A, B, dan C mengarah ke utara. Sedangkan stasiun, D, E, F ada di arah barat.

Lantas, bagaimana solusinya? Adalah dengan menggunakan dua antena pada satu televisi. Nah, dua antena itu bisa digabungkan dengan alat bernama UHF Digital Antenna Mixer yang bisa Anda dapatkan di toko-toko elektronik.

Mekanisme alat ini sederhana. Dua kabel antena akan masuk ke colokan input alat ini. Kemudian, alat ini akan meneruskannya melalui satu kabel ke TV.

Alat ini bikin Anda sekarang bisa memasang dua antena dengan arah yang berbeda. Alhasil, gambar yang didapat bisa jernih di seluruh stasiun TV.

Nah, itulah enam cara agar TV jernih tanpa booster. Anda bisa mencobanya satu per satu dimulai dari yang paling sederhana. Jika Anda punya pengalaman lain soal agar TV bisa jernih, silakan membagikannya di kolom komentar. Cerita Anda tentu akan sangat berguna buat pembaca lain.

Kategori:
Tag:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram