carisinyal web banner retina

Snapdragon 8 Gen 3 Setara Apa? Simak 5 Chipset Rivalnya

Ditulis oleh Ananda Ganesha M

Snapdragon 8 Gen 3 mengalami peningkatan dari berbagai sektor dibanding Snapdragon 8 Gen 2, dan salah satu yang paling kentara ada pada susunan prosesornya.

Kendati masih sama-sama tawarkan delapan unit CPU, namun kini konfigurasinya menjadi 1+5+2, di mana jumlah efficiency core "disunat" menjadi dua inti saja alih-alih empat.

Adapun delapan komponen tersebut mencakup satu inti prima Cortex X4 (3.3 GHz), lima inti performa Cortex A720 (tiga unit berkekuatan 3.15 GHz dan dua unit lainnya 2.96 GHz), serta dua unit hemat daya Cortex A520 (2.26 GHz).

Menyusutnya efficiency core antara lain untuk memberi ruang lebih agar diisi performance core lebih banyak. Artinya, kita dapat mengharapkan lonjakan performa cukup tinggi dibandingkan pendahulunya.

Adapun pada proses manufakturnya masih menggunakan 4 nanometer yang sama, dari pabrikan TSMC. Ya, tampaknya chipset Android di tahun 2024 belum ada yang menyamai Apple A17 Pro yang dibangun pada proses 3 nanometer.

Selain peningkatan dari CPU, Snapdragon 8 Gen 3 juga kini memberikan penekanan ekstra pada kemampuan AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan). Chipset ini mendukung pengolahan prompt menjadi gambar, proses yang disebut sebagai "Generative AI".

Snapdragon 8 Gen 3 bahkan dianggap sebagai yang tercepat di dunia untuk hasilkan gambar generatif melalui Stable Diffusion, hanya memerlukan waktu di bawah satu detik.

Hal ini disebabkan oleh kehebatan AI Engine yang dimiliki pada NPU (neural processing unit) Hexagon, mengalami peningkatan kinerja 98 persen sekaligus 40 persen lebih hemat daya dibandingkan pendahulunya.

AI Engine Qualcomm tersebut memungkinkan terjadinya pengolahan prompt menjadi gambar generatif berbasiskan on-device, sehingga tidak melibatkan cloud demi proses yang lebih cepat dan privasi yang lebih aman.

Adapun pada sisi GPU-nya turut alami peningkatan, menggunakan Adreno 750 yang alami peningkatan kinerja 25 persen sekaligus 25 persen lebih hemat daya. Serta, kemampuan ray tracing-nya pun meningkat 40 persen dibandingkan Snapdragon 8 Gen 2.

Dari sektor memori, Snapdragon 8 Gen 3 mendukung tipe RAM LPDDR5x pada frekuensi 4.800 MHz serta maksimal kapasitas hingga 24 GB. Sementara pada sisi penyimpanan (storage), mendukung hingga tipe UFS 4.0.

Snapdragon 8 Gen 3 diketahui memiliki skor AnTuTu v10 sebesar 2.073.502 poin, dilansir dari Nano Review. Sedangkan hasil pengujian Geekbench 6 mencatatkan angka 2.181 poin untuk single core dan 7.256 poin untuk multi-core.

Ponsel pertama di Indonesia yang menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 3 adalah iQOO 12, dilanjutkan dengan Samsung Galaxy S24 Ultra. Snapdragon 8 Gen 3 dinilai setara dengan Dimensity 9300 dan Apple A17 Pro. Untuk daftar lengkapnya, simak chipset lainnya yang performanya setara dengan Snapdragon 8 Gen 3 berikut ini.

1. Dimensity 9300

Dimensity 9300

MediaTek Dimensity 9300 memiliki performa berkelas di kelas flagship. Ini merupakan chipset paling berkinerja tinggi untuk menopang sejumlah smartphone flagship di tahun 2024, posisinya setara dengan Snapdragon 8 Gen 3.

Dimensity 9300 sendiri diumumkan oleh MediaTek pada November 2023, dibangun pada manufaktur 4 nm dari TSMC. Chipset yang dibangun pada set instruksi ARM v9.2-A ini mendukung jumlah transistor sebanyak 22,7 miliar.

Untuk spesifikasi prosesornya, chipset mendukung tiga klaster CPU yang tergolong unik. Chipset dilengkapi satu prime core Cortex X4 berkekuatan 3.25 GHz, tiga inti performa Cortex X4 pada clock speed 2.85 GHz, serta empat unit hemat daya Cortex A720 (2 GHz).

Ketiga klaster tersebut tergolong unik karena keseluruhannya menggunakan arsitektur high performance. Ya, tidak ada klaster hemat daya seperti mayoritas chipset lainnya. Tampaknya ini dilakukan MediaTek agar chipset dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat.

