Cermati 8 Kelebihan dan Kekurangan POCO Pad
Sejak Pocophone F1 rilis pada 2018, POCO berhasil mendapatkan citra sebagai brand yang berfokus pada performa. Produk-produk yang mereka pasarkan pun punya relatif terjangkau.
Namun, itu berlaku untuk smartphone yang tadinya merupakan satu-satunya jenis dalam portofolio produk POCO. Dengan citra yang sudah telanjur menempel, POCO pun mencoba peruntungannya pada segmen tablet.
Mereka pun memperkenalkan POCO Pad yang rilis secara global pada Mei 2024. Tablet ini masuk kategori kelas menengah jika melihat SoC yang dipakai. POCO Pad menggunakan SoC Snapdragon 7s Gen 2.
Yang menarik, tablet ini punya dukungan stylus dan membawa baterai berukuran jumbo. Makin penasaran dengan sang tablet? Yuk baca kelebihan dan kekurangan POCO Pad yang sudah saya siapkan di sini.
Spesifikasi POCO Pad
Layar | IPS LCD 12.1 inci |
Chipset | Qualcomm Snapdragon 7s Gen 2 |
RAM | 8 GB |
Memori Internal | 256 GB |
Kamera | 8 MP (wide) |
Baterai | Li-Po 10000 mAh |
Kelebihan & Kekurangan | Baca di sini |
Cek Harga Saat Ini | Shopee Lazada Blibli |
Kelebihan POCO Pad
Berikut adalah delapan poin yang menurut saya menarik dari POCO Pad. Kedelapan poin itu menyinggung berbagai aspek pada tablet ini.
1. Bodi Enak DIlihat dan Disentuh
Desain POCO Pad memiliki ciri layar, frame, dan back cover yang rata. Sisi belakangnya tampak minimalis karena kamera nongol begitu saja tanpa sebuah modul, mirip POCO F6.
Bagi saya, tablet dengan ketebalan 7,52 mm ini enak dilihat, mau yang varian warna abu-abu atau biru. Penampilannya yang simpel memberikan kesan elegan dan profesional.
Back cover-nya yang terbuat dari aluminium punya finishing matte seperti satin. Hal itu sang tablet memberi impresi yang nyaman saat disentuh, sekaligus mencegah noda sidik jari menempel.
Menurut JM Chavaria, pengulas Yuga Tech, POCO Pad tergolong cukup ringan dengan bobot 571 gram. Walaupun ringan, build quality tablet ini termasuk bagus.
Arthur Brown dari Android Headlines menilai bahwa POCO Pad tidak terasa murahan saat dipegang. Rasanya seperti tablet yang memadai untuk dipakai dalam jangka waktu lama.
Meski begitu, menurut Brown, jika dibandingkan dengan tablet kelas atas dari Apple atau Samsung, build quality POCO Pad masih ada di bawahnya.
Alasannya yakni ada suara aneh saat Brown memencet bagian pertemuan antara kaca layar dengan frame bodi. Brown juga menyarankan pengguna untuk tidak menduduki tablet ini.
Pasalnya, POCO Pad memiliki potensi untuk bengkok. Dugaan itu muncul setelah Brown mencoba membekuk tablet ini. Ada sedikit kelenturan yang tercipta ketika Brown melakukannya.
2. Layar Lebar yang Cerah, Plus Speaker Stereo
POCO Pad menopang layar 12,1 inci berpanel IPS LCD. Resolusi layar tablet ini adalah 1.5K (2560 x 1600) piksel dan memiliki rasio aspek 16:10.
Menurut POCO, rasio 16:10 lebih ideal untuk keperluan hiburan seperti menonton film. Pasalnya, rasio tersebut mampu menghadirkan sudut pandang yang lebih luas.
Ada dukungan refresh rate 120 Hz secara adaptif dan touch sampling rate 240 Hz. Jadi, secara gerak animasi dan responsivitas, layar tablet ini sudah oke.
Layar POCO Pad bisa mencapai tingkat kecerahan 500 nit di dalam ruangan dan 600 nit saat di luar ruangan. Tingkat kecerahan itu sudah mencukupi untuk penggunaan harian.
Yang menarik dari layar tablet ini adalah punya sertifikasi Widevine L1, Dolby Atmos, dan bisa memutar video YouTube hingga resolusi 4K (2160p). Dukungan teknologi Dolby Atmos tampilan layar punya rentang dinamis yang tinggi, sehingga menghasilkan pengalaman nonton video secara lebih nyata.
Layar yang sudah dilapisi kaca Gorilla Glass 3 ini diduetkan dengan speaker stereo berjumlah empat. Duey Guison dari Unbox PH menilai, speaker POCO Pad punya suara vokal, bass, dan treble yang seimbang.
Kelantangan suaranya juga mumpuni. Berdasarkan pengujian dia, volume 75 persen sudah cukup lantang untuk mendengar lagu dari Spotify atau menonton film dari Netflix.
3. Ada Dukungan Stylus dan Keyboard
POCO Pad hadir dengan dukungan beberapa aksesori yang membuatnya terlihat berkelas. Beberapa aksesori itu adalah stylus, keyboard, dan cover.
Kualitasnya tentu terjamin karena didukung langsung oleh POCO, bukan aksesori pihak ketiga. POCO menyebut stylus tablet ini dengan smart pen. Stylus seberat 10 gram itu punya latensi yang rendah (di bawah 10 milidetik).
Ia juga punya 4096 tingkat sensitivitas berdasarkan tekanan yang diberikan. Smart pen punya dua tombol. Yang pertama tombol untuk menulis, kedua tombol untuk mengambil screenshot. Menurut POCO, smart pen tahan dipakai hingga 12 jam dalam sekali cas.
Stylus tersebut optimal dipakai bersama aplikasi bawaan bernama Mi Canvas. Anda bisa membuat catatan atau sketsa melalui aplikasi itu.
Untuk keyboard, layout-nya memiliki 64 tombol dengan key travel 1,3 mm. Keyboard tersebut dihubungkan ke tablet melalui koneksi bluetooth dan awet dipakai hingga 59 jam untuk penggunaan normal.
Keyboard khusus buat POCO Pad ini juga berfungsi sebagai kover. Layar dan bagian belakang tablet pun terlindungi. Keyboard ini juga memiliki fungsi sebagai penyangga tablet dan tempat stylus.
Menurut JM Chavaria, keyboard untuk POCO Pad ini enak buat mengetik. Tombolnya cukup besar dan memberikan kesan mantap saat ditekan.
Sebagai catatan, dua aksesori di atas dijual secara terpisah. Namun, tidak menutup kemungkinan jika POCO menjualnya lewat program bundling.
Kemudian, karena tidak menggunakan mekanisme magnetik, stylus dan keyboard perlu dicas dengan cara konvensional yakni memakai charger kabel. Keyboard-nya juga belum memiliki touchpad.
4. Performa Snapdragon 7s Gen 2 yang Mumpuni
Dapur pacu POCO Pad Disokong Snapdragon 7s Gen 2 rancangan Qualcomm. SoC ini telah lebih dahulu dipakai Redmi 13 Pro dan POCO X6 dalam khazanah keluarga Xiaomi.
Snapdragon 7s Gen 2 memiliki delapan inti CPU berupa empat Cortex A78 (2,4 GHz) dan empat Cortex A55 (1,95 GHz). Unit pengolah grafisnya pakai Adreno 710 (940 MHz).
Komponen lain yang tak kalah penting adalah ISP Spectra sebagai pengolah gambar dan DSP Hexagon yang bertugas sebagai prosesor AI. Snapdragon 7s Gen 2 dibuat oleh Samsung Semiconductor dengan fabrikasi 4 nm.
POCO Pad menggunakan Snapdragon 7s Gen 2 bersama dengan RAM LPDDR4x 8 GB dan penyimpanan UFS 2.2 sebesar 256 GB.
Banyak orang yang skeptis dengan Samsung setelah SoC buatan mereka, Snapdragon 888 dan Snapdragon 8 Gen 1, tidak cukup oke dalam hal efisiensi dan manajemen panas. Namun, Snapdragon 7s Gen 2 berbeda.
SoC tersebut bagus di kelas menengah. Dalam uji yang dilakukan Yuga Tech, performa POCO Pad memuaska berkat Snapdragon 7s Gen 2.
Gim populer semacam Pokemon Unite dan Asphalt 9 lancar dimainkan. Genshin Impact juga masih playable, tetapi setelan grafis mesti diturunkan agar frame rate jadi stabil.
Performa POCO Pad untuk penggunaan harian pun tidak ada masalah. Pengulas Yuga Tech, JM Chavaria, mengaku tak menjumpai kegagapan saat memutar video di YouTube sambil membuka beberapa aplikasi secara background.
Menurut pengujian Yuga Tech, POCO Pad memiliki skor AnTuTu 10 sekitar 600 ribu. Di pengujian yang dilakukan Unbox PH, tablet ini hasilkan skor Geekbench 6 di angka 1033 secara single-core dan 2933 secara multi-core.
5. Masih Punya Slot microSD dan Audio Jack
POCO Pad masih menyimpan slot microSD yang mungkin saja merupakan kabar baik bagi calon pembeli. Memori internal tablet ini memang sudah besar.
Namun, ada kelegaan yang lebih ketika si tablet punya slot microSD. Sebab pengguna bisa sewaktu-waktu memasang microSD sebagai solusi jika kelak penyimpanan tablet hampir penuh.
Selain punya slot microSD, POCO Pad memiliki audio jack 3.5 mm. Colokan ini jadi solusi ekonomis bagi Anda yang ingin merasakan audio secara lebih mengena. Pasalnya, earphone kabel tentu lebih murah ketimbang TWS.
6. Posisi Kamera Depan Sudah Ideal
POCO Pad sejatinya cuma punya satu kamera belakang walau bagian belakang bodinya menyimpan dua lingkaran lensa. Lensa yang tak menaungi kamera ternyata berisi lampu flash.
Kamera belakang tablet ini beresolusi 8 MP autofokus dengan bukaan f/2.0. Kamera depan sang tablet juga beresolusi 8 MP, tetapi bukaannnya sedikit lebih kecil yakni f/2.28.
Baik kamera belakang maupun kamera depan dapat menghasilkan video dengan resolusi maksimal 1080p 30 fps. Hasil tangkapan kameranya biasa saja, cukup untuk keperluan dokumentasi standar.
Fitur aneh-aneh seperti Focus Frame (mengikuti pergerakan kepala subjek) pun belum ada. Namun, yang patut diapresiasi adalah posisi kamera depannya yang berada di bezel dengan sisi terpanjang.
Kamera di posisi tersebut akan menyorot wajah pengguna secara tepat, ketika tablet dipakai dalam orientasi landscape. Tablet tentu bakal lebih sering digunakan dalam orientasi tersebut.
7. Daya Tahan Baterai Bagus
POCO Pad menggendong baterai jumbo sebesar 10.000 mAh. Kapasitasnya termasuk wah untuk tablet 12 inci. POCO mengeklaim tablet ini bisa tahan 16 jam untuk streaming video berkat baterai besarnya.
Namun, dalam uji pemutaran video offline (YouTube, 1080p) yang dilakukan Jagat Review hasilnya beda jauh. Tablet ini dapat bertahan selama 24 jam 38 menit dalam skenario tersebut. Hasil ini luar biasa!
Adapun POCO Pad didukung fast charging 33 Watt. Menurut Jagat Review, ngecas baterai si tablet sampai full memerlukan waktu sekitar 2 jam 3 menit.
8. Charger Disertakan di Paket Penjualan
Seperti yang sudah saya singgung di awal poin ketiga, POCO Pad didukung aksesori stylus, keyboard, dan kover. Hanya, tiga aksesori tersebut dijual terpisah.
Aksesori yang ada dalam paket penjualan tablet ini adalah ejector slot microSD, kabel data, dan charger. Bagaimanapun, paket penjualan POCO Pad masih lumayan. Yang terpenting masih ada charger-nya!
Kekurangan POCO Pad
Beberapa catatan berikut perlu Anda pertimbangkan sebelum memutuskan membeli tablet ini. Catatan berikut bakal jadi kekurangan POCO Pad jika mengganjal di benak Anda.
1. Tak Mendukung Jaringan Seluler dan USB Display Out
POCO Pad tidak mendukung jaringan seluler. Tidak ada slot kartu SIM yang tersedia buat tablet ini. Ia hanya bergantung pada jaringan WiFi untuk mengakses internet.POCO pun tidak menyediakan varian seluler untuk tablet ini di pasar Indonesia maupun di pasar global.
Jika Anda menggunakan tablet ini secara mobile, pastikan Anda memiliki perangkat lain yang punya koneksi internet untuk bisa dimanfaatkan. Bisa modem WiFi ataupun smartphone (memanfaatkan fitur tethering).
Selain belum ada dukungan jaringan seluler, POCO Pad juga belum punya fitur USB display out. Fitur ini tak dimiliki si tablet lantaran port USB yang dimilikinya masih mengusung teknologi USB 2.0, bukan USB 3.0 atau yang lebih mutakhir.
Kalau saja ada USB display out, tampilan layar tablet ini bisa diproyeksikan ke monitor via kabel USB C. Aktivitas mengetik naskah pun jadi lebih nyaman.
2. Kualitas Kamera Biasa Saja
Hasil tangkapan kamera POCO Pad biasa saja menurut saya. Namun, hal seperti itu sudah lumrah lantaran tablet tidak didedikasikan untuk hasilkan foto dan video yang berkualitas tinggi.
Beberapa sampel foto berikut memperlihatkan bahwa tangkapan kamera tablet ini masih bisa dinikmati pada kondisi cahaya yang cukup. Namun, rentang dinamisnya tidak luas, dan ketajamannya akan turun jika berada di dalam ruangan atau lingkungan yang redup.
Alih-alih meningkatkan kualitas fotografi, saya sih cenderung berharap jika produsen mau meningkatkan kemampuan videografi si tablet, khususnya untuk kamera depan.
Sebab, kamera depan bakal lebih sering dipakai untuk video call. Salah satu caranya yakni dengan memasang autofokus plus lensa ultrawide agar fitur Focus Frame bisa diaplikasikan.
Pada POCO Pad, autofokus ada. Namun, fitur tersebut sayangnya dipasang di kamera belakang, bukan kamera depan.
3. Beberapa Masalah soal Software
JM Chavaria dan Arthur Brown memiliki sedikit komplain terkait software POCO Pad. Software dalam hal ini adalah antarmuka HyperOS yang diusung sang tablet.
Masalah pertama adalah soal tampilan animasi yang kurang estetik. Saat membuka bilah notifikasi atau control center, background layar hanya memperlihatkan warna abu-abu, bukan tampilan beranda yang diburamkan seperti di HP Xiaomi dengan HyperOS.
Arthur Brown juga merasa ada yang mengganjal di bagian tersebut. Pasalnya, ketika membuka bilah control center, tampilan menunya hanya mengisi 25 persen bagian layar di sebelah kanan. Artinya, 75 persen sisanya kosong.
Sementara itu, saat membuka bilah notifikasi, tampilan menunya mengisi bagian tengah layar. Sisi kiri dan kanan layar pun kosong melompong. Menurut Brown, ini tidak keren.
Harusnya, karena tablet punya layar yang besar, tampilan notifikasi dan control center memenuhi seluruh layar.
Masalah kedua software ini adalah lag saat menggunakan shortcut Alt + Tab pada keyboard. Shortcut tersebut berguna untuk berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain, sama seperti di PC Windows.
Hanya saja, berdasarkan pengalaman JM Chavaria, tablet mengalami lag, bahkan tidak merespons. Satu-satunya cara paling nyaman untuk berpindah aplikasi adalah mengakses panel aplikasi, lalu geser ke kanan atau kiri sesuai lokasi aplikasi yang akan dibuka.
Di luar dua masalah di atas, software POCO Pad sudah cukup memuaskan. HyperOS yang berjalan di atas sistem operasi Android 14 ini lebih bersih. Hanya ada beberapa bloatware, itu pun aplikasi-aplikasi penting seperti Notes, Weather, dan Mi Canvas.
Simpulan
POCO Pad terkofirmasi masuk ke Indonesia. Hanya saja, saat artikel ini tayang, POCO Indonesia belum memberi detail harganya. Namun, di Filipina, tablet ini dijual seharga 15.999 peso atau setara Rp4,4 jutaan.
Dengan harga segitu, tablet ini mampu memberikan hal yang lebih dari menarik. Pasalnya, POCO Pad bukan cuma asyik buat memenuhi keperluan hiburan.
Ia juga mampu menunjang aktivitas produktif, meski dalam taraf dasar. Tampilan layar yang besar, performa yang gegas, serta speaker yang lantang menambah daya tarik sang tablet. POCO Pad bahkan masih punya slot microSD dan audio jack yang mungkin sudah mulai jarang Anda temui pada tablet zaman sekarang.
Daya tahan baterainya yang luar biasa membuat Anda tak perlu khawatir menggunakan tablet ini secara mobile. Hanya saja, POCO Pad sangat tergantung jaringan WiFi lantaran tak punya dukungan jaringan seluler.
Software-nya masih perlu beberapa polesan agar semakin nyaman digunakan. Saya pikir tablet ini cocok dipertimbangkan jika Anda butuh tablet versatile dengan harga yang tidak mahal.