carisinyal-web-banner-retina 35

Inilah 6 Perbedaan Utama HP Merk Xiaomi dan POCO

Ditulis oleh Ananda Ganesha M

Banyak yang mengira bahwa POCO dan Xiaomi merupakan satu brand yang sama. Wajar saja, karena keduanya memang memiliki banyak kesamaan.

Kedua brand ini sama-sama menggunakan MIUI sebagai antarmukanya. Selain itu, sejumlah situs yang membahas seputar gadget pun seringkali menggabungkan nama Xiaomi dan POCO dalam penamaan ponsel (contohnya seperti Xiaomi POCO F2 Pro).

Apalagi, keduanya sama-sama punya value for money yang sangat baik. Terlepas dari beberapa kesamaan tadi, sebenarnya Xiaomi dan POCO merupakan dua brand yang berbeda, lho. Keduanya memang berasal dari entitas yang sama. Hanya saja secara operasional dan pemasaran, berbeda. Lantas, apa sajakah perbedaan keduanya? Simak yang berikut ini.

Perbedaan Xiaomi dan POCO

Kini Anda tidak perlu bingung soal perbedaan antara merk Xiaomi dan POCO. Tim Carisinyal telah menjabarkan poin-poin perbedaan untuk Anda pahami, yakni di bawah ini.

1. Tahun Didirikan

xiaomi vs poco_

Xiaomi merupakan perusakaan elektronik yang memiliki kantor pusat di Beijing, Cina. Xiaomi sendiri telah dibangun sejak tahun 2010, sehingga sepak terjangnya di dunia smartphone memang cenderung lebih solid ketimbang POCO.

POCO sendiri baru memasuki pasar smartphone Android sejak tahun 2018, ketika Pocophone F1 diperkenalkan untuk pertama kalinya di pasaran. Jadi, di antara kedua brand ini, umur POCO masih terbilang sangat muda ketimbang Xiaomi.

2. POCO Awalnya Didirikan sebagai Subbrand

Pocophone F1 tahan cipratan air

Tahukah Anda? Kendati kini POCO sudah dianggap sebagai brand independen, tapi awalnya POCO masih berada di bawah naungan Xiaomi sebagai salah satu sub-brand-nya. Pada 2018, Xiaomi mengeluarkan produk smartphone pertama di seri POCO yang berorientasi ke performa, yakni Pocofone F1.

Barulah pada 17 Januari 2020, POCO India resmi menjadi perusahaan independen yang terpisah dari XIaomi, diikuti oleh POCO Global yang juga menjadi perusahaan independen pada 24 November 2020.

Yang awalnya POCO memiliki tingkat yang setara dengan Redmi, Redmi Note, dan Mi (kini Xiaomi) sebagai sub-brand, kini POCO berhak dianggap sebagai brand smartphone tersendiri yang bersaing melawan realme, Infinix, dan bahkan Xiaomi itu sendiri.

Di Indonesia sendiri, POCO beroperasi sendiri dalam hal pemasaran. Baik POCO dan Xiaomi juga berada di bawah Country Director yang sama. Namun, POCO Indonesia masih di bawah naungan Xiaomi Indonesia untuk masalah operasional dan dukungan layanan purna jual.

3. Memiliki Lini Produk yang Berbeda

xiaomi 12

Xiaomi dan POCO sama-sama memiliki segmen pasar tersendiri. Mulanya, merk Xiaomi memiliki seri smartphone yang terbagi menjadi tiga, yaitu Redmi, POCO, dan Mi. Tapi karena POCO sudah menjadi brand independen pada tahun 2020, maka yang tersisa adalah Redmi dan Mi.

  • Lini produk Xiaomi

Nah, namun ternyata, Xiaomi memutuskan untuk mengganti nama "Mi" menjadi "Xiaomi". Contohnya, yang semula memiliki nama Xiaomi Mi 11, generasi penerusnya menghilangkan embel-embel "Mi" sehingga namanya menjadi Xiaomi 12 saja.

Seri Redmi pada Xiaomi pun dibagi lagi menjadi dua sub-series, yakni Redmi angka dan Redmi Note. Redmi angka itu contohnya seperti Redmi 9, 9A, 9C, dan sebagainya. Lewat setahun, bertambah pula angka yang di depannya.

Biasanya, Redmi angka ini memiliki rentang harga mulai dari 1 jutaan hingga 2 jutaan. Ini merupakan seri ponsel Xiaomi paling murah, atau yang bisa juga disebut entry-level. Spesifikasinya juga dilengkapi dengan kamera dasar dan dapur pacu yang cenderung seadanya, namun tetap worth it di kelas harganya.

Kemudian, ada Redmi Note angka (contohnya seperti Redmi Note 11, Redmi Note 11 Pro, dan sebagainya). Redmi Note biasanya dibanderol dengan harga rilis mulai dari 2 jutaan hingga 4 jutaan, tentunya mengusung spesifikasi yang lebih memadai.

Perbedaan umum antara Redmi dan Redmi Note terletak pada dapur pacu dan kameranya. Biasanya Redmi diotaki dengan chipset MediaTek Helio dan kamera 13 MP.

Sedangkan, Redmi Note sudah menyediakan chipset Qualomm yang lebih gahar. Misalnya saja Snapdragon 680 pada Redmi Note 11. Kamera Redmi Note 11 juga telah menggunakan teknologi Quad Bayer pada kamera 50 MP.

Kemudian ada seri Mi atau kini disebut dengan Xiaomi angka (e.g. Xiaomi Mi 11, Xiaomi 12, dll.). Ini merupakan seri flagship dan termahal yang ada di Xiaomi, biasanya memiliki harga Rp10 jutaan ke atas.

  • Lini produk POCO

Itu tadi merupakan segmen harga yang dituju oleh Xiaomi. Lalu, bagaimana dengan POCO? Nah, POCO sendiri memiliki seri-seri yang juga mengusung segmen pasar berbeda. Yang paling murah adalah POCO C series, seperti POCO C3, POCO C31, dan juga POCO C40. Harganya mulai dari 2 jutaan.

Selanjutnya adalah POCO M series, seperti POCO M3 Pro, POCO M4 5G, dan sebagainya. Banderol harganya sendiri mulai dari 3 jutaan, dan sudah memiliki varian yang gunakan 5G.

Lalu, ada seri POCO X dan POCO F di mana keduanya sudah mengusung kelas harga menengah. POCO X yang paling worth it dimiliki saat ini contohnya adalah POCO X3 Pro lantaran menghadirkan Snapdragon 860 di harganya yang cuman 3 jutaan.

Sejumlah POCO X series terbaru di tahun 2022 antara lain POCO X4 GT, POCO X4 NFC, dan POCO X4 Pro 5G. POCO X4 Pro 5G merupakan generasi penerus dari POCO X3 Pro, namun hype-nya tidak sebaik generasi pendahulu lantaran chipset yang digunakan terbilang standar di harganya.

POCO X4 GT dijual dengan harga rilis sekitar 5 jutaan, termasuk salah satu ponsel termurah yang gunakan chipset MediaTek Dimensity 8100.

POCO F series merupakan seri pertama yang dihadirkan di lini produk POCO. Ponsel pertamanya adalah Pocofone F1 di tahun 2018, dan kini memiliki produk POCO F4 GT di tahun 2022 dengan harga Rp9 jutaan. Bisa dibilang, POCO F series adalah seri termahal yang bisa dikategorikan sebagai seri flagship.

4. Masing-Masing punya Desain Bodi yang Khas

poco x3 pro

Jika Anda sering menilik desain bodi dari kedua merk ini, akan terlihat keduanya memiliki tampilan yang cukup distinctive. Terlebih saat melihat desain bodi dari POCO X3 Pro dan POCO M3 Pro 5G, di mana keduanya menampilkan modul kamera dengan bentuk yang unik.

POCO X3 Pro dan POCO X3 NFC memiliki modul kamera berbentuk bundar yang diletakkan di tengah, di saat para pesaingnya kala itu menyuguhkan kamera di pojok kiri atas dalam bentuk modul persegi.

Kemudian pada POCO M4 5G, POCO X4 Pro 5G, dan POCO X40 yang menampilkan semacam bilah berwarna hitam sehingga membuat modul kameranya tampak sangat panjang. Tampaknya, ini merupakan siasat POCO untuk memberikan aspek attention-grabber pada produknya.

Berbeda dengan ponsel-ponsel Xiaomi yang cenderung memiliki desain bodi jinak, namun tetap dengan keunikannya tersendiri. Biasanya, desain bodi ponsel Xiaomi cenderung berubah-rubah setiap tahunnya demi hadirkan tampilan yang fresh secara berkala.

Di tahun 2022, Anda akan menemukan desain bodi belakang Xiaomi 12 series yang seluruhnya selaras, karena warna modul kameranya mengikuti opsi warna bodi yang dipilih. Sedangkan pada setahun sebelumnya, Xiaomi Mi 11 series tampil dengan modul kamera rounded edge yang membuatnya tampak seperti kapsul.

Pada mulanya, Anda bisa dengan mudah membedakan POCO dan Xiaomi berdasarkan tampilan desain bodinya. Akan tetapi, sekarang POCO pun sudah mulai meninggalkan tren desain khasnya yang menonjol dan mengambil approach yang lebih simpel dan tampak menyerupai ponsel Xiaomi.

5. Ponsel POCO Umumnya Merupakan Hasil Rebranding

poco f2 pro

Untuk pasar Indonesia, tampaknya Xiaomi memang tidak pernah meluncurkan seri Redmi K. Seri Redmi K merupakan lini produk Xiaomi yang hadir di pasar Cina sebagai ponsel berkinerja tinggi.

Kendati tidak pernah masuk Indonesia, namun sejumlah ponsel Redmi K rupanya hadir di Indonesia dengan nama lain, yaitu POCO. Contohnya saja seperti POCO F4 GT yang merupakan hasil rebranding dari Redmi K50 Gaming. Kemudian, ada POCO F3 GT yang sebenarnya hasil perilisan ulang dari Redmi K40 Gaming dengan nama berbeda.

Sejumlah ponsel lain yang lebih lawas juga sebenanrya merupakan hasil rebranding, yakni POCO F2 Pro yang berasal dari Redmi K30 Pro, dan POCO F3 yang berasal dari Redmi K40.

6. Seri Ponsel Gaming yang Berbeda

poco f4 gt_

Sebagian merk ponsel di industri memiliki lini produk yang dikhususkan untuk bermain gim. Contohnya saja realme dengan Narzo dan GT-nya, atau ASUS dengan ROG Phone. Lalu, bagaimana dengan Xiaomi dan POCO?

Nah, seri ponsel gaming dari Xiaomi dinamakan Black Shark. Sedangkan, POCO memiliki seri F GT sebagai ponsel yang dikhususkan untuk bermain gim (POCO F3 GT dan POCO F4 GT).

Baik Black Shark maupun POCO F GT series memiliki spesifikasi yang khas, yakni tombol bahu sebagai kontroler L1 dan R1, sistem pendingin yang mumpuni, serta penggunaan chipset terbaik untuk mendongkrak performa gim.

Simpulan

Sekarang, sudah tidak lagi bingung, 'kan, bedanya Xiaomi dan POCO? Dulunya, mereka adalah satu brand. Namun, keduanya terpisah, meskipun statusnya adalah Xiaomi menjadi "induk"-nya dan POCO menjadi sub-brand atau "anak"-nya.

Meski masih gunakan antarmuka yang sama, tidak menutup kemungkinan POCO akan memiliki antarmuka sendiri. Sama seperti realme yang semula masih gunakan ColorOS milik OPPO namun kini sudah gunakan realme UI.

Jadi, Anda lebih suka brand yang mana, nih? Xiaomi atau POCO? Apapun pilihannya, kedua brand memang selalu berupaya hadirkan spesifikasi mumpuni dengan harga yang relatif terjangkau.

Jika kamu memiliki pertanyaan mengenai artikel yang kami tulis atau ingin meminta rekomendasi gadget, silakan tanyakan kepada kami di Instagram, atau Twitter/X. Kami akan dengan senang hati menjawabnya!
cross linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram