carisinyal-web-banner-retina 35

9 Kelebihan dan Kekurangan Samsung Galaxy S25+

Ditulis oleh Adam Duta Dwiguna

Samsung Galaxy S25+ tampaknya jadi model paling worth to buy di antara model lain di serinya. Singkat saja, HP ini lebih murah dari Samsung Galaxy S25 Ultra, tapi spesifikasinya di atas Samsung Galaxy S25. HP ini tentu jadi opsi terbaik jika budget kurang sampai untuk menjangkau model Ultra.

Sama seperti model lainnya, peningkatan Samsung Galaxy S25+ juga lebih condong ke software dibandingkan hardware. Peningkatan paling besarnya adalah penggunaan chipset Snapdragon 8 Elite. Masih ada beberapa hal yang menarik dibahas dari model ini, simak beberapa kelebihan dan kekurangan Samsung Galaxy S25+ berikut.

*Tabel ini bisa digeser ke samping
Kelebihan
Kekurangan
Dimensi bodi lebih besar dengan desain minimalis, ada IP68 dan Armor Aluminium.
Kecepatan pengisian daya kalah saing, masih tanpa charger di dalam kotaknya.
Menawarkan berbagai fitur Galaxy AI yang sudah disempurnakan.
Tidak banyak yang berubah dari generasi-generasi sebelumnya.
Kemampuan software kamera lebih canggih dengan AI ProVisual Engine.
Performa luar biasa Snapdragon 8 Elite overclock khusus Samsung, memorinya lega.
Kualitas layar luas dan tajam sampai QHD+ dari model reguler.
Kapasitas baterai lebih besar dengan pengisian daya cepat 45W.
Konektivitas dan sensor lengkap, ada Samsung DeX untuk tampilan ala desktop.
Lengkap dengan fitur Ultra-Wideband (UWB) yang juga ada di model Ultra.
Memiliki jaminan upgrade OS sangat panjang yaitu sampai 7 tahun.

Spesifikasi Samsung Galaxy S25+

Galaxy S25 plus
Layar Dynamic LTPO AMOLED 2X 6.7 inci
Chipset Qualcomm Snapdragon 8 Elite
RAM 12 GB
Memori Internal 256 GB, 512 GB
Kamera 50 MP (wide) 12 MP (ultrawide) 10 MP (telephoto)
Baterai Li-Ion 4900 mAh
Kelebihan & Kekurangan Baca di sini
Cek Harga Saat Ini Shopee Lazada Blibli

Kelebihan Samsung Galaxy S25+

Samsung Galaxy S25+ dijual mulai dari Rp17 jutaan. Harga ini jauh di bawah model Ultra yaitu sampai Rp5 jutaan. Hal ini tentu membuatnya makin menarik karena kemampuannya tidak jauh berbeda. Se-worth it apa? Simak beberapa kelebihannya berikut ini.

1. Dimensi Bodi Lebih Besar dengan Desain Minimalis, Ada IP68 dan Armor Aluminium

Samsung Galaxy S25

Dari segi tampilan luarnya, Samsung Galaxy S25+ memang tidak jauh berbeda, atau malah terlihat mirip dengan model di serinya. Hal itu memang sebuah fakta, bahkan jika disandingkan generasi sebelumnya, atau HP lain di Galaxy A Series tampaknya masih terlihat mirip.

Samsung Galaxy S25+ masih menyimpan tiga kameranya langsung di atas bodi dan disusun secara vertikal. Material yang dipakai juga masih sama saja yaitu kaca dengan akhiran yang halus. Tekstur yang dirasakan cukup halus saat terkena tangan.

Untuk varian warnanya, Samsung Galaxy S25+ menawarkan tujuh varian warna berbeda. Terdiri dari Navy, Icyblue, Silver Shadow, dan Mint. Serta tiga varian warna lainnya yang eksklusif untuk pembelian via situs Samsung yaitu Blueblack, Coralred, dan Pinkgold.