Namun, vivo X100 Pro yang menggunakan Dimensity 9300 rupanya dikabarkan alami throttling cukup parah, seperti yang dilaporkan pengguna bernama Sahil Karoul pada platform X/Twitter. Dilaporkannya bahwa ponsel hanya dapat pertahankan peak performance di angka 46 persen setelah diujikan CPU Throttling Test selama 15 menit.

Terlepas hal tersebut, pihak MediaTek sudah berujar bahwa absennya efficiency core bukan berarti kinerja baterai memburuk. Justru sebaliknya, penggunaan inti berkinerja tinggi dapat mempercepat durasi pengerjaan tugas lalu kemudian inti tersebut bisa lebih cepat dimatikan untuk tingkatkan efisiensi.

Untuk kartu pengolah grafisnya, ia menggunakan Mali G720 Immortalis MP12. Kartu grafis berisikan 12 inti tersebut mengalami peningkatan satu inti lebih banyak dari generasi sebelumnya, diklaim dapat meningkatkan kinerja 23 persen dibandingkan Dimensity 9200.

Adapun fitur menarik GPU lainnya adalah ray tracing. MediaTek menyebutkan adanya peningkatan performa hingga 46 persen pada GPU ini, serta kini memiliki dukungan 2x MASSA serta efek pencahayaan global.

Di sektor layar, chipset mendukung resolusi WQHD pada frame rate 180 Hz atau 4K di 120 Hz. Dimensity 9300 juga turut memiliki dukungan terhadap Google Ultra HDR, serta pengambilan gambar yang senantiasa mengaktifkan HDR dengan depth of field pada mode sinematik 4K.

Dimensity 9300 juga hadirkan kompatibilitas dengan RAM berjenis LPDDR5T (4.800 MHz) serta penyimpanan (storage) UFS 4.0. Sementara di bagian konektivitas, terdapat dukungan jaringan 5G serta Wi-Fi 7 yang memiliki kecepatan unduhan mencapai 10 Gbps.

Seperti Snapdragon 8 Gen 3, Dimensity 9300 juga dibekali kemampuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang prima. Chipset ini ditopang dengan APU 790 dengan tingkatan kemampuan integer dan floating point hingga 2x lipat. Di sisi lain, APU ini juga alami peningkatan efisiensi daya hingga 45 persen dibanding generasi pendahulunya.

Disadur dari Nano Review, diketahui skor AnTuTu v10 pada Dimensity 9300 mencapai 2.257.482 poin, hanya terpaut 9 persen lebih tinggi dibanding skor Snapdragon 8 Gen 3. Diketahui, skor Snapdragon 8 Gen 3 mencapai 2.073.502 poin.

Di bagian Geekbench 6, terungkap bahwa Dimensity 9300 mencatatkan nilai 2.229 poin pada single core dan 7.537 poin pada multi-core. Dua angka tersebut masing-masing 2 persen dan 4 persen lebih tinggi dibanding Snapdragon 8 Gen 3.

Dengan kata lain, tidak salah jika ada yang bilang bahwa Dimensity 9300 punya kinerja yang lebih baik dibanding Snapdragon 8 Gen 3. Tapi, untuk urusan throttling, Snapdragon 8 Gen 3 akan memiliki penanganan lebih baik sebab masih tawarkan efficiency core, kendati hanya dua inti.

2. Apple A17 Pro

iphone 15 pro max

Di saat Android punya Snapdragon 8 Gen 3, maka dari kubu Apple ada cip A17 Pro. Ya, kedua chipset ini memang saling bersaing satu sama lain, lantaran berada di urutan tertinggi pada masing-masing platform-nya.

A17 Pro diluncurkan sebagai sumber kekuatan bagi iPhone 15 Pro dan iPhone 15 pro Max. Chipset ini dibangun pada manufaktur 3 nm, serta diklaim alami peningkatan kinerja CPU sebesar 10 persen sekaligus 20 persen peningkatan performa pada GPU dibandingkan dengan A16 Bionic.

Karena skor AnTuTu v10 tidak dapat dibandingkan antara iOS dan Android, maka yang kita bandingkan adalah skor Geekbench 6-nya. Pada uji single core, A17 Pro meraih 2.927 poin. Sementara pada uji multi-core, cip Apple tersebut meraih angka 7.371 poin.

Sebagai pengingat, skor Geekbench 6 pada Snapdragon 8 Gen 3 adalah sebagai berikut: 2.181 poin pada single core dan 7.256 poin pada multi-core. Sementara kinerja A17 Pro lebih tinggi 34 persen pada single core, kinerja multi-core miliknya pun mengalahkan Snapdragon 8 Gen 3 pada selisih 2 persen.

