Cermati Baik-Baik Kelebihan dan Kekurangan realme 8 Pro!
Dua ponsel realme series terbaru diluncurkan secara resmi di Indonesia pada 7 April 2021. Adalah realme 8 Pro dan realme 8 yang ditujukan untuk mengisi segmen kelas menengah. Khusus realme 8 Pro, ponsel ini menjadi ujung tombak realme pada deretan smartphone realme series.
Kemunculan realme 8 Pro sekaligus untuk menggantikan realme 7 Pro yang diperkenalkan di pasar Indonesia pada Oktober 2020. Dilihat dari jarak peluncuran realme 8 Pro dan realme 7 Pro, Anda tentu akan menyadari bahwa realme telah mengambil pendekatan siklus pendek dalam meremajakan smartphone realme series.
Ya, jarak kelahiran kedua ponsel hanya enam bulan. Tidak seperti produsen lain yang biasanya mengumumkan model penerus tiap satu tahun sekali. Fakta tersebut bisa jadi membuat Anda penasaran tentang seberapa bagus realme 8 Pro yang dikerjakan dalam waktu singkat ini.
Rasa penasaran Anda itu akan coba Carisinyal redakan melalui artikel kelebihan dan kekurangan realme 8 Pro ini. Ulasan dalam artikel ini dapat Anda jadikan referensi untuk bisa memberi penilaian terhadap si ponsel. Sebelum beranjak ke inti pembahasan, mari simak terlebih dahulu spesifikasi singkat dari realme 8 Pro sebagai berikut.
Spesifikasi realme 8 Pro
Layar | AMOLED 6.4 inci |
Chipset | Qualcomm Snapdragon 720G |
RAM | 8 GB |
Memori Internal | 128 GB |
Kamera | 108 MP (wide) 8 MP (ultrawide) 2 MP (macro) 2 MP (depth) |
Baterai | Li-Po 4500 mAh |
Kelebihan & Kekurangan | Baca di sini |
Cek Harga Saat Ini | Shopee Lazada Blibli |
Kelebihan realme 8 Pro
Kekuatan dari sebuah smartphone terletak pada kelebihannya. Beberapa poin di bawah ini akan menjabarkan apa saja kelebihan realme 8 Pro ditilik dari berbagai sisi. Yuk, simak satu per satu!
1. Desain Ergonomis
realme telah membuat Anda pangling terhadap rupa dari realme 8 Pro. Khususnya jika Anda pernah memiliki atau tahu betul dengan realme 7 Pro. Pasalnya, perancang desain realme telah bekerja cukup keras untuk merombak wujud realme 8 Pro menjadi berbeda dari sang pendahulu.
Perbedaan itu baik yang tampak oleh mata maupun tidak. Kita mulai dari yang tampak dulu, yakni kover belakang, modul kamera belakang. Untuk kover belakang, bahan yang dipakai adalah polikarbonat yang dipoles bertekstur (sand-blasted) dengan proses teknologi AG-Crystal.
Menurut realme, proses ini menciptakan efek visualisasi seperti langit yang dipenuhi bintang-bintang. Karena itu, realme menamai desain ini dengan Infinite Starry Design. realme tampaknya ingin agar pengguna realme 8 Pro berani tampil beda dari yang lain dengan efek visualisasi tersebut.
Apalagi, adanya tagline "DARE TO LEAP" glossy - yang ditulis besar-besar secara vertikal - bisa jadi penegas status atas kebanggaan pengguna terhadap produk realme. Di realme 7 Pro, penutup belakang didesain kalem dengan dua finishing: berpola dan halus. Sisi yang halus jadi tempat logo "realme" di bagian bawah.
Lanjut ke soal modul kamera belakang yang susunan lensanya 2-2. Ya, berkat susunan seperti ini, modul kamera realme 8 Pro jadi mengotak. Berbeda dari realme 7 Pro yang modul kameranya memanjang.
Perbedaan desain dari sisi yang tampak selesai, saatnya membahas sisi yang tidak tampak. Yakni soal dimensi dan bobot yang hanya bisa diketahui setelah diukur. Dimensi realme 8 Pro yakni 160,6 x 73,9 x 8,1 mm dengan bobot 176 g.
Berbekal angka itu, ponsel ini punya ukuran yang menyusut di segala sisi ketimbang realme 7 Pro (162,3 x 75,4 x 9,4 mm; 196,5 g). Penyusutan ini ternyata berdampak pada peningkatan kenyamanan saat menggenggam. Terutama karena ketebalannya yang tergolong tipis dan bobotnya yang terbilang ringan.
