carisinyal web banner retina

Ketahui 7 Chipset yang Setara dengan Exynos 1380, Apa Saja?

Ditulis oleh Ananda Ganesha M

Cukup mengejutkan, Samsung tiba-tiba merilis Exynos 1380 pada Maret 2023 bersamaan dengan Exynos 1330. Ya, kedua SoC kelas menengah ini menjadi sumber kekuatan bagi Samsung Galaxy A54 5G.

Bukan hanya kedatangannya yang tiba-tiba yang bikin kaget, tapi juga kemampuannya. Pasalnya Exynos 1380 benar-benar dirancang untuk memboyong fitur-fitur flagship ke smartphone yang lebih terjangkau.

samsung galaxy a54

Bagaimana tidak? Ia mendukung resolusi kamera utama hingga 200 MP. Ini jelas peningkatan cukup drastis ketimbang pendahulunya (Exynos 1280) yang hanya mendukung sampai 108 MP.

Adapun pada dukungan display-nya, Exynos 1380 juga sanggup menunjang layar beresolusi Full HD+ pada refresh rate 144 Hz. Omong-omong, ponsel menengah dengan refresh rate 144 Hz sendiri sudah pernah diwujudkan pada Xiaomi 10T dengan SoC Snapdragon 865. Semoga sih dengan adanya Exynos 1380, Samsung bisa ikuti jejak yang sama.

Perihal komponen CPU-nya, terdapat empat inti Cortex A78 berkekuatan 2.4 GHz sebagai klaster high performance, serta empat inti Cortex A55 pada clock speed 2.0 GHz. Tidak lupa, terdapat juga GPU berupa Mali G68 MP5 yang siap menunjang aktivitas grafis, seperti gaming dan pengeditan gambar.

Chipset Samsung yang bawakan fabrikasi 5 nm EUV ini juga mendukung jenis RAM LPDDR5 dan LPPDR4X. Ini tentunya tawarkan fleksibilitas pada vendor smartphone untuk menetapkan jenis RAM mana yang mau dipakai.

exynos 1380_

Kemudian, chipset juga dipadukan dengan dukungan storage UFS 3.1 sekaligus fitur jaringan berguna seperti NFC, Bluetooth 5.2, dan Wi-Fi 6. Exynos 1380 juga merupakan chipset 5G yang mendukung mmWave serta sub 6 GHz.

Untuk dapat mengetahui chipset apa saja yang setara dengan Exynos 1380, kita bisa gunakan hasil benchmark sebagai acuan. Exynos 1380 meraih skor AnTuTu v9 sangat tinggi yaitu 507.363 poin, demikian yang Carisinyal lansir dari Nano Review.

Tak lupa, skor Geekbench 5 di SoC ini juga cukup tinggi yakni 776 poin pada pengujian single core dan 2587 poin pada multi-core.

Melihat dari skornya, satu SoC setara yang namanya paling pertama mencuat di benak saya adalah Snapdragon 855. Saya pribadi pernah gunakan HP dengan SoC Qualcomm tersebut, yaitu Sharp Aquos R3. Dan performanya memang cukup memuaskan meski kadang throttling.

Nah, itu tadi sekilas tentang Exynos 1380. Samsung tidak bisa sepenuhnya bernapas lega, karena persaingan akan tetap berjalan ketat dengan beragamnya chipset lain yang punya performa setara (bahkan lebih) di kelas menengah. Mau tahu apa saja chipset tersebut? Simak berikut ini.

1. Snapdragon 855

snapdragon 855

Siapa sangka bahwa Exynos 1380 bisa setara dengan chipset flagship ternama dari Qualcomm? Ya, Snapdragon 855 adalah SoC yang dibicarakan, sering digunakan pada mayoritas flagship yang keluar di tahun 2019.

Di dalam chipset Qualcomm ini, terdapat konfigurasi prosesor delapan inti yang juga mengandalkan prime core guna mendongkrak performa lebih tinggi lagi. Ini tentu memberi advantage lebih ketimbang Exynos 1380 yang hanya andalkan klaster high performance untuk aktivitas berat.

Rincian spesifikasi prosesor pada Snapdragon 855 adalah sebagai berikut: satu unit prima core Cortex A76 dengan clock 2.84 GHz, tiga inti big core Cortex A76 berkekuatan 2.42 GHz, dan terakhir adalah empat unit Cortex A55 di frekuensi 1.8 GHz.

Semua inti tersebut bahu membahu untuk menyeimbangkan antara performa tinggi saat bermain gim, serta menjaga baterai tetap awet ketika melakukan aktivitas yang lebih ringan (dengan cara mengerahkan little core untuk melakukan tugasnya).

Jadi, total clock speed tertinggi yang bisa diraih Snapdragon 855 adalah 2.84 GHz, sedikit lebih tinggi dari Exynos 1380 dengan clock 2.4 GHz. Namun karena punya usia cukup lawas, Snapdragon 855 hanya gunakan arsitektur set instruksi ARMv8.1-A serta fabrikasi 7 nanometer.

Ini jelas inferior dibanding manufaktur 5 nm pada Exynos 1380. Tidak heran jika Snapdragon 855 lebih cenderung bertemu dengan isu throttling atau overheating.

Bahkan saat membandingkan kartu pengolah grafis keduanya (GPU), Snapdragon 855 hanya disertai chip Adreno 640 yang berlari pada frekuensi 585 MHz. Pun dengan jumlah unit eksekusinya yang hanya dua, tidak lebih unggul dari Mali G68 di Exynos 1380 yang punya frekuensi 950 MHz serta lima unit eksekusi.

Umur tua pada Snapdragon 855 lebih kentara lagi saat mengetahui dukungan memorinya yang hanya mentok di LPDDR4x, alih-alih LPDDR5 seperti pada Exnos 1380.

Snapdragon 855 juga diketahui memiliki dukungan modem X50 5G di dalamnya, disertai dengan support LTE Cat. 20 yang lebih unggul. Kecepatan unduhan yang dicapainya meraih hingga 2 Gb per detik serta kecepatan unggahan hingga 316 Mb per detik.

Sejumlah fitur konektivitas dan multimedia lainnya masih memperlihatkan ciri khas SoC flagship, seperti protokol Wi-Fi 6, Bluetooth 5.0, serta dukungan perekaman video hingga resolusi 4K di 120 FPS.

Skor AnTuTu v9 pada Snapdragon 855 kian membuktikan kesetaraannya dengan Exynos 1380, lantaran sama-sama meraih angka 500 ribuan. Lebih tepatnya, SoC ini dapatkan skor 523.438 poin yang hanya 3% lebih tinggi.

Kalau bicara performa riilnya, besar kemungkinan Snapdragon 855 akan kalah saing. Bukan karena tidak mampu berikan frame rate yang kencang, namun karena fabrikasinya yang lebih besar membuatnya tidak sebaik Exynos 1380 dalam hal sustainability.

2. Snapdragon 7 Gen 1

snapdragon 7 gen 1

Snapdragon 7 Gen 1 memang bukan SoC flagship. Posisinya sama seperti Exynos 1380. Keduanya merupakan chipset modern masa kini yang diperuntukkan pada kelas mid-range.

Bahkan, Snapdragon 7 Gen 1 juga disinyalir dapat membawakan kualitas SoC flagship ke kelas menengah. Ini sungguh terlihat pada besaran ukuran transistor yang dimilikinya. Ya, Snapdragon 7 Gen 1 diciptakan dengan manufaktur 4 nm oleh Samsung, sehingga membuat efisiensi dayanya setara dengan SoC flagship.

Di dalamnya pun sudah disediakan konfigurasi prosesor delapan unit yang lengkap, seperti unit Cortex A710 prime core berkekuatan 2.4 GHz, tiga inti performa tinggi Cortex A70 dengan clock speed 2.36 GHz, serta empat unit efisiensi Cortex A510 berkekuatan 1.8 GHz. Lalu sebagai kartu pengolah grafisnya, gunakan Adreno 644.

Berkat kartu pengolah grafis yang berkinerja tersebut, chipset mampu mendukung resolusi layar Full HD+ sekaligus dengan refresh rate 144 Hz. Bahkan ia juga sanggup berikan standar rentang dinamis HDR10, HLG, dan HDR10+.

Sementara pada sisi pengolahan imaging, menggunakan Spectra Triple ISP yang mendukung single camera hingga resolusi 200 MP. perekaman video 4K di 30 FPS, serta mendukung video recording 10-bit HDR.

Snapdragon 7 Gen 1 juga dilengkapi dengan modem internal 5G/LTE X62 dengan kecepatan unduhan 5G hingga 4,4 Gb per detik dan kecepatan unggahan 5G hingga 1,6 Gb per detik. Fitur konektivitas lainnya meliputi chip modem FastConnect 6700 yang mendukung WiFi 6E, Bluetooth 5.2, serta USB 3.1.

Untuk semakin membuktikan kalau Snapdragon 7 Gen 1 ini penuh dengan fitur flagship, lihat saja pada dukungan memorinya. Soalnya, chipset sudah mendukung RAM LPDDR5 pada frekuensi 3200 MHz serta storage berjenis UFS 3.1.

Ketimbang Exynos 1380, Snapdragon 7 Gen 1 lebih unggul karena mendukung kapasitas RAM maksimal di angka 16 GB (alih-alih hanya 8 GB pada Exynos 1380).

Snapdragon 7 Gen 1 pada dasarkan punya banyak advantage dibanding SoC dari Samsung tersebut. Pertama, developer gim lebih condong mengoptimalkan produk aplikasinya pada SoC Snapdragon. Kedua, ia memiliki prime core yang dapat meningkatkan performa lebih jauh. Ketiga, generasi mikroarsitektur yang digunakan lebih modern dan unggul.

Ditambah dengan alasan terakhir, yaitu skor AnTuTu v9 pada Snapdragon 7 Gen 1 lebih besar, yaitu 557 ribuan. Skor tersebut lebih tinggi 10% lebih besar dari skor 507 ribuan pada Exynos 1380. Per kuartal pertama tahun 2023, hanya ada sedikit smartphone yang gunakan Snapdragon 7 Gen 1. Beberapa di antaranya Xiaomi 13 Lite, Xiaomi Civi 2, dan OPPO Reno8 Pro.

3. Dimensity 1080

dimensity 1080

MediaTek Dimensity 1080 pertama kali dipopulerkan oleh realme 10 Pro Plus dan juga Redmi Note 12 Pro. Seperti Exynos 1380, chipset Dimensity 1080 juga dikhususkan untuk ponsel di harga mid-range.

Dimensity 1080 yang dirilis pada akhir tahun 2022 ini memiliki kesamaan konfigurasi prosesor dengan Exynos 1380. Bahkan jenis mikroaristektur yang digunakannya pun sama, yakni Cortex A78 sebagai inti high performance (big core) serta Cortex A55 sebagai klaster hemat daya (little core).

Perbedaan terletak pada formasi intinya. Dimensity 1080 gunakan dua unit big core dan enam inti hemat daya. Berbeda dengan Exynos 1380 yang membawakan formasi 4+4.

Kemudian, Cortex A78 pada Dimensity 1080 juga meraih besaran clock speed lebih tinggi yaitu 2.6 GHz. Satu hal yang membuat Dimensity 1080 kalah saing adalah ukuran transistor yang hanya 6 nm, sedikit lebih kalah dibandingkan Exynos 1380 dengan ukuran 5 nm.

Jenis GPU yang digunakannya pun sama-sama Mali G68, namun versi yang menyertai Dimensity 1080 memiliki sebanyak 4 execution unit. Bukan sebanyak 5 buah seperti GPU pada Exynos 1380.

Penerus dari Dimensity 920 ini juga kini memiliki dukungan kamera utama dengan resolusi mencapai 200 MP. Berbeda dengan sebelumnya yang hanya mendukung 108 MP saja.

Terdapat dukungan HyperEngine 3.0 untuk memberikan optimasi pada aktivitas gaming, supaya mendapatkan performa lebih kencang dan juga stabilitas internet lebih stabil. Smartphone yang gunakan Dimensity 1080 juga berpotensi untuk mendukung Wi-Fi 6 serta jaringan seluler 5G sub 6 GHz.

Perihal dukungan terhadap video, chipset mendukung recording dan playback hingga resolusi 4K di kecepatan 30 FPS. Di bagian dukungan memorinya, tidak banyak berbeda dengan Exynos 1380 lantaran sama-sama mendukung hingga LPDDR5 (3200 MHz) serta penyimpanan internal UFS 3.1.