Secara teknis, Apple A17 Pro terdiri atas komposisi komponen berupa dua inti performa "Everest" (3.78 GHz) serta empat unit "Sawtooth" (2.11 GHz). Keenam inti CPU ini ditemani oleh Adreno A17 GPU yang berjalan pada frekuensi 1.398 MHz.

3. Exynos 2400

Exynos 2400

Dari kubu Samsung, chipset yang setara dengan Snapdragon 8 Gen 3 adalah Exynos 2400. Bagaimana tidak? Pada Samsung Galaxy S24 dan Galaxy S24+, Exynos 2400 digunakan sebagai versi alternatif dari versi Amerika Serikat yang menggunakan Snapdragon 8 Gen 3. Samsung tidak akan melakukan hal ini jika kedua chipset tidak memiliki performa yang setara, atau jika kinerja keduanya terpaut jauh.

Fitur membanggakan yang turut hadir pada Exynos 2400 adalah kemampuan ray tracing-nya untuk berikan efek pencahayaan dalam gim yang impresif dan realistis. Chipset ini juga mengalami sederet peningkatan dibandingkan Exynos 2200 yang menjadi generasi pendahulunya.

Exynos 2400 mendapatkan peningkatan performa CPU yang 1,7x lebih kencang serta kemampuan AI yang 14,7x lebih tinggi. Anda pun dapat melakukan aktivitas gaming lebih lancar berkat GPU Xclipse 940 pada basis AMD RDNA 3.

Adapun hal menarik lainnya dari chipset ini adalah kemampuannya mengolah generatif AI untuk menghasilkan gambar-gambar buatan kecerdasan melalui prompt. Berkat fitur ini, sejumlah fitur Galaxy AI pada Samsung Galaxy S24 series dapat bekerja secara on-device tanpa melibatkan cloud.

Lalu, hal unik pada Exynos 2400 adalah keberadaan 10 inti CPU di dalamnya. Ini kontras dengan Snapdragon 8 Gen 3 atau puluhan chipset lain yang rata-rata hanya punya 8 inti saja.

Kesepuluh inti tersebut merupakan satu prime core Cortex X4 dengan clock speed 3.21 GHz, dua inti high performance Cortex A720 pada kecepatan 2.9 GHz, tiga inti high performance kedua Cortex A720 di frekuensi 2.6 GHz, serta empat unit efficiency core Cortex A520 yang beroperasi di kecepatan 2 GHz.

Ya, alih-alih mengikuti jejak Snapdragon 8 Gen 3 yang hanya hadirkan dua inti efficiency core, Exynos 2400 masih sediakan empat unit sebagaimana yang terjadi pada mayoritas chipset lainnya.

Kemampuan GPU Xclipse 940 pada Exynos 2400 berjalan pada frekuensi 1.009 MHz yang lebih tinggi ketimbang Adreno 750 pada Snapdragon 8 Gen 3. Walau begitu, nilai skor AnTuTu v10 pada Exynos 2400 rupanya tidak lebih kencang dari Snapdragon 8 Gen 3.

Exynos 2400 "hanya" mendapatkan skor sebanyak 1.647.369 poin, sementara Snapdragon 8 Gen 3 meraih skor yang 26 persen lebih tinggi yaitu 2.073.502 poin.

Namun demikian, skor Geekbench 6 keduanya hampir sama persis. Di saat Exynos 2400 meraih angka 2.189 poin dan 6.955 poin pada single core dan multi-core, Snapdragon 8 Gen 3 meraih angka 2.181 poin dan 7.256 poin pada dua pengujian yang sama.

Chipset Exynos 2400 ini dapat Anda rasakan pada Samsung Galaxy S24 reguler dan Galaxy S24+ yang rilis resmi di Indonesia. Sedangkan, Galaxy S24 Ultra hanya hadir dengan satu varian saja yakni menggunakan Snapdragon 8 Gen 3 "for Galaxy".

4. Dimensity 9200 Plus

Mediatek dimensity 9200+

Dimensity 9200 Plus merupakan peningkatan dari Dimensity 9200 reguler. Chipset ini mengandung kombinasi satu inti Cortex X3 dengan frekuensi hingga 3.35 GHz, tiga inti high performance Cortex A715 dengan kinerja hingga 3.0 GHz, serta empat unit hemat daya Cortex A510 pada kekuatan 2.0 GHz.

Sementara itu, sisi pengolahan grafisnya menggunakan GPU ARM Immortalis G715 dengan peningkatan performa 17 persen dibandingkan versi pendahulunya. Seperti pada Snapdragon 8 Gen 3, chipset Dimensity 9200 Plus juga menawarkan fitur ray tracing untuk visual permainan yang lebih indah dan realistis.