Salah satu yang mungkin berbeda dari generasi sebelumnya adalah ketebalan dan bobotnya. Samsung Galaxy S25+ memiliki ketebalan bodi hanya 7,3 mm saja dengan berat 190 gram. Lebih tipis dan ringan dibandingkan Samsung Galaxy S24+ yang punya ketebalan 7,7 mm dengan berat 196 gram.

Melihat dari ukurannya, tentu Samsung Galaxy S25+ lebih ergonomis dari sebelumnya. HP ini bisa dengan mudah dimasukkan ke dalam saku atau tas kecil. Pengalaman genggamnya juga nyaman dengan tepi bodi yang sedikit melengkung sehingga tidak terasa tajam.

Di samping itu, jika dibandingkan dengan model regulernya, Samsung Galaxy S25+ ini punya dimensi lebih luas. Langkah ini memang sudah dilakukan di generasi-generasi sebelumnya. Dimensinya yaitu 158,4 x 75,8 mm, sedangkan Samsung Galaxy S25 adalah 146,9 x 70,5 mm saja.

Untuk ketahanannya, Samsung Galaxy S25+ dibekali sertifikasi IP68. Sertifikasi ini sama seperti pendahulunya yang mampu menahan debu dan air, bahkan hingga kedalaman 1,5 meter sampai 30 menit. Ketahanannya juga didukung oleh material aluminium generasi kedua yang membungkus bagian frame-nya.

2. Menawarkan Berbagai Fitur Galaxy AI Yang Sudah Disempurnakan

Samsung Galaxy S25

Samsung jadi salah satu merek yang giat dalam mengembangkan software dari produknya, dibandingkan hardware. Di antaranya adalah dengan menyempurnakan fitur Galaxy AI. Hal ini terlihat dari hadirnya beberapa fitur Galaxy AI secara eksklusif untuk Samsung Galaxy S25 Series, termasuk Samsung Galaxy S25+ ini.

Salah satu peningkatan yang cukup mengesankan dari fitur Galaxy AI ini adalah sudah mendukung atau mengerti penggunaan bahasa sehari-hari. Adapun fitur Galaxy AI utama yang ditawarkan adalah Now Brief atau Now Bar, AI Agents meliputi perkembangan dari Circle to Search, AI Select, Gallery Control, sampai Cross-app Action

Mari kita bahas dari fitur Galaxy AI pertama yaitu Now Brief atau Now Bar. Sederhananya, fitur ini akan merangkum semua berita atau informasi yang Anda butuhkan. Misalnya pagi hari, fitur ini akan menampilkan kondisi Anda saat tidur, informasi cuaca, berita terkini, atau pertandingan klub kesayangan yang mungkin terlewat. Selain itu, fitur ini juga akan muncul di siang atau malam hari untuk merangkum kejadian atau informasi di hari itu.

Fitur Now Bar memiliki konsep yang sama dengan Now Brief. Bedanya, fitur ini muncul di lock screen dan fokus ke acara atau aplikasi yang baru digunakan. Fitur ini akan menampilkan musik yang sedang diputar, petunjuk arah dari Google Maps, jadwal meeting, hingga live score dari klub kesayangan.

Selanjutnya adalah fitur Circle to Search yang dikembangkan. Anda harusnya sudah tidak asing lagi dengan fitur satu ini. Pasalnya, HP Android lain sudah cukup banyak yang memiliki fitur serupa. Kali ini, fitur Circle to Search tidak hanya mencari teks atau gambar, tapi juga audio dari musik tertentu.

Memiliki cara kerja yang mirip, AI Select mampu menganalisis konten pada layar dengan lebih rinci. Bahkan, Anda bisa membuat GIF dengan mudah menggunakan fitur AI ini.

Fitur lain yang termasuk ke AI Agents adalah Gallery Controll. Dengan bahasa biasa sehari-hari, Anda bisa meminta AI untuk menampilkan foto tertentu, misal foto mendaki ke gunung di malam hari, foto memakai baju berwarna biru, dan sebagainya. 

Perintah mencari sesuatu ini juga bisa digunakan di Settings, misalnya untuk mengubah ukuran font, mengubah kata sandi, dan sebagainya. Fitur ini cocok untuk Anda yang masih bingung dengan nama-nama menu untuk mengatur sesuatu pada HP.

Salah satu fitur Galaxy AI yang paling saya tunggu adalah Cross-app Action. Fitur ini mampu melakukan tugas yang lebih kompleks dan melibatkan atau berinteraksi dengan aplikasi lain. Untuk sekarang, aplikasi yang mendukung hanya aplikasi sistem One UI dan Google saja. Namun Samsung berjanji untuk melibatkan aplikasi pihak ketiga seperti WhatsApp atau Spotify.

3. Kemampuan Software Kamera Lebih Canggih dengan AI ProVisual Engine

Samsung Galaxy S25

Jika dibandingkan dengan pendahulunya yaitu Samsung Galaxy S24+, lagi-lagi tidak ada perubahan pada spesifikasi kameranya. Samsung Galaxy S25+ masih memanfaatkan kamera utama 50 MP dengan bukaan f/1.8 dan focal length 24mm. Sensor kamera ini berukuran 1/1.56 inci dengan dukungan dual pixel PDAF dan OIS untuk hasil gambar lebih baik.

Selain itu, terdapat kamera ultrawide 12 MP dengan bukaan f/2.2 dan focal length 13 mm. Kamera ini sudah mendukung Super Steady Video untuk melakukan vlogging. Sudut pandangnya juga cukup luas yaitu hingga 120 derajat.

Kamera telefoto menjadi pelengkap dengan resolusi 10 MP. Kamera ini memiliki bukaan f/2.4 dengan focal length 67mm, kemampuan pemotretan jarak jauhnya didukung optical zoom sampai 3x. Tenang, ada fitur PDAF dan OIS untuk mengatur kestabilannya sehingga foto tetap jernih dan tajam meski jarak cukup jauh.

Untuk perekaman videonya, Samsung Galaxy S25+ ini bisa merekam hingga resolusi 8K 30 FPS. Resolusi maksimal yang sama seperti yang bisa diraih pendahulunya. Dukungannya meliputi HDR10+, stereo surround recorder, dan gyro-EIS untuk membantu stabilisasinya. Ada satu fitur tambahan yaitu 10-bit HDR untuk reproduksi warna lebih maksimal.

Kamera bagian depannya masih mengandalkan 12 MP kamera selfie dengan bukaan f/2.2. Terdapat dukungan dual pixel PDAF yang mengatur fokus otomatis dengan baik sama seperti kamera belakangnya. Resolusi video maksimalnya bisa mencapai 4K 60 FPS.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Samsung tampaknya lebih fokus meningkatkan kualitas software yang digunakan. Trik ini juga berlaku untuk sektor kamera sebagai upaya peningkatan dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini juga dialami oleh Samsung Galaxy S25 yang spesifikasinya terlihat sangat identik.

Misalnya saja penggunaan ProVisual Engine generasi terbaru yang dibawa oleh Snapdragon 8 Elite. Sistem ini memastikan komputasi lebih baik misalnya untuk video dengan cahaya redup atau noise pada objek bergerak.

Selain hadirnya fitur 10-bit HDR, Anda juga bisa memanfaatkan Galaxy Log bagi Anda yang suka video RAW. Anda bisa mengontrol penuh atas apertur untuk menghasilkan video portrait terbaik, serta bermain-main dengan color grading untuk kualitas lebih tinggi.

Di sisi lain, sektor kamera juga kedapatan fitur AI yang sangat menarik yaitu AI Audio Eraser. Fitur ini mampu menyesuaikan audio pada video dengan cerdas. Memisahkan antara suara Anda saat berbicara dengan suara sekitar yang bising. Dengan begitu, Anda bisa mengatur untuk mengecilkan atau menghilangkan suara bising tersebut dan fokus ke suara Anda.

Buat Anda yang penasaran dengan peningkatan seperti apa dari segi software-nya, simak beberapa sampel foto berikut merujuk pada GSMArena. Sampel di bawah sudah mengalami kompresi saat pengunggahan, sehingga kualitasnya mungkin tidak akan terlalu akurat.

sampel foto samsung galaxy s25+Sumber: GSMArena
main camera 50 MP
sampel foto samsung galaxy s25+Sumber: GSMArena
ultrawide camera 12 MP
sampel foto samsung galaxy s25+Sumber: GSMArena
portrait mode
sampel foto samsung galaxy s25+Sumber: GSMArena
ultrawide camera 12 MP low light
sampel foto samsung galaxy s25+Sumber: GSMArena
selfie camera 12 MP

4. Performa Luar Biasa Snapdragon 8 Elite Overclock Khusus Samsung, Memorinya Lega

Snapdragon 8 Elite

Snapdragon 8 Elite menjadi chipset terbaik dengan performa tertinggi dari Qualcomm per tahun 2025 ini. Beberapa HP flagship menggunakannya untuk menawarkan performa maksimal, seperti Xiaomi 15 Pro, iQOO 13, ASUS ROG Phone 9 Series, realme GT 7 Pro, hingga Red Magic 10 Pro Series.

Berbeda dengan HP flagship lain, Samsung Galaxy S25 Series hadir dengan Snapdragon 8 Elite khusus. Samsung menyebutnya Snapdragon 8 Elite for Galaxy dengan dua inti utama pada CPU yang mengalami overclock. Performa CPU yang dimilikinya diklaim memiliki peningkatan sampai 45 persen, 48 persen untuk GPU, dan 68 persen untuk NPU.

Apalagi dibekali kapasitas memori yang sudah cukup lega di kelasnya. Samsung Galaxy S25+ menawarkan RAM LPDDR5x berkapasitas 8 GB yang dipadukan dengan memori internal UFS 4.0 berkapasitas 256 GB atau 512 GB. Meski tidak lagi memiliki slot microSD, kapasitas ini sudah sanggup mengoptimalkan performanya sampai maksimal.

Lebih detailnya, Snapdragon 8 Elite for Galaxy ini ditenagai oleh delapan inti CPU. Terdiri dari dua core Oryon V2 Pheonix L dengan clock speed 4,47 GHz (Snapdragon 8 Elite biasa hanya 4,32 GHz). Lalu enam core Oryon V2 Pheonix M dengan clock speed 3,53 GHz untuk efisiensi. Chipset ini didukung GPU Adreno 830 yang juga punya clock speed lebih tinggi.

Kemampuan Samsung Galaxy S25+ ini juga diakui oleh GSMArena, bahkan menyebutnya sebagai CPU Android tertinggi per artikel ini dibuat. Skornya setidaknya 30 persen lebih tinggi dari Snapdragon 8 Gen 3, serta antara 20 persen sampai 30 persen lebih tinggi dari Dimensity 9300 dan Dimensity 9400.

Untuk pengujian Benchmark-nya, Snapdragon 8 Elite for Galaxy yang dipakai Samsung Galaxy S25+ ini mencapai skor AnTuTu v10 hingga 2.133.477 poin. Sedangkan untuk GeekBench 6, skornya yaitu 3100 poin untuk single-core dan 9669 poin untuk multi-core-nya. Mereka juga mengujinya dengan 3DMark Wild Life Extreme dan mendapat skor 6601 poin.

Sementara merujuk pada Lim Reviews, skor AnTuTu v10 yang berhasil diraihnya adalah 2.112.992 poin. Skor tersbebut 60 persen lebih tinggi dari Exynos 2400 yang dipakai Samsung Galaxy S24+. Sedangkan untuk GeekBench 6, skornya adalah 2553 poin (single-core) dan 9346 poin (multi-core). Skor tersebut 40 persen lebih tinggi dari Exynos 2400.

Kemampuan dari Snapdragon 8 Elite for Galaxy ini menunjukkan hasil yang luar biasa. Untuk kestabilan performanya ini masih tidak jauh berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Terdapat penurunan performa CPU sebesar 41 persen dan GPU sebesar 52 persen, suhu HP juga jadi hangat.

Di sisi lain, Samsung Galaxy S25+ juga sudah menggunakan Android 15 saat rilis. Sedangkan antarmukanya memakai One UI 7. Penggunaan sistem software yang lebih baru inilah yang membuat performanya jadi lebih optimal.

5. Kualitas Layar Luas dan Tajam Sampai QHD+ dari Model Reguler

Samsung Galaxy S25

Beralih ke layarnya, sektor ini jadi salah satu yang membuat Samsung Galaxy S25+ ini terasa worth to buy. Ukurannya sedikit lebih besar dari model regulernya yaitu 6,7 inci. Jika diperhatikan lebih detail, ukuran bezel-nya juga sedikit lebih tipis dan seimbang tiap sisi. Rasio layar ke bodinya mencapai angka 91,8 persen.

Selain ukurannya yang lebih lega, resolusi layarnya ini lebih tajam karena mencapai QHD+ atau 11440 x 3120 piksel. Resolusi ini sama seperti yang dimiliki oleh model Ultra. Bedanya, Anda bisa mendapatkan kemampuan tersebut dengan menghemat budget hingga Rp5 jutaan.

Merujuk pada pengujian TechDaily dalam videonya, saat dikombinasikan dengan panel Dynamic LTPO AMOLED 2x, ketajaman yang ditampilkannya ini sangat luar biasa. Jika Anda ingin menghemat baterai, terdapat opsi penurunan piksel menjadi Full HD+ (1080 x 2340 piksel) atau HD+ (720 x 1560 piksel).

Meski begitu, ia juga memahami jika penggunaan layar QHD+ ini dianggap kurang penting, terutama bagi yang tidak bisa membedakannya dengan Full HD+. Yang jelas, punya kemampuan setara dengan HP Rp5 jutaan di atasnya membuat Samsung Galaxy S25+ ini sayang sekali dilewatkan.

Selain dua hal tersebut, spesifikasinya ini masih mirip dengan model regulernya, termasuk generasi sebelumnya. Misalnya soal kecerahan layarnya yang bisa mencapai angka 2600 nit (peak). Aktivitas di luar ruangan yang terik sudah bukan masalah. Namun, cukup disayangkan karena Samsung Galaxy S25+ ini tidak mengadopsi panel anti-reflective.

Hal menarik lain dari kemampuan layarnya ini adalah refresh rate yang lebih adaptif atau dinamis. Samsung Galaxy S25+ bisa mengatur atau mengadaptasikan refresh rate-nya dari 1–120 Hz. Kemampuannya ini diadaptasi dari generasi-generasi sebelumnya.

Refresh rate yang lebih adaptif ini nantinya akan berpengaruh pada ketahanan dayanya. Sebab, makin rendah refresh rate maka makin sedikit juga daya baterai yang digunakan.

Kemudian untuk ketahanannya, Samsung Galaxy S25+ masih percaya kepada Gorilla Glass Victus 2. Lagi-lagi jenis perlindungan yang masih sama. Meski begitu, kekokohannya sudah bisa diandalkan untuk mengurangi risiko goresan atau cerah saat terkena benda tumpul dan tajam.

6. Kapasitas Baterai Lebih Besar dengan Pengisian Daya Cepat 45W

Samsung Galaxy S25

Samsung Galaxy S25+ dibekali baterai berkapasitas 4900 mAh. Kapasitas ini dekat dengan model Ultra yang ada di 500 mAh, sedangkan dengan model regulernya cukup jauh karena hanya 4000 mAh saja.

Sementara itu, saat dibandingkan dengan pendahulunya, kapasitasnya masih sama saja. Namun, apakah hal itu berarti ketahanannya sama saja? Nyatanya tidak. Hal ini tampaknya dipengaruhi oleh adanya peningkatan di software dan penggunaan chipset yang lebih efisien.

Berkat Snapdragon 8 Elite yang dipakai, Samsung mengeklaim bahwa Samsung Galaxy S25+ bisa bertahan selama 30 jam saat menonton video on device 720p. Ketahanannya ini sedikit di atas Samsung Galaxy S25 yang bertahan selama 29 jam. Sedangkan model tertingginya yaitu Samsung Galaxy S25 Ultra bisa bertahan sampai 31 jam.

Jika merujuk pada pengujian GSMArena, Samsung Galaxy S25+ ini mampu bertahan hingga 18 jam 12 menit ketika melakukan streaming video di YouTube. Berada di bawah model Ultra yang bisa bertahan sampai 19 jam 4 menit.

Sementara itu, Shane Symonds dalam videonya melakukan pengujian lain dengan penggunaan normal setiap hari. Hasilnya, ia mendapatkan Screen on time dari Samsung Galaxy S25+ ini selama 8 jam 49 menit. Aktivitas yang paling sering dilakukannya adalah menonton YouTube yaitu sampai 13 persen dari penggunaan lain.

Menariknya, skor tersebut justru berada di atas Samsung Galaxy S25 Ultra yang mendapatkan screen on time selama 8 jam 45 menit. Sementara Samsung Galaxy S25, dengan kapasitasnya yang jauh lebih kecil, screen on time yang dimilikinya hanya 8 jam 6 menit saja.

Terkait pengisian dayanya, Samsung Galaxy S25+ mendukung fast charging 45W, kemampuan yang sama yang dimiliki model Ultra. Sedangkan untuk wireless charging-nya adalah 15W dengan standar Qi 2.1. HP ini juga bisa mengecas perangkat lain seperti jam tangan pintar secara nirkabel atau perangkat elektronik lainnya.

Ketika dicas dengan charger 45W, baterai Samsung Galaxy S25+ dapat terisi 75 persen dalam waktu 30 menit. Sedangkan untuk bisa mengisi penuh butuh waktu sekitar 59 menit, menurut GSMArena.

Adapun untuk memanfaatkan fitur wireless charging Qi 2.1, Anda mesti membeli case khusus secara terpisah. Pasalnya bodi Samsung Galaxy S25+ tidak mengandung komponen magnet yang mendukung wireless charging Qi 2.1.

7. Konektivitas dan Sensor Lengkap, Ada Samsung DeX untuk Tampilan Ala Desktop

Samsung Galaxy S25

Samsung Galaxy S25+ masih dibekali konektivitas lengkap dan unggul di kelasnya. Misalnya saja dari konektivitas jaringan 5G yang sudah disematkan untuk meningkatkan kecepatan dalam berinternet.

Selain itu, Samsung Galaxy S25+ kini sudah dibekali WiFi 7. Jenis yang sama yang digunakan model lain di serinya, termasuk model Ultra. Jenis WiFi ini tentu punya koneksi yang lebih stabil dengan latensi super rendah ketimbang jenis WiFi lain di bawahnya. Misalnya WiFi 6e yang digunakan oleh Samsung Galaxy S24+ sebagai pendahulunya.

Samsung juga masih menyediakan fitur Samsung DeX dan Wireless DeX. Fitur ini mampu menghubungkan HP dengan monitor eksternal dan mouse atau keyboard. Dengan begitu, aktivitas multitasking atau produktivitas lainnya bisa dilakukan dengan lebih cepat dan praktis.

Fitur Samsung DeX ini memungkinkan Anda memindah-mindahkan jendela aktif, resize dengan mudah, atau melakukan split-screen selayaknya PC. Anda juga bisa melakukan pengeditan Office, mengedit gambar dan video, melakukan Zoom meeting, atau bermain game seperti menggunakan PC sungguhan. Jadi serasa punya dua produk sekaligus, bukan?