Diketahui bahwa hasil skor benchmark Dimensity 1080 juga tidak begitu berbeda, bahkan basically sama yaitu 529.867 poin (hanya beda 4% dibanding Exynos 1380 dengan skor 507.363 poin).

Pun dengan pengujian Geekbench 5, Dimensity 1080 meraih angka 812 poin (single core) dan 2284 poin (multi-core). Ia lebih unggul 5% pada sisi single core namun kalah dengan Exynos 1380 sebanyak 13% dalam hal multi-core.

4. Dimensity 920

Dimensity 920

Chipset Dimensity 920 besutan MediaTek ini merupakan salah satu SoC mid-range andalan sebelum adanya Dimensity 1080. Pasalnya, chipset ini digunakan pada realme 9 Pro+ yang merupakan generasi pendahulu dari realme 10 Pro+ (Dimensity 1080).

Selain HP realme tersebut, Dimensity 920 juga turut mengotaki ponsel keluaran 2022 lainnya seperti Infinix Zero Ultra dan vivo V23 5G. Bahkan SoC ini juga sudah digunakan ponsel keluaran 2021 yaitu Redmi Note 11 Pro+ dan Redmi Note 11 Pro (versi Cina).

Meski jadi pendahulu Dimensity 1080, tapi beberapa spesifikasi dan performanya secara keseluruhan tetap sama. Alasan utama mengapa MediaTek membuat Dimensity 1080 adalah karena ia menunjang kamera 200 MP, sedangkan Dimensity 920 hanya mentok di 108 MP.

Jenis mikroarsitektur pada Dimensity 920 juga tidak berbeda dengan Dimensity 1080 maupun Exnos 1380, yaitu Cortex A78 dan Cortex A55. Bedanya, chipset ini berada pada formasi 2+6 serta memiliki clock speed hingga 2.5 GHz saja (Exynos 1380 punya clock 2.4 GHz dan Dimensity 1080 berada di angka 2.6 GHz).

Seperti pada Dimensity 1080, chipset Dimensity 920 juga memiliki fabrikasi 6 nm yang tidak lebih unggul dari Exynos 1380 (5 nm). Pada kartu pengolahan grafis, Dimensity 920 memiliki Mali G68 yang sama seperti Exynos 1380. Namun dengan jumlah execution unit lebih sedikit (4 vs. 5).

Dimensity 920 juga sama-sama mendukung konektivitas dual SIM 5G, Wi-Fi 6, Bluetooth 5.2, serta modem LTE Cat. 18. Chipset yang merupakan "hasil evolusi" dari Dimensity 900 ini juga mendukung layar Full HD+ dengan refresh rate 120 Hz.

Pada dukungan memorinya pun Dimensity 920 tidak kalah saing, mendukung jenis RAM LPDDR4x dan LPDDR5, dipadankan dengan dukungan memori internal UFS 2.2 atau UFS 3.1. Vendor smartphone tinggal memilih mau menerapkan yang mana pada produk bikinan mereka.

Beralih ke sektor fitur gaming, terdapat HyperEngine 2.0 yang bisa mengalokasikan sumber daya CPU, GPU, dan memori secara cerdas untuk tingkatkan pengalaman gim. Fitur ini juga akan membuat jaringan pada online game lebih stabil dengan menggunakan mekanisme smart switch antara 4G dan 5G.

Perbedaan skor hasil benchmark AnTuTu v9 pada Dimensity 920 hanya terpaut 1% lebih rendah dibandingkan Exynos 1380, yakni 507.363 poin vs. 501.402 poin. Sementara pada Geekbench 5, skor yang didapat Dimensity 920 adalah 806 poin (single core) dan 2286 poin (multi-core). Cukup setara dengan Exynos 1380 (776 poin dan 2587 poin).

5. Kirin 990 5G

kirin 990 5g huawei mate xs

Chipset Kirin 990 5G, seperti namanya, adalah sebuah peningkatan dari Kirin 990 yang masih pakai jaringan 4G. Anda bisa menemukan Kirin 990 5G ini pada sejumlah smartphone milik Huawei, yakni Huawei P40, P40 Pro , dan juga P40 Pro+.

Kirin 990 5G merupakan salah satu pesaing dari Snapdragon 865, kendati kemampuan performanya masih belum sanggup kalahkan SoC besutan Qualcomm tersebut.

Pada manufakturnya, Kirin 990 5G yang dirilis pada tahun 2019 ini menggunakan fabrikasi 7 nm+ EUV oleh TSMC. Chipset HiSilicon ini menggunakan struktur prosesor delapan inti yang terdiri atas tiga klaster berbeda.

Klaster pertamanya memiliki dua unit prime core berupa Cortex A76 dengan kecepatan 2.86 GHz. Sementara itu, klaster keduanya hadirkan dua inti high performance dalam bentuk Cortex A76 yang memiliki clock 2.36 GHz. Baru pada klaster ketiganya, andalkan empat inti hemat daya Cortex A55 yang berjalan pada frekuensi 1.95 GHz.

Melihat dari mikroarsitektur yang digunakan, Cortex A76 di Kirin 990 5G memang kalah dibanding Cortex A78 pada Exynos 1380. Akan tetapi, clock speed Kirin 990 5G lebih unggul di angka 2.86 GHz, dibanding Exynos 1380 dengan clock 2.4 GHz.

Meski sama-sama berada dalam arsitektur ARM v8.2-A, namun Exynos 1380 punya efisiensi daya lebih unggul dengan fabrikasi 5 nm alih-alih 7 nm+. Keunggulan Exynos 1380 juga terlihat dari clock speed GPU Mali G68 yang sebesar 950 MHz. Beda dengan Mali G76 yang dipamerkan Kirin 990 5G, punya clock speed 700 MHz saja.

Tapi karena Kirin 990 5G adalah chipset flagship, keberadaan Mali G76 miliknya membuat SoC ini eligible terhadap penggunaan fitur virtual background pada aplikasi Zoom. Sisi memorinya hanya mendukung RAM LPDDR4X dengan frekuensi 2133 MHz dan kecepatan bandwidth maksimal di angka 34.1 Gb per detik.

Fitur perekaman video recording-nya sedikit lebih unggul dari Exynos, karena sanggup merekam 4K di kecepatan 60 FPS alih-alih hanya 30 FPS. Kirin 990 5G sudah terintegrasi dengan modem 5G bernama Balong 5000. Pun pada dukungan 4G-nya, memiliki protokol LTE Cat. 21 serta menghadirkan Bluetooth 5.0 dan Wi-Fi 6.

Terpaut tiga tahun, Kirin 990 5G kini memiliki performa yang terbilang setara dengan Exynos 1380. Terlihat dari skor benchmark AnTuTu v9 pada Kirin 990 5G yang sebesar 581 ribuan, alias sekitar 15% lebih baik dari Exynos 1380 di skor 507 ribuan.

Kemudian pada Geekbench 5, Kirin 990 5G meraih skor 764 poin pada single core dan 3069 poin pada multi-core. Kemajuan teknologi seiring berkembangnya zaman membuat Exynos 1380 yang dikhususkan untuk mid-range, bisa menyusul kehebatan SoC flagship yang diluncurkan tiga tahun sebelumnya.

6. Dimensity 1000

Mediatek Dimensity 1000

Karena Dimensity 920 masuk ke dalam daftar SoC yang setara dengan Exynos 1380, tentu bukan sebuah kejutan kalau Dimensity 1000 juga makes the list. Chipset ini pertama kali diperkenalkan pada kuartal ketiga tahun 2019, jadi terbilang cukup lawas juga.

Kalau mau dibandingkan dengan pesaing di masanya dulu, Dimensity 1000 ini cukup toe-to-toe dengan SoC flagship dari Qualcomm yaitu Snapdragon 855. Chipset Dimensity 1000 bisa Anda temukan pada sejumlah ponsel lawas yaitu OPPO Reno3, OPPO Reno5 Pro, realme X7 Pro, dan Redmi K30 Ultra.

Bicara soal perbandingannya dengan Exynos 1380, chipset MediaTek ini punya clock speed lebih tinggi (2.6 GHz vs. 2.4 GHz), namun inti high performance-nya menggunakan mikroarsitektur lebih lawas (Cortex A77 vs. A78).

Dimensity 1000 memiliki kekurangan di bagian efisiensi daya lantaran punya fabrikasi 7 nm alih-alih 5 nm. Di dalamnya, tersedia empat unit big Cortex A77 (2.6 GHz), empat inti hemat daya Cortex A55 (2 GHz), serta kartu pengolah grafis Mali G77 MP9 berkekuatan 850 MHz.