Pada bagian konektivitasnya, Dimensity 9200 Plus dibekali modem 4CC-CA 5G Release-16 yang dapat berganti-gantian antara sub-6 GHz dan mmWave, serta mendukung Wi-Fi 7 2x2 + 2x2 pada kecepatan unduhan hingga 6,5 Gbps.

Dimensity 9200 Plus juga dilengkapi berbagai fitur utama seperti HyperEngine 6.0 untuk meningkatkan performa gim dan mengurangi latensi, serta APU 690 generasi ke-6 sebagai pemrosesan AI yang dapat mengurangi noise dan menghadirkan video sinematik.

Lalu, chipset dibekali MediaTek Imagiq 890 sebagai ISP dengan hasil foto dan video cerah pada kondisi gelap, hingga MediaTek MiraVision 890 untuk dukungan layar beresolusi tinggi pada refresh rate yang mulus.

Chipset MediaTek Dimensity 9200 Plus memiliki kinerja yang tidak terpaut jauh dengan Snapdragon 8 Gen 3. Namun begitu, sebenarnya chipset ini adalah rival langsung terhadap Snapdragon 8 Gen 2.

Dimensity 9200 Plus mendapatkan skor AnTuTu v10 sebesar 1.514.602 poin, terpaut 37 persen lebih rendah dibandingkan Snapdragon 8 Gen 3 dengan skor 2.073.502 poin.

Gap antara kinerja kedua chipset ini semakin kecil pada pengujian Geekbench 6, di mana Dimensity 9200 Plus mendapatkan skor 2.079 poin single core (hanya terpaut 5 persen lebih rendah dari skor Snapdragon 8 Gen 3) dan 5.505 poin pada multi-core (32 persen lebih rendah dari skor Snapdragon 8 Gen 3).

5. Snapdragon 8 Gen 2

Sony Xperia 1 V

Tidak dapat sepenuhnya terbilang setara dengan Snapdragon 8 Gen 3, karena Snapdragon 8 Gen 2 merupakan chipset generasi pendahulunya. Snapdragon 8 Gen 3 memiliki ukuran cache yang lebih besar (terpaut 4 MB), dengan peningkatan komputasi floating-point.

Selain itu, Snapdragon 8 Gen 3 juga memiliki bandwidth memori yang 20 persen lebih tinggi dari Snapdragon 8 Gen 2, serta mendukung frekuensi GPU yang 13 persen lebih baik dibandingkan GPU pada Snapdragon 8 Gen 2.

Chipset Snapdragon 8 Gen 2 memiliki satu unit Cortex X3 (3.2 GHz), dua inti Cortex A715 (2.8 GHz), dua unit Cortex A710 (2.8 GHz), serta tiga unit Cortex A510 (2 GHz). Ini merupakan salah satu kasus unik pertama yang memiliki dua komponen performance core berbeda pada satu chipset, untuk menangani tugas 64 bit dan 32 bit.

Snapdragon 8 Gen 2 juga dibekali serangkaian fitur unik seperti semantic segmentation, horizon levelling, dan Qualcomm Sensing Hub. Dengan begini, ponsel dengan chipset tersebut mampu memiliki kemampuan stabilisasi tingkat tinggi serta mampu mendeteksi kode QR ketika kondisi layar mati.

GPU pada chipset mengandalkan Adrenbo 740 yang berlari pada kecepatan 680 MHz, serta dibekali modem internal X70 5G/LTE dengan kecepatan unduhan 5G hingga 10 Gbps dan unggahan hingga 3,5 Gbps.

Adapun GPU pada chipset ini juga mendukung kapabilitas ray tracing secara realtime sehingga membuat tampilan bayangan dan refleksi dalam gim terlihat lebih nyata dan memukau.

Dilansir dari Nano Review, Snapdragon 8 Gen 2 mendapatkan skor AnTuTu v10 sebesar 1.526.853 poin yang terpaut 36 persen lebih rendah dibandingkan Snapdragon 8 Gen 3 pada skor 2.073.502 poin.

Selain itu, penilaian Geekbench 6 juga menyatakan Snapdragon 8 Gen 3 lebih baik dari generasi pendahulunya. Sebab, Snapdragon 8 Gen 2 hanya meraih skor single core 1.986 poin (10 persen lebih rendah) serta skor multi-core 5.261 poin (38 persen lebih rendah).

Demikian daftar chipset yang memiliki performa atau kedudukan yang setara dengan Snapdragon 8 Gen 3. Chipset ini memang agak "didewakan" lantaran merupakan chipset paling kencang dari Qualcomm di tahun 2024.

Tapi, bukan berarti chipset lainnya kalah saing, karena Dimensity 9300 dan Exynos 2400 juga turut menawarkan kualitas tinggi di kelas harga flagship. Semoga informasi ini bermanfaat, ya.

Kategori:
Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis atau ingin meminta rekomendasi gadget, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram