Mari Cermati Kelebihan dan Kekurangan ASUS ROG Phone 5
ASUS memutuskan untuk melangkahi angka empat saat melahirkan smartphone gaming terbarunya. Adalah ASUS ROG Phone 5 smartphone gaming terbaru yang dimaksud. Penerus dari ASUS ROG Phone 3 ini resmi diperkenalkan ke publik pada Maret 2021.
Ketika memberi nama bayi yang baru lahir ke dunia, orang tua menaruh doa dan harapan agar kelak sang bayi dapat tumbuh lalu meraih berbagai kesuksesan.
Begitu juga ASUS, yang memilih angka lima guna membentuk nama ASUS ROG Phone 5, alih-alih menggunakan angka empat. Harapannya tak lain supaya keberuntungan menyertai si ponsel, baik dari sisi penjualan maupun tanggapan positif para pemakainya.
Perusahaan teknologi asal Taiwan ini tak pernah main-main dalam membikin produk yang ditujukan untuk gaming. Hal itu dibuktikan dengan pengalaman panjang divisi Republic of Gamers (ROG) yang mereka dirikan sejak 2006. Sudah banyak perangkat gaming racikan mereka yang merebut hati konsumen. Namun, mampukah ASUS ROG Phone 5 juga memenuhi harapan calon pemakainya?
Jawabannya adalah relatif, tergantung dari kelebihan dan kekurangan yang dipunyainya. Berkenaan dengan hal itu, Carisinyal telah merangkum apa saja kelebihan dan kekurangan ASUS ROG Phone 5 dalam artikel ini. Poin-poin yang akan dijelaskan dapat Anda nikmati sebelum memberi penilaian lebih jauh terhadap si ponsel.
Spesifikasi ASUS ROG Phone 5
- Rilis: Juni, 2021 (Indonesia)
- Layar: AMOLED, 6,78 inci Full HD+ (1080 x 2448 piksel)
- Chipset: Snapdragon 888 (5 nm)
- GPU: Adreno 660
- RAM: 8 GB, 12 GB
- Memori Internal: 128 GB, 256 GB
- Memori Eksternal: -
- Kamera Belakang: 64 MP + 13 MP + 5 MP
- Kamera Depan: 24 MP
- Baterai: Li-Po 6000 mAh
Kelebihan ASUS ROG Phone 5
Ada enam poin kelebihan yang kami temukan pada ponsel ini. Seluruhnya mencakup aspek penampilan dan performa. Simak dengan saksama penjelasannya di bawah ini.
1. Desain Lebih Kalem dan Nyaman
ASUS tak pernah menyajikan desain yang sama sejak mengeluarkan ROG Phone generasi pertama (2018). Pada saat yang sama, mereka juga paham bahwa orang yang ingin merasakan pengalaman memakai ROG Phone bukan dari kalangan gamers saja. Karena itu, aksen gaming yang diberikan kepada ASUS ROG Phone 5 terasa segar dan semakin kalem.
Hal itu terlihat dari tidak adanya motif garis-garis melintang (seperti ROG Phone 2 dan 3) di bagian kover belakangnya yang dilapisi kaca Corning Gorilla Glass 3. Hanya ada garis-garis yang membentuk segitiga dan berhimpitan dengan motif titik-titik (dot-matrix). Di tengah titik-titik itu tampil simbol ROG yang bisa menyala karena terdapat lampu LED RGB.
Berbeda dari pendahulunya, ROG Phone 5 kini punya dua lampu LED RGB (biru dan merah untuk varian Phantom Black). Lampu ini bisa disetel intensitasnya guna mendapat warna yang menarik. Selain itu, pengguna juga bisa memilih beragam efek dan animasi pencahayaan. Adapun simbol ROG tetap bisa tampak kendati lampunya dimatikan.
Berkat desain ROG Phone 5 yang lebih kalem, seorang pebisnis pun tak akan malu menunjukkannya sebagai perangkat sehari-hari di hadapan rekan kerja. Mau varian warna Phantom Black atau Storm White, semuanya tetap mengandung estetika ala ROG tanpa terlihat berlebihan. Estetika ala ROG itu seperti bentuk modul kamera nyentrik dengan lampu flash trapesium.
Lantas, ada apa saja yang terpasang di bodi ASUS ROG Phone 5? Bagian depan smartphone ini punya layar AMOLED 6,78 inci yang dilapisi kaca Corning Gorilla Glass Victus. Konon, Gorilla Glass Victus dua kali lebih tahan goresan ketimbang Gorilla Glass 6. Bahkan kaca ini membuat layar tahan retak ketika dijatuhkan dari ketinggian mencapai 2 meter.
Namun, ada baiknya Anda tak mencoba hal neko-neko karena ROG Phone 5 adalah smartphone gaming, bukan smartphone adventure yang biasanya pakai kaca depan Dragontrail. Adapun ukuran layar 6,78 inci adalah peningkatan dibanding ASUS ROG Phone 3 (6,59 inci) berkat bezel simetris atas bawah yang kian mengecil.
Di layarnya, Anda tak akan menemui kamera depan bergaya punch hole atau tetesan air layaknya ponsel flagship non-gaming. Sebab, kamera depan ROG Phone 5 mengisi ruang bezel atas bersama lampu notifikasi LED, beberapa sensor, dan satu speaker stereo. Satu speaker stereo lain ditaruh di bezel bagian bawah.
Bagian atas bezel bawah menjadi tempat akses pemindai sidik jari optik. Sementara itu, bezel kiri dan kanan dipertahankan kehadirannya meskipun ukurannya juga menciut. Mempertahankan bezel kiri dan kanan adalah keputusan yang bagus supaya mengurangi kejadian salah pencet saat bermain gim.
Menuju bagian frame yang berbahan aluminium, ada tombol pengatur volume dan tombol power beraksen di sisi kanan. Di situ pula ada AirTrigger yang berupa tombol virtual dengan sensor ultrasonic. Fungsinya sebagai tombol ekstra layaknya L1/L2 dan R1/R2 pada joystick PlayStation.
Selanjutnya di sisi bawah, ada port USB C untuk aksesori gamepad dan jek audio 3,5 mm yang kembali dihadirkan. Sisi samping kiri terdapat port USB C untuk mengisi daya, pin konektor POGO untuk menghubungkan aksesori pendingin tambahan (AeroActive Cooler 5), dan slot SIM. Di sisi atas tidak ada apa-apa.
ASUS ROG Phone 5 punya dimensi 172,8 x 77,3 x 10,3 mm dan bobot 238 g. Ukuran ini memang lebih panjang dan lebih tebal ketimbang ROG Phone 3 (171 x 78 x 9,9 mm). Namun, kaca kover belakang yang melengkung ke dalam membuat ponsel nyaman digenggam tangan, menurut GSM Arena.
Selain kaca lengkung di kover belakang, hal yang membuat ROG Phone 5 makin nyaman adalah tata desain jeroan yang dirombak habis-habisan. Desainer ASUS merancang ponsel ini dengan menempatkan chipset di tengah-tengah motherboard. Sedangkan baterai 6000 mAh dibagi menjadi dua bagian: 3000 mAh di atas chipset, 3000 mAh yang lain di bawah chipset.
Hal ini memberikan dua keuntungan. Pertama, distribusi bobot ponsel menjadi lebih seimbang. Kedua, sistem pendingin vapor chamber bakal bekerja lebih efektif dalam membuang panas ke seluruh sisi belakang ponsel. Itulah mengapa ROG Phone 5 tak punya lubang saluran udara seperti para pendahulunya.
Oleh sebab itu, menurut GSM Arena, ROG Phone 5 jelas lebih andal dalam manajemen panas ketimbang ROG Phone 3, baik memakai AeroActive Cooler 5 atau tidak. Di sisi lain, Anda mungkin harus membiasakan diri menggenggam ponsel gaming yang tebal dan berat.
Meski begitu, karena ponsel ini akan lebih sering digunakan dalam mode landscape memakai dua tangan, rasanya tetap enak. Apalagi build quality yang kokoh memberikan rasa yang sangat premium menurut Jordan Palmer dalam laman Toms Guide.
2. Tampilan Apik
Layar AMOLED ASUS ROG Phone 5 tetap mengusung tampilan dengan resolusi Full HD+ (1080 x 2448 piksel). Angka resolusi tersebut dibagi dengan bentang layar 6,78 inci menciptakan kepadatan piksel per inci sebanyak 395. Resolusi Full HD+ memang terlihat sedikit ketinggalan dibanding smartphone-smartphone flagship lain yang sudah banyak memakai 2K (Quad HD+).
Namun, resolusi yang lebih kecil jelas lebih irit konsumsi daya serta tidak memberatkan kerja GPU. Ini akan mengurangi potensi ponsel mengalami lag dan frame drop kala menjalankan gim - sebuah hal yang tentu diharapkan oleh gamers saat bertanding. Toh detail yang muncul dari layar 395 ppi juga masih sangat enak dipandang mata.
Menurut GSM Arena, panel AMOLED ROG Phone 5 dibuat dari material baru yang disebut E4. Material ini diklaim punya kecerahan, kontras, dan akurasi warna yang lebih baik, serta lebih irit konsumsi daya. Itulah mengapa layar ponsel ini bisa mengeluarkan 1 miliar warna yang digaransi label HDR10+.
Jordan Palmer dari Toms Guide dan Radoslav Minkov dari Phone Arena mengaku senang dengan reproduksi warna yang cerah dari layar ASUS ROG Phone 5. Keluarga panel OLED memang kondang dengan kedalaman warnanya yang lebih baik ketimbang panel LCD. Satu-satunya kelemahan panel OLED adalah ketika berusaha menampilkan kecerahan di level rendah.
Umumnya, layar OLED memakai teknik PWM (Pulse Width Modulation) dalam mengatur level kecerahan. Singkatnya, teknik ini memperhitungkan seberapa lama layar dihidupkan atau dimatikan. Kecerahan layar rendah didapat dengan memperpanjang durasi layar berada dalam keadaan mati.
Semakin rendah kecerahan layar, semakin terlihat pula layar menunjukkan kedipannya. Sebagian orang mungkin tidak sadar akan hal itu karena cahaya dipancarkan dalam frekuensi yang sangat cepat. Namun, sebagian orang bisa saja punya sensitivitas tinggi. Yang jelas, kedipan layar akan membuat mata cepat lelah.
Beruntung ASUS menyertakan fitur peredupan layar DC Dimming 2.0 guna mengurangi jumlah kedipan layar saat ada di level kecerahan rendah. DC Dimming sederhananya adalah teknik pengaturan level kecerahan dengan memvariasikan daya yang disuplai ke panel. Teknik ini sudah lama diaplikasikan ke layar berpanel IPS.
DC Dimming 2.0 bersama sertifikasi SGS Eye Care (rendah radiasi biru: di bawah 6,5%) membuat seseorang tak perlu ragu menyaksikan film lewat ASUS ROG Phone 5 di dalam kamar yang redup. Apalagi, tingkat kecerahan terendahnya bisa diatur sampai 4,9 nit menurut Radoslav Minkov. Tak cuma piawai level kecerahan rendah, layar ASUS ROG Phone 5 juga andal dalam level kecerahan tinggi.
Dalam pengujian yang dilakukan Radoslav Minkov, kecerahan maksimal yang diperoleh adalah 774 nit. Agak berbeda dari GSM Arena yang memperoleh angka 806 nit. Kedua angka tersebut memang tak sesuai dengan klaim ASUS yang mengatakan bahwa ROG Phone 5 bisa menyentuh kecerahan puncak 1200 nit.
Akan tetapi, kata GSM Arena, angka ini sudah membuat ROG Phone 5 lebih terang 23 persen daripada pendahulunya - visibilitasnya di luar ruangan pun luar biasa. Hal yang tak kalah penting dari layar smartphone ini adalah dukungan laju penyegaran 144 Hz (adaptif) dan touch sampling rate 300 Hz.
Sebetulnya, laju penyegaran 120 Hz sudah cukup buat menyajikan animasi yang smooth di berbagai aplikasi. Namun, adanya opsi 144 Hz tentu bisa menambah asyik jika gim yang dimainkan memang mendukung fps tinggi.
Di sisi lain, Anda tidak perlu khawatir bila laju penyegaran tinggi akan membuat ponsel jadi rakus daya. Pasalnya, sifatnya yang adaptif akan menyesuaikan secara otomatis dengan kebutuhan pemakaian. Anda pun bisa menyetelnya sendiri, apakah hendak memilih pengaturan laju kecerahan secara otomatis, mengunci pada 144 Hz, 120 Hz, 90 Hz, atau 60 Hz.
Soal touch sampling rate yang mencapai 300 Hz, ini berpengaruh terhadap respons layar sesaat setelah jari memberikan sentuhan. ASUS mengklaim, ROG Phone 5 punya touch latency (jeda antara sentuhan dan respons) paling singkat di dunia, yakni 24,3 ms (milidetik). Sementara slide latency-nya 18 ms.
Respons yang cepat dibutuhkan seorang gamers untuk memenangi pertandingan, terlebih ketika terlibat dalam pertarungan dahsyat. Terakhir, ASUS memberi lapisan khusus pada layar ROG Phone 5 untuk mengurangi gesekan saat jari berkeringat.
3. Suara Ciamik
Visualisasi adalah faktor penting yang membuat seseorang bisa merasakan suasana seperti nyata (immersive) dari game yang dimainkan. Visualisasi yang ditampilkan layar ASUS ROG Phone sudah dinilai sangat bagus. Lantas, bagaimana dengan visualisasi yang disajikan lewat suaranya?
Situs DxoMark memberi nilai 79 terhadap kualitas suara dari dua speaker stereo ASUS ROG Phone 5. Nilai ini membuatnya berada di peringkat teratas dari seluruh smartphone yang ada di dunia, per 17 Maret 2021. Speaker-nya memang sangat lantang, mencapai 24,0 LUFS menurut GSM Arena.
Akan tetapi, sang speaker tak cuma menghasilkan suara lantang, elemen-elemen penting lain dalam audio turut dijaga kualitasnya. Seperti timbre yang konsisten sesuai dengan tingkat volume dan akurasi bass yang tajam tanpa menciptakan resonansi.
Speaker-nya juga mampu menjaga dinamika suara baik dipakai untuk menyetel lagu, menonton film, atau bermain gim. Kualitas speaker ASUS ROG Phone 5 yang baik juga diakui oleh Mishaal Rahman dari XDA Developers. Rahman bilang bahwa suara yang keluar dari si ponsel keras, tajam, dan bebas dari distorsi apa pun.
Rahasia suara keren dari speaker ROG Phone 5 tak lain karena campur tangan perusahaan teknologi audio asal Swedia, Dirac. ASUS secara khusus meminta bantuan Dirac untuk melakukan tuning keluaran suara dari speaker ROG Phone 5.
Kolaborasi keduanya juga menghasilkan fitur Audio Wizard, sebuah aplikasi yang memberikan akses bagi pengguna untuk melakukan kustomisasi equalizer. Terlepas dari hal itu, speaker ASUS ROG Phone 5 juga mengalami perkembangan secara fisik.
Setiap speaker kini dilengkapi tujuh magnet dan satu amplifier Cirrius Logic CS35L45. Berkat konfigurasi ini, suara dua speaker ROG Phone 5 mampu 35 persen lebih lantang dan 21 persen lebih kuat dari speaker yang terpasang di ASUS ROG Phone 3.
Suara yang ciamik ditemukan pula ketika pengguna memakai headset berkabel. Jek audio 3,5 mm yang kembali dihadirkan membuat ASUS bisa mengimplementasikan teknologi pengubah sinyal audio digital ke gelombang audio analog: Quad ESS DAC.
Hasilnya, keluaran suara dari headset yang terpasang di ponsel ini punya dynamic range tinggi, bersih tanpa noise, tajam dan detail, lantang dan seimbang, serta hemat daya. Berkat teknologi ini ROG Phone 5 jadi bisa semakin mantap menyetel audio beresolusi tinggi 24-bit/96kHz atau 24-bit/192kHz.
4. Performa dan Fitur Juara
SoC yang dipakai ASUS ROG Phone 5 adalah Snapdragon 888. Soc ini terdiri atas 1 core kencang Kryo 585 (3.1 GHz), tiga core medium Kryo 585 (3x2.42 GHz), dan empat core hemat daya Kryo 585 (4x1.8 GHz). Ada juga GPU berkecepatan 840 MHz Adreno 660. Tidak ada yang spesial dari Snapdragon 888 di ROG Phone 5.
Pasalnya, chipset yang dibikin dengan proses fabrikasi 5 nm ini sama dengan yang dipakai di ponsel-ponsel flagship lainnya. Berbeda dari ASUS ROG Phone 3 yang ditenagai oleh Snapdragon 865+. Snapdragon 865+ adalah varian eksklusif dari Snapdragon 865 yang sudah ditingkatkan clock speed-nya.
Walau tidak spesial, Snapdragon 888 bisa mengeluarkan performa terbaiknya bersama ASUS ROG Phone 5. Apa alasannya? Pertama, karena desain jeroan yang dirombak. Seperti yang sudah dijelaskan pada poin pertama (desain), ASUS kini meletakkan chipset di tengah-tengah motherboard.
Posisi ini membuat seluruh rangka tengah aluminium (heat pipe) dapat berkontribusi untuk membuang panas, menurut GSM Arena. ASUS juga merombak desain sistem pendingin, terdiri atas vapor chamber dan lembaran grafit, supaya fokus membuang panas ke area belakang.
Panas adalah musuh utama smartphone maupun komputer. Jika panas yang dihasilkan tak bisa dialirkan secara optimal, performa perangkat bisa turun. Desain ini mungkin menjadi solusi dari ASUS mengingat Snapdragon 888 disebut-sebut mudah panas akibat core kencangnya yang berbasis Cortex X-1.
Cortex X-1 dikatakan lebih agresif daripada pendahulunya, Cortex-A77, karena memilih menerjang batasan suhu demi mendapat performa tertinggi. Selanjutnya, alasan kedua mengapa performa Snapdragon 888 di ASUS ROG Phone bisa baik adalah adanya fitur X Mode.
X Mode ada di dalam aplikasi Armoury Crate yang disiapkan ASUS agar pengguna bisa melakukan beberapa optimasi. Seperti mengatur kecepatan CPU, GPU, dan RAM, mengatur temperatur, laju penyegaran, sensor sentuhan, dan lain sebagainya. Mirip seperti akses untuk melakukan overclocking, tetapi tidak ribet.
Anda yang merasa belum ahli untuk melakukan pengaturan satu per satu cukup memilih mode-mode yang disertakan. Yakni seperti Dynamic mode (default) dan X Mode (Level 1, Level 2, dan Level 3).
Ada juga X Mode+ jika Anda memakai aksesori pendingin tambahan. Berbagai pengujian dengan software benchmark sintetis pun memberi bukti, misalnya seperti yang dilakukan oleh tim GSM Arena.
Sebagai informasi, ROG Phone 5 yang dipakai GSM Arena adalah varian memori internal 256 GB (UFS 3.1) dan RAM 16 GB (LPDDR5). Tanpa pengaturan neko-neko, skor Antutu 8 ROG Phone 5 mampu menyentuh 708.216. Skor naik jadi 708531 ketika X Mode diaktifkan.
Ponsel ini mengungguli Huawei Mate 40 Pro (686.835), Xiaomi Mi 11 (668.722), dan Samsung Galaxy S21 Ultra (657.273). Dua ponsel yang terakhir disebut memakai Snapdragon 888 yang sama dengan ROG Phone 5.
Kemudian, bagaimana dengan performa singlecore dan multicore prosesornya? Hasilnya sama, melalui software Geekbench 5, ROG Phone 5 meraih skor tertinggi dari semua ponsel. Skor singlecore-nya mencapai 1110 dan 1121 (X Mode), sedangkan multicore tembus 3710 dan 3709 (X Mode). Huawei Mate 40 Pro, Xiaomi Mi 11, dan Samsung Galaxy S21 Ultra kembali membuntuti.
Pengujian berlanjut untuk mengetes kemampuan GPU-nya. Qualcomm mengklaim GPU Adreno 660 di Snapdragon 888 punya performa grafis 35 persen lebih baik ketimbang Adreno 650 di Snapdragon 865. Bahkan, Adreno 660 kini punya teknologi VRS (Variable Rate Shading) layaknya GPU komputer.
VRS singkatnya adalah metode rendering gambar dengan shader rate bervariasi. Metode ini membuat GPU bisa melakukan pengaturan secara otomatis untuk tidak hanya berfokus pada kualitas gambar yang dihasilkan, tetapi juga menjaga kelancaran performa.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan GSM Arena, hampir seluruhnya memperlihatkan bahwa Adreno 660 di ROG Phone 5 duduk di posisi puncak. Bahkan dengan pengaturan laju penyegaran maksimal 144 Hz yang berat. Misalnya, dalam uji GFX Manhattan ES 3.1 (offscreen 1080p), ROG Phone 5 mampu mencetak 122 fps (Dynamic Mode) dan 123 fps (X Mode) .
Smartphone ini kembali mengungguli Huawei Mate 40 Pro (117 fps), Xiaomi Mi 11 (111), dan Samsung Galaxy S21 Ultra Snapdragon (109). Adapun pengujian dengan software benchmark sintetis ini adalah cerminan performa sebuah smartphone dalam sekali waktu.
Padahal, saat main game, smartphone perlu mempertahankan performanya dalam waktu yang lama. Karena itulah GSM Arena juga melakukan tes CPU Throttling untuk mengetahui stabilitas performa dalam menghadapi panas. Tes ini membuat smartphone 'dipaksa' mengeluarkan kinerja tertinggi selama 60 menit.
Hasilnya, ROG Phone 5 cukup bagus saat dipakai dalam Dynamic Mode. Performa puncak yang didapat 234,784 GIPS, dengan performa paling rendah 208,018 GIPS, dan rata-rata 219,757 GIPS. Penurunan performa terjadi secara bertahap mulai menit ke-30. Secara total, ponsel ini mengalami perlambatan performa ke angka 89 persen dari performa puncaknya.
Bagaimana dalam X Mode? Awalnya, ROG Phone 5 mampu menyajikan performa bagus, puncaknya ada di 253,575 GIPS. Namun, saat mendekati satu jam terjadi dua kali penurunan yang salah satunya jatuh ke angka 195,759 GIPS. Hal ini berarti terjadi perlambatan performa ke angka 78 persen dari kemampuan tertingginya.
Bagaimanapun X Mode memberikan kinerja lebih baik karena karena mencatat rata-rata performa 234,303 GIPS, lebih tinggi dari Dynamic Mode. Memakai pendingin tambahan AeroActive Cooler 5 bisa mengatasi hal ini untuk meraih kestabilan performa.
Tak lengkap rasanya jika tidak membeberkan pengalaman langsung dengan beberapa gim. Mengenai hal ini, Matthew Sholtz membagikan kesannya dalam laman Android Police. Sholtz bilang bahwa tidak ada gim yang bisa membuat kinerja ROG Phone 5 melambat.
Gim paling berat saat ini pun, Genshin Impact, bisa mantap berjalan di 60 fps dengan pengaturan grafik tertinggi. Walaupun begitu, ada sesekali gangguan saat loading aset yang ada di dalamnya. Jordan Palmer juga mengaku demikian, ada kalanya frame rate jatuh ke rentang 17-45 saat berada di area perlintasan tanpa melakukan apa pun, termasuk bertarung.
Hal berbeda dirasakan Palmer saat main Call of Duty Mobile. Kata dia, ROG Phone 5 adalah juaranya memainkan gim ini. Penyebabnya adalah frame rate yang dicapai konsisten dan respons sentuhan akurat.
5. Ketahanan Baterai Lumayan
Beberapa pihak mengaku terkesima dengan ketahanan baterai 6000 mAh ASUS ROG Phone 5. Seperti Radoslav Minkov yang memperoleh waktu pakai 13 jam 17 menit saat ponsel digunakan untuk browsing.
Sedangkan memainkan game 3D bisa dilakukan sampai 10 jam 8 menit, dan 13 jam untuk menyetel video di YouTube. Semuanya dilakukan dalam pengaturan laju penyegaran 60 Hz. Hal serupa juga dirasakan oleh Jordan Palmer.
Saat dipakai internetan dengan koneksi seluler dan kecerahan layar 150 nit, ROG Phone 5 bisa melayaninya selama 12 jam 23 menit pada mode 60 Hz. Waktu pakai masih bagus meski di-setting pada laju penyegaran 120 Hz dan 144 Hz, dengan masing mencatat 10 jam 53 menit dan 10 jam 27 menit.
Palmer mengatakan, tanpa main game dia bisa memakai ROG Phone 5 lebih dari dua hari dalam sekali cas. Sedangkan jika dipakai buat main game ketahanan baterainya tetap bagus. Hanya saja, Palmer tak menjelaskan berapa persentase penurunan baterai yang diperolehnya saat memainkan Genshin Impact.
Adapun tim GSM Arena meraih waktu pakai 31 jam 40 menit kala digunakan untuk telepon di jaringan 3G. Kemudian, 17 jam 33 menit saat digunakan untuk internetan dengan WiFi, serta 22 jam 36 menit untuk memutar video offline. Endurance rating alias ketahanan yang didapat adalah 118 jam.
Hasil tes itu semua didapat dengan laju penyegaran 60 Hz. Kalau 144 Hz bagaimana hasilnya? Ternyata tidak jauh berbeda. Dengan uji serupa, GSM Arena memperoleh waktu pakai 31 jam 40 menit, 16 jam 36 menit, dan 17 jam 29 menit. Endurance rating-nya menyentuh 110 jam.
Nilai endurance rating 118 dan 110 jam buat ROG Phone 5 tentu lumayan daripada ponsel lain yang memakai Snapdragon 888. Seperti Xiaomi Mi 11 (4600 mAh) atau OPPO Find X3 Pro (4500 mAh) yang masing-masing mencapai endurance rate tertinggi 89 jam dan 81 jam. Hanya saja, ukuran baterai dan resolusi layar kedua ponsel memang berbeda dari ROG Phone 5.
Hal selain ketahanannya yang membuat sektor daya di ROG Phone 5 terlihat keren adalah lumayan teknologi yang dipakai. Soal hal ini, mari sedikit mengingat pada saat ROG Phone 3 diluncurkan (2020). Kala itu, ASUS mengklaim daya yang paling optimal untuk mengisi sebuah baterai 6000 mAh adalah 30 Watt.
Mengisi dengan daya 30 Watt dipandang ASUS akan membuat baterai punya umur pakai lebih panjang daripada memakai daya yang lebih tinggi. Daya yang tinggi disebut bakal menimbulkan panas dan tentu saja berpotensi merusak sel baterai. Lalu bagaimana caranya agar panas bisa diatasi, sementara adaptor yang dipakai di ROG Phone 5 meningkat jadi 65 Watt?
Caranya dengan membagi baterai jadi dua sel alias dua bagian, masing-masing 3000 mAh. Saat melakukan pengecasan, aliran listrik tidak mengalir di salah satu sel untuk dilanjutkan ke sel yang lain. Akan tetapi, aliran listrik dilewatkan dari tengah untuk mengisi kedua sel secara bersamaan.
ASUS menyebutnya dengan MMT (Middle Middle Tab) battery technology. Berkat teknologi ini juga, mengisi dengan daya tinggi bisa dipertahankan untuk waktu yang lama karena panas yang ditimbulkan mampu ditekan.
Selanjutnya, ASUS membekali ROG phone 5 dengan empat mode pengisian daya. Yakni custom charging limit, steady charging, scheduled charging, dan by pass charging. Custom charging limit mengizinkan pengguna memilih batasan pengisian daya: 80, 90, atau 100 persen.
Sedangkan steady charging adalah opsi untuk mengurangi kecepatan pengisian. Pengguna bisa memilih untuk mengisi dengan kecepatan 10, 15, 18, 30, 45, hingga 65 Watt. Selanjutnya, schedule charging memberi pengguna opsi untuk mengatur jadwal kapan daya bisa terisi ke smartphone.
Opsi ini bisa menghindarkan smartphone dari overcharge kendati adaptor masih terhubung. Terakhir, by pass charging mirip seperti ketika memakai laptop. Aliran listrik dari adaptor langsung masuk ke perangkat tanpa melewati baterai.
6. Kamera Cukup
ASUS tidak memberi peningkatan di sektor kamera buat ROG Phone 5. Sebab, konfigurasinya dengan ROG Phone 3 tidak berbeda. Kamera belakang diisi dengan lensa utama 64 MP f/1.8 dengan sensor IMX686, lensa ultrawide 13 MP f/2.4, dan lensa makro 5 MP f/2.0.
Perbedaannya hanya terletak pada bukaan kamera depan 24 MP yang kini jadi f/2.5 (dulu f/2.0). Kini ROG Phone 5 juga mendukung perekaman video 1080p di 120 fps, selain resolusi dan frame rate yang sudah bisa dihasilkan oleh ROG Phone 3.
Kendati demikian, tangkapan kameranya tidak buruk-buruk amat. Untuk kamera belakang, secara umum Radoslav Minkov menilai, kamera smartphone ini bisa menghasilkan foto tajam dan detail. Terutama saat kondisi pencahayaan cukup.
Saat dipakai untuk membidik foto portrait juga andal karena memisahkan objek dengan background secara cerdas. Bahkan, pengguna juga bisa mengatur seberapa kuat efek blur-nya. Hanya saja, menurut Matthew Sholtz, kamera utama ROG Phone 5 tetap kewalahan dalam low light. Apalagi dalam night mode, ponsel ini sangat kepayahan berdasarkan pengalaman Jordan Palmer.
Selanjutnya, Minkov menilai, lensa ultrawide ponsel ini bisa menghasilkan foto keren. Adapun kamera depannya bisa menghasilkan foto yang tajam, penuh detail, dengan warna dan kontras cukup. Hal itu bisa diperoleh selama pencahayaan oke.
Kekurangan ASUS ROG Phone 5
Tidak selalu generasi yang baru menghadirkan perubahan yang disukai oleh pengguna. Begitu juga dengan ASUS ROG Phone 5 yang punya beberapa poin kekurangan. Hal-hal berikut ini tentu patut Anda pertimbangkan.
1. Beberapa Aksesori Lawas Tidak Kompatibel
Sisi estetika ASUS ROG Phone 5 memang meningkat setelah melakukan perubahan dimensi. ROG Phone 5 terlihat lebih kurus karena lebih panjang dan ramping daripada ROG Phone 3. Namun, ROG Phone 5 0,4 mm lebih tebal ketimbang si kakak.
Meski bagus dari segi penampilan, perubahan dimensi menimbulkan ketidakcocokan ROG Phone 5 dengan beberapa aksesori-aksesori lawas. Aksesori lawas dalam hal ini adalah yang bisa dipakai di ponsel ROG terdahulu. Hal ini membuat pengguna lama ROG Phone mau tidak mau harus membeli aksesori baru yang sesuai jika ingin meminang ROG Phone 5.
Adapun GSM Arena menyebut, desain baru aksesori kipas pendingin AeroActive5 dan konektornya sulit ke tersambung ke ponsel. Hal ini menurut mereka bisa membuat si kipas lebih mudah rusak.
2. IP Rating dan Kekokohan
Sangat disayangkan smartphone bertaraf flagship tidak punya sertifikasi ketahanan air dan debu. Hal ini cukup berisiko karena air dan debu bisa masuk melalui berbagai port yang ada.
Port USB dan konektor POGO di bagian samping ROG Phone 5 memang punya penutup plastik. Namun, penutup itu tak menyatu dengan ponsel, gampang rusak, dan rentan hilang jika dicopot.
Proteksi lain seperti karet yang mengelilingi slot kartu SIM juga tidak ada. Karena itu, jangan harap HP ini bisa digunakan sambil hujan-hujanan. Sementara itu, Jordan Palmer dalam situs Tom's Guide mengaku bahwa ROG Phone 5 terasa kokoh.
Sayangnya, kekokohannya itu hanya bisa dirasakan saat digenggam tangan. Pasalnya, Zack Nelson, pemilik kanal YouTube Jerry Rig Everything, berhasil membikin bengkok ROG Phone 5 dalam percobaan pertama memakai sembilan jari saja.
Ponsel ini pun mati total dalam percobaan kedua. Durabilitas ROG Phone 5 kini dipertanyakan mengingat frame yang dipakainya adalah aluminium. Pengalaman Ini adalah kali pertama Nelson mampu membuat ponsel ROG rusak dalam uji ketahanan bekuk. Ponsel-ponsel ROG sebelumnya selalu berhasil melewati uji ini.
3. Terlalu Berat dan Licin
Tidak bisa dimungkiri ASUS ROG Phone 5 adalah smartphone yang jumbo, baik ditilik dari segi ukuran maupun bobotnya (238 g). Ponsel ini jelas tidak nyaman jika dioperasikan dengan satu tangan dalam waktu lama. Soalnya, ROG Phone 5 memang dirancang untuk dipakai bermain game dengan dua tangan dalam mode landscape.
Masalah lain terkait ergonominya adalah bagian punggungnya yang licin. Menurut Radoslav Minkov, problem ini belum juga diperbaiki sejak ROG Phone 3.
Karena itu, Minkov menyarankan untuk memperhatikan dengan betul saat ponsel ini diletakkan untuk dicas. Jika pengguna mengabaikan hal ini, bisa-bisa ponsel tergelincir lalu jatuh tanpa disadari.
4. Kamera Tele dan Pengisian Nirkabel Absen
Jika dibandingkan dengan ponsel-ponsel lain dengan kisaran harga sama, ROG Phone 5 memang tertinggal dalam hal fotografi. Konfigurasi yang dipakainya terlalu standar karena tidak ada fitur yang neko-neko, seperti kamera telefoto.
Namun, bisa jadi strategi ASUS untuk menyunat sektor kamera adalah demi optimasi sektor lain. Hal selanjutnya yang mestinya ada di ponsel flagship adalah pengisian nirkabel. Fitur ini mungkin saja tidak dianggap sebagai hal yang krusial buat ASUS.
Toh pengguna akan lebih sering memegang ponselnya ketimbang meletakkannya di meja. Apalagi pengecasan dengan adaptor kabel 65 Watt-nya diklaim bisa mencapai 100 persen dalam 52 menit.
Namun, hal ini mungkin akan menjadi masalah buat sebagian orang. Misalnya, orang-orang kantoran yang lebih sering meletakkan ponsel di meja dan terbiasa mengecas dengan adaptor nirkabel. Tentunya, mereka kini harus mengingat-ingat apakah kabel adaptor sudah tercolok ke ponsel, sebelum kembali mengalihkan fokus ke komputer untuk bekerja.
5. Harga Relatif Mahal
Harga ASUS ROG Phone 3 saat dirilis pertama kali di Indonesia adalah Rp10 juta untuk varian memori 128/8 GB. Bisa jadi, ROG Phone 5 akan memiliki harga yang tidak jauh berbeda dari pendahulunya. Harga ini mungkin saja terlalu mahal karena untuk varian termurah tidak disertakan aksesori pendingin tambahan - hanya case dan adaptor.
Harga tersebut juga cukup mahal lantaran peningkatan sistem operasi yang dijanjikan ASUS hanya dua tahun. Kurang cocok buat mereka yang ingin memakai ROG Phone 5 untuk waktu lama. Apalagi ASUS terkenal kurang rajin dalam memberi security patch dalam beberapa tahun terakhir.
Simpulan
ASUS ROG Phone 5 bukanlah ponsel all-rounder yang bisa melayani Anda untuk berbagai aktivitas. Sebab, Anda harus berkompromi terhadap beberapa poin sepeti tidak adanya IP Rating dan jaminan upgrade sistem operasi yang hanya dua tahun.
Namun, jika Anda ingin mencari ponsel dengan kemampuan gaming sip, ROG Phone 5 adalah pilihan terbaik untuk saat ini. Terlebih karena ponsel ini bisa memaksimalkan potensi chipset Snapdragon 888. Menyaksikan film di ponsel ini juga nikmat bukan main.
Hal itu karena layar dan speaker-nya yang berkualitas. Penampilan ROG Phone 5 pun tidak lagi 'norak' seperti para pendahulunya. Dengan corak yang lebih sederhana, ponsel ini lebih elegan dan siap untuk Anda pamerkan ke rekan kerja atau kolega. Sekarang, bagaimana menurut Anda?