Dukungan multimedia-nya tergolong mediocre untuk zaman sekarang, yaitu maksimal resolusi kamera di angka 80 MP, serta perekaman dan pemutaran 4K di 30 FPS. Chipset yang turut didukung dengan MediaTek APU 3.0 ini juga menyanggupi keberadaan jenis RAM hingga LPDDR4X dan storage UFS 2.0 dan 3.0.

Menyoal fitur jaringan, ada beberapa kemiripan antara SoC Dimensity 1000 dan Exynos 1380. Antara lain, sama-sama gunakan modem LTE Cat. 18, mendukung protokol Wi-Fi 6, serta memiliki support navigasi GPS, GLONASS, Beidou, dan Galileo. Tapi, Dimensity 1000 sedikit berbeda yaitu hanya dukung Bluetooth 5.1, bukan 5.2 seperti Exynos 1380.

Mari kita simak perbandingan skor AnTuTu v9 pada kedua SoC ini. Pada Dimensity 1000 yang lebih berumur, skor yang diraih adalah 438.177 poin, sedangkan Exynos 1380 lebih unggul 16% dengan skor 507.363 poin.

Hal yang cukup berbeda digaungkan oleh pengujian Geekbench 5. Pada pengujian tersebut, Dimensity 1000 lebih unggul dari sisi multi-core (2857 vs 2587) namun kalah dari sisi single core (672 vs 776).

7. Snapdragon 778G

snapdragon 778g

Tahukah Anda? Snapdragon 778G ini merupakan chipset kelas menengah yang cukup populer, loh. Banyak penggiat gadget yang lebih mengincar HP dengan SoC ini ketimbang Snapdragon 888, lantaran dinilai lebih sanggup menjaga performa puncak meski pada permainan berdurasi panjang.

Beberapa smartphone yang menggunakannya banyak menuai pujian sana-sini karena performanya yang memukau, seperti POCO X5 Pro, Xiaomi 12 Lite, dan Samsung Galaxy A52s 5G.

Snapdragon 778G yang diluncurkan pada Mei 2021 ini diciptakan melalui fabrikasi 6 nm dari TSMC, sehingga wajar jika efisiensi dayanya pun tergolong tinggi. Chipset yang jadi incaran gamer untuk memainkan Genshin Impact ini mengandalkan delapan inti prosesor di dalamnya.

Kedelapan inti tersebut ialah satu unit prime core Kryo 670 Prime berkekuatan 2.4 GHz, tiga unit high performance Kryo 670 Gold dengan clock 2.2 GHz, serta empat inti hemat daya Kryo 670 Silver pada kecepatan 1.9 GHz.

Jenis mikroarsitektur yang dijadikan dasar bagi Kryo 670 Prime dan Gold adalah Cortex A78, sementara Kryo 670 Silver-nya berbasiskan Cortex A55. Oh ya, terdapat juga kartu pengolah grafis (GPU) berupa Adreno 642L, mampu berlari di frekuensi 490 MHz dan diklaim 40% lebih powerful dibanding Adreno 620.

Adapun untuk dukungannya terhadap aktivitas multimedia dan sektor display, Snapdragon 778G hadirkan dukungan sensor hingga resolusi maksimal di 192 MP, mampu rekam video 4K di 60 FPS, serta mendukung layar beresolusi Full HD+ dan refresh rate 144 Hz sekaligus.

Seperti yang bisa diduga, Exynos 1380 dan Snapdragon 778G memang punya skor benchmark AnTuTu v9 yang mirip-mirip, yakni 507.363 poin vs. 528.078 poin, respectively.

Perbandingan skor Geekbench 5 keduanya juga nyaris sama. Sementara Snapdragon 778G dapatkan skor 772 poin pada single core dan 2804 poin pada multi-core, Exynos 1380 meraih skor 776 poin di single core dan 2587 poin pada multi-core.

Yap, sekian beberapa chipset yang dinilai setara dengan Exynos 1380. Dengan adanya SoC dari Samsung ini, semoga pada vendor lain jadi semakin "terpecut" untuk hadirkan chipset yang lebih bagus supaya tidak kalah saing.

Kategori:
Tag:
cross
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram