8 Kelebihan dan Kekurangan POCO F7 Pro
Maret 2025, POCO meluncurkan dua HP flagship killer-nya secara global yaitu POCO F7 Series. Menariknya, seri kali ini diisi oleh POCO F7 Pro dan Ultra. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang diisi oleh POCO F6 (reguler) dan Pro. Artinya, ada upaya untuk meningkatkan kelasnya dibandingkan sebelumnya.
Sesuai tradisi, POCO F7 Pro akan menawarkan kemampuan performa flagship. Selain itu, beberapa sektor utamanya juga dibuat dengan cukup serius, seperti baterai, layar, kamera, hingga bodinya. Perlu diingat bahwa POCO F7 Pro ini adalah HP budget di kelas upper mid. Penasaran dengan kemampuannya? Simak beberapa kelebihan dan kekurangannya berikut.
Spesifikasi POCO F7 Pro

Layar | AMOLED 6.67 inci |
Chipset | Qualcomm Snapdragon 8 Gen 3 |
RAM | 12 GB |
Memori Internal | 512 GB |
Kamera | 50 MP (wide) 8 MP (ultrawide) |
Baterai | Si/C 6000 mAh |
Kelebihan & Kekurangan | Baca di sini |
Cek Harga Saat Ini | Shopee Lazada Blibli |
Kelebihan POCO F7 Pro
Rilis secara global, POCO F7 Pro kabarnya berada di kelas harga Rp6 jutaan. Harga yang sama dengan POCO F6, tapi punya kemampuan lebih tinggi dari POCO F6 Pro yang dijual Rp8 jutaan. Berikut beberapa kelebihan dari POCO F7 Pro.
1. Mengandalkan Performa Kelas Flagship dengan Snapdragon 8 Gen 3, Memorinya Lega

POCO F7 Pro ditenagai oleh chipset yang sempat merajai di tahun 2024 yaitu Snapdragon 8 Gen 3. Chipset ini juga digunakan oleh beberapa HP flagship tahun 2024 seperti Samsung Galaxy S24 Ultra (dengan overclocked), OnePlus 12, Xiaomi 14, dan banyak lagi. Hanya kurang dari setahun, POCO mampu menawarkan kemampuan yang sama dengan harga jauh lebih terjangkau.
Memang, Snapdragon 8 Gen 3 hanya unggul di tahun 2024 saja. Ada Snapdragon 8 Elite sebagai penerus yang dipakai HP flagship tahun 2025 ini. Namun, saya rasa hal tersebut tidaklah penting. Satu tahun tidak menimbulkan perbedaan yang cukup signifikan, bahkan kemampuannya masih sangat worth it dalam konteks chipset, ingat kembali harganya.
Penggunaan chipset ini juga jadi peningkatan dari POCO F6 Pro yang pakai Snapdragon 8 Gen 2. Snapdragon 8 Gen 3 di sini membawa peningkatan performa AI hingga 98 persen yang juga diimbangi dengan efisiensi penggunaan daya yang naik 40 persen.
Selain itu, POCO juga mengeklaim chipset dengan fabrikasi 4 nm yang digunakannya mengalami peningkatan performa CPU hingga 32 persen. Sedangkan untuk peningkatan GPU-nya sebesar 34 persen. Dengan kata lain, efisiensi daya baterai sudah meningkat ke level dengan optimalisasi baru.
Untuk spesifikasinya, Snapdragon 8 Gen 3 dibekali delapan inti CPU dengan formasi 1 inti prima, 5 inti performa, dan 2 inti efisiensi. Inti performanya ini lebih banyak ketimbang Snapdragon 8 Gen 2 yang cuma 4.
Susunan CPU-nya terdiri dari 1 core Cortex-X4 (x3.3 GHz) sebagai inti primanya, 5 core Cortex-A720 (3.2 GHz dan 3,0 GHz) untuk performa, dan 2 core Cortex-A520 (2.3 GHz) untuk efisiensinya. Selain itu, chipset ini juga didukung oleh GPU Adreno 750 (770 MHz), ISP Spectra, dan modem 5G X75.
POCO F7 Pro memadukan Snapdragon 8 Gen 3 dengan RAM LPDDR5x dengan memori internal berjenis UFS 4.1. Adapun varian memori yang ditawarkannya adalah RAM 12 GB dengan memori internal 256 GB atau 512 GB.
Merujuk pada pengujian GSMArena, POCO F7 Pro dengan Snapdragon 8 Gen 3 ini mampu meraih skor AnTuTu v10 hingga 2.065.265 poin. Sesuai dengan klaimnya yang ada di 2 jutaan. Sedangkan untuk GeekBench 6, skornya adalah 2205 poin untuk single-core dan 6661 poin untuk multi-core-nya.
Sesuai harapan, performa POCO F7 Pro memang mampu berada di level yang tinggi. Tech Spurt mengatakan bahkan saat ia memainkan game Wuthering Waves, hasilnya terbilang sempurna. Berkat dukungan fitur Gaming Mode dari HyperOS, refresh rate tertingginya ada di 60 Hz dengan rata-rata di sekitarnya.
Dengan chipset flagship, jelas POCO F7 Pro mampu melakukan berbagai aktivitas dengan mudah dan lancar. Multitasking padat setiap hari sampai bermain game populer dengan ukuran berat pun bisa ditangani. Salah satu PR tersisa adalah berusaha menjaga performa tetap optimal dan mesin berada di suhu stabil, tidak panas.
Untungnya POCO F7 Pro dibekali sistem pendingin Liquid Technology 4.0. POCO F7 Pro jadi HP POCO pertama yang memakai model 3D dual-channel IceLoop System. Area heat pipe dengan chipset-nya kini lebih besar. Sehingga pengontrolan suhu dan jalur pembuangan bisa lebih maksimal.
2. Langsung Pakai HyperOS 2 dengan Xiaomi HyperAI yang Lebih Canggih

Saat rilis, POCO F7 Pro langsung menggunakan antarmuka HyperOS 2 dengan Android 15. Hal ini jadi terlihat menarik sebab beberapa HP Xiaomi atau POCO yang juga rilis di waktu berdekatan masih menggunakan HyperOS versi 1 dengan Android 14, sebut saja Redmi Note 14 Series dan POCO X7 Series.
Bagi pengguna MIUI, sebenarnya update ke HyperOS ini tidak terlalu signifikan. Namun, ada beberapa hal yang membuat HyperOS ini lebih menarik. Salah satunya adalah tampilannya yang terlihat lebih sederhana. Misalnya pada bagian control panel-nya yang tidak menampilkan teks dari label pada tiap ikonnya, hingga menu settings yang lebih minimalis.
Selain itu, tampilan pada layar kunci dan layar depannya jadi bisa lebih mudah dipersonalisasi atau diatur. Hal ini memungkinkan Anda membuat tampilan HP Anda senyaman mungkin sesuai selera.
Sebagai HP yang rilis di tahun 2025, tentu POCO F7 Pro menawarkan penggunaan fitur berbasis AI yaitu Xiaomi HyperAI. Setidaknya ada tiga fitur berbasis AI utama yang ditawarkan oleh Xiaomi HyperAI.
Misalnya fitur AI untuk meningkatkan atau mengefisiensi waktu pengerjaan tugas harian. HyperAI menawarkan fitur bernama AI Writing untuk membantu dalam penulisan, brainstorming, hingga spell checking. Selain itu, ada AI Speech Recognition yang mampu membedakan suara saat melakukan transkrip, AI Interpreter, dan AI Search yang bisa mengerti bahasa sehari-hari.
Kedua adalah fitur berbasis AI yang bekerja sama dengan Google Gemini. Fitur ini rasanya mudah ditemukan di HP tahun 2025 di berbagai kelas. Adapun fiturnya yaitu Gemini Overlay, Gemini Live, Image Generation, hingga Gemini Connected Apps. Seperti asisten pribadi, Anda bisa bertanya atau berdiskusi apapun dengan Gemini.
Lebih lanjut tentu saja Xiaomi HyperAI memiliki fitur Circle to Search with Google. Anda bisa mencari berbagai informasi yang ada di layar dengan mudah, sesimpel melingkari atau menandai teks yang dimaksud.
Terakhir adalah fitur AI untuk membantu meningkatkan kreativitas. Fitur AI kali ini berkaitan dengan gambar atau foto agar terlihat lebih sempurna. Misalnya dengan AI Erase Pro untuk menghilangkan objek, AI Image Enhancement, hingga AI Image Expansion.
3. Daya Tahan Baterai Awet dan Dibekali Pengisian Cepat HyperCharge 90W

Ketahanan baterai jadi salah satu kemampuan yang sangat disukai oleh Tech Spurt. Kapasitasnya meningkat pesat menjadi 6000 mAh. Berbeda dengan POCO F6 Pro yang hanya dibekali 5000 mAh saja. Selama pemakaiannya, Ia menyebut bahwa POCO F7 Pro ini mampu mendapatkan screen on time hingga 6-7 jam setiap harinya.
Skor tersebut ia dapatkan berdasarkan penggunaan yang terbilang berat. Misalnya digunakan untuk bermain media sosial, menggunakan kamera, sampai bermain game cukup lama.
Sementara merujuk pada pengujian YugaTech, POCO F7 Pro mendapatkan skor PCMark Work 3.0 Battery Test hingga 15 jam 59 menit. Skor ini sudah sangat baik, sesuai dengan klaim sebelumnya berdasarkan penggunaan secara langsung setiap hari.
Hasil dari pengujian ini rasanya tidak jauh dari klaim yang POCO berikan. Klaimnya menyebutkan bahwa POCO F7 Pro memang bisa bertahan hingga 15 jam untuk penggunaan terus menerus. Sedangkan untuk pemutaran video bisa bertahan hingga 16 jam lebih, serta navigating yang bisa bertahan hingga 11 jam lebih.
Untuk pengisian dayanya, POCO F7 Pro dibekali fast charging 90W HyperCharge. Untuk mengisi daya dari 0-100 persen memerlukan waktu sekitar 37 menit saja. Hasil ini membuatnya jadi salah satu HP dengan kecepatan charging terbaik di kelasnya, jelas YugaTech.
Lagi-lagi hasil pengujiannya sesuai dengan klaim yang diberikan. Selain itu, POCO F7 Pro juga memiliki ketahanan yang baik untuk penggunaan jangka panjang. Setelah melewati sekitar 1600 siklus pengisian daya, kesehatan baterainya tetap terjaga di atas 80 persen.
Sayangnya, POCO F7 Pro ini tidak dibekali fitur pengisian daya lain, seperti wireless atau reverse charging. Ya, setidaknya Anda tidak perlu menunggu satu jam atau lebih untuk bisa menggunakan HP kembali. Paling penting adalah charger 90W bisa ditemukan di dalam kotak kemasannya, tidak perlu beli secara terpisah.
4. Kualitas Layar AMOLED 2K yang Imersif, Ada Sertifikasi Untuk Kenyamanan Mata

Soal layar, fitur dan spesifikasi POCO F7 Pro benar-benar mirip flagship. Ukurannya tergolong standar di angka 6,67 inci, tapi bezel-nya yang tipis membuatnya imersif untuk dipakai menonton bersama teman atau pasangan. Ketebalan bezel-nya hanya 1,9 mm di setiap sisi, membuat rasio layar ke bodinya menjadi 89,3 persen.
Panel yang digunakan tentu sudah AMOLED, menghadirkan tampilan warna hitam yang lebih pekat dan warna-warna yang lebih muncul ke permukaan. Yang paling menarik adalah resolusi layarnya super-duper tinggi yakni 3200 x 1440 piksel. Kemampuannya ini juga dimiliki oleh POCO F6 Pro.
Resolusi tersebut berada di tingkat lebih tinggi dari Full HD+ atau 1080p, yang dimiliki mayoritas mid-range to flagship lain. Dengan kata lain, Anda bisa berekspektasi lebih untuk setiap sudut di layar yang terlihat begitu crisp, tajam, dan memukau.
Layar POCO F7 Pro juga tampak sangat mulus dengan refresh rate 120 Hz. Namun karena tidak menggunakan panel LTPO, maka layar tidak dapat menurunkan lajunya menjadi 1 Hz untuk menghemat daya. Sebagai gantinya, Anda ditawarkan tiga opsi refresh rate yakni 60 Hz, 120 Hz, dan Auto.
Saat dipakai game kompatibel, POCO F7 Pro berhasil menampilkan 120 Hz dan mendapatkan hasil yang sangat mulus selama permainan. Terdapat dukungan sertifikasi Widevine L1 pada layarnya, sehingga dapat menonton atau streaming di beberapa platform seperti Netflix pada resolusi tinggi.
Ingin merasakan tampilan konten yang aesthetic? Tentu bisa, karena layar dibekali sertifikasi Dolby Vision dan HDR10+ yang bikin rentang dinamisnya luas. Ini bakal memperkaya detail warna dan pencahayaan saat menonton film.
Lalu, bagaimana soal kecerahan layarnya? Menurut klaim, POCO F7 Pro bisa mencapai kecerahan tinggi atau High Brightness mode (HBM) di 1800 nit. Saat menonton konten HDR, tingkat kecerahannya bisa sampai puncak di 3200 nit (peak).
Satu hal yang perlu dicatat adalah layar POCO F7 Pro kini jauh lebih tangguh. Hal ini berkat penggunaan Gorilla Glass 7i, yang sebelumnya hanya Gorilla Glass 5 saja. Layarnya sudah lebih tahan terhadap goresan atau retak akibat terbentur dengan benda padat.
Hal menarik lain dari layarnya ini adalah POCO tidak hanya fokus ke kualitas saja, tapi juga ke kenyamanannya. Di dalamnya terdapat fitur peredupan DC dan sensor suhu warna sekitar untuk membuat mata nyaman saat menatap layar. Selain itu, ada sertifikasi TUV Rheinland cahaya biru rendah dan bebas kedip untuk membuat mata tetap sehat dan aman meski menatap layar lama.
5. Dukungan Stereo Speaker Lantang dan Nyaman Dengan Teknologi Dolby Atmos

POCO F7 Pro hadir dengan dukungan dual speaker atau stereo. Lubang speakernya disimpan di bagian bawah bodi dan di dalam earpiece. Hal ini tampaknya agar tampilan frame terlihat lebih bersih tanpa ada lubang apapun.
Hasilnya, beberapa reviewer mengatakan bahwa suara yang dikeluarkan cukup lantang. Hal ini membuat aktivitas seperti menonton atau bermain game jadi lebih seru. Belum lagi ada dukungan teknologi Dolby Atmos yang membuat suaranya lebih jernih dan surrounded.
Peningkatan kualitas suara speakernya juga didapat dari algoritma baru yang disebut AI Super Cinema. Algoritma tersebut dikatakan mampu menciptakan suara yang lebih hidup dan nyata.
Pengguna dapat merasakannya ketika mengaktifkan Mode Teater. Menariknya, mode tersebut sudah mendukung berbagai platform seperti YouTube, Netflix, Amazon Video, serta video player bawaan ponsel.
Sayangnya, POCO F7 Pro tidak lagi menyediakan port audio jack 3,5 mm. Hal ini membuat Anda harus menggunakan converter untuk bisa menghubungkan dengan earphone kabel. Jika ingin lebih mudah, gunakan saja earphone wireless atau TWS dengan menghubungkannya via Bluetooth, HP ini dibekali Bluetooth versi 5.4.
6. Konektivitas dan Sensor Lengkap Unggul, Pakai Fingerprint Ultrasonic

Sebagai HP kelas upper mid-range, konektivitas dan sensor tidak hanya harus lengkap saja, tapi juga unggul soal penggunaannya. Misalnya teknologi WiFi yang digunakan sudah ada di versi 7, membuatnya lebih lancar dan minim latensi meski di tempat umum sekalipun.
Selain itu, POCO F7 Pro juga sudah dibekali fitur konektivitas lain seperti NFC multifungsi hingga infrared blaster. Berkat infrared, HP ini bisa diubah menjadi sebuah remot bagi perangkat elektronik lain, seperti TV, AC, hingga proyektor. Sementara NFC bisa dipakai untuk melakukan transaksi digital dengan lebih mudah.
Satu hal menarik dari keberadaan infrared adalah posisinya. Bukan di bagian atas bodi, tapi berada di dalam modul kamera. Hal ini tampaknya bertujuan agar tampilan bodi tetap terlihat bersih, terutama frame-nya. Bahkan speaker pun dimasukkan ke dalam earpiece agar frame bagian atas terlihat polosan saja.
Sayangnya, POCO F7 Pro ini masih memakai USB Type-C versi 2.0, sama dengan versi Ultra-nya. Artinya, kedua model tersebut belum bisa melakukan display out atau memproyeksikan ke layar monitor yang lebih besar.
Beralih ke sektor sensor, POCO F7 Pro memiliki sensor yang cukup lengkap. HP ini menggunakan sensor sidik jari di bawah permukaan layar berteknologi ultrasonic, bukan optical. Artinya, sensor mampu mendeteksi jari dengan jauh lebih cepat dan tidak memunculkan cahaya saat disentuh.
Hal ini jadi salah satu fitur terbaik yang dimiliki oleh POCO F7 Pro. TechDaily pun sangat setuju akan hal tersebut. Apalagi fakta bahwa sensor ini bahkan belum ada di Samsung Galaxy A Series yang jadi pesaing beratnya.
Sebagai catatan, sensor ultrasonic juga menjadi teknologi paling canggih dan aman untuk fingerprint. Sensor ini bisa mendeteksi dengan lebih akurat bahkan jika jari dalam keadaan basah sekalipun.
Sementara untuk sensor lainnya ada akselerometer, proksimitas, hingga kompas. Tentu saja gyro yang digunakan sudah bersifat hardware. Hal ini membuatnya memiliki respons lebih cepat saat digunakan untuk bermain game FPS tertentu.
7. Tampilan Bodi Dual Tone Premium dengan Material Frame Metal, Ada Sertifikasi IP68

POCO F7 Pro mengusung tema desain yang terlihat lebih estetik dibandingkan pendahulunya. Kali ini, POCO mengemasnya dengan kesan premium dari kelas atas dengan tetap mempertahankan sisi minimalisnya.
POCO F7 Pro menggunakan desain dual tone yang cukup unik. Cara ini memang sering dipakai POCO untuk beberapa smartphone-nya, misalnya POCO M7 Pro 5G atau POCO M6 Pro yang sama-sama memiliki dual tone di belakang bodinya.
Kembali ke POCO F7 Pro, bagian bawah bodinya ini dibuat memiliki akhiran matte, sedangkan bagian atas di sekitar modul kameranya lebih glossy. Akhiran matte memiliki keunggulan yang lebih halus saat disentuh, serta tidak mudah meninggalkan noda sidik jari. Namun bagian glossy cukup terasa premium dengan kilauannya, dilengkapi pola unik di sekitarnya.
Di bagian atasnya terdapat modul kamera berbentuk lingkaran yang disimpan di bagian sisi kiri. Ukurannya ini tidak terlalu besar, tapi tidak kecil juga. Jika dilihat sekilas, tampilan desain bodinya ini mirip dengan Redmi K80 yang rilis global. Hal ini wajar mengingat POCO F7 Pro memang sebagai rebranding dari Redmi K80, seperti yang sering dilakukan POCO.
Hal menarik dari POCO F7 Pro ini adalah material frame yang digunakannya yaitu terbuat dari metal. Hal ini terlihat dari garis-garis antena yang ada di setiap sisinya. Hal ini jelas membuatnya terlihat lebih premium. Apalagi POCO sangat pintar membuat bagian atas dan kiri hanya polosan saja, tidak ada port atau lebang apapun.
POCO F7 Pro menawarkan tiga warna menarik yang bisa dipilih. Adapun warnanya adalah Blue, Silver, dan Black. Sayangnya, tidak ada varian warna kuning sebagai warna khas dari POCO. Varian warna ini hanya hadir di POCO F7 Ultra saja.
Untuk ketahanannya, POCO F7 Pro dibekali sertifikasi IP68. Sertifikasi ini lebih baik ketimbang POCO F6 Pro yang hanya dibekali IP54 saja. Sertifikasi tersebut hanya mampu bertahan dari debu dan percikan air saja. Sedangkan POCO F7 Pro sudah tahan dari air bahkan hingga kedalaman 2,5 meter selama 30 menit.
8. Kemampuan Kamera Utama Mumpuni dengan OIS, Ada Kamera Ultrawide

Secara keseluruhan, POCO F7 Pro hadir dengan konfigurasi dan kemampuan yang tidak jauh berbeda dari pendahulunya. Misalnya kamera utamanya yang sama-sama memiliki resolusi 50 MP. Kamera ini punya bukaan f/1.6 menggunakan sensor Light Fusion 800 Image Sensor berukuran 1/1,55 inci.
Sama seperti POCO F6 Pro, kamera utamanya ini sudah didukung oleh OIS (Optical Image Stabilization). Fitur ini mampu membuat kamera tetap stabil saat proses pemotretan berlangsung. Sehingga hasilnya terlihat lebih tajam. Kamera ultrawide-nya beresolusi 8 MP dengan bukaan f/2.2, lagi-lagi sama seperti generasi sebelumnya.
Satu hal yang perlu dicatat adalah meski memiliki tiga lingkaran di dalam modul, nyatanya hanya ada dua kamera saja. Tidak ada kamera makro seperti pendahulunya, yang tidak jadi masalah sama sekali. Untuk kamera telefotonya hanya tersedia di model Ultra, itulah yang membuatnya Ultra.
Beralih ke bagian depan, POCO F7 Pro menggunakan kamera beresolusi 20 MP. Jadi satu-satunya yang mungkin meningkat dibandingkan POCO F6 Pro yang hanya pakai 16 MP saja. Meski perbedaannya tidak terlalu signifikan, memiliki resolusi lebih tinggi tetap jadi peningkatan, bukan?
Melalui pengujiannya, Tech Spurt mengatakan bahwa hasil fotonya tidak jauh berbeda dengan model Ultra-nya, setidaknya untuk kamera utama. Terutama dari segi warna HDR yang dihasilkan, saturasi, hingga reproduksi warnanya.
GSMArena juga mengatakan hal sama. Kemampuan kamera utamanya memiliki kemampuan sangat baik secara keseluruhan. Apalagi untuk pemotretan siang hari, mulai dari detail, warna, hingga ketajamannya sudah sangat memukau. Dynamic range juga bisa dijaga dengan sangat baik untuk berbagai kondisi cahaya.
Nah, berikut beberapa sampel foto dari POCO F7 Pro sebagai gambaran. Namun, beberapa foto yang dilampirkan sudah terkompres sehingga tidak setajam seperti aslinya. Simak beberapa sampelnya berikut.




Kekurangan POCO F7 Pro
Meski punya julukan flagship killer, ternyata masih ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dari POCO F7 Pro ini. Hal ini wajar, mengingat harganya masih cukup terjangkau, lagipula HP mahal pun masih ada kurangnya. Berikut beberapa kekurangan dari POCO F7 Pro.
1. Keberadaan Kamera Ultrawide Kurang Mengesankan, Perlu Ada Peningkatan

Kamera ultrawide pada POCO F7 Pro bisa dibilang bukan yang terbaik di kelasnya, lantaran tidak memiliki fitur autofokus. Ini membuat objek yang lokasinya berdekatan dengan kamera menjadi sulit memiliki detail tinggi. Bahkan, objek yang dipotret mungkin akan blur saat bergerak.
Selain itu, resolusinya juga mentok di 8 MP saja dari generasi-generasi sebelumnya. Resolusi bukan hal penentu hasil gambar, tapi lebih besar resolusi juga lebih besar keuntungannya. Misalnya mampu menangkap cahaya lebih banyak, hingga detail lebih baik.
Menurut GSM Arena, perekaman video di kamera ultrawide juga tidak begitu baik. Bahkan ketika merekam video, hasil videonya tidak begitu cemerlang dan cenderung standar dengan maksimal resolusi di 1080p 30 FPS.
2. Masih Ada Isu Soal Bloatware atau Iklan, Tapi Masih Bisa Diatasi

Salah satu kekurangan lain dari POCO F7 Pro ini masih ada pada software-nya. Meski sudah memakai Android 15 dengan HyperOS 2, artinya versi terbaru per HP ini rilis, masih ada isu soal bloatware dan iklan di dalamnya. Memang, sudah jadi rahasia umum jika Xiaomi atau POCO menggunakan iklan di dalamnya ini sebagai sebuah kompensasi.
Mereka bukan perusahaan yang mau sukarela memberikan spesifikasi tinggi dengan harga rendah. Meski begitu, bloatware dan iklan ini sebenarnya bukan masalah berat atau deal breaker. Nyatanya, Anda masih bisa mematikan iklan dan menghapus aplikasi bawaan yang tidak digunakan.
Iklan juga sebagian besar bisa dimatikan dengan mudah. Iklan di sini adalah iklan yang memang berasal dari POCO sendiri yaitu dari aplikasi bawaan POCO. Sedangkan iklan dari aplikasi pihak ketiga atau aplikasi lainnya bukan berasal dari POCO, jadi harus bisa membedakan hal tersebut.
Simpulan
Salah satu poin utama yang ditawarkan oleh POCO F7 Pro adalah performa. Hal ini jelas terlihat dari Snapdragon 8 Gen 3 yang mengotakinya. Chipset yang sempat merajai di tahun 2024 dan banyak dipakai HP flagship, sekarang bisa dimiliki dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
POCO F7 Pro juga memiliki baterai berkapasitas lebih besar yaitu 6000 mAh. Ketahanannya jelas jadi poin utama sehingga berbagai aktivitas bisa dilakukan lebih lama setiap harinya. Proses pengisian daya pun tergolong singkat dengan HyperCharge 90W, hanya butuh waktu setengah jam untuk mengisi daya sampai penuh.
Beberapa sektor lainnya juga tidak kalah menarik dari POCO F7 Pro. Misalnya HyperOS 2 dan Xiaomi HyperAI, layar yang masih dibuat sangat tajam, speaker, konektivitas dan sensor lengkap dengan fingerprint ultrasonic yang jarang ditemukan, hingga kamera.
Namun, POCO F7 Pro masih memiliki catatn di beberapa hal. Sama seperti sebelumnya, HP ini masih perlu peningkatan untuk kamera ultrawide-nya, serta isu bloatware dan iklan yang jadi ciri khas. Bagaimana, apakah POCO F7 Pro masih layak disebut flagship killer?