Beberapa pengulas yang saya rujuk, seperti Tom Bedford dari Tech Radar, mengaku nyaman saat menggenggam bodi HP ini. Membawanya dalam waktu lama bukanlah sebuah masalah.
Bedford memang bilang bahwa realme 8 Pro memang bukan ponsel yang kompak. Namun, jika dibandingkan dengan para pesaingnya, ponsel ini jelas punya dimensi dan bobot yang lebih kecil, serta lebih tipis.
Ditambah dengan pemosisian power dan volume yang pas di sisi kanan, kata Bedford, pemakaian realme 8 Pro dengan satu tangan jadi lebih enak. Rasa nyaman yang ditimbulkan pun menjadi bukti bahwa desain realme 8 Pro memang ergonomis.
Selain berdesain ergonomis, struktur realme 8 Pro juga terbukti kuat kendati rangkanya terbuat dari plastik. Pemilik kanal YouTube Jerry Rig Everything, Zack Nelson, mencoba membengkokkannya dari arah depan dan belakang. Hasilnya, ponsel tetap kukuh dan masih menyala meski ada sedikit bengkok.
2. Tampilan
Panel keluarga OLED telah menjadi standar baru buat ponsel zaman sekarang. Itulah mengapa panel Super AMOLED dipercaya untuk memperkuat sektor tampilan dari realme 8 Pro. Berkat panel ini, secara teori layar punch-hole 6,4 inci realme 8 Pro bisa menampilkan konten dengan warna yang lebih hidup.
GSM Arena pun mengakui akan hal itu lantaran layar realme 8 Pro juga mendukung gamut warna DCI-P3 yang juga dipakai dalam standar bioskop modern. Menurut GSM Arena, akurasi warna layar Full HD+ ponsel ini terhadap standar DCI-P3 sangat oke pada setelan mode Vivid (default).
Maka tak heran bila sejumlah reviewer mengaku sangat menikmati pengalaman yang bisa diberi ketika menonton film dengan ponsel ini. Selain punya akurasi warna yang baik, layar realme 8 Pro juga cukup terang saat dipakai di bawah terik mentari.
Kecerahan maksimumnya ada di angka 627 nit dalam mode Adaptive Brigtness, menurut pengujian GSM Arena. Angka ini agak meleset dari klaim realme yang menyebut kecerahan puncaknya 1000 nit. Sementara itu, kecerahan terendahnya 2 nit, cukup nyaman untuk dipakai di kondisi gelap.
Beberapa teknologi keren turut disisipkan buat layar ponsel ini, seperti dukungan Widevine L1 untuk menonton konten Netflix dengan resolusi tinggi. realme 8 Pro pun bisa menyetel video bertaraf HDR10 dari beberapa aplikasi spesifik, misalnya YouTube.
Adapun karena layarnya mengusung panel Super AMOLED, fitur Always-on display hadir. Fitur ini membuat Anda bisa memantau notifikasi, jam, tanggal, dan persentase baterai, ketika ponsel terkunci.
Potensi Super AMOLED kembali dimaksimalkan oleh realme 8 Pro dengan kehadiran pemindai sidik jari di bawah permukaan layar. Menurut pengalaman Tom Bedford, membuka kunci dengan pemindai sidik jari in-display ponsel ini sangat cepat. Tak sekalipun ponsel mengalami gagal baca.
Terakhir, GSM Arena menyebut, ada kaca proteksi dari Corning Gorilla Glass yang melapisi layar ponsel ini. Hanya saja, tidak diketahui versi berapa yang dipakai. Adanya proteksi bermaterialkan kaca dikonfirmasi oleh Zeck Nelson dalam kanal YouTube miliknya, Jerry Rig Everything.
Nelson melakukan tes menggores layar realme 8 Pro memakai pena khusus dengan ketajaman bertingkat. Layar ponsel ini pun mulai tergores pada level 6 Mohs, dan makin jelas goresannya pada 7 Mohs. Kaca Corning Gorilla biasanya memang tergores pada level ketajaman tersebut.
3. Kemampuan Kamera
Resolusi jumbo 108 MP pada kamera utama realme 8 Pro memang bukan jaminan. Namun, kalau sensor yang dipakai adalah Samsung (ISOCELL HM2), bisa jadi hasil gambarnya bagus. Kita tahan dulu asumsi itu untuk melihat spesifikasi lengkap kameranya.
