Inilah 10 Kelebihan dan Kekurangan Ponsel Samsung
Salah satu merk ponsel pintar yang namanya terkenal secara global tentunya adalah Samsung. Sang merk raksasa ini sudah lama berkecimpung di dunia gadget, bahkan sebelum kehadiran ponsel Android.
Perusahaan yang didirikan di Korea Selatan ini telah beridiri sejak 1938, awalnya sebagai perusahaan perdagangan namun kini sudah merambah ke berbagai macam industri, termasuk salah satunya bidang ponsel pintar.
Samsung sendiri telah mencapai peringat ke-8 sebagai perusahaan dengan brand value tertinggi secara global pada tahun 2020. Ini berkat dedikasi yang tak kenal lelah dalam menghadirkan inovasi dan kualitas baik pada setiap produk yang dirilis. Mau tahu apa saja yang jadi kelebihan dan kekurangan ponsel Samsung? Simak yang berikut ini.
Kelebihan Samsung
Rasanya mustahil ada orang yang tidak mengenal nama Samsung, terlebih bagi para generasi muda yang sering up-to-date soal berita-berita gadget. Yuk, simak sejumlah kelebihan Samsung di bawah ini!
1. Branding yang Kuat
Jika seseorang ditanya merk ponsel Android apa yang terbaik, kemungkinan besar nama yang pertama kali muncul di benaknya adalah "Samsung". Ini karena Samsung memang senantiasa memiliki branding yang baik di wilayah pasar global dan Indonesia.
Hal pertama yang membuat nama Samsung selalu diingat orang adalah luxury branding. Jenama ini selalu diingat sebagai produk berkualitas, mewah, dan tidak malu-malu saat di bawa kemanapun.
Samsung senantiasa merilis produk flagship setiap tahunnya yakni seri Samsung Galaxy S. Setiap peluncuran produk flagship ini selalu berhasil mencuri perhatian khalayak, sehingga Samsung kerap menempel di benak orang-orang bahwa ia merupakan brand ponsel mahal.
Branding merk Samsung juga semakin diperkuat melalui marketing material yang solid, fitur-fitur inovatif, dan desain bodi yang membuatnya unik ketimbang brand lainnya.
Terlebih ketika produk-produk berkelas Samsung sering bermunculan pada adegan drakor (drama Korea), sembari menunjukkan kebolehan dari produk tersebut (e.g. menunjukkan aplikasi wireless reverse charging). Ini jelas semakin membuat nama Samsung meraih lebih banyak audiens.
Alhasil, nama Samsung sendiri membawakan kesan prestige bagi penggunanya, sehingga konsumen sering menginginkan produk Samsung untuk membuat dirinya terkesan high class di kalangan circle-nya.
2. Merk Pertama yang Bawakan Teknologi HP Lipat ke Indonesia
Tidak salah jika saya menganggap Samsung sebagai pelopor HP lipat di Indonesia. Sebab, Samsung merupakan yang pertama memperkenalkan teknologi tersebut ke Tanah Air. Adalah Samsung Galaxy Fold, ponsel lipat Samsung generasi pertama yang hadir menyapa Indonesia pada Desember 2019.
Saat itu, Samsung melakukan penjualan pre-order Galaxy Fold pada 13 Desember 2019 pada pukul 09.00 WIB dan langsung ludes dalam waktu 31 menit. Per tanggal segitu, belum pernah ada produk smartphone lipat lain yang bisa warga Indonesia nikmati secara resmi.
Sebagai pionir di teknologi HP lipat, Samsung dapat melakukan peningkatan terhadap inovasi-inovasi mekanisme ponsel lipat agar lebih kokoh dan anti rusak.
Bukan hanya itu saja. Samsung Galaxy Z Flip5 juga merupakan HP flip pertama di Indonesia yang menawarkan layar sekunder fungsional. Tidak hanya dapat dipakai untuk menampilkan informasi sekilas, layar cover ini punya ukuran yang cukup luas untuk membalas pesan hingga bermain game.
Dibandingkan brand lain, Samsung akan menjadi merk yang paling dilirik ketika mengeluarkan seri-seri ponsel lipat berikutnya. Selain karena sudah mendapatkan kepercayaan dari warga, fitur-fitur HP lipat Samsung tentu lebih berdaya saing tinggi karena start kemunculannya pun lebih awal dibandingkan yang lain.
3. HP Samsung Murah Rata-Rata Tahan Kedalaman Air
Di dunia smartphone, ada istilah bernama Ingress Protection (biasa disebut "IP Rating") yang menunjukkan ketahanan ponsel terhadap debu dan air. Berbagai macam merk HP seperti OPPO, vivo, Xiaomi, realme, dan Infinix turut memberikan IP Rating kepada produknya.
Tapi, kebanyakan hanya dapat berikan IP53 atau IP54 yang hanya membuat ponsel tahan terhadap percikan air. Jarang ada yang memberikan sertifikasi IP67 atau IP68 pada produk rilisan mereka, kecuali pada HP flagship.
Nah, untuk segmen harga menengah (mid-range), Samsung adalah satu-satunya merk yang bisa berikan sertifikasi IP67 pada mayoritas produknya yang berada di naungan Galaxy A series.
Ini terlihat pada beberapa HP Rp4 jutaan seperti Samsung Galaxy A33 5G dan Samsung Galaxy A34 5G, keduanya merupakan HP mid-range termurah yang sudah dibekali IP67. Alhasil, dua HP ini bisa bertahan di kedalaman air hingga 1 meter selama 30 menit.
Jika menilik merk lain, HP termurah yang sudah dibekali IP67/IP68 adalah di rentang harga Rp6 jutaan, seperti iPhone 11 dan Xiaomi 13T. Anda bisa cari tahu lebih banyak tentang hal ini pada artikel HP tahan air dan debu termurah.
Jadi, kalau Anda terpentok dana namun ingin menyiapkan HP yang cocok untuk berpetualang di daerah perairan, tidak perlu melirik brand selain Samsung.
4. Satu-Satunya Brand di Indonesia yang Berikan Stylus ke Seri Ponsel Flagship
Merk-merk ternama seperti Apple dan HUAWEI memiliki produk stylus yang sering mereka hadirkan pada seri tablet. Keduanya menetapkan nama stylus mereka sebagai Apple Pencil dan HUAWEI Pencil.
Namun, Apple dan HUAWEI tidak memberikan dukungan stylus terhadap seri smartphone flagship, melainkan hanya untuk seri tablet. Di sinilah Samsung tampil bersinar lantaran menghadirkan S Pen pada jajaran HP flagship seperti Galaxy Note series (yang kini sudah tidak diproduksi lagi) serta Galaxy S series varian Ultra.
Ini artinya, jika pengguna menginginkan ponsel yang dipakai mencatat, menggambar, dan mengarsir dengan rapi dan akurat, satu-satunya pilihan mereka adalah merk Samsung.
Sebenarnya masih ada merk selain Samsung yang sediakan stylus, yakni Motorola. Namun, merk tersebut sudah hengkang dari persaingan industri smartphone di Indonesia.
5. Menghadirkan Diversity pada Portofolio Produknya
Di dunia pergawaian, Samsung memang lebih sering dikenal sebagai brand smartphone. Tapi tahukah Anda? Samsung telah lama menjadi brand elektronik yang juga mengeluarkan berbagai macam perangkat lainnya, seperti TV, monitor, flash disk, mesin cuci, kulkas, laptop, AC, vacuum cleaner, dan sebagainya.
Lini produk yang diverse inilah yang akhirnya membuat Samsung beda dari yang lain. Perusahaan Samsung sendiri sudah berdiri sejak tahun 1938 (namun baru memasuki industri elektronik pada tahun 1969). Mereka sudah berpengalaman jauh lebih lama dalam menghadirkan produk yang diinginkan konsumen dibandingkan para pesaing di industri yang sama.
Jadi, sungguh tidak heran Samsung sebagai brand smartphone juga senantiasa hadirkan inovasi dalam setiap ponselnya. Nama Samsung yang sudah berdiri lama sejak dulu juga turut memberikan kesan trustworthy ke benak konsumen.
6. Membuat Chipset Mereka Sendiri (Exynos)
Di saat berbagai merk lain seperti Xiaomi, OPPO, realme, dan Infinix selalu gunakan chipset Snapdragon dan MediaTek, Samsung menawarkan yang berbeda. Ya, merk elektronik asal Korea Selatan ini memproduksi chipset mereka sendiri yang dinamakan dengan Exynos.
Mereka memang sesekali menggunakan chipset dari Qualcomm pada sebagian ponsel mid-range. Namun, itu pun bisa dibilang cukup jarang. Sedangkan pada seri Galaxy S, setiap tahun selalu menghadirkan dua varian chipset yang berbeda berdasarkan wilayah pemasarannya.
Umumnya, seri Galaxy S tersedia dalam varian Exynos untuk wilayah Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Sedangkan, varian Snapdragon tersedia untuk wilayah Amerika Serikat. Pengecualian untuk Galaxy S22 series di tahun 2022 yang menyediakan varian Snapdragon untuk pasar Indonesia.
Memproduksi chipset sendiri memiliki benefit-nya tersendiri. Salah satunya adalah Samsung tidak perlu membayar pajak penggunaan Snapdragon yang cukup mahal, sehingga mereka dapat menekan production cost untuk setiap ponsel yang gunakan Exynos.
Dengan menggunakan chipset buatan sendiri, Samsung dapat mengalokasikan lebih banyak dana ke aspek lain seperti fitur yang inovatif ataupun untuk pendanaan R&D yang lebih matang.
Pembuatan Exynos pun berpotensi untuk hadirkan keuntungan secara jangka panjang. Meski sekarang ini chipset Snapdragon lebih disukai dibandingkan Exynos karena performanya yang lebih kencang, namun Exynos tetap berpotensi untuk menyusul Snapdragon di kemudian hari.
Selain itu, Exynos pun cenderung memiliki kapabilitas video yang lebih baik ketimbang Snapdragon. Pasalnya, Exynos 8895 yang mengotaki Galaxy S8 dan Note 8 mendukung perekaman video 4K di kecepatan 60 FPS, sedangkan varian Snapdragon 835 tidak mendukungnya.
Kemudian, varian Galaxy S21 yang gunakan chipset Exynos mendukung standar kodek AV1 yang menjanjikan kualitas video lebih baik dengan ukuran file lebih kecil. Standar kodek tersebut tidak didukung oleh varian Galaxy S21 yang diotaki oleh Snapdragon 888.
Adapun pada HP Samsung S24 series keluaran tahun 2024, Exynos 2400 juga memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan Snapdragon 8 Gen 3. Misalnya, Exynos 2400 menghadirkan dua inti lebih banyak (10 inti alih-alih hanya 8 inti), serta memiliki frekuensi pengolah grafis (GPU) lebih tinggi, yakni 1.009 MHz melawan 900 MHz pada Snapdragon.
Bahkan Exynos 2400 juga dibekali teknologi multi-processing heterogen (HMP) yang memungkinkan semua inti prosesor bekerja secara bersamaan.
Dengan memiliki seri cip sendiri, Samsung secara tidak langsung mendorong terjadinya kompetisi pasar demi terjadinya kemajuan teknologi yang lebih pesat.
7. Masa Update Sistem Operasi yang Panjang
Sudah sewajarnya jika HP kelas atas menghadirkan masa update versi Android yang panjang. Pasalnya, HP flagship memang dirancang untuk punya fitur dan spek relevan hingga setidaknya 4-5 tahun penggunaan.
Kelebihan dari Samsung adalah tidak hanya sediakan masa update Android yang panjang untuk seri Galaxy S, melainkan untuk seri Galaxy A di segmen harga menengah.
Contohnya saja Samsung Galaxy A34 dan A54. Kedua ponsel ini menduduki kelas menengah di harga mulai dari Rp4-5 jutaan, namun sudah mengantongi masa update sistem operasi Android selama 4 tahun.
Hadir di tahun 2023 membawakan Android 13, artinya ketiga ponsel ini akan kedapatan versi Android 17 di tahun 2027. Ini tentu sebuah langkah positif dari Samsung sebagai tanda peduli kepada konsumennya, agar pengguna tetap dapat merasakan fitur dan keamanan up-to-date tanpa harus mengganti ponsel dengan yang baru.
8. Memiliki Badan R&D yang Solid
Semakin teknologi berkembang, semakin banyak ponsel flagship yang memiliki fitur serupa. Namun di antara semuanya, Samsung Galaxy S series merupakan salah satu yang pertama kali hadirkan fitur inovatif yang menjadi inspirasi bagi brand lain.
Hal ini karena Samsung memiliki tim R&D (Research and Development) terbaik untuk senantiasa hadirkan inovasi terdepan dan menciptakan nilai-nilai baru untuk setiap produknya.
Pusat R&D milik Samsung dinamakan Samsung Research, memiliki visi untuk membentuk masa depan dengan inovasi dan kecerdasan. Hal ini direalisasikan dengan cara mengidentifikasikan area untuk dikembangkan dan menciptakan teknologi tingkat lanjut pada produk dan layanannya.
Samsung Research ini telah menjalin kolaborasi dengan 14 pusat R&D lainnya yang tersebar di 12 negara di dunia serta 7 pusat pengembangan AI untuk mendapatkan teknologi inovatif yang dapat meningkatkan kehidupan penggunanya.
Sehingga, tidak heran produk-produk smartphone besutan Samsung di pasaran senantiasa hadirkan fitur unik dan pengalaman pengguna yang sulit didapatkan di brand lain.
9. Fitur Samsung DeX untuk Pengalaman Desktop yang Memadai
Salah satu fitur yang seringkali ditunggu-tunggu oleh fans Samsung adalah Samsung DeX dan Samsung Wireless DeX. Fitur ini akan menyulap ponsel Samsung menjadi desktop dengan hanya menghubungkannya ke monitor atau TV eksternal, baik menggunakan kabel maupun nirkabel.
Samsung DeX sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 2017, tepatnya pada Samsung Galaxy S8. Akan tetapi, Galaxy S8 membutuhkan aksesoris docking bernama DeX Station. Barulah pada Galaxy Note9 yang dirilis pada 2018, ponsel hanya membutuhkan adapter DeX HDMI, kabel, dan adapter multiport.
Seiring berkembangnya waktu, Samsung pun tingkatkan fitur DeX agar bekerja secara wireless. Ponsel pertama yang hadirkan fitur Samsung Wireless DeX merupakan Galaxy Note20 yang dapat terhubung dengan Smart TV melalui Miracast, selama kedua perangkat terhubung ke Wi-Fi yang sama.
Hadirnya Samsung DeX dan Samsung Wireless DeX memiliki sejumlah kelebihan, yakni memungkinkan pengguna untuk melihat konten pada display yang lebih luas, meningkatkan produktivitas dengan dukungan multi-window, dan mempermudah kolaborasi antarperangkat berkat antarmuka drag and drop.
Yang menariknya lagi, pengalaman desktop di fitur ini sangat familiar bagi Anda yang sering menggunakan PC Windows, lantaran punya shortcut pada layout keyboard yang mirip. Begitu pun dengan tampilan dan navigasinya yang user-friendly.
Ponsel flagship dari merk lain bisa saja sudah mendukung display out untuk tampilkan layar ke monitor eksternal. Tapi, setahu saya, yang punya mode desktop terdedikasi untuk menunjang produktivitas hanyalah Samsung.
10. Memiliki Solusi Keamanan dan Bisnis yang Mumpuni
Samsung Knox merupakan platform sistem keamanan yang pre-installed pada hampir semua produk smartphone Samsung terbaru. Samsung Knox memastikan bahwa data-data sensitif dan bersifat rahasia akan tetap terjaga secara real time.
Tidak hanya suguhkan sistem keamanan, Samsung Knox juga hadirkan sistem manajemen untuk keperluan bisnis, memungkinkan admin IT untuk menjaga, mendistribusikan, mengatur, serta menganalisis smartphone yang digunakan untuk keperluan perkantoran.
Sehingga, smartphone Samsung tidak hanya cocok untuk keperluan konsumen saja, melainkan cocok dipercaya sebagai alat produktivitas pegawai yang mudah dikelola oleh tim IT perusahaan, agar keamanan dan performanya tetap terjaga.
Kekurangan Samsung
Meski hadirkan segudang kelebihan, Samsung sebagai brand tetap saja memiliki sejumlah kekurangan, yakni sebagai berikut.
1. Fast Charging Kalah Saing
Satu hal yang sering membuat HP Samsung tampak kalah saing dengan HP lain adalah kemampuan pengisian dayanya. Baik untuk segmen harga menegah ataupun premium, HP Samsung selalu berhati-hati dalam berikan fitur fast charging, seperti Samsung Galaxy S22 Ultra dengan fast charging 45 W.
Galaxy S22 Ultra merupakan varian tertinggi pada seri flagship keluaran tahun 2022, namun masih memiliki fast charging dengan besaran daya yang tidak lebih cepat dibanding HP-HP di harga 3 jutaan ke atas.
Pun dengan ponsel di kelas harga 2 jutaan seperti Samsung Galaxy A22 4G, memiliki fast charging 15 W ketika sejumlah pesaingnya sudah hadirkan 33 W.
Samsung tidak berbeda jauh dengan iPhone dalam hal ini, memprioritaskan lifespan agar baterai lebih sanggup mempertahankan kapasitas maksimal baterai setelah beberapa tahun pemakaian.
2. Jarang Sediakan Charger pada Boks Penjualan
Seperti Apple, Samsung adalah merk yang jarang menyediakan charger pada boks penjualannya. Mungkin masih bisa dimaklumi untuk ponsel di kelas flagship. Namun, nyatanya Samsung juga melakukan hal ini pada jajaran HP mid-range.
Misalnya pada Samsung Galaxy A34, ponsel seharga Rp4 jutaan ini dirilis ke pasaran tanpa charger dari paket penjualan. Padahal mayoritas HP di harga yang sama sudah dibekali charger. Bukan hanya itu, Samsung Galaxy A05 yang berada di kelas harga Rp1 jutaan pun tidak dibekali dengan charger dari paket penjualan.
Ini adalah langkah yang tidak pro-konsumer dari sisi Samsung, mengharuskan pembeli untuk mengeluarkan biaya tambahan untuk mendapatkan charger secara terpisah. Padahal, charger Samsung original dengan daya 25 watt dibanderol dengan harga cukup mahal yaitu Rp299.000.
Nah, kini setelah Anda tahu kelebihan dan kekurangan Samsung di atas, bagaimana pendapat Anda soal merk smartphone asal Korea Selatan tersebut? Apa yang paling Anda sukai dari ponsel Samsung? Bagikan di kolom komentar di bawah, ya.