Kenali Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan Xiaomi Mi 11 Ultra
Sudah jadi hal yang lazim bila produsen smartphone punya lebih dari satu ponsel flagship dalam satu tahun kalender. Seperti Xiaomi dengan delapan model Mi 11 series yang meluncur secara bergantian sepanjang 2021. Seperti produsen lain, Xiaomi pasti telah menentukan ponsel mana yang menduduki kasta tertinggi dari delapan model itu.
Kasta tertinggi dalam hal ini sebuah ponsel diposisikan sebagai flagship paripurna (ultimate) yang membawa keunggulan paling sip di berbagai sisi - tak ada lagi kompromi. Untuk edisi kali ini, Xiaomi memandatkan status flagship paripurna pada Xiaomi Mi 11 Ultra.
Mi 11 Ultra adalah upaya perdana Xiaomi dalam jorjoran spesifikasi buat pasar global. Generasi Mi Ultra pertama, Mi 10 Ultra, hanya terbatas untuk pasar Tiongkok. Satu hal yang membuat Mi 11 Ultra mencuri perhatian adalah konfigurasi kamera belakangnya yang disertai layar kecil, untuk mempermudah swafoto.
Hal menarik yang dimiliki Mi 11 Ultra tentu bukan cuma itu. Ada berbagai hal menarik yang menurut Carisinyal masuk dalam kategori kelebihan si ponsel. Itu semua dapat segera Anda simak dalam artikel ini.
Selain kelebihan, Anda juga bakal tahu apa saja kekurangannya. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya, Anda akan punya instrumen untuk memberi penilaian secara berimbang. Jika belum tahu betul Mi 11 Ultra, Anda bisa baca dulu spesifikasi singkatnya di bawah ini:
Spesifikasi Xiaomi Mi 11 Ultra

- Rilis: Juni, 2021 (Indonesia)
- Layar: AMOLED, 6,81 inci, 1440 x 3200 piksel
- Chipset: Snapdragon 888 5G (5 nm)
- GPU: Adreno 660
- RAM: 12 GB
- Memori Internal: 256 GB
- Memori Eksternal: -
- Kamera Belakang: 50 MP + 48 MP + 48 MP
- Kamera Depan: 20 MP
- Baterai: Li-Po 5000 mAh
Kelebihan Xiaomi Mi 11 Ultra
Xiaomi merancang Mi 11 Ultra dengan kekuatan berimbang baik di dalam maupun di luar. Beberapa poin kelebihan berikut bakal menjelaskan apa saja kekuatan yang dimiliki ponsel ini. Simak satu per satu!
1. Desain Atraktif dengan IP68

Jika Anda pernah melihat atau memegang Xiaomi Mi 11, maka Anda sudah punya gambaran mengenai desain Mi 11 Ultra. Benar, Mi 11 Ultra memakai garis desain dan dimensi yang nyaris serupa dengan saudara kandungnya itu—tetap tipis dan elegan.
Mi 11 Ultra cukup tipis karena rangka aluminium yang dipakainya hanya memiliki ketebalan 8,4 mm. Adapun bentuk rangka yang melebar pada empat sudut berfungsi sebagai proteksi untuk meminimalkan risiko ketika ponsel mengalami benturan.
Sementara itu, kesan elegan nyata terlihat berkat pemakaian material keramik buat kover belakang, dan layar punch-hole ber-bezel tipis dengan lapisan kaca Corning Gorilla Glass Victus. Imbas dari pemakaian material keramik ini bikin bercak sidik jari tidak terlalu terlihat, walaupun polesan yang dipilih adalah glossy. Ini berlaku untuk varian warna putih.
Hal tersebut belum bisa Anda dapati pada Mi 11 karena penutup belakangnya terbuat dari kaca yang lebih mudah 'dekil'. Hanya saja, penutup belakang Mi 11 Ultra dibentuk tidak semelengkung Mi 11, sehingga kesan yang muncul adalah kekar.
Satu hal yang membuat Mi 11 Ultra terlihat mencolok tentu saja modul kamera belakangnya yang besar dan cukup atraktif. Modul dengan aksen hitam ini jadi tempat bernaung dua lensa kembar (lensa utama dan lensa ultrawide), lensa periskop yang berbentuk persegi panjang, dan sejumlah sensor kamera.
Ada juga barisan tiga lampu flash dan layar sekunder dengan bentang 1,1 inci. Layar sekunder ini menyimpan informasi seperti jam, tanggal, dan kapasitas baterai. Ia juga berfungsi sebagai viewfinder (tampilan pratinjau) saat Anda hendak swafoto memakai kamera belakang.
GSM Arena mencatat, modul kamera Mi 11 Ultra menimbulkan tonjolan sekitar 3,7 mm. Bentuk modul kamera di ponsel ini tak akan Anda temui di ponsel mana pun. Sisi positif dari bentuk modul ini membuat lensa kamera terhindar dari sentuhan jari, sehingga kualitas gambar bisa terjaga. Hal ini berbeda dari Mi 10 Ultra punya modul kamera vertikal.

Tak ada apa-apa lagi di bagian belakang selain tulisan "Xiaomi" dan logo "5G". Maka dari itu, mari kita lanjutkan untuk melihat ada apa saja di bagian frame. Di sisi kanan frame, ada tombol power dan tombol pengaturan volume.
Menurut Eric Zeman dari Android Authority, kedua tombol itu enak ditekan dan punya feedback yang sip. Geser ke sisi bawah, ada laci dua kartu nano-SIM tanpa slot microSD, port USB C, mikrofon, dan speaker. Sisi kiri frame mulus tanpa kompartemen apa pun.
Kemudian, sisi atas jadi rumah buat speaker kedua yang diliputi logo Harman Kardon, mikrofon sekunder, IR Blaster, dan earpiece. Yang absen dari seluruh sisi frame Mi 11 Ultra adalah jack audio 3,55 mm. Bagian frame selesai, kita kembali ke bagian depan ponsel ini yang dilapisi kaca Gorilla Glass Victus.
Bentuk kacanya sama dengan Mi 11, melengkung di empat sisi. Namun, lengkungan di bagian atas dan bawah layar tidak terlalu kentara. Meski begitu, bentuk melengkung di bagian bawah layar membuat tangan jadi nyaman ketika melakukan swipe up, kata GSM Arena.
Hal terakhir yang tak kalah penting dari desain Mi 11 Ultra adalah adanya sertifikasi ketahanan debu dan air IP68. Angka 6 berarti ponsel ini sepenuhnya terproteksi dari debu. Sedangkan angka 8 menandakan bahwa si ponsel tahan dicelup air hingga kedalaman antara 1-3 meter selama 30 menit.
2. Tampilan Istimewa