Untuk konektivitas lainnya, Samsung Galaxy S25+ ini juga sudah dibekali fitur NFC multifungsi, hingga port USB Type-C 3.2 yang sudah mendukung display port ke layar monitor yang lebih luas. Sensornya juga sama lengkapnya, mulai dari fingerprint di bawah layar berjenis ultrasonic, akselerometer, proksimitas, kompas, barometer, dan tentu saja gyro hardware.

8. Lengkap dengan Fitur Ultra-Wideband (UWB) yang Juga Ada Di Model Ultra

samsung galaxy s25+

Satu sensor yang kurang di Samsung Galaxy S25, ada di Samsung Galaxy S25+ ini. Apa lagi kalau bukan Ultra Wideband (UWB). Hal ini membuatnya makin mirip dengan model Ultra-nya, tapi dengan harga lebih murah tentu saja.

Adapun Ultra-Wideband (UWB) adalah teknologi nirkabel berbasiskan gelombang radio. UWB ini dapat digunakan untuk melacak keberadaan dan pergerakan benda lain secara lebih akurat dan real-time.

Dengan bantuan aksesoris bernama Galaxy SmartTag yang ditempelkan atau diselipkan pada sebuah benda, maka benda tersebut dapat dilacak keberadaannya via sensor UWB tersebut. Akurasinya pun bahkan mencapai hingga hitungan jarak 10 cm.

Adapun teknologi UWB juga dapat digunakan untuk membuka kunci mobil. Dengan aplikasi SmartThings, pengguna dapat menerima notifikasi ketika melacak keberadaan kunci yang hilang serta menyalakan mobil dengan otomatis.

9. Memiliki Jaminan Upgrade OS Sangat Panjang Yaitu Sampai 7 Tahun

Samsung Galaxy S25

Saat rilis, Samsung Galaxy S25 Series langsung menggunakan Android 15 berbasis One UI 7 pada awal tahun 2025. Biasanya, HP flagship ini memiliki masa dukungan upgrade yang cukup panjang, karena memang ditujukan untuk penggunaan jangka waktu yang tidak sebentar atau lama.

Samsung adalah salah satu merek yang tidak pelit dalam memberikan jaminan, bahkan untuk kelas mid range. Sebagai HP flagship-nya, Samsung Galaxy S25+ membawa jaminan upgrade dengan waktu yang terbilang sangat lama yaitu sampai tujuh tahun atau tujuh kali.

Artinya, Samsung Galaxy S25+ yang rilis dengan Android 15 ini akan mendapatkan upgrade hingga Android 22 pada tahun 2032. Dengan catatan penamaan Android akan tetap berurutan. Sedangkan untuk update security patch biasanya lebih lama setahun, artinya bisa sampai delapan tahun ke depan. Jaminan pembaruan yang Samsung berikan memang panjang, bahkan terpanjang dibandingkan produsen HP Android lainnya.

Dengan adanya update secara berkala, Anda tidak akan ketinggalan fitur baru yang selalu ditawarkan oleh Samsung setiap tahunnya. Kemampuannya juga akan terus disempurnakan jika terdapat beberapa bug atau semacamnya. Jadi, Samsung Galaxy S25+ ini sangat cocok untuk pemakaian jangka panjang, sangat panjang.

Kekurangan Samsung Galaxy S25+

Masih dengan kalimat tidak ada HP sempurna, Samsung Galaxy S25+ masih memiliki beberapa catatan yang mesti dipertimbangkan. Hal ini memang wajar, Anda bisa sesuaikan apakah bisa menerima kekurangannya ini atau tidak. Berikut beberapa kekurangan Samsung Galaxy S25+.

1. Kecepatan Pengisian Daya Kalah Saing, Masih Tanpa Charger Di Dalam Kotaknya

Samsung Galaxy S25

Samsung Galaxy S25+ dibekali kemampuan pengisian daya 45W. Kemampuannya ini sama dengan generasi sebelumnya termasuk model Ultra. Sebenarnya, angka ini tidak terlalu buruk, tapi tidak sebaik kebanyakan HP flagship yang ada di pasaran yang bahkan bisa melebihi angka 100W.

Dengan kecepatan charging 45W, Samsung Galaxy S25+ ini butuh waktu sekitar 59 menit untuk bisa mengisi penuh. Kecepatan ini mungkin tidak jauh berbeda atau sama dengan pendahulunya.

Tampaknya, terdapat beberapa alasan kenapa Samsung memberikan daya fast charging yang kecil dibandingkan pesaingnya. Salah satunya adalah untuk mencegah intensitas degradasi kesehatan baterai setelah bertahun-tahun digunakan. Harapannya, penurunan kesehatan baterai tidak seburuk pesaingnya dalam jangka waktu yang panjang.

Tidak hanya lambat, Samsung juga tetap tidak memasukkan charger ke dalam kotak kemasannya. Bukan pertama kali Samsung melakukan hal ini, malahan pengguna akan kaget jika menemukan charger di kotak penjualannya. Jadi, Anda harus membelinya secara terpisah, ya.

2. Tidak Banyak yang Berubah Dari Generasi-Generasi Sebelumnya

samsung galaxy s25

Kekurangan lain yang dimiliki oleh Samsung Galaxy S25+ ini adalah tidak banyak yang berubah dari generasi sebelumnya, terutama dari segi hardware. Soal desain itu tampaknya sudah jadi hal biasa, bahkan Anda bisa melihat desain serupa di seri lain dengan harga lebih murah, misalnya Galaxy A Series atau M Series.

Perbedaannya dengan pendahulunya yaitu Samsung Galaxy S24+ mungkin hanya di ketebalan dan bobotnya saja. Kemampuan hingga material yang dipakai di bodinya masih sama saja, kasarnya, cetakan yang digunakan masih sama dengan cetakan satu tahun lalu.

Selain itu, mulai dari sektor layar, jenis memori, kamera, sensor dan konektivitas, sampai ke kemampuan baterai dan pengisian dayanya masih sama saja. Untungnya Samsung Galaxy S25+ menggunakan chipset yang sama dengan model Ultra yaitu Snapdragon 8 Elite. Penggunaan chipset inilah yang meningkatkan beberapa aspek di software-nya.

Jadi, peningkatan dari segi hardware memang terkesan sedikit dari Samsung Galaxy S25+ ini. Jika itu bukan masalah, Anda bisa mengabaikan hal tersebut karena mendapatkan peningkatan yang cukup menarik dari segi software-nya. Meski harus dibayar dengan harga yang sedikit lebih mahal.

Simpulan

Jika ingin merasakan pengalaman HP flagship tapi terhalang budget, Samsung Galaxy S25+ ini sangat cocok jadi pilihan. Harganya cukup jauh dibandingkan model Ultra-nya, tapi kemampuannya tidak jauh berbeda. Di beberapa sektor juga sedikit lebih tinggi dari model regulernya, hal inilah yang membuatnya jadi paling worth to buy di serinya.

Alasan utamanya adalah karena penggunaan Snapdragon 8 Elite, chipset paling kencang dan canggih per artikel ini dibuat. Penggunaan chipset ini membawa sejumlah peningkatan software yang menarik dibandingkan pendahulunya. Misalnya kemampuan kameranya, performa gaming tentu saja, fitur Galaxy AI, hingga baterai.

Samsung Galaxy S25+ juga memiliki beberapa sektor yang setara dengan model Ultra, yang tidak bisa disaingi oleh model regulernya. Misalnya dari segi resolusi layarnya yang lebih tajam, sensor Ultra-Wideband (UWB), fitur pengisian daya, dan kapasitas baterai yang hampir sama. Tapi soal harga, lebih dekat dengan model regulernya. Bagaimana, tertarik?

Kategori:
Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis atau ingin meminta rekomendasi gadget, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!