Review POCO M4 Pro, HP yang Oke di Segala Sisi
Pandemi Covid-19 memberi dampak yang begitu terasa pada industri smartphone. Gara-gara pandemi, komponen pembuat cip mengalami peningkatan harga, produksi chipset pun jadi langka. Inilah salah satu penyebab ponsel-ponsel yang meluncur pada semester pertama 2022 tak semenarik seperti pada 2021.
Produsen ponsel akhirnya dihadapkan pada keputusan sulit untuk tetap bisa menciptakan HP yang kompetitif. Mereka mesti menaikkan sedikit harga jual agar ponsel memiliki fitur lengkap, atau merancang ponsel dengan fokus fitur-fitur tertentu demi harga jual yang wajar.
Namun, POCO M4 Pro sepertinya agak berbeda. Sebab HP POCO terbaru yang meluncur Maret 2022 ini merupakan salah satu ponsel kelas menengah dengan fitur terlengkap. Satu-satunya fitur yang absen dari ponsel ini ialah dukungan konektivitas 5G.
Carisinyal pun berkesempatan menjajal POCO M4 Pro setelah POCO Indonesia mengirimkan satu unit uji. POCO Indonesia menyebut, HP ini bukanlah penerus dari POCO M3, bukan pula pengganti dari POCO M3 Pro 5G. POCO M4 Pro diposisikan sebagai alternatif dari POCO M3 Pro 5G.
Pemosisian ini mengindikasikan bahwa POCO M4 Pro ada di level yang sama dengan saudaranya itu, meskipun tidak memiliki dukungan 5G. Karena dianggap satu level, POCO M4 Pro mestinya memiliki keistimewaan lain sebagai ganti dari ketiadaan dukungan 5G.
Dalam artikel inilah keistimewaan POCO M4 Pro akan kami bahas. Maka dari itu, simak pembahasan kami dalam artikel ini sampai tuntas!
Spesifikasi

Layar | AMOLED 6.43 inci |
Chipset | MediaTek Helio G96 |
RAM | 6 GB, 8 GB |
Memori Internal | 128 GB, 256 GB |
Kamera | 64 MP (wide) 8 MP (ultrawide) 2 MP (macro) |
Baterai | Li-Po 5000 mAh |
Kelebihan | Baca di sini |
Cek Harga Saat Ini | Shopee Lazada Tokopedia |
Isi Kotak Penjualan

Kotak penjualan POCO M4 Pro masih khas seperti HP POCO pada umumnya. Ia dibentuk dengan kartas karton yang tebal dan kokoh, serta memiliki warna dasar kuning. Saat membuka kotak tersebut, kami langsung menjumpai unit ponsel yang layarnya sudah terpasang lapisan antigores.
Di bawah unit ponsel terdapat satu kompartemen khusus yang isinya ialah: ejektor kartu SIM, dokumen mengenai panduan pemakaian dan informasi garansi, softcase bening, kartu ucapan terima kasih dari Head of Marketing POCO Indonesia Andi Renreng, serta beberapa stiker POCO.
Tidak cuma itu, kotak penjualan HP ini juga memuat kabel USB A ke C dan kepala charger dengan output 33W. POCO M4 Pro pun bisa dibilang memiliki paket penjualan yang lengkap!
POCO tampaknya belum tertarik menghilangkan charger dalam paket penjualan dengan dalih menciptakan produk yang ramah lingkungan. Adapun deskripsi isi kotak penjualan ini setidaknya bisa memberi gambaran saat kelak Anda membeli POCO M4 Pro.
Desain

Unit yang kami uji adalah POCO M4 Pro dengan varian warna Cool Blue. Varian warna ini menurut kami adalah pilihan yang aman buat segala usia. Warna ini tidak terlalu mencolok seperti POCO Yellow, tapi masih terlihat trendi sebagaimana Power Black. Untuk desain POCO Yellow dan Power Black bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Saat pertama kali melihat penampakan HP ini, kami teringat dengan desain POCO M3. Hal ini karena kedua ponsel sama-sama punya modul kamera yang besar. Meski begitu, modul kamera POCO M4 Pro memiliki penataan kamera yang lebih rapi.
Pasalnya, tidak ada lagi tonjolan selain yang diciptakan oleh modulnya sendiri. Kesan trendi juga tercipta karena HP ini sudah mengusung layar dengan lubang kamera di posisi tengah atas. Layar itu juga punya bezel (bingkai) yang tipis di sisi atas, kiri, dan kanan. Sementara itu, bezel bawahnya masih sedikit tebal.
Menggenggam POCO M4 Pro rasanya nyaman. Ia kokoh, tapi juga tipis dan cukup ringan. Ponsel ini benar-benar berbeda dibanding HP-HP POCO sebelumnya yang punya bodi tebal dan berat. Maklum dimensi ponsel ini hanya 159,87 x 73,87 x 8,09 mm dengan berat sekitar 179,5 g.
Ukuran itu menjadikan HP ini sebagai ponsel POCO seri M tertipis dan teringan yang pernah ada. Kenyamanan POCO M4 Pro juga ditunjang dari finishing bodinya. POCO memberi finishing bertekstur penutup belakangnya.
Finishing tersebut membuat ponsel terhindar dari noda sidik jari. Sementara itu, bagian rangka ponsel ini memiliki finishing atau polesan yang halus.
Sementara itu, meskipun rangka bodi ini rata (flat), bagian tepi penutup belakangnya masih memiliki lengkungan. Adanya lengkungan tersebut tentu menambah daya cengkeram karena mengikuti kontur tangan.
Satu-satunya hal yang kurang dari desain HP ini terletak pada tombol-tombolnya. Kami merasakan tombol pengatur volume ini kurang mantap karena terasa goyang saat disentuh. Kemudian, tombol power-nya memang cukup kokoh dan clicky.

Namun, akan lebih baik bila tombol power itu didesain dengan posisi agak cekung ke dalam, mengingat fungsinya juga sebagai pemindai sidik jari. Posisi yang cekung akan memudahkan ibu jari mencari tombol power, terlebih saat pengguna hendak membuka ponsel tanpa melihatnya.

Adapun selain tombol power dan volume (yang terdapat di sisi kanan), kami menemukan beberapa komponen lain pada bagian rangka HP ini. Di sisi bawah ada mikrofon, port USB C, dan speaker. Di bagian kiri ada slot dua kartu SIM plus satu kartu microSD (triple slot).

Di bagian atas ada jack audio 3,5 mm, earpiece yang menyatu dengan speaker sekunder, mikrofon kedua, dan infrared blaster. Oh iya, POCO M4 Pro memiliki sertifikasi IP53. Artinya, bodi HP ini tahan terhadap debu dan percikan air.
Tampilan

POCO M4 Pro menggunakan layar berpanel AMOLED 6,4 inci. Resolusi layar ini mencapai Full HD+ atau setara 2400 x 1080 piksel. POCO menyebut HP ini mendukung refresh rate 90 Hz dan touch sampling rate 180 Hz.
Tampilan layar POCO M4 Pro diklaim mampu mencapai tingkat kecerahan 1000 nit. Layar HP ini pun memiliki kedalaman warna yang tinggi dengan standar DCI-P3 dan rasio kontras 4.500.000:1
Beragam fitur penting disematkan oleh POCO. Fitur-fitur itu bisa diakses di menu Settings pada bagian Display, serta toggle menu yang ada pada mengusap ke bawah bagian kanan atas layar.
Fitur-fitur yang dimaksud seperti dark mode, reading mode, dan bedtime mode. Ada juga menu refresh rate untuk memilih setelan Standard (60 Hz) atau High (90 Hz). Lalu karena HP ini memakai layar AMOLED, pengguna dibebaskan skema warna.
Mau vivid, saturated (jenuh), atau standar. Pengguna juga bisa melakukan kustomisasi warna lagi dengan memilih temperatur warna: default, warm (hangat), cool (dingin), atau menentukan sesuai keinginan sendiri.
Sayang, layar yang sudah dilapisi Gorilla Glass 3 ini tidak memiliki fitur DC Dimming untuk mengurangi flicker seperti di Redmi Note 10 Pro. Fitur untuk mengurangi flicker hanya tersedia saat HP dihubungkan dengan headset VR.
Adapun manfaat lain dari penggunaan panel AMOLED di HP ini adalah keberadaan fitur Always-on display (AOD). Fitur AOD bisa dimanfaatkan untuk menampilkan kalimat motivasi, reminder, atau jam. Fitur ini juga bisa menggantikan peran LED notifikasi, dengan tampilan efek pada bagian tepi layar.
Selama pengujian beberapa hari, kami menilai tampilan layar POCO M4 Pro enak dilihat khas AMOLED. Layarnya juga responsif dalam menerjemahkan sentuhan. Selain itu, keterbacaan tampilan tidak mengalami masalah kendati ponsel dipakai di lingkungan outdoor.
Layar HP ini memang belum mendukung konten HDR. Walau begitu, tampilannya sudah bisa membuat kami terkesima saat memutar video di YouTube pada resolusi 2K (1440p) 60 fps. Tampilannya benar-benar tajam dengan kontras warna yang apik.
Selain itu, layar POCO M4 Pro juga sudah mendapat sertifikasi Widevine L1. Jadi, Anda bisa menikmati konten dari provider semacam HBO Go dan Netflix dengan resolusi Full HD.
Antarmuka

Saat dirilis, POCO M4 Pro dibekali sistem operasi Android 11 dengan antarmuka MIUI 13.01 for POCO. Namun, sesaat kami membuka si ponsel dan menghubungkannya ke internet, sistem meminta untuk melakukan pembaruan ke MIUI 13.0.2.0 versi stabil.
Ukuran pembaruan tersebut sekitar 219 MB. Pembaruan tersebut berisi patch keamanan per Februari 2022. Setelah selesai melakukan update, kami mendapati file sistem secara keseluruhan memakan ruang sekitar 22,9 GB. Itu termasuk bloatware (aplikasi prainstal) yang dikandung si ponsel.
Unit yang kami uji merupakan varian memori 8/256 GB, sehingga ruang kosong yang bisa digunakan sejak dihidupkan sekitar 233,1 GB. Terkait antarmuka, MIUI di HP ini tergolong cukup nyaman dipakai.
Selama kami menguji, iklan yang intrusif (mengganggu) tidak muncul. Bahkan iklan di HP ini cukup minim. Kami temui pada pada tampilan sreensaver, yakni ketika layar dihidupkan saat di posisi terkunci. Selain itu, iklan juga muncul setelah kami selesai melihat preview hasil jepretan atau rekaman video kamera.
Meski iklan terbilang minim, bloatware (aplikasi pra-instal) di HP ini masih cukup banyak. Jika YouTube, Facebook, dan Twitter tidak dihitung sebagai bloatware, maka jumlahnya ada 23.
Sebagian bloatware ada yang memunculkan notifikasi tidak penting. Untungnya, bloatware-bloatware itu bisa dinonaktifkan notifikasinya. Bahkan bisa pula di-uninstall guna memperlega ruang simpan.
Di sisi lain, MIUI kami nilai mengandung beragam fitur kustomisasi. Anda bisa mengganti tema, wallpaper, font, sampai icon pack. Namun, Anda mesti melakukan adaptasi, khususnya bagi yang belum terbiasa memakai HP Xiaomi atau POCO.
Alasan pertamanya karena beberapa ikon tampak asing. Misalnnya, ikon kamera sangat mirip dengan ikon Google Chrome. Jika tidak cermat, Anda bisa kesulitan membedakan keduanya.
Alasan selanjutnya adalah perbedaan cara navigasi untuk mengakses notifikasi dan toggle menu. Pada HP Android pada umumnya, Anda hanya diminta mengusap layar dari atas ke bawah untuk mengakes notifikasi dan toggle menu.
Namun, di HP ini, usapan yang mengenai bagian kiri layar khusus untuk notifikasi, sedangkan usapan yang mengenai bagian kanan layar adalah untuk membuka toggle menu.
POCO menyebut cara akses ini sebagai Control Center Style yang aktif secara default. Kabar baiknya, jika kurang suka, Anda bisa mengembalikannya ke gaya lama seperti ponsel Android pada umumnya.
Kemudian, sistem antarmuka MIUI akan secara otomatis memerintahkan HP melakukan pemindaian (scanning) setiap kali proses unduh dan pemasangan aplikasi dari Play Store selesai.
Fitur pemindaian ini mungkin agak mengganggu karena membuat tampilan HP tiba-tiba berpindah ke fitur tersebut. Namun, fitur ini mudah bisa dinonaktifkan melalui menu Settings.
Performa

Seperti yang sudah Anda tahu, dapur pacu POCO M4 Pro ditenagai SoC atau chipset MediaTek Helio G96. Buat kami, SoC ini adalah SoC yang mirip dengan Dimensity 700. Yang membedakannya hanyalah soal fabrikasi, clockspeed, dan keberadaan modem 5G.
Tentu saja Helio G96 tertinggal dari Dimensity 700 pada tiga hal tersebut. Namun, Helio G96 sudah cukup kompetitif untuk smartphone kelas menengah. Nah, sebelum ke pembahasan uji performa, perkenankan kami menceritakan profil singkat SoC ini.
Helio G96 mengandung delapan inti CPU yang terbagi dalam dua klaster. Klaster pertama, yakni klaster performa, diisi dua Cortex A76 (2,05 Ghz). Sementara itu klaster kedua, yaitu klaster efisiensi, diisi enam Cortex A55 berfrekuensi 2,0 Ghz.
Beberapa komponen lain yang dikandung SoC 12 nm ini di antaranya adalah GPU Mali-G57 MC2 (950 MHz), ISP untuk kamera hingga resolusi 108 MP, serta modem internal 4G. SoC ini kemudian dikombinasikan dengan memori internal UFS 2.2 dan RAM LPDDR4X.
HP ini juga dibekali fitur Memory Extension yang berfungsi menambah RAM hingga 3 GB. Namun, fitur tersebut tidak diperlukan mengingat unit yang kami uji sudah memiliki RAM yang besar (8 GB).
Kini saatnya kami tampilkan beberapa pengujian dengan aplikasi benchmark sintetis. Untuk AnTuTu 9, HP ini mencatatkan skor 311.616. Sebuah skor yang pantas buat HP dengan SoC Helio G96.

Pengujian lanjut ke GeekBench 5 untuk melihat kemampuan CPU-nya. Skor untuk kemampuan singlecore mencapai 527, sedangkan multicore 1838. Skor ini juga cukup baik untuk ponsel kelas menengah.
Kemudian kami melakukan pengujian dengan aplikasi 3D Mark Sling Shots Extreme (OpenGL ES3.1) untuk melihat kemampuan grafis HP ini. Skor yang dihasilkan adalah 2366, lebih bagus ketimbang Snapdragon 680 yang berada di kisaran 1100.

Kami tidak lupa untuk melakukan pengujian CPU Throttling dan 3D Mark Wild Life Stress Test untuk melihat konsistensi performa si ponsel. Pada CPU Throttling, pengetesan berlangsung selama 15 menit. Hasilnya CPU mengalami penurunan performa hingga 83% dari kemampuan puncaknya.
Pada enam menit pertama pengujian, terlihat performanya masih cukup stabil. Namun, pada menit-menit selanjutnya, performa mengalami fluktuasi. Hasil ini memang kurang bagus, tetapi jauh dari kata jelek.