Ada dua hal yang dapat Anda sadari sejak smartphone memasuki era full-view display pada 2018. Pertama, ukuran layar makin membesar. Kedua, bezel (bingkai) layar kian mengecil.
Peningkatan ukuran layar disebut-sebut merupakan tuntutan orang masa kini yang butuh tampilan maksimal pada sebuah ponsel. Namun, orang-orang tidak ingin ukuran ponsel ikut membesar seiring makin luasnya layar.
Karena itu, bagian yang bisa dipangkas agar bodi ponsel tetap mungil adalah bingkai. Xiaomi Mi 11 Ultra pun memenuhi syarat sebagai ponsel dengan lebar layar di atas rata-rata (6,81 inci), dan berbingkai sangat tipis. Maka tak heran jika rasio layar banding bodi ponsel ini tembus 91,4 persen!
Jika dilihat dari teknologi yang dibenamkan, tidak ada yang bisa dikomplain dari layar berpanel AMOLED ponsel ini. Alasannya, layar dengan rasio aspek 20:9 ponsel ini punya resolusi tinggi, yakni 2K alias 1440 x 3200 piksel. Hasil bagi antara resolusi dan bentang layarnya menghasilkan kepadatan layar sangat tinggi, mencapai 515 ppi.
Resolusi 2K pada layar Mi 11 Ultra memang bukan resolusi tertinggi yang pernah ada buat sebuah smartphone. Sebab, deretan ponsel kelas atas Sony banyak yang sudah mengadopsi resolusi 4K. Kendati demikian, 2K sudah lebih dari cukup untuk menjamin kemulusan gambar yang ditampilkan
Gambar makin mulus lagi karena layar Mi 11 Ultra memakai laju penyegaran 120 Hz (adaptif). Hal ini akan membuat Anda tidak akan menemui sendatan ketika melakukan scrolling. Di samping itu, Anda tidak perlu khawatir jika refresh rate 120 Hz membuat ponsel jadi rakus daya.
Pasalnya, Mi 11 Ultra bisa melakukan penyesuaian dengan menurunkan refresh rate ke angka 30, 60, dan 90 Hz secara otomatis. Sekedar informasi, Anda bisa mengunci ke mode 60 Hz dan menurunkan resolusi ke Full HD+ (2400 x 100 piksel), jika ingin menghemat daya tanpa mengorbankan sisi tampilan.
GSM Arena menyebut, Mi 11 Ultra akan mempertahankan mode 120 Hz ketika pengguna sedang membuka aplikasi sosial media, terutama saat scrolling untuk melihat linimasa. Saat diam atau scrolling tidak dilakukan, layar akan otomatis berpindah ke mode 60 Hz. Mode yang sama juga bekerja kala seseorang menonton video.
Adapun touch sampling rate layar ponsel ini sudah tembus 480 Hz. Artinya, layar ini sangat responsif. Tidak akan ada delay antara sentuhan dan gerakan yang muncul, misalnya saat Anda bermain gim.
Soal kedalaman warna, layar Mi 11 Ultra adalah salah satu yang terbaik. Sebab, ia mengadopsi sistem warna 10 bit yang berarti ada 1,07 miliar warna. Rasio kontrasnya pun menyentuh 1:5.000.000. Ditambah teknologi HDR10+ dan Dolby Vision, menonton konten HDR di ponsel ini memberi kesan hidup, mendekati kenyataan.

Sebagaimana ponsel berlayar AMOLED lainnya, Anda diberikan akses untuk melakukan pengaturan profil dan temperatur warna. Pada menu pengaturan standar, ada setelan Auto, Saturated, dan Original.
Sedangkan pada menu advanced, ada setelan Enhanced, Original, P3, sRGB, dan setelan manual yang bisa Anda sesuaikan sendiri. Menurut pengujian GSM Arena, setelan Original bisa menghasilkan warna yang sangat akurat terhadap standar gamut warna sRGB.
Akurasinya bahkan mengalahkan setelan sRGB karena mampu menghasilkan delta E2000 di bawah 1, yakni 0,6. Sedangkan setelan auto pada pengaturan standar mencakup warna yang masuk dalam rentang warna DCI-P3.
Hanya, akurasi warnanya biasa saja dengan warna putih yang agak kebiruan. Hal yang paling bisa dibanggakan dari layar Mi 11 Ultra adalah kecerahannya. Xiaomi mengklaim, layar ponsel ini bisa memancarkan kecerahan hingga 900 nit di kondisi luar ruangan.
Nyatanya, berdasarkan pengujian GSM Arena, kecerahan puncak layar ponsel ini bisa tembus 943 nit ketika kecerahannya disetel otomatis. Mi 11 Ultra pun punya kecerahan tertinggi kedua di dunia setelah Samsung Galaxy S21 Ultra (1023 nit), hingga artikel ini ditulis.
Adapun level kecerahan 1700 nit yang dijanjikan Xiaomi bisa dicapai saat ponsel tengah memutar video HDR. Level kecerahan ini 200 nit lebih tinggi daripadai Mi 11 (1500 nit). Selain teknologi yang sudah disebutkan, Xiaomi juga menyematkan berbagai sensor istimewa untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna.
Seperti sensor cahaya 360° yang bekerja untuk membaca kondisi pencahayaan sekitar. Sensor ini mendukung layar untuk mengatur white balance dan setelan warna secara otomatis, dengan mengaktifkan mode membaca dan mode luar ruangan.
Selanjutnya, ada sensor cengkeraman yang didukung giroskop agar ponsel terhindar dari insiden salah sentuh. Kehadiran sensor ini penting buat ponsel seperti Mi 11 Ultra yang memiliki layar lengkung.
Menurut Eric Zeman, sensor ini bekerja sangat baik. Ponsel pun tidak memperlihatkan respons apa pun kendati telapak tangan menyentuh ikon aplikasi yang ada di tepi layar. Jangan lupa juga ada sensor pemindai sidik jari di bawah permukaan layar.
Sementara itu, layar sekunder yang ada di modul kamera memakai panel berjenis AMOLED. Layar berukuran 1,1 inci ini bisa memancarkan kecerahan hingga 450 nit. Informasi seperti waktu, tanggal, dan notifikasi bisa ditampilkan layar ini dengan mengaktifkan fitur always-on display.
3. Performa Tinggi

Spesifikasi jeroan yang ditawarkan Xiaomi Mi 11 Ultra di atas kertas sangat tinggi. Alasan paling mendasar adalah karena ponsel 5G ini memakai SoC premium Qualcomm Snapdragon 888. Kami mungkin sudah sering menjelaskan profil chipset terkencang di dunia ini.
Namun, kali ini kami akan mencoba menjabarkannya secara singkat untuk menyegarkan ingatan Anda. Snapdragon 888 adalah chipset delapan inti yang dibikin dengan proses fabrikasi 5 nm. Chipset keluaran Desember 2020 ini spesial karena arsitektur yang dipakai benar-benar baru. Khususnya arsitektur untuk core medium dan core performa.
Core medium Snapdragon 888 adalah Kryo 680 Gold (3x2,42 GHz) yang dibangun berdasarkan arsitektur Cortex A78. Sedangkan core performanya, yaitu Kryo 680 Prime (1x2,84 GHz), berbasiskan Cortex X1. Cortex X1 pada dasarnya adalah Cortex A78, tetapi desainnya sedikit dirombak untuk alasan peningkatan performa.
Arsitektur baru tersebut konon membuat performa Snapdragon 888 25% lebih cepat ketimbang pendahulunya, Snapdragon 865. Selain itu, kemampuan GPU Adreno 660 yang terkandung di dalam chipset ini juga diklaim 35% lebih gegas daripada Adreno 640.
Dalam kasus Mi 11 Ultra, chipset ini juga didukung komponen lain seperti memori penyimpanan berteknologi UFS 3.1, dan RAM LPDDR5 3200 MHz. Seberapa kencang performa Snapdragon 888 di dalam Mi 11 Ultra diperlihatkan GSM Arena melalui serangkaian tes dengan aplikasi benchmarking sintetis.
Untuk diketahui, Mi 11 Ultra yang diuji GSM Arena adalah varian yang memiliki RAM 12 GB dengan memori internal 256 GB. Pembahasan kita mulai dari hasil uji aplikasi paling umum, yakni Antutu 8. Skor keseluruhan yang didapat ponsel ini adalah 688.720.

Berbekal skor ini, Mi 11 Ultra mampu menyalip saudara kandungnya, Mi 11 (668.722). Akan tetapi, ia belum bisa mengungguli smartphone-smartphone lain dengan chipset yang sama. Seperti ASUS ROG Phone 5 yang mencetak skor 708.216.
Pengujian berlanjut dengan menggunakan aplikasi Geekbench 5 untuk melihat kemampuan singlecore dan multicore ponsel ini. Untuk singlecore Mi 11 Ultra meraih skor 1126 yang tergolong bagus. Ia mengalahkan ROG Phone 5 yang notabene smartphone gaming.