Di sektor kamera belakang, lensa utama 108 MP, f/1.9 turut ditemani lensa ultrawide 8 MP (f/2.3, 119Ëš), lensa makro 2 MP (f/2.4), dan lensa sensor kedalaman 2 MP (f/2.4). Sedangkan untuk sektor kamera depan ada lensa 16 MP, f/2.5.
Sekarang, mari saatnya kita ulas seperti apa kualitas jepretan realme 8 Pro. Berdasarkan pengalaman Tom Bredford, kamera utama ponsel ini bisa menghasilkan gambar yang bagus dalam kondisi cahaya yang cukup. Detail dan kontrasnya sip!
Bahkan, ketika gambarnya diedit untuk di-crop di komputer, hasilnya tetap tajam. Oleh sebab itu, angka resolusi 108 MP terbukti tidak abal-abal.
Ankita Garg dari Indian Express punya pendapat serupa dengan apa yang dikatakan Bredford soal kualitas kamera utama realme 8 Pro. Namun, Ankita juga mengaku senang dengan akurasi warnanya.
Jepretan kamera utama realme 8 Pro juga lumayan saat dipakai pada malam hari dalam mode 12 MP. Detail dan saturasi warnanya bagus, tetapi noise masih banyak (karena tidak ada OIS). Begitu seperti dikatakan GSM Arena.
Mengaktifkan AI dan mode malam hari membuat foto jadi lebih terang dan noise hilang. Hanya saja, waktu menjepret jadi lama (5-10 detik), detail berkurang (foto jadi soft), dan bagian foto yang seharusnya terang (highlight) terpotong (tidak rata). Hal ini wajar untuk kelas harganya.
Lanjut ke kamera ultrawide, gambar yang dihasilkan cukup bagus. Temperatur warnanya memang sedikit berbeda dari kamera utama. Namun, foto tampak lebih gelap dan lebih tebal, yang justru disukai oleh Tom Bredford.
Selanjutnya, jepretan kamera makro biasa saja. Cukup sulit untuk menghasilkan foto dengan ketajaman prima serta bebas noise. Meskipun Anda sudah mencari jarak yang pas, dan memegang HP dengan sangat stabil.
Soal kamera depan, gambar jepretannya sangat bagus. Warna, kontras, dynamic range, dan detailnya bagus! Adapun untuk perekaman video, ada tiga kamera yang bisa dipakai di ponsel ini. Yakni kamera utama, kamera ultrawide, dan kamera depan.
Namun, hanya kamera utama yang bisa menghasilkan video dengan resolusi 4K di 30 fps. Kendati demikian, ada baiknya Anda membikin video sampai resolusi 1080p 30 fps saja. Sebab, fitur penstabil EIS bisa aktif di resolusi ini, untuk seluruh kamera.
Secara umum, kualitas rekaman videonya punya detail yang bagus, minim noise, warna akurat, dan dynamic range luas. Suara yang terekam juga oke, menurut GSM Arena.
4. Ketahanan Baterai dan Kecepatan Pengisian
Baterai litium polimer 4500 mAh ternyata bisa 'berbicara banyak' jika dipasangkan pada realme 8 Pro yang berchipset Snapdragon 720G. Pasalnya, dalam skenario pengujian yang dilakukan GSM Arena, ketahanannya terbilang bagus.
Keberadaan baterai tersebut bisa membuat realme 8 Pro mampu dipakai telepon 35 jam 4 menit, browsing 16 jam 43 menit, dan menyetel video 21 jam 33 menit, dalam sekali cas. Alhasil, endurance rating-nya tembus 116 jam!
Selisih sedikit dari Redmi Note 10 Pro (118 jam) yang membawa baterai lebih besar, 5020 mAh. Keawetan baterai realme 8 Pro bisa jadi dipengaruhi oleh chipset Snapdragon 720G dan panel AMOLED yang irit listrik. Selain itu, bisa juga karena antarmuka realme UI 2.0 yang pandai dalam melakukan manajemen daya.
Selain awet, baterai realme 8 Pro juga cepat penuh ketika diisi ulang. Hal ini bisa terjadi karena si ponsel dibekali teknologi pengisian 50 Watt. GSM Arena pun menjajal seberapa cepat proses pengecasannya dengan menggunakan charger 65 W yang disertakan dalam paket penjualan.
Hasil yang diperoleh mengesankan, selama 30 menit pengecasan (dari keadaan kosong) baterai mampu terisi 88 persen. Sedangkan waktu yang dibutuhkan agar baterai terisi penuh hanya 38 menit!
Lebih cepat dari klaim realme yang menyebut perlu 47 menit. Sayangnya, pengisian cepat 50 W adalah satu-satunya teknologi yang disematkan buat sektor daya. Teknologi lain seperti pengisian balik untuk perangkat lain belum bisa dilakukan ponsel ini.
5. Kelengkapan Lain
Adalah hal yang wajar bila Anda sedikit meminta lebih buat smartphone kelas menengah. Lebih di sini memiliki arti bahwa ponsel di kelas ini punya kelengkapan cukup di berbagai sektor. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa orang membeli ponsel kelas menengah.
Jika dilihat dari port, slot, sensor, dan konektivitas yang tersedia, realme 8 Pro terbilang lengkap. Perihal port, jelas ponsel ini sudah memakai USB C dan ada jack audio 3,5 mm di bawah. Namun, menariknya realme 8 Pro menyertakan slot SIM yang tidak hybrid.
Ya, di sebelah kiri ponsel ini Anda bisa menemukan tiga laci untuk dua kartu nanoSIM dan satu kartu microSD. Maka dari itu, jika storage 128 GB dirasa kurang, Anda bisa menambah ruang penyimpanan dengan microSD.
Sensor-sensor juga terbilang lengkap. realme 8 Pro punya sensor cahaya, proksimiti, kompas, akselerometer, giroskop, dan pemindai sidik jari di bawah permukaan layar. Masalah konektivitas, ponsel ini memang belum mendukung 5G, wajar untuk kelas harganya.
Namun, yang keren adalah NFC hadir buat realme 8 Pro versi Indonesia. Fitur ini tidak ada pada versi India. Dukungan Wi-FI ac (5 GHz), Bluetooth 5.0, dan Radio FM jadi fitur pelengkap lain buat sektor konektivitas ponsel ini.
Kekurangan realme 8 Pro
Kekurangan adalah hal wajar dan tidak bisa dihilangkan dari sebuah produk, meskipun itu sedikit. Pasalnya, semua orang tentu tidak bisa menyukai hal yang sama. Poin kekurangan realme 8 Pro berikut mungkin agak subjektif, tetapi Anda tetap harus mengetahuinya.
1. Chipset Agak Berumur
Snapdragon 720G yang mengotaki realme 8 Pro sepertinya sudah agak berumur karena meluncur pada kuartal 1 2020. Bahkan, chipset ini juga dipakai oleh dua pendahulunya, realme 7 Pro dan 6 Pro. Maka dari itu, secara teori realme 8 Pro tidak mengalami peningkatan dari segi performa dalam dua generasi terakhir.
Namun demikian, kondisi awal 2021 memang mengindikasikan bahwa tidak ada banyak pilihan chipset 4G kelas menengah atas. Selain Snapdragon 720G, hanya ada Snapdragon 732G chipset 4G yang sudah diproses dengan manufaktur di bawah 10 nm (8 nm).
Di sisi lain, mari kita lupakan saja umur si chipset untuk menengok hal lain yang lebih penting, yakni performanya secara nyata. Merujuk tes yang dilakukan oleh GSM Arena, Snapdragon 720G mampu mendongkrak skor Antutu 8 realme 8 Pro ke angka 286.666.
Skor ini ternyata paling tinggi dibanding dengan ponsel-ponsel lain yang memakai chipset sama. Tes berlanjut ke aplikasi GeekBench 5 untuk mengukur kemampuan singlecore dan multicore. Hasilnya, realme 8 Pro mendapat skor 566 untuk singlecore, dan 1678 buat multicore.
Skor ini tidak terlalu superior, sebab posisi realme 8 Pro ada di tengah-tengah berbagai ponsel sesama pemakai Snapdragon 720G. Adapun kemampuan rendering GPU Adreno 618 yang ada di dalam chipset ini terbilang lumayan di kelasnya.
Hal ini berdasarkan tes GFX Car Chase ES 3.1 (offscreen 1080p) yang stabil di 18 fps. Sedangkan tes GFX Car Chase ES 3.1 (onscreen 1080p) bisa meraih 16 fps. Hal yang patut disyukuri adalah performa Snapdragon 720G sangat stabil. Stabilitas performanya mencapai 99,6 persen, menurut uji 3D Mark Wild Life Stress Test.
Snapdragon 720G memang chipset yang tidak kencang-kencang amat. Meski begitu, ketika berbaur dengan RAM 8 GB LPDDR4X dan storage UFS 2.1, ia bisa membuat performa realme 8 Pro nyaris tanpa kendala serius.
GSM Arena menilai, realme 8 Pro bisa menangani gim dan aplikasi berat dengan baik, serta oke saat digunakan secara multitasking. Ponsel ini juga tidak pernah mengalami lag maupun stutter.
Anda pun bisa memainkan gim Call of Duty Mobile dengan gambar yang mulus. Hanya saja, untuk gim berat semacam Genshin Impact, realme 8 Pro jelas belum bisa memberi pengalaman yang sip.
2. Desain Mencolok, IP Rating Absen
Desainer realme 8 Pro patut diacungi jempol karena mampu menciptakan desain ponsel yang berbeda dalam waktu singkat. Ya, kalau dihitung, jarak antara perilisian realme 7 pro dan realme 8 Pro cuma sekitar 6 bulan. Hasil kerja realme keren karena realme 8 Pro jadi lebih tipis dan ergonomis.
Sayang sekali, cara mereka dalam memberi sentuhan akhir pada realme 8 Pro mungkin tidak disukai oleh semua orang. Khususnya karena tagline "DARE TO LEAP" yang ditulis besar-besar di kover belakang. Buat sebagian orang yang suka desain sederhana, tulisan ini terlihat mencolok.
Beruntung tagline itu tidak ditulis dengan aksen kerlip pelangi - seperti pada realme 8 varian cyber silver - yang bikin semakin mencolok. Tagline "DARE TO LEAP" pada realme 8 Pro dicetak polos buat varian warna infinite blue maupun infinite black.
Hal lain soal desain yang disayangkan adalah tidak adanya IP Rating. Padahal, sudah banyak ponsel di kelas harga ini, bahkan di bawahnya, yang sudah dibekali sertifikasi ketahanan air. Alhasil, ponsel ini jelas tidak dirancang untuk bisa hujan-hujanan.
Meski begitu, Zack Nelson menemukan bahwa ada karet seal yang melingkari mikrofon realme 8 Pro. Karet ini berfungsi untuk mencegah air masuk.
3. Laju Penyegaran 60 Hz, Speaker Mono
Laju penyegaran 60 Hz di satu sisi membuat daya tahan baterai jadi baik. Namun, di sisi lain, ini adalah kemunduran lantaran realme 6 Pro sudah mengadopsi refresh rate 90 Hz. Laju penyegaran rendah membuat pengalaman scrolling pengguna tidak semulus layar lain yang punya refresh rate lebih tinggi.
Selain itu, gim-gim yang sudah mendukung fps tinggi jadi tidak bisa dijalankan dengan setelan grafis terbaiknya di realme 8 Pro. Untung touch sampling rate yang disertakan sudah tembus 180 Hz, hal ini membuat layarnya cukup responsif dalam menerjemahkan sentuhan menjadi gerakan.
Hanya saja, pengguna tetap tidak bisa mendapat pengalaman terbaik gara-gara ponsel yang satu ini belum punya speaker stereo. Ketiadaan speaker stereo juga merupakan downgrade karena HP generasi sebelumnya, realme 7 Pro, sudah memakainya.
Dukungan audio resolusi tinggi (Hi-res) serta campur tangan dari Dirac pun jadi sedikit mubazir karena speakernya hanya mono. Adapun kelantangan suara keluaran speaker-nya terbilang rata-rata, yakni -28.2 LUFS menurut GSM Arena.
Simpulan
realme 8 Pro hadir untuk tidak sekadar ada dalam persaingan smartphone kelas menengah. Sebab, ia menawarkan hal-hal yang buat sebagian produsen jarang dicermati. Hal itu seperti desain yang kompak, ringan, dan membuat kesan nyaman ketika digenggam.
Upaya itu tentu patut diapresiasi di tengah tren ponsel yang bentuknya kian hari kian membesar. Selain desain, hal lain yang bikin pengguna nyaman memakai ponsel ini adalah kecepatan pengecasan dan kemampuan kamera. Dua hal itu berada di atas rata-rata ponsel lain pada segmen kelas menengah.
Jangan lupa pula bahwa kamera 108 MP ponsel dengan sistem operasi Android 11 ini juga cukup oke untuk menjepret foto maupun merekam video. Hanya saja, dengan harga penebusan Rp4,5 juta, Anda mesti rela mendapat layar dengan refresh rate rendah, tidak memperoleh IP Rating, dan tidak pula speaker stereo.
Jika Anda butuh tiga hal itu, alternatif lain bisa dilirik. Alternatif lain itu yakni Redmi Note 10 Pro yang harganya jauh lebih murah, (Rp3,9 juta, 8/128 GB). Ada juga Samsung Galaxy A52 yang harganya dipatok Rp5 juta untuk varian memori 8/128 GB. Bagaimana menurut Anda, berminat membeli?