Cermati 11 Kelebihan dan Kekurangan HP POCO X3 GT Ini
Berbagai produsen telah ramai-ramai berkompetisi untuk segmen HP 5G terjangkau. Sub-merek Xiaomi, POCO memanaskan persaingan itu dengan POCO M3 Pro. Ponsel berjulukan 5G killer itu resmi meluncur di Indonesia pada Juni 2021.
Namun, POCO M3 Pro bukan satu-satunya senjata POCO untuk mengguncang publik. Satu ponsel 5G lagi turut disiapkan buat mereka yang doyan performa tinggi. Ponsel yang dimaksud adalah POCO X3 GT. Untuk kawasan Asia Tenggara, HP ini nongol duluan di Malaysia dan Vietnam.
POCO X3 GT sejatinya adalah nama global dari Redmi Note 10 Pro 5G yang sudah dirilis di pasar Tiongkok pada Mei 2021. Salah satu keunggulan ponsel ini terletak pada chipset-nya, MediaTek Dimensity 1100 5G. Konon, chipset tersebut mampu menyuguhkan performa bertaraf flagship.
Chipset hanyalah satu dari sekian kelebihan yang dimiliki POCO X3 GT. Melalui artikel pendek ini, Carisinyal akan membabar apa saja kelebihan POCO X3 GT, berikut kekurangan yang perlu Anda cermati. Untuk memulai pembahasan, simak dulu spesifikasi singkat si ponsel di bawah ini.
Spesifikasi POCO X3 GT
Layar | IPS LCD 6.6 inci |
Chipset | MediaTek Dimensity 1100 |
RAM | 8 GB |
Memori Internal | 128 GB, 256 GB |
Kamera | 64 MP (wide) 8 MP (ultrawide) 2 MP (macro) |
Baterai | Li-Po 5000 mAh |
Kelebihan & Kekurangan | Baca di sini |
Cek Harga Saat Ini | Shopee Lazada Blibli |
Kelebihan POCO X3 GT
POCO selalu mencoba agar konsumen merasa memperoleh apa yang semestinya mereka dapat dari uang yang telah dibayar. Beberapa poin di bawah ini adalah alasan mengapa POCO X3 GT bisa disebut worth it.
1. Desain Elegan dengan Gorilla Glass Victus
Tidak akan ada yang menyangkal bahwa bentuk POCO X3 GT memang besar. Pengguna bertangan mungil bisa jadi agak kesulitan menggenggamnya dengan satu tangan. Hal itu adalah konsekuensi dari bentang layar si HP yang terbilang lebar, 6,6 inci.
Meski demikian, jika ditengok dari dimensi, ponsel ini sebenarnya tidak besar-besar amat. Ukuran 163,3 x 75,9 x 8,9 mm dengan bobot 193 gramnya tergolong wajar, bahkan impresi berat tidak akan Anda jumpai. Malah Anda mungkin akan heran karena dengan ketebalan yang minim tersebut HP ini mampu menggendong baterai 5000 mAh.
Jika ditilik lebih jauh, bahasa desain X3 GT mirip dengan Redmi Note 10 Pro. Hanya saja, material bodi ponsel ini memakai plastik seluruhnya. Kemudian, tonjolan modul kamera belakangnya dibuat rata (sekitar 3 milimeter) - tidak bertingkat seperti Redmi Note 10 Pro.
Perbedaan terhadap dua hal itu seakan tidak melunturkan kesan elegan ponsel ini, apa pun varian warna penutup belakangnya: Stargaze Black, Wave Blue, dan Cloud White. Varian Stargaze Black menyerupai langit dengan bintik-bintik bintang.
Sementara itu, varian Wave Blue dan Cloud White memiliki tekstur garis-garis vertikal yang enak dipegang dan menghindarkan ponsel dari bercak jari. Material plastik bahkan tetap membuat POCO X3 GT tetap terasa solid menurut penilaian Chris G. dalam kanal YouTube TechTablets.
Yang paling keren dari desain HP ini ada di bagian depannya. Ya, layarnya dilapisi kaca proteksi paling sip, yaitu Corning Gorilla Glass Victus. Inilah kali pertama HP POCO diperkuat Gorilla Glass Victus. Kaca ini diyakini 1,5 kali lebih tahan benturan dan 2 kali lebih tahan goresan ketimbang Gorilla Glass 6.
Selain itu, POCO X3 GT juga mempunyai sertifikasi IP53 yang membuatnya mampu beroperasi dengan baik meski kemasukan sedikit debu, serta tahan cipratan air dari satu sisi.
Hal selanjutnya yang mungkin perlu Anda ketahui soal desain ponsel ini adalah apa yang ada di keempat sisi rangkanya. Mulai dari sisi kanan, terdapat tombol volume dan power yang menyatu dengan sensor sidik jari. Geser ke bawah, ada lubang mikrofon, port USB C, dan speaker.
Ke samping kiri ada slot dua nano SIM tanpa microSD. Di atas ada lubang mikrofon dan speaker lagi, serta infrared blaster khas HP-HP Xiaomi.
2. Tampilan 120 Hz
Panel IPS memang bukan favorit sektor tampilan HP masa kini yang sudah condong ke OLED dan turunannya. Namun, dengan resolusi Full HD+ (1080 x 2400 piksel) dan kerapatan piksel 399 ppi, layar 6,6 inci POCO X3 GT mampu menampilkan konten secara tajam. Penguji Pocket Lint, Mike Lowe, mengakui akan hal itu.
Chris Barraclough dalam kanal YouTube Tech Spurt menyebut bahwa warna yang keluar dari layar HP ini tetap cemerlang, kontrasnya pun baik. Layar dengan gamut warna DCI-P3 dan teknologi HDR10 ini mampu memancarkan kecerahan hingga level 465 nit menurut Chris G.
Satu hal yang mengangkat 'derajat' layar IPS HP ini adalah laju penyegaran tinggi dinamis 120 Hz. POCO mengklaim, produknya yang satu ini dapat dengan cerdas menyesuaikan setelan refresh rate (laju penyegaran) berdasarkan kebutuhan. Kemampuan tersebut diistilahkan dengan Dynamic Switch.
Dynamic Switch membuat sebuah konten terhindar dari setelan refresh rate yang tidak cocok, sehingga gambar yang ditampilkan tak terlihat patah-patah. Dalam hal ini, sistem Dynamic Switch akan otomatis memilih setelan 48 Hz saat HP memutar film; 50 Hz ketika pengguna menonton serial TV; 30 atau 60 Hz saat streaming video; dan 60, 90, atau 120 Hz kala bermain game.
Setelan yang sesuai juga berfungsi agar ponsel dapat menghemat konsumsi daya. Di samping itu, pengguna dapat menyetel secara manual di menu pengaturan. Setelan yang bisa dipilih adalah High 120 Hz dan Standard 60 Hz.
Adapun layar POCO X3 GT memiliki responsivitas cukup tinggi, yakni 240 Hz (touch sampling rate). Artinya, layar ponsel ini dapat memproses input sentuhan hanya dalam tempo 4,16 milidetik.
3. Performa Lancar Jaya
Pamor MediaTek di kancah SoC untuk perangkat mobile semakin diperhitungkan. Orang-orang pun kini tak lagi ragu lantaran chipset-chipset bikinan MediaTek terbukti mampu memberi performa yang bersaing. Kemunculan seri Helio G yang dilanjutkan Dimensity menjadi titik balik bagi perusahaan semikonduktor yang berbasis di Taiwan ini.
Nah, SoC yang dipakai POCO X3 GT ini adalah MediaTek Dimensity 1100 5G. SoC delapan inti ini bisa dibilang setara Snapdragon 870. Karena itu, ia masuk dalam kategori kelas atas. Meski begitu, Dimensity 1100 5G memakai arsitektur yang lebih baru pada core performanya.
Empat core performa SoC ini berarsitekturkan Cortex A78 (2,6 GHz), sedangkan empat core efisiensinya berbasis Cortex A55 (2,0 GHz). Kedua klaster CPU tersebut diikat dengan beberapa komponen lain, termasuk GPU Mali G77 MC9 (850 MHz), melalui proses fabrikasi 6 nm.
Dalam uji yang dilakukan Chris G., skor total AnTuTu 9 POCO X3 GT yang ditenagai Dimensity 1100 mencapai 593.832. Skor tersebut disumbang oleh empat kategori penilaian, dua di antaranya adalah skor CPU dan GPU. Menurut Chris G., skor CPU SoC ini tidak terlalu tinggi, yakni sekitar 152 ribuan.
Namun, skor GPU-nya sangat tinggi, yaitu sekitar 219 ribuan. Skor GPU ini menjadi indikasi pertama bahwa POCO X3 GT andal dipakai untuk bermain game. Adapun unit yang diuji Chris G. adalah POCO X3 GT varian 8 GB RAM dengan memori internal 256 GB.
Di samping SoC, benda lain yang memengaruhi performa suatu HP adalah jenis memori penyimpanannya. Memori penyimpanan turut menentukan lama loading ponsel saat membuka aplikasi atau menjepret foto. Kebetulan POCO X3 GT dibekali memori internal UFS 3.1 yang merupakan jenis paling canggih di dunia untuk saat ini.
Menurut pengukuran Chris G., melalui aplikasi AndroBench, kecepatan baca sekuensial memori HP ini tercatat 1901,36 MB/detik, sedangkan kecepatan tulis sekuensialnya mencapai 1208,31 MB/detik. Kecepatan ini sesuai dengan standar UFS 3.1.
Skor-skor pengujian dengan aplikasi benchmarking di atas tentu saja belum bisa jadi patokan apakah suatu ponsel benar-benar enak dipakai. Maka dari itu, pengalaman menguji secara langsung perlu diungkapkan guna mempertebal analisis.
Mike Lowe mengaku tak menemui kendala berarti saat menjajal X3 GT dalam beberapa hari. Semua aplikasi mampu dijalankan HP ini dengan mulus, begitu pula dengan gim-gim. Namun, Lowe tidak menjelaskan aplikasi dan gim apa saja yang dia ujikan.
Mengenai hal ini, Chris Barraclough dan Chris G. coba beri jawaban. Menurut pengalaman Barraclough, gim seperti Genshin Impact lancar dimainkan HP ini pada pengaturan grafik medium. Sementara itu, gim yang sama dimainkan oleh Chris G., tetapi dengan pengaturan grafik tertinggi.
Kata dia, Genshin Impact bisa sangat lancar dimainkan. Frame drop memang terjadi setelah 10 menit dipakai. Namun, rata-rata gambar yang dihasilkan ada di kisaran 50 fps, layaknya ponsel-ponsel flagship lain. Adapun gim lain, yakni PUBG Mobile, juga dapat dijalankan dengan sangat lancar pada setelan grafik smooth dan frame rate extreme.
Hal yang membuat Barraclough terkesan dari performa POCO X3 GT adalah kemampuannya untuk menjaga suhu tetap dingin, kendati dipakai main main gim dalam waktu lama. Hal itu bisa terjadi karena POCO X3 GT dilengkapi dengan teknologi pendinginan yang dinamai Liquid Cooling 2.0.
Teknologi ini berupa lembaran grafit, vapor chamber, gel termal, copper foil, yang disatukan untuk membentuk area pendinginan seluas 16,370 mm2. POCO mengklaim, teknologi ini mampu mereduksi panas ponsel sampai 11°C.
Teknologi disipasi (transfer panas menjadi uap) yang baik ini berimbas pada kemampuan si ponsel dalam mempertahankan performanya di level tertinggi.
4. Kamera Dapat Diandalkan
POCO X3 GT dibekali konfigurasi kamera yang cukup lengkap. Di barisan belakang ada tiga lensa kamera. Terdiri atas lensa utama 64 MP dengan bukaan f/1.79; lensa ultrawide 8 MP, f/2.2 dengan sudut pandang 120Ëš; serta lensa makro 2 MP dengan bukaan f/2.4.
Ketiga lensa kamera itu ditemani satu lampu LED flash. Lanjut ke sisi depan, ada lensa lamera swafoto 16 MP dengan bukaan f/2.45. POCO tidak menjelaskan sensor merek apa yang dipakai tiap kameranya. Yang jelas, kamera belakangnya bisa merekam video hingga resolusi 4K pada 30 fps. Bisa juga 1080p pada 30, 60, dan 120 fps.
Sementara itu, video yang direkam dari kamera depan hanya mentok di resolusi 1080p pada 30 fps. Namun, ia bisa merekam video slow motion 720p hingga 960 fps.
Lalu bagaimana dengan hasil foto yang dihasilkan dari lensa-lensa tersebut? Menurut Mike Lowe, lensa utama POCO X3 GT dapat menghasilkan gambar yang baik pada siang hari. Detailnya cukup dan warnanya akurat, intinya bisa diandalkan saat kondisi pencahayaan sedang bagus.
Sementara itu, Barraclough suka dengan hasil foto POCO X3 GT secara keseluruhan. Menurutnya, warna objek yang ditampilkan bisa sangat natural, entah itu kulit manusia atau tumbuhan. Memotret objek di dalam ruangan juga bukan masalah karena detailnya terjaga.
Walaupun begitu, ada beberapa catatan yang dia beri. Pertama, hasil jepretan lensa ultrawide punya karakter warna yang lebih hangat dibanding lensa utama. Kedua, jepretan lensa makro tidak begitu tajam mengingat resolusinya hanya 2 MP.
Nah, kalau dipakai mengambil foto saat kondisi low light, HP ini masih kurang andal. Berdasarkan pengalaman Lowe, HP ini jadi kesulitan mengunci fokus pada kondisi tersebut. Barraclough juga sependapat karena menilai jepretan low light HP ini agak buram, mengaktifkan fitur night mode tidak terlalu membantu.
5. Baterai dan Teknologi Pengisian
Tidak ada satu pun penguji yang kecewa dengan ketahanan baterai POCO X3 GT. Pemakaian ala Mike Lowe mampu membuat si HP bertahan nyaris dua hari. Hal itu berkat kapasitas baterai yang cukup besar, 5000 mAh, serta chipset MediaTek Dimensity 1100 yang irit konsumsi daya.
Pengujian yang dilakukan GSM Arena juga menunjukkan bahwa daya tahan baterai HP ini cukup baik. Pasalnya, endurance rating yang dicatatkan mencapai 110 jam. Tatkala dites dalam skenario menelepon, POCO X3 GT bisa tahan 36 jam 29 menit.
Waktu pakai berubah jadi 17 jam 19 menit ketika dipakai browsing, dan 15 jam 54 menit saat si ponsel digunakan untuk menonton video offline.
Hal menarik selanjutnya dari sektor daya ponsel ini adalah penyematan teknologi pengisian cepat 67 W yang mendukung protokol USB Power Delivery 3.0. POCO mengklaim, teknologi tersebut membuat baterai si ponsel dapat terisi penuh hanya dalam kurun 42 menit!
Apakah kecepatan pengisian beterai POCO X3 GT memang sekencang itu? Singkatnya, ya, meskipun waktu yang ditempuh sedikit meleset dibanding pengalaman Chris G. Ia memperoleh waktu 52 menit untuk mengisi baterai si ponsel dari kapasitas 2 persen sampai penuh.
6. Speaker Stereo dan Haptic Feedback
Kalau layar, chipset, dan baterai sudah oke, sektor apalagi yang dibutuhkan suatu ponsel untuk menjamin kenyamanan bermain game? Tidak lain dan tidak bukan adalah speaker dan sensasi getar (haptic feedback). Untuk masalah speaker, POCO X3 GT mumpuni.
