Yuk, Ketahui Dulu Kelebihan dan Kekurangan Xiaomi Mi 11!
Xiaomi tak mau ketinggalan dari para pesaing dengan segera memperbarui katalog ponselnya. Perusahaan ponsel nomor tiga di dunia itu akhirnya melahirkan sosok penerus flagship Xiaomi Mi 10 untuk mengisi katalog terbaru. Benar, ponsel yang dirilis secara global pada Februari 2021 itu adalah Xiaomi Mi 11.
Sebagai andalan paling anyar dari Xiaomi, Mi 11 akan berhadapan langsung dengan ponsel papan atas lain seperti Samsung Galaxy S21 5G. Rekam jejak smartphone flagship Xiaomi memang tidak terlalu bagus, mengingat sudah lama sekali tak mampu mencetak rekor penjualan tertinggi. Kali terakhir Xiaomi bisa mencatat hal mengesankan dengan ponsel kelas atas terjadi pada 2012.
Waktu itu, Xiaomi berhasil menjual Mi 2 sebanyak 10 juta ponsel. Angka penjualan tersebut membuat Mi 2 menduduki urutan tiga ponsel terlaris di bawah iPhone 5 (70 juta ponsel) dan Samsung Galaxy S III series (70 juta). Di sisi lain, ponsel kelas atas memang bukan untuk semua kalangan.
Namun, jika Xiaomi mampu mereguk sukses di segmen atas, bukan tidak mungkin mereka bisa jadi raja baru. Mengingat perusahan teknologi pimpinan Lei Jun ini sudah stabil meraih pencapaian keren lewat jajaran ponsel kelas entri dan menengah.
Tentunya kesuksesan di segmen atas bisa dimulai dari Xiaomi Mi 11. Akan tetapi, apakah ponsel ini benar-benar bisa merebut hati konsumen? Pertanyaan itu kiranya bisa dijawab lewat ulasan kelebihan dan kekurangan Xiaomi Mi 11 yang sudah disiapkan Carisinyal. Sebelum ke pokok pembahasan, mari tengok spesifikasi umum dari ponsel ini sebagai berikut:
Spesifikasi Xiaomi Mi 11

- Layar: AMOLED, 6,81 inci Quad HD+
- Chipset: Qualcomm SM8350 Snapdragon 888 (5 nm)
- CPU: Octa-core (1 x 2,84 GHz Kryo 680 & 3 x 2,42 GHz Kryo 680 & 4 x 1,80 GHz Kryo 680)
- GPU: Adreno 660
- RAM: 8 GB, 12 GB
- Memori Internal: 128 GB, 256 GB
- Memori Eksternal: –
- Kamera Belakang: 108 MP + 13 MP + 5 MP
- Kamera Depan: 20 MP
- Baterai: Li-Po 4600 mAh, tidak dapat dilepas
Kelebihan Xiaomi Mi 11
Xiaomi Mi 11 menyuguhkan fitur-fitur terbaik layaknya sebuah ponsel flagship. Anda mungkin langsung tergiur dengan melihat spesifikasinya saja. Namun, tidak sekadar itu, beberapa peningkatan dari seri sebelumnya hadir pada ponsel ini.
1. Desain Nyaris Sempurna

Xiaomi Mi 11 menyuguhkan desain indah nan menawan dilihat dari berbagai sisi. Layar semakin lebar dan diameter kamera depan diperkecil menjadi 3 milimeter saja. Ponsel ini mempertahankan garis desain sisi melengkung ke dalam, baik pada bagian depan maupun belakang.
Frame logam yang digunakan untuk menyatukan bagian depan dan belakangnya benar-benar tipis. Hanya sedikit melebar pada bagian tombol power dan volume. Menurut Thorben dalam situs China Gadgets, memegang Xiaomi Mi 11 nyaris seperti menggenggam selembar kertas. Perancang desain Mi 11 terlihat semakin memperhatikan detail finishing.
Hal itu dibuktikan dengan celah perpotongan antara frame, bagian depan, dan bagian belakangnya benar-benar presisi. Tidak ada sudut-sudut yang tajam, tombol-tombol terasa enak ditekan, bahkan sisi bawahnya yang lurus bisa membuat ponsel ini berdiri tegak.
Anda yang memegangnya pun tak perlu khawatir bila ponsel mengalami salah sentuh karena bezel tipis dan layarnya yang melengkung. Sebab, Xiaomi telah menyematkan sensor cengkeraman yang didukung dengan giroskop. Pengaturan agar tidak salah sentuh tidak lupa disertakan Xiaomi.

Hal yang seru tentu saja sisi belakang Mi 11 yang benar-benar berbeda dari pendahulunya. Xiaomi menyediakan enam varian warna dengan dua jenis material. Untuk varian warna biru, putih, hitam, dan biru garis-garis edisi spesial Lei Jun, menggunakan material kaca AG Frosted. Material kaca dikenal gampang dekil karena menyimpan sidik jari. Namun, hal itu tidak terjadi pada Mi 11.
Sementara itu, varian smoke purple dan khaki memakai material kulit. Ini adalah kali pertama Xiaomi menggunakan material kulit. Paco Zheng, dalam situs Gizmochina mengatakan, bahan kulit membuat Mi 11 nyaman dan tidak licin saat dipegang. Bahan kulit cocok buat mereka yang tak terlalu suka mengenakan sarung ponsel.

Baik material kaca maupun kulit, logo "MI" tak terlihat lagi dan diganti dengan tulisan "xiaomi". Hanya, untuk material kulit, ada hiasan logam berbentuk lingkaran sebelum tulisan "xiaomi". Beranjak ke modul kamera belakang, bentuknya oval dan sedikit menonjol dari permukaan.
Pemilihan bentuk modul oval adalah hal yang tepat. Pasalnya, bentuk kamera belakang seperti 'tanda seru' pada Mi 10 rentan tersentuh jari. Adapun dudukan kamera belakangnya merupakan aluminium yang dibikin melalui proses CNC. Bagian depan modul dilapis bahan kaca dengan sisi hitam pada lensa utama dan ultra-wide.

Terkait durabilitas ponsel ini, kanal YouTube Jerry Rig Everything sudah mengujinya. Dalam uji resistensi goresan, kaca Corning Gorilla Glass Victus yang tersemat di layar Mi 11 baru mulai tergores pada skala 6 dan 7 Mohs. Adapun bagian depan modul kamera belakangnya tak tergores saat coba dirusak dengan cutter.
Sementara sensor sidik jari di bawah permukaan layarnya masih bisa dioperasikan, meskipun sedikit sulit membaca setelah layarnya terkena goresan. Kemudian, pada uji kekuatan rancang bangun, ponsel ini tetap kukuh kendati bodinya coba ditekuk ke depan maupun ke belakang.
2. Tampilan Memukau dengan Berbagai Fitur

Xiaomi Mi 11 bukanlah ponsel gaming sebagaimana saudaranya, Black Shark 3. Namun, tampilan layar AMOLED yang tersemat mampu mengakomodasi lebih dari sekadar bermain gim.
Mengapa bisa demikian? Sebab, akurasi dan kejernihan layar 6,81 inci beresolusi 2K-nya tiada dua. Mata telanjang manusia mungkin tidak bisa membedakan piksel per inci antara layar Full HD+ dan 2K (Quad HD+).
Namun, kekayaan warna yang mencapai 1 miliar berkat dukungan HDR10+, kecerahan puncak hingga 1500 nit, adalah hal yang tidak bisa dibohongi oleh mata. Karena itu, layar Mi 11 mendapat sertifikasi rating tertinggi: Display Mate A+. Menyaksikan video 1440p 60 fps di YouTube akan sangat asyik, nyaris seperti nyata.
Thorben dari China Gadgets mengatakan, reproduksi warna dan kecerahan dari layar Mi 11 sangat terjaga kendati dilihat dari berbagai sudut.
Kemudian, berkat laju penyegaran (refresh rate) 120Hz, layar ponsel ini jadi punya teknologi MEMC (Motion Estimation, Motion Compensation). Teknologi yang umumnya cuma ada di TV mahal ini berfungsi menghaluskan gerakan video, terutama video slow motion. Hal ini bisa terjadi karena gambar yang ditampilkan tiap detik lebih banyak.

Selain gambar yang ditampilkan mulus, layar lengkung di Mi 11 juga bebas dari penyakit garis hijau. Untuk diketahui, penyakit garis hijau akibat fenomena White Angular Dependency muncul kali pertama saat Samsung mengeluarkan ponsel layar lengkung pertamanya, Galaxy S8.
Adapun layar Mi 11 juga memiliki touch sampling rate sangat tinggi 480Hz. Nilai tersebut berimbas pada respons yang benar-benar singkat sesaat setelah layar disentuh. Sebagai informasi, standar touch sampling rate ponsel gaming biasanya sekitar 240Hz. Di sisi lain, Anda tidak perlu khawatir bila resolusi 2K plus laju penyegaran yang tinggi menyebabkan baterai jadi boros.


Pasalnya, sistem akan otomatis melakukan switch ke laju penyegaran yang lebih rendah bila ponsel digunakan dalam mode kasual. Anda bisa juga menentukan sendiri akan menggunakan 60 fps atau 120, sayang tidak ada opsi 90 fps.
Resolusi bisa diturunkan ke Full HD+ secara permanen jika mau. Upaya Xiaomi memaksimalkan fitur layar AMOLED pada Mi 11 tidak berhenti di situ. Sebab, pengguna bebas melakukan pengaturan dark-mode high contrast di setiap aplikasi.
Temperatur warna yang ditampilkan layar pun bisa diatur sesuka hati. Terakhir, layarnya yang dilapisi Corning Gorilla Victus itu juga punya mode membaca dan mode anti-flickr. Bisa dibilang, inilah layar AMOLED terbaik di sebuah HP yang bisa dibeli pada saat ini.
3. Kamera Mumpuni

Mi 11 melanjutkan titah sang kakak, Mi 10, dalam menggunakan resolusi 108 MP pada lensa kamera utama. Namun, tradisi Xiaomi menggunakan resolusi besar pada kamera utama produknya diawali ketika meluncurkan Mi CC9 Pro, November 2019.
Mi CC9 Pro dan dua saudaranya itu sama-sama menggunakan sensor Samsung ISOCELL Bright HMX. Sebagian dari Anda mungkin masih bertanya-tanya, bagaimana benda sekecil ponsel bisa menghasilkan foto dengan resolusi jumbo? Teknologi 4-in-1 binning pixel adalah jawabannya.
Secara sederhana, pixel binning membuat sebuah ponsel menggabungkan beberapa piksel menjadi satu piksel besar. Dalam hal ini, Mi 11 menggabungkan 4 kali 27 MP. Metode binning pixel dipilih agar kamera dapat menangkap lebih banyak cahaya, alih-alih memperbesar resolusi sensor yang berakibat munculnya noise. Teknologi ini diawali pada 2012, saat Nokia 808 Pure View meluncur.
Hanya saja, kasus utama beberapa ponsel yang menerapkan metode ini adalah lamanya jeda dari sesudah menjepret hingga saat gambar siap ditampilkan. Hal ini terjadi pada Mi CC9 Pro yang menggunakan chipset Snapdragon 730 G. Namun, hal yang sama tidak terjadi pada Mi 11. Rahasianya ada pada chipset premium Snapdragon 888 yang dipakainya.
Snapdragon 888 mengandung tiga Image Sensor Processing (ISP) Spectra 580 yang mampu memproses 2,7 miliar piksel dalam satu detik. Kecepatan proses ini 35 persen lebih cepat daripada ISP yang terpasang pada Snapdragon 865, Spectra 480.
Thorben dalam situs China Gadgets mengaku sangat menyukai gambar yang dihasilkan kamera utama Mi 11. Gambarnya sangat detail serasa bisa menggantikan kamera DSLR. Meskipun begitu, fokus dan white balance-nya sedikit bermasalah saat membidik benda yang ada di dalam ruangan. Paco Zheng dari Gizmochina juga sepakat akan hal itu.


Namun, Zheng dan Thorben sama-sama mengakui bahwa jepretan kamera utama Mi 11 pada kondisi cahaya cukup luar biasa. Sementara pada biasa mode malam cukup bagus, meskipun diafragma yang dipakai lebih kecil daripada Mi 10 (f/1.9 berbanding f/1.7). Hanya saja, tangan pengguna mesti benar-benar stabil karena OIS (stabilisasi optik) tidak bekerja terlalu efektif kala malam hari.
Jepretan kamera utama juga bagus kala digunakan untuk portrait mode, meskipun Mi 11 tidak punya sensor kedalaman. Pemisahan antara objek utama dengan latar belakang sangat rapi, alami, dan keren. Pengguna pun serasa mendapatkan foto bokeh dari kamera semi-profesional.
Selain kamera utama 108 MP, Mi 11 masih punya kamera ultra-wide angle 13 MP dan makro 5 MP. Untuk kamera ultra-wide, Paco Zheng menyebut bahwa sudut pandang Mi 11 sedikit lebih sempit ketimbang Mi 10 Ultra. Kendati demikian, kualitas yang didapat mirip-mirip.

Malah jepretan kamera ultra-wide Mi 11 lebih baik karena telah terbebas dari masalah gambar berwarna kehijau-hijauan. Serta problem white balance yang kadang tidak akurat pada malam hari. Menurut Thorben, warna yang dihasilkan kamera ultra-wide Mi 11 sama jernihnya dengan kamera utama. Hanya, detailnya saja yang sedikit berkurang dan warna kulit agak kabur.
Sementara itu, Xiaomi meningkatkan resolusi kamera makro pada Mi 11 menjadi 5 MP dari yang sebelumnya 2 MP saja pada Mi 10. Menurut Mike Lowe dari situs Pocket Lint, kamera makro Mi 11 adalah salah satu yang terbaik dari yang pernah dia temui. Walaupun kamera makro pada ponsel ini belum didukung OIS.

Bahkan, kata Paco Zheng, jarak pengambilan foto close up bisa sedikit lebih jauh daripada kamera makro di ponsel lain. Jika hal ini bisa dimanfaatkan dengan baik, pengguna akan memperoleh sudut pengambilan yang unik.
Kemudian, bagaimana dengan kualitas kamera depannya yang 20 MP? Bagi Thorben, gambarnya benar-benar tajam dan selalu bagus di berbagai kondisi. Ketajamannya tidak hanya berfokus pada wajah, tetapi juga pada pakaian dan aksesoris yang dikenakan.

Ketajaman bisa jadi berkurang saat di kondisi kurang cahaya, tetapi hasilnya masih dapat diterima. Selain itu, warna kulit yang ditampilkan natural, dynamic range-nya akurat. Adanya fitur baru dynamic shot pada kamera depan dapat menangani masalah saturasi warna. Selanjutnya, saat digunakan dalam mode portrait, kamera bisa mengambil gambar secara otomatis dengan gestur membuka telapak tangan.
Thorben tidak lupa menguji kemampuan rekam video pada kamera utama Mi 11. Berbagai fitur yang ditemui seperti slow motion 960 fps, resolusi perekaman maksimal 8K di 30 fps, dan mode kestabilan ekstra. Ada juga mode super makro dan mode-mode untuk efek film seperti Parallel Worlds (shutter speed pelan).
4. Performa Gegas Tak Tertandingi

Xiaomi Mi 11 adalah ponsel pertama di dunia yang menggunakan chipset kelas atas terbaru dari Qualcomm, Snapdragon 888. Xiaomi mendapat antrean pertama chipset Snapdragon 888 bisa jadi karena sebagian saham mereka dimiliki oleh Qualcomm. Terlepas dari itu, Snapdragon 888 dihasilkan dengan standar fabrikasi yang benar-benar baru, yakni proses manufaktur Samsung 5 nm.
Chipset ini merupakan delapan inti yang terdiri atas: 1 core kencang 2,84 GHz berbasis ARM Cortex-X1, 3 core medium 2,4 GHx berbasis ARM Cortex-A78, serta 4 core hemat daya 1,8 GHz berbasis ARM Cortex-A55. Arsitektur Cortex-X1 yang dipakai pada core kencang ini diklaim lebih kencang 23 persen daripada Cortex-A78, dan 30 persen ketimbang Cortex-A77.
Qualcomm menamai core berbasis Cortex-X1-nya dengan Kryo 680. Selain itu, ada pula GPU Adreno 660 yang disebut punya performa 35 persen lebih baik daripada Adreno 650 (di Snapdragon 865). Apalagi, Adreno 660 adalah GPU pertama untuk ponsel dengan dukungan teknologi Variable Shading Rate (VRS).
Teknologi yang umum dimiliki oleh GPU pada komputer ini singkatnya adalah proses rendering yang mengizinkan pemakaian beragam shader rate dalam sebuah gambar. Dengan VRS, GPU bisa lebih leluasa melakukan penyesuaian untuk tak hanya mengejar kualitas, tetapi juga kelancaran performa. Banyak pihak menyebut Snapdragon 888 merupakan chipset terkencang di dunia pada saat ini.
Seberapa kencangnya chipset tersebut tergambar dalam serangkaian pengujian menggunakan software benchmarking. Paco Zheng dari Gizmo China mendapat skor 690-an ribu pada Antutu 8. Sementara dengan software yang sama, Thorben meraih 705-an ribu, dan Habib Qazi dari situs Xiaomi Today mencatatkan skor 715-an ribu. Tidak diketahui varian Mi 11 mana yang mereka pakai.