Namun, entah mengapa hasil bagus tersebut tidak terduplikasi pada kemampuan multicore. Skor yang dituliskan Mi 11 Ultra adalah 3191. Angka ini bikin Mi 11 Ultra inferior tidak hanya terhadap sesama pemakai Snapdragon 888, tapi juga ponsel ber-chipset lebih lawas seperti Mi 10 Ultra (3248).

Lantas, bagaimana dengan kemampuan grafisnya? Berbagai pengetesan menunjukkan bahwa Mi 11 Ultra menghasilkan skor rata-rata pada uji onscreen maupun offscreen. Uji onscreen menunjukkan kemampuan rendering GPU yang output-nya langsung ditampilkan oleh layar.
Sedangkan uji offscreen memperlihatkan ketangkasan GPU dalam melakukan rendering tanpa tampilan output. Contoh proses rendering offscreen ini terjadi ketika sebuah ponsel tengah menciptakan area blur pada sebuah foto.

Dalam resolusi 1440p (2K), fps yang dihasilkan Mi 11 Ultra selalu setengah dari fps ponsel lain yang berjalan di resolusi 1080p (FullHD). Gambar yang dihasilkan baru bisa bersaing dengan ponsel lain ketika resolusi Mi 11 Ultra diturunkan menjadi 1080p.

Berdasarkan berbagai hasil tes di atas, Mi 11 Ultra bisa menghasilkan performa tinggi. Hanya saja, Mi 11 Ultra tidak terlalu istimewa karena rentang skornya belum mampu mengungguli ponsel lain dengan chipset yang sama. Kami menduga hal ini terjadi karena beberapa ponsel lain punya desain termal dan sistem pendinginan yang lebih baik.
Sistem pendinginan baik disebut-sebut bisa mengakomodasi Snapdragon 888 untuk mengeluarkan potensi terbaiknya. Kendati demikian, bukan berarti sistem pendinginan tiga fase yang dipunyai Mi 11 Ultra buruk. Sebagai informasi, Mi 11 Ultra adalah ponsel pertama yang memakai sistem pendinginan tiga fase dengan menggabungkan tiga material: padat-cair-gas.
Di sisi lain, apa yang ditunjukkan dalam pengujian benchmark sintetis bisa jadi tidak mencerminkan kondisi riil pada pemakaian sehari-hari. Sebab, aplikasi benchmark sintetis hanya mengukur kemampuan si ponsel dalam satu waktu, tidak kontinyu. Nah, dalam pemakaian sehari-hari, Mi 11 Ultra tak memiliki kendala berarti.
Eric Zeman mengaku bahwa ponsel dengan Bluetooth 5.2 ini enak dipakai untuk menunjang aktivitas harian maupun bermain gim. Adanya aplikasi bawaan bernama Game Turbo membuat pengguna Mi 11 Ultra bisa melakukan beberapa pengaturan, seperti pemblokiran notifikasi, guna meningkatkan pengalaman main gim.
YouTuber asal Inggris, Chris Barraclough, dalam kanal YouTube Tech Spurt, membagikan pengalamannya ketika memainkan beberapa gim dengan Mi 11 Ultra. Menurut pengujian Barraclough, gim seperti Genshin Impact dan Call of Duty: Mobile mampu dijalankan dengan lancar pada setelan grafis tertinggi.
4. Kamera Mengesankan

Megapiksel yang besar bukanlah jaminan suatu kamera bisa menghasilkan foto dengan kualitas apik. Xiaomi pun percaya diri membenamkan resolusi 50 MP pada kamera utama Mi 11 Ultra, alih-alih memakai 108 MP seperti pada kamera utama Mi 11. Saking percaya diri, bukaan lensanya ikut mengecil yakni f/1.95, lebih kecil daripada Mi 11 (f/1.85).
Namun, dua hal itu tak lantas membuat kamera utama Mi 11 Ultra jadi inferior. Pasalnya, sensor yang dipakai adalah Samsung ISOCELL GN2. Ya, Mi 11 Ultra adalah ponsel pertama yang memakai sensor kamera kelas atas dari Samsung ini. GN2 ini istimewa karena ukuran sensornya sangat besar, yakni mencapai 1/1,12 inci.