Sebab ia dibekali speaker stereo alias ganda, satu di frame bawah dan satu yang lain ada di frame atas. GSM Arena bilang speaker HP ini disetel oleh perusahaan audio kenamaan asal Amerika, JBL. Untuk diketahui, JBL adalah saudara Harman Kardon dan AKG. Semuanya menginduk ke Harman International yang mayoritas sahamnya dimiliki Samsung.
GSM Arena menyebut kelantangan speaker POCO X3 GT ada di kategori menengah, dengan skala -28,5 LUFS. Masalah sensasi getar alias haptic feedback, HP ini memakai dinamo X-axis linear motor. Dinamo ini adalah motor getar yang sama dengan yang dipakai Mi 10.
POCO mengklaim, X-axis linear motor menawarkan vibrasi tiga dimensi, yang dapat membuat Anda merasa seolah-olah berada dalam dunia gim. Getaran yang diberikan tentu saja juga memberi pengalaman yang baik ketika Anda mengetik pesan dan beragam aktivitas lain.
7. Konektivitas
Seluruh chipset MediaTek seri Dimensity mendukung konektivitas 5G, termasuk Dimensity 1100 yang dipakai POCO X3 GT ini. Dimensity 1100 pun membuat umur HP ini bisa panjang karena konektivitas 5G yang didukung ada dua, yakni NSA dan SA.
NSA (Non Standalone) adalah 5G yang beroperasi dengan frekuensi di bawah 6000 MHz (Sub6). Teknologi 5G jenis ini membutuhkan insfrastruktur 4G agar bisa beroperasi. Teknologi NSA ini adalah yang tengah dikembangkan di Indonesia.
Sementara itu, SA (Standalone) adalah 5G yang beroperasi dengan frekuensi tinggi, di atas 6000 MHz (mmWave). Teknologi 5G jenis ini memang lebih kencang daripada NSA, tetapi membutuhkan infrastruktur khusus yang tidak murah.
Selain bisa menangkap sinyal NSA dan SA, POCO X3 GT dilengkapi fitur konektivitas yang tidak kalah keren. Di antaranya adalah WiFi 6, Bluetooh 5.2, serta NFC. WiFi 6 diklaim memberi peningkatan 38% ketimbang WiFi 5, sedangkan NFC akan sangat berguna untuk pembayaran nontunai.
Kekurangan POCO X3 GT
Tidak akan pernah ada smartphone yang sempurna untuk semua orang. POCO X3 GT memang HP yang bagus, tetapi ada beberapa faktor yang mungkin menjadi sisi minus buat sebagian orang. Berikut penjelasan singkatnya.
1. Kedipan dan Rata Warna Layar
Teknologi refresh rate tinggi tak menjadi masalah ketika diimplementasikan pada layar dengan jenis panel IPS LCD. Buktinya, POCO X3 GT mampu memberi tampilan yang mulus berdasarkan pengalaman para penguji. Hanya saja, ada dua catatan yang mungkin terjadi karena penggunaan panel ini.
Pertama, unit HP yang dites Mike Lowe mengalami kedipan layar (flickering) yang tidak perlu. Meski begitu, kedipan ini hanya terjadi kadang-kadang, tidak sepanjang pemakaian.
Masalah kedua ditemukan oleh Chris G. yang merasa ada keanehan saat layar si HP dilihat dari sudut berbeda. Keanehan itu adalah adanya bagian yang sedikit gelap di sekitar lensa kamera depan dan di dekat bingkai layar.
Bagian yang sedikit gelap ini terlihat saat layar si HP menampilkan warna putih. Fenomena ini memang bukan hal yang mengganggu. Namun, jika Anda jeli, bagian yang sedikit gelap ini bakal terlihat.
Ada dua kemungkinan yang membuat fenomena ini bisa terjadi. Pertama, karena pendar cahaya backlit (lampu latar) yang dipakai si panel layar tidak rata. Kedua, karena lapisan filter yang kurang bagus dalam melakukan polarisasi.
2. Software
Mike Lowe merasakan beberapa hal yang mengganjal mengenai antarmuka MIUI 12.5 berbasis Android 11 yang dipasang pada POCO X3 GT. Pertama adalah dia harus mengecek pengaturan satu per satu aplikasi secara manual, untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut bisa berjalan normal di latar belakang.
Jika hal ini tidak dia lakukan, beberapa aplikasi yang tidak masuk prioritas sistem bisa jadi akan mengalami keterlambatan penerimaan notifikasi. Lanjut, pengganjal kedua adalah adanya dua toko aplikasi resmi di HP ini, yaitu Mi Store dan Google Play Store.
Nah, menurut Mike Lowe hal ini kurang praktis karena beberapa aplikasi sistem bawaan HP (yang tidak bisa dihapus) harus di-update melalui Mi Store. Hal pengganjal ketiga bagi Mike Lowe adalah mengenai navigasi dari HP ini yang menurutnya tidak terlihat seperti HP Android pada umumnya.
Navigasi yang dia maksud yakni adanya dua cara mengusap sisi atas layar untuk fungsi yang berbeda. Mengusap bagian kiri sisi atas layar akan membuka seluruh notifikasi, sedangkan usapan bagian kanan sisi atas layar bakal menampilkan shortcut perkakas ala iOS seperti pengaturan brightness dan mode pesawat.
3. Slot MicroSD dan Jack Audio Absen
POCO X3 GT sudah mengarah pada tren HP-HP flagship yang menghilangkan slot microSD dan jack audio 3,5 mm. Hilangnya slot microSD membuat Anda yang doyan merekam video atau foto-foto harus mengambil varian memori tertinggi.
Sementara itu, ketiadaan jack audio 3,5 mm memaksa Anda harus memakai TWS. Earphone berkabel bisa juga digunakan, tetapi harus disambungkan ke konverter USB C yang disediakan dalam paket penjualan.
4. Kamera Depan
Kamera depan 16 MP POCO X3 GT menghasilkan gambar yang oke saja menurut Chris Barraclough. Detail yang dihasilkan kurang baik di situasi indoor. Jepretan di luar ruangan pun kurang bagus menurut Barraclough karena eksposurnya tidak akurat.
Chris G. juga sepakat akan hal itu karena juga menyebut foto jepretan kamera depan si HP overexposing. Selain itu, Chris G. mewanti-wanti agar pengguna berhati-hati ketika merekam video dengan kamera depan POCO X3 GT.
Pasalnya, video yang dihasilkan rawan kena guncangan akibat tidak adanya penstabil elektronik (EIS). Seluruh masalah mengenai kamera depan ini bisa diselesaikan dengan update software.
Simpulan
POCO tidak pernah mengingkari tradisi dengan mengeluarkan produk yang punya performa bagus untuk kelas harganya. Hal itu kembali ditunjukkan oleh POCO X3 GT, sebuah HP dengan kemampuan andal untuk berbagai aktivitas.
Sebagian orang mungkin akan cocok dengan HP ini, terutama buat mereka yang tidak neko-neko soal desain dan suka main gim berat. Profesional yang membutuhkan konektivitas lengkap juga layak mengandalkan smartphone POCO ini.
Salah satu hal krusial dari POCO X3 GT hanyalah memotret dalam kondisi gelap. Hal itu wajar karena HP ini memang tidak punya OIS. Walau begitu, hasil fotonya tetap bisa diandalkan saat siang hari.
Di Malaysia, HP ini dijual dengan SRP (harga ritel) 1299 ringgit untuk varian 8/128 GB dan 1599 ringgit buat varian 8/256 GB. Masing masing sekitar Rp4,4 juta dan Rp5,4 juta. Apakah dengan kisaran harga tersebut HP ini menarik dibeli?
Tuliskan pendapat Anda di kolom komentar. Anda juga bisa membaca terlebih dahulu artikel Kelebihan dan Kekurangan POCO F3 sebagai pembanding, karena POCO F3 punya rentang harga yang